Anda di halaman 1dari 10

Memahami Konsep Asuransi Syariah

Diajukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah lembaga keuangan bank dan non bank
Dosen pengampuh : Mail Hillian Batin, S.E.I., M.E.

Disusun oleh:
Patimah 2130604122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Lembaga keuangan bank dan nonbank
Ini makalah hasil ringkasan materi dan ditambah dari berbagai sumber buku dan media,
yang tentunya dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu
saya mohon kepada dosen pembimbing juga kepada teman teman untuk memberikan
kritik,saran,dan perbaikan untuk menambah ilmu dan wawasan dalam penyempurnaan
makalah ini dan makalah yang akan datang.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen Bapak Mail Hillian Batin, S.E.I., M.E.
yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas makalah ini mudah mudahan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan bagi pembaca dan menjadi ilmu.
DAFTAR ISI

Judul
Kata pengantar..............................................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN
1. Latar belakang.................................................................................................
2. Rumusan masalah...........................................................................................
3. Tujuan..........................................................................................................
Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi Syariah..........................................................................
B. Konsep Dasar Asuransi Syariah......................................................................
C. Manfaat Asuransi Syariah..............................................................................
D. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional...........................
Bab III PENUTUP
1 Kesimpulan.............................................................................................................
2 Saran.....................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuransi Syariah adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dansaling tolong-
menolong di antara para pemegang polis (peserta), yangdilakukan melalui
pengumpulan dan pengelolaan dana tabarru yangmemberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melaluiakad (perikatan) yang sesuai dengan prinsip
syariah.1Perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional tidakterlalu
terlihat akan tetapi pada dasarnya perbedaan tersebut akan etap ada diantara keduanya,
yakni terletak pada akad transaksinya. Dalam asuransisyariah, peserta akan mengikatkan
diri dalam suatu komunitas dan mereka akan saling menanggung apabila terdampak musibah.
Sedangkan, asuransikonvensioanl nasabah membeli perlindungan dari perusahaan asuransi
untukmendapat perlindungan apabila musibah terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Asuransi Syariah?
2. Bagaimana konsep dasar Asuransi Syariah?
3. Bagaimana manfaat Asuransi Syariah?
4. Bagaimana perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional?

C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan pengertian Asuransi Syariah
2. Menjelaskan konsep dasar Asuransi Syariah
3. Menjelaskan manfaat Asuransi Syariah
4. Menjelaskan erbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensioanl
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuransi Syariah Dalam Perspektif hukum islam


Asuransi berasal dari kata assurantie dalam bahasa Belanda, atau assurance dalam
bahasa prancis, atau assurance/insurance dalam bahasa inggris. Assurance berarti
menanggung sesuatu yang pastii terjadi, sedang insurance berarti menanggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi.
Menurut sebagian ahli asuransi berasal dari bahasa Yunani, yaitu assecurare yang
berarti menyakinkan orang, di dalam bahasa Arab asuransi dikenal dengan istilah: at Takaful
atau at Tadhamun yang berarti : saling menanggung. Asuransi ini disebut juga dengan istilah
at-Ta’min berasal dari kata amina, yang berarti aman, tentram, dan tenang lawaannya adalah
al-khouf ,yang berarti "takut” dan khawatir.
Adapun asuransi menurut terminologi sebagaimana yang disebutkan dalam
Undang/Undang No. 2 tahun 1992 . Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diripada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita teratanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembyaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

B. KONSEP DASAR AKUNTANSI SYARIAH


Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang
pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dunia barat yang lahir
bersamaan dengan adanya semangat pencerahan. Dasar yang menjadi semangat operasional
asuransi modern adalah berorientasikan pada sistem kapitalis yang intinya hanya berorientasi
pada pengumpulan modal untuk keperluan pribadi atau golongan tertentu.Lain halnya dengan
asuransi syariah, asuransi dalam liratur keislaman lebih banyak bernuansa sosial daripada
bernuansa ekonomi atau profit oriented (keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek
tolong menolong yang menjadi prinsip dasar asuransi syariah.
a. Akad Dalam Asuransi Syari’ah
Prinsip-prinsip perjanjian islam sebagai suatu perjanjianyang bebas dari unsur gharar,
maisyir, dan riba dapat diimplementasikan dalam kegiatan usaha suatu perusahaan
asuransi.Adapun ketentuan mengenai akad dalam asuransi adalah sebagai berikut: Akad
Dalam Asuransi Syari’ah) Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas
akad tijarah dan akad tabarru .‟
b. Akad tijarah
Yang dimaksud dalam ayat adalah mudharabah. Sedangkan akad tabarru adalah hibah.
Dalam akad sekurang kurangnya haus disebutkan:‟
a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan
b) Cara dan waktu pembayaran premi
c) Jenis akad tijarah dan akad tabarru serta syarat-syarat yang‟
disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diadakan.

c. Premi Dalam Asuransi Syariah Premi


Merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan pihak tertanggung kepada
penanggung untuk mengganti suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan akibat timbulnya perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada
penanggung (transfer of risk).
1) Pembayaran premi bidasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad
tabarru ‟
2) Untuk menentukan bentuknya premi perusahaan asuransi syariah
dapat menggunakan rujukan berupa ilustrasi.

d. Prinsip asuransi syariah


Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam asuransi syari’ah adalah
sebagai berikut:
a. Tauhid
Prinsip tauuhid adalah dasar utama dari setiap bangunan yang ada dalam syariah Islam.
Artinya bahwa dalam setiap gerak langkah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-
nilai ketuhanan. Tauhid sendiri dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan
b. Keadilan.
Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan antara
pihak-pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai
upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban di antara nasabah (anggota) dan perusahaan
asuransi.
c. Tolong-menolong (Ta awun) prinsip dasar yang lain dalam‟melaksanakan kegiatan
berasuransi harus didasari dengan semangat tolong-menolong (ta awun) antara anggota
(nasabah)
Praktik tolong-menolong dalam asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-
Chromosom) bisnis asuransi. Tanpa adanya unsur ini atau hanya semata-mata untuk mengejar
keuntungan bisnis berarti perusahaan asuransi itu sudah kehilangan karakter utamanya, dan
seharusnya sudah wajib terkena pinalti untuk dibekukan operasionalnya sebagai perusahaan
asuransi.
d. Kerjasama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad yang dijadikan
acuan antara kedua pihak yang terlibat, yaitu antara anggota (nasabah) dan perusahaan
asuransi. Dalam operasionalnya, akad yang dipakai dalam bisnis asuransi dapat menggunakan
konsep mudhârabah atau musyarakah. Konsep mudhârabah dan musyarakah adalah dua buah
konsep dasar dalam kajian ekonomika Islami dan mempunyai nilai historis dalam
perkembangan keilmuan.
e. Amanah. Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai-
nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban) perusahaan melalui penyajian laporan keuangan
tiap periode.
f. Kerelaan, Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota
asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana (premi) yang
disetorkan ke perusahaan asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial.
g. Tidak mengandung gharar (Ketidakpastian)
Rasulullah SAW. Bersabda tentang gharar dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
sebagai berikut: Artinya: “Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang jual-
beli hashas dan jual beli gharar”. (HR. Bukhori-Muslim)

C. MANFAAT ASURANSI SYARIAH


a. Asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi para peserta asuransi antara lain,
sebagai berikut:Rasa aman dan perlindungan. Peserta asuransiberhak memperoleh klaim
(hak peserta asuransi) yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad. Klaim tersebut akan menghindarkan peserta asuransi dari
kerugian yang mungkin timbul
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar kemungkinan
terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian yangmungkin ditimbulkannya
makin besar pula premi pertanggungannya. Untuk menentukan besarnya premi
perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan rujukan misalnya tabel mortalita untuk
asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk
asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba dalam
penghitungannya.
c. Berfungsi sebagai tabungan. Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan hak
peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya secara
syariah. Jika pada masa kontrak peseta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan
dana yang dimasukkan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yangg telah
diniatkan untuk dana terbaru.
d. Alat penyebaran resiko. Dalam asuransi syariah resiko dibagi bersama para peserta
sebagai bentuk saling tolong-menolong dan membantu di antara mereka.Membantu
meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan melakukan investasi
sesuai dengan syariah atas suatu bidang usaha tertentu.
e. Memberikan tingkat kepastian. Ini merupakan manfaat utama dari asuransi karena pada
dasarnya tertanggung (nasabah) berusaha untuk menguragi konsekuensi yang tidak pasti
dari suatu keadaan yang merugikan baginya, yang sudah diprediksikan sebelumnya
sehingga biaya dari kerugian tersebut menjadi pasti atau relative lebih pasti. Intinya,
dapat memberikan kepastian dalam melakukan perencanaan untuk resiko yang belum
pasti.Demikianlah di antara beberapa manfaat asuransi, dengan beberapa manfaat inilah
sehingga orang atau sekelompok orang atau perusahaan ikut dalam suatu program
asuransi, agar mereka memperoleh pengganti dari kerugian yang diderita pada suatu
peristiwa yang mungkin akan terjadi.

D. PERBEDAAN ASURANSI SYARIAH DENGAN ASURANSI


KONVENSIONAL
a. Perbedaan Sumber Hukum
1) Asuransi Syariah
Sumber hukum asuransi syariah adalah Al-Quran, sunnah, ijmak, fatwa sahabat,
maslahah mursalah, qiyas, istihsan, urf, dan fatwa DSN MUI. Asuransi Syariah memang
belum di atur dalam Al-Quran tetapi ada perintah untuk mempersiapkan masa depan.
2) Asuransi konvensional
Asuransi konvensional mempunyai sumber hukum yang didasari oleh pemikiran
manusia, falsafah, dan kebudayaan. Sementara Modus operasionalnya didasarkan atas hukum
positif.
b.Perbedaan Mengenai Dewan Pengawas
1) Asuransi syariah mempunyai Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan asuransi syariah. DPS mengawasi jalannya operasional
sehari-hari agar berjalan sesuai dengan prinsip syariah.
2) Asuransi konvensionalAsuransi konvensional tidak mempunyai dewan pengawas
dalam melaksanakan perencanaan, proses dan praktiknya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuransi Syariah adalah sebuah usaha untuk saling melindungi dan saling tolong-
menolong di antara para pemegang polis (peserta). Adapun perkembangan asuransi syariah di
Indonesia baru ada pada paruh akhir tahun 1994, yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful
Indonesia pada tanggal 25Agustus 1994, dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful
Keluarga melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.Asuransi sebagai salah satu
Lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pertanggungan, Prinsip-prinsip perjanjian
islam sebagai suatu perjanjian yang bebas dari unsur gharar, maisyir, dan riba dapat
diimplementasikan dalam kegiatan usaha suatu perusahaan asuransi.

B. SARA N
Penulis sangat menyadari kekurangan dari makalah ini yang jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai ajang
perbaikan untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

Ajib, Muhammad. 2019. Asuransi Syariah. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing


Wakalahmu, 2021. “Sejarah Asuransi Syariah di Indonesia dan Dunia
” https://wakalahmu.com/artikel/literasi-asuransi-syariah/sejarah-asuransi-syariah-di-
indonesia-dan-dunia, diakses pada 20 Juli 2023 pukul21.17

Anda mungkin juga menyukai