Anda di halaman 1dari 18

ASURANSI

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bank dan Lembaga Keuangan
yang diampu oleh Asep Wahyu, SH, M.H

Di susun Oleh:
Kelompok 5
1. Dede Fahmi R
2. Dima Rianda
3. Kurnia Dewi
4. Tia.
5. Vina Oktaviana

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SUTAATMADJA


2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas seputar asuransi.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bank dan lembaga
keuangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Makalah ini dibuat
dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun. Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. 

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………3

BAB I…………………………………………………………………………………………..4
Pendahuluan…………………………………………………………………………………..4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………. 5

BAB II………………………………………………………………………………………… 6
Pembahasan…………………………………………………………………………………...6
2.1 Pengertian Asuransi…………………………………………………………………...6
2.2 Fungsi dan Tujuan Asuransi………………………………………………………….6

BAB III……………………………………………………………………………………….. 17
Penutup……………………………………………………………………………………….. 17
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan


yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan
kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional, para
pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat
kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi
permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi dengan
keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di indonesia, maka
akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan
semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin
meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di indonesia
semakin dan akan terus meningkat.

4
1.2      Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian dari asuransi?


2.   Apa saja fungsi dan tujuan asuransi?
3.   Apa saja prinsip dalam asuransi?
4. Apa jenis-jenis asuransi?
5. Apa Jenis-jenis Asuransi di Indonesia?
6. Bagaimana perhitungan uang pertanggungan Asuransi jiwa?
7 .   Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?
8.   Apa pengertian dari asuransi syariah?
9.   Perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?

1.3      Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan manfaatnya.
Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan asuransi yang berlaku di
Indonesia. Sama hal-nya seperti bank, asuransi juga memiliki asuransi syariah. Dalam makalah
ini akan dijelaskan pengertian asuransi syariah dan perbedaanya dengan asuransi konvensional.
 

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi


Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis
dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga
yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan
pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut.
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian
dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).
Menurut Ketentuan Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari 1992 tentang
Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian
dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan
karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi
seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi – retrosesi. Penjaminan
(underwriting) adalah Proses penaksiran/penilaian dan penggolongan derajad risiko yang terkait
pada calon tertanggung, serta pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak risiko
tersebut.
Aktuaria (actuarial) adalah Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang menerapkan
prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/ memperhitungkan daftar
harga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari segi keuangan.
Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap pemegang polis
sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan konsumen (pemegang
polis) akibat terjadi peristiwa yang di asuransikan atau yang jatuh tempo.
Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu penutupan
asuransi. Retrosesi adalah Pelimpahan risiko dari perusahaan reasuransi kepada perusahaan
reasuransi lain.

2.2 Fungsi dan Tujuan Asuransi


Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki
berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut:
1
a b "Insurance - definition of insurance by The Free Dictionary". thefreedictionary.com. Diakses tanggal 15 Februari
2016.hal.4

6
2
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Cetakan IV. Citra Umbara, Bandung. 2010.hal.6

2.2.1  Fungsi Utama (Primer)

a.       Pengalihan Resiko


Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of loss)
dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung     (a risk
transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi
yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat
pembayaran premi.

b.      Penghimpun Dana


Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada
mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber-
asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga
dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang
mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.

c.       Premi Seimbang


Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing
– masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya
kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai
Pertanggungan.

2.2.2       Tujuan Asuransi


Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
·          Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
·          Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan 
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
·          Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu 
dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu
dan tidak pasti
·          Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
·          Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.

2.3    Prinsip Dasar Asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.

Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda dikatakan memiliki

7
kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda menderita kerugian keuangan
seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau
kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa
Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak
menerima ganti rugi.
Utmost Good Faith
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya si
penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat
dan kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan
benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti mengenai
segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun
menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan
kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif oleh
sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami
musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah
musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata
rantai peristiwa yang tidak terputus.
Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum
terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi:
"Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".

Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan
asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan maka secara otomatis
berlaku prinsip kontribusi.
2.4 Jenis- Jenis Asuransi
Pada saat ini telah berkembang berbagai jenis asuransi di masyarakat, dalam manajemen
risiko, asuransi memungkinkan berbagi dan mentransfer resiko, inilah cara terbaik untuk

8
mengganti kerugian. Kebanyakan orang, tidak mengerti perbedaan mendasar pada jenis asuransi,
padahal untuk menentukan program asuransi yang paling cocok dengan kebutuhan, kita harus
mengenal jenis-jenis asuransi tersebut.
Asuransi  di bagi menjadi dua jenis utama
1. Asuransi Tradisional
2. Asuransi Non-Tradisional (modern)

Di dalam Asuransi  Tradisional, terbagi beberapa jenis asuransi, biasanya asuransi ini sudah lama
banyak dimanfaatkan oleh konsumen.

2.4.1 Asuransi  Tradisional terdiri dari:


a. Penjelasan TERM
- Anda pernah tahu tentang Asuransi Mobil atau Motor? Atau mungkin asuransi kesehatan? Nah
biasanya asuransi jenis term ini banyak dibeli oleh orang, karena pembayaran preminya murah
dan mendapatkan manfaat yang besar. Dengan kata lain, bayar sedikit, dapatnya banyak, tapi
kalau tahun itu tidak digunakan asuransinya dan tidak terjadi klaim, maka uang yang kita
setorkan akan hangus. Dari fakta itu, kita bisa lihat, tidak adanya unsur tabungan dalam asuransi
jenis ini, jadi istilahnya kita membeli jaminan keamanan kita dalam waktu 1 tahun atau jangka
tertentu. Sama dengan kita bayar asuransi perjalanan, waktu mau naik pesawat ditagih sejumlah
uang, setelah turun pesawat dengan selamat, kontraknya selesai. Karena tidak ditentukan masa
pembayaran preminya, maka setiap tahun, preminya akan bertambah sesuai dengan
bertambahnya usia tertanggung.
b. Penjelasan Wholelife
- Wholelife, berarti seumur hidup. Jenis Asuransi ini melindungi tertanggung hingga akhir usia,
biasanya ditanggung sampai umur 99 tahun. Dan hebatnya! masa pembayaran premi ditentukan
dari awal, tidak mungkin ada perpanjangan dalam masa pembayaran premi. Kalau dipilih 5
tahun, ya lima tahun bayarnya, kemudian seumur hidup tidak akan ditagih lagi, kapan pun kita
meninggal dunia, kita tetap bisa klaim Uang Pertanggungan yang telah kita rencanakan. Karena
sistemnya menabung, maka mulai tahun kedua polis ada nilai tunai yang terbentuk, di tahun
tertentu nilai tabungan bisa diambil sampai dengan 80%. Keren ga? Disamping proteksi tetap
jalan terus, tabungan juga ada, tapi nilai tunai tidak banyak dibandingkan nilai PROTEKSI.
c. Penjelasan Endowment
- Endowment, ini adalah asuransi jiwa dengan nilai tabungan yang lebih besar. Pada tahun-tahun
tertentu nilai tabungan bisa ditarik sesuai dengan program. Biasanya jenis asuransi ini dikenal
dengan asuransi pendidikan atau asuransi dana pensiun. Asuransi pendidikan ditentukan kapan
uangnya bisa diambil untuk biaya sekolah anak tersayang. Sistem Endowment ini, tabungan yang
berbonus asuransi jiwa, jika terjadi sesuatu pada saat menabung, maka kita mendapatkan Uang
Pertanggungan sebagai santunan kematian, tetapi pada saat terjadi kewajiban membayar klaim,
perusahaan Asuransi tetap membayar klaim tersebut sampai selesai kontraknya. Biasanya premi
yang ditawarkan jauh lebih besar daripada jenis TERM dan Wholelife.
Contoh: Budi 32 tahun mengambil asuransi pendidikan buat anaknya Desi, 2 tahun. Pada saat
membayar premi, pada usia 36 tahun Budi Meninggal dunia. Pada saat itu istri pak Budi
mendapatkan santunan kematian sejumlah UP yang ditentukan, dan bebas membayar premi. Di
usia Desi yang 7 tahun, Desi tetap mendapatkan klaim pendidikan yang dijadwalkan, dan pada
saat usia 13 tahun, usia 16 tahun, usia 19 tahun, dst.

9
3
http://kamimanulife.blogspot.co.id/2016/09/jenis-asuransi-asuransi-tradisional-vs.html,hal.9

2.4.2 Asuransi Non-Tradisional

Asuransi Non Tradisional atau biasa disebut asuransi modern, adalah Asuransi dengan jenis
UNIT-LINK. Dimana Asuransi Unit Link ini sangatlah populer pada saat ini, kenapa? karena
Unit-Link adalah jenis asuransi yang menggabungkan antara Asuransi Jiwa dan Investasi.
Asuransi jiwa yang dikawinkan dengan investasi, adalah jenis TERM. Ingat! kalau TERM itu
adalah asuransi yang berjangka pendek, dan biaya asuransinya bisa naik seiring dengan
bertambahnya umur.

UNIT LINK = TERM + Investasi

Kebanyakan orang mengambil Unit Link karena ingin menabung dengan hasilnya berkali lipat,
dibandingkan harus menabung di bank, dengan bunga tidak seberapa. Dengan berinvestasi atau
REKSADANA, maka uang yang kita investasikan akan bertambah dengan subur. Tetapi yang
harus diingat, semakin besar keuntungan, maka semakin besar resiko.

Investasi bisa meningkat dan bisa menurun, sesuai dengan perkembangan ekonomi bangsa pada
saat itu. Pada saat terjadi krisis, maka dapat dipastikan nilai investasi yang kita miliki turun
drastis, dan akibatnya nilai tabungan kita akan menipis,berarti harus menanggung rugi juga.

Sudah pasti, di dalam asuransi jenis Unit Link, tidak mempunyai nilai tunai yang dijamin,
bahkan perusahaan yang mengeluarkan polis asuransi tersebut, tidak bisa menjanjikan nilai tunai
yang didapatkan pada tahun X. Lain halnya asuransi tradisional, di dalam polisnya jelas-jelas
tercantum nilai tunai yang dijamin dan didapatkan pada tahun X.

Dikarenakan tidak adanya nilai tunai yang dijamin, kemungkinan pada tahun ke 11 atau lebih,
tertanggung harus membayar preminya kembali, walaupun dijanjikan hanya bayar 10 tahun,
pada kenyataannya dalam polis tidak tercantum masa pembayaran premi, sehingga premi bisa
DITAGIH KEMBALI kapan pun.

Unit Link, menanggung biaya Asuransi jiwa yang jenis TERM, maka tiap tahun biaya tersebut
akan naik seiring bertambahnya usia, dan nilai tunai yang terbentuk akan dipotong biaya asuransi
dan biaya administrasi lainnya.
2.5 Jenis-Jenis Asuransi Indonesia

Sesuai Tujuanya Asuransi adalah perlindungan terhadap resiko atau dalam kata lain mengalihkan
resiko, makanya segala apa yang mengandung resiko dan segala kegiatan, dan apapun yang
mengandung resiko bisa kena asuransi dan dapat di asuransikan dengan catatan ada perusahaan
yang jual Asuransi Tersebut.

Di Indonesia sendiri banyak sekali Perusahaan asuransi baik asing dan nasional yang
memberikan berbagai jenis layanan asuransi kepada masyarakat Indonesia. Mengingat Indonesia
sebagai negara kepulauan yang jumlah penduduknya lebih dari 200 juta jiwa merupakan pangsa
pasar yang potensial dan menggiurkan bagi semua perusahaan asuransi baik lokal maupun manca
negara.Disamping rasio penduduk yang berasuransi dan belum masih sangat tinggi sekali hal

10
itulah yang membuat indonesia adalah pangsa yang luar biasa.dan jenis-jenis asuransi itu
diantaranya adalah sebagai berikut

a. Asuransi Kesehatan
Ini adalah jenis asuransi yang paling banyak ditemui. Anda mungkin secara tidak sadar sudah
memiliki asuransi jenis ini. Asuransi ini bisa dibeli secara langsung melalui agen asuransi,
maupun diberikan sebagai bagian fasilitas kesehatan ditempat kerja.

Asuransi ini berfungsi untuk menanggung biaya pengobatan ketika kita sakit, maupun
menanggung biaya rawat inap rumah sakitnya.

b. Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa mungkin tidak terlalu populer di masyarakat Indonesia. Sebagian orang
mengatakan kalau umur itu kan di tangan Tuhan?

Sebenarnya fungsi asuransi jiwa bukan untuk menghindari kematian, tapi sebagai pelindung
resiko buat keluarga yang ditinggalkan. Semoga saja dengan uang pertanggungan asuransi,
keluarga yang ditinggalkan tidak perlu menanggung beban yang lebih berat lagi setelah orang
yang dicintai pergi.

Ada dua jenis asuransi jiwa

a. Asuransi Jiwa Term Life

Ini adalah jenis asuransi jiwa yang memiliki jangka waktu tertentu, misal 1, 5 atau 10 tahun.
Ciri-ciri asuransi term life biasanya uang setoran premi akan hangus di akhir periode. Kayaknya
sayang kalo hangus? Tapi jangan lupa, nilai uang pertanggungan untuk term life jauh lebih besar.

b. Asuransi Jiwa Whole Life

Kalau yang ini, merupakan jenis asuransi yang memiliki masa perlindungan seumur hidup.
Preminya pun biasanya lebih mahal daripada term life. Asuransi jenis ini biasanya memiliki nilai
tunai yang akan dibayarkan kepada kita jika sang tertanggung tidak meninggal selama masa
kontrak. Namun sayangnya nilai uang pertanggungan asuransinya lebih kecil.

c. Asuransi Pendidikan
Merupakan jenis asuransi yang melindungi pendidikan putera-puteri anda. Biasanya asuransi ini
bisa digabungkan dengan asuransi jiwa.

Jenis Asuransi Lainnya antara lain :


1. Asuransi Pensiun
2. Asuransi Rumah
3. Asuransi Mobil
4. Unit Link
5. Asuransi Syariah
4
https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-asuransi-di-indonesia-apa-saja.hal.11

11
         Penjelasan Menurut sumber lain :
Asuransi bukanlah hal yang aneh dalam masyarakat kita dan memang merupakan suatu hal yang
banyak berkaitan dengan segala kegiatan sehari-hari bahkan tanpa kita sadari, contohnya ketika
kita berpergian menggunakan bus antar kota yang biasanya dalam tiket yang kita beli sudah
termasuk asuransi.

Memang asuransi sendiri pada perkembangannya mengalami banyak perubahan dan semakin
banyak jenisnya, dari mulai hal yang wajar samai hal-hal yang tidak lumrah pun ternyata bisa
kita asuransikan. Sekedar untuk menyegarkan ingatan dan mengenal jenis-jenis asuransi yang
paling banyak digunakan maka tidak ada salahnya jika meluangkan waktu untuk membaca
ulasan mengenainya berikut ini.

a. Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan mengingat jaman
sekarang ini biaya untuk berobat dan rumah sakit sangatlah mahal, oleh karena itu jenis asuransi
ini sangat saya anjurkan terutama untuk selluruh keluarga atau yang mempunyai pekerjaan yang
beresiko tinggi, karena jika suatu saat kita membutuhkan pelayanan medis maka asuransi ini
dapat memperingan beban biaya.

b. Asuransi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini walaupun dalam
kenyataannya pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika kamu merasa pendapatan dimasa yang
akan datang tidak akan mencukupi biaya pendidikan anak-anak kamu maka sebaiknya segera
memikirkan untuk mengikuti asuransi jenis ini.

c. Asuransi Properti dan Kendaraan


Saya rasa kedua jenis asuransi ini adalah asuransi untuk kalangan menengah keatas dan kurang
begitu populer karena memang di Indonesia sendiri masyarakatnya masih didominasi oleh
kalangan menengah kebawah, jadi pada dasarnya asuransi seperti ini menjamin properti seperti
rumah atau kendaraan yang kita miliki baik dari kerusakan maupun kehilangan.

d. Asuransi Jiwa
Wah tampaknya kalau yang satu ini mungkin adalah jenis asuransi yang memang sudah lama
kita kenal dan merupakan asuransi yang paling lumrah dan banyak digunakan, asuransi ini
sendiri menjamin kita dan keluarga secara finansial dari kemungkinan terburuk seperti kematian
dan kecelakaan.

Jenis asuransi di atas tadi bisa menjadi referensi yang berguna jika kamu memang berencana
mengikuti salahsatunya maka kamu harus segera mencari informasi yang lengkap, dan saya
ingatkan untuk lebih hati-hati dan cermat dalam memilih asuransi yang benar-benar cocok dan
kamu butuhkan. 

12
5
http://www.car.co.id/id/ruang-publik/tips-trik/careinsurance/jenis-jenis-asuransi,hal.12

Secara garis besar, asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:

a. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan
(pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).

b. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan
atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi
tidak pasti kapan terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan
terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi
tidak mustahil terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas
dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan risiko kepada orang-
orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program asuransi jiwa seperti : asuransi
untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan, kesehatan.

c. Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan
UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan
tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.

2.6 contoh perhitungan asuransi


1. Cara Hitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Dalam setiap proposal penawaran asuransi jiwa pasti kita akan di sodorkan ilustrasi
mengenai besarnya uang pertanggungan (UP),  Nah sebenarnya kriteria seperti apa yang sudah
dikategorikan layak memiliki nilai uang pertanggungan dan bagaimana cara mengoptimalkan
uang pertanggungan tersebut :
Kriterianya sbb:
1. Nilai ekonomis yakni suatu nilai dimana hasil pendapatan setahun kita rata-ratakan dalam
setiap bulannya, atau bagi seorang pegawai adalah besarnya gaji bersih yang dibawa pulang
kerumah. Untuk kepentingan UP fokus kita hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau
tidaknya gaji tersebut.
2. Adanya individu selain kita sendiri yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut,
misal istri, suami, anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.
3. Sangkutan dana pihak lain di dalam aktifitas bisnis, misal pinjaman personal diluar utang
Bank atau lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa. Jadi ketika kita
berencana melakukan pinjaman kredit dari Bank atau lembaga pembiayaan maka kita wajib
menanyakan apakah sudah ada asuransi jiwanya?
Jadi sangatlah tidak layak jika kita membeli Asuransi Jiwa dengan kondisi:
1. Tidak adanya nilai ekonomis;
2. Tidak adanya orang lain yang bergantung kepada kita;
3. Tidak adanya sangkutan pinjaman utang,
Lalu bagaimana cara menghitung UP yang optimal, berikut adalah penjelasan metoda yang
paling sering dipakai:

13
1. Metoda Human Life Value, metoda ini perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-rata
pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan serta dikali dengan ekspektasi lamanya dana
tersebut menopang hidup hingga ahli waris mampu untuk mendapatkan income sendiri. Metoda
ini tidak perlu mempertimbangkan faktor pertumbuhan dana jika UP tersebut disimpan dalam
Bank atau lembaga investasi lain.
Contoh:
Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu rumah
tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal maka besarnya UP
adalah sebagai berikut:
Human Life Value: Rp 5 juta*12*5 =Rp 300 juta, ini berarti jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap
bulannya akan bertahan selama 5 tahun untuk biaya hidup jika sang ayang meninggal dunia
(tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana).
2. Metoda Income Based Value, metoda ini perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-
rata pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan dibagi dengan faktor pertumbuhan dana
karena UP tersebut wajib disimpan dalam lembaga investasi selain bank.
Contoh:
Income Based Value: (Rp 5 juta*12)/6 persen = Rp 1 miliar. Penjelasan: mengapa dibagi dengan
6 persen? Karena jika UP diterima maka dana tersebut ditempatkan pada instrument investasi
pendapatan tetap seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), Reksa Dana Pendapatan Tetap, bukan
pada Deposito. Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi
uang sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1 miliar*(6
persen/12)=Rp 5 juta.

3. Metoda Financial Needs Based Value, metoda ini lebih spesifik untuk memproteksi kebutuhan
financial dimasa mendatang misalkan dana pendidikan. Dalam prakteknya untuk menghindari
pembayaran premi yang sangat besar maka metoda ini tidak bisa berdiri sendiri namun harus
dikombinasikan dengan investasi produk yang cocok untuk hal ini adalah asuransi unitlink
dimana pengembalian rata-ratanya diatas deposito. metode ini tidak memproteksi penghasilan
melainkan kebutuhan keuangan dimasa mendatang.
Contoh:
Financial Needs Based Value: Contoh metoda ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak
jika sang ayah meninggal. Misalkan biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta
maka 9 tahun lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12
persen setiap tahunnya. Jadi UP untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550 juta
atau kalau ingin lebih murah bisa dengan UP Rp 275 juta dan membeli produk asuransi Unitlink
yang sudah  instrumen investasi didalamnya .
Saat ini produk unitlink sudah memiliki rider tambahan untuk memproteksi dan menjamin
kelangsungan polis tetap berjalan,  dimana apabila pemegang polis atau sang ayah meninggal
dunia maka secara otomatis akan ada pembebasan premi berkala dan akan diberikan santunan
sebesar premi berkala sehingga otomatis biaya pendidikan anak sudah terjamin ketika sang ayah
meninggal dunia dan sang Ibu yang ditinggalkan tidak perlu pusing memikirkan untuk
melanjutkan membayar uang preminya.
Alternatif ini lebih bagus dibandingkan apabila kita memisahkan alokasi dengan membeli
reksadana tambahan untuk biaya pendidikan. Karena reksadana tidak akan berlanjut apabila
resiko itu terjadi.
2. Cara Menghitung Uang Pertangungan Asuransi Jiwa

14
Jangka Waktu maksimal untuk asuransi jiwa yang berlaku di Indonesia adalah selama 20
tahun.Jadi jika saat ini usia Anda 30 tahun dan dalam perencanaan keuangan tujuan keuangan
Anda membutuhkan perencanaan asuransi sampai dengan usia 60 tahun, maka Anda
membutuhkan jangka waktu selama 30 tahun.alternatif solusi perencanaannya adalah :

A. Membeli polis untuk jangka waktu 10 tahun di usia 30 dengan UP yang dibutuhkan (pada saat
usia 30 tahun),

dan membeli polis untuk jangka waktu 20 tahun di usia 40 dengan UP yang dibutuhkan (pada
saat usia 40 tahun)

B. Membeli polis untuk jangka waktu 20 tahun di usia 30 (dengan UP yang dibutuhkan pada saat
usia 30 tahun)

Dan melanjutkan membeli polis untuk jangka waktu 10 tahun di usia 50 tahun (dengan UP yang
dibutuhkan pada saat usia 50 Tahun)

C. Membeli polis untuk jangka waktu 20 tahun di usia 30 (dengan UP yang dibutuhkan pada saat
usia 30 tahun)

Dan melanjutkan membeli polis untuk jangka waktu 20 tahun di usia 40 tahun (dengan
kekurangan UP yang dibutuhkan pada saat usia 40 Tahun)

Untuk rekomendasi yang dapat saya berikan yang terbaik adalah rekomendasi poin C, karena
Anda sudah mempunyai polis di usia 30 tahun dengan jangka waktu 20 tahun.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan keuangan dengan perencanaan asuransi sampai dengan usia
60 tahun, pada usia 40 tahun Anda dapat membeli polis asuransi dengan jangka waktu 20 tahun.

Jadi pada saat Anda Membeli polis di usia 40 tahun pun preminya jauh lebih murah dibanding
dengan membeli di usia 50 tahun.

Dari pertanyaan diatas dapat diketahui (jika menggunakan HLV)


Usia saat ini : 25 tahun;
Jangka Waktu Asuransi jiwa yang dibutuhkan : 35 tahun sampai dengan usia 60 tahun;
UP yang dibutuhkan pada usia 25 tahun :
5 juta X 12 Bulan X 20 tahun = 1,2 Miliar

UP yang dibutuhkan pada saat usia 40 tahun :


15 juta X 12 Bulan X 20 tahun = 3,6 Miliar

UP yang dibutuhkan saat usia 45 tahun :


15 juta X 12 Bulan X 15 tahun = 2,7 Miliar

Strategi yang dapat dilakukan adalah :

15
A. Membeli Polis A untuk jangka waktu 20 tahun di usia 25 tahun dengan UP yang dibutuhkan
pada saat usia 25 tahun sebesar 1, 2 Miliar

B. Membeli Polis B jangka waktu 20 tahun pada saat usia 40 tahun dengan kekurangan UP yang
dibutuhkan 2,4 Miliar (3,6 Miliar – 1,2 Miliar)

C. Membeli polis C jangka waktu 15 tahun pada saat usia 45 tahun dengan kekurangan UP yang
dibutuhkan 300 juta (2,7 Miliar – 2,4 Miliar)

3. Rasio pembayaran biaya asuransi yang paling ideal untuk asuransi jiwa dan kesehatan yang
paling ideal adalah kurang dari 10% atau paling ekstrim maksimal 15% dari penghasilan bulanan
atau penghasilan tahunan.

4. Apa yang harus saya lakukan jika pada saat ini saya tidak dapat mendapatkan UP Asuransi
jiwa yang ideal?

Jika Anda tidak dapat membeli polis asuransi dengan UP yang ideal, Anda dapat membeli sesuai
dengan kemampuan Anda untuk Polis asuransi jiwa berjangka dengan batasan tidak lebih dari
10% penghasilan bulanan dan tahunan Anda. Seiring dengan berjalannya waktu Anda dapat
mereview kembali polis asuransi jiwa yang anda butuhkan di tahun-tahun berikutnya.

Biasanya di Indonesia untuk Uang Pertanggungan kurang dari atau sama dengan 1 Miliar untuk
usia 30 sampai dengan 40 tahun tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan.
Contoh : Jika Anda membutuh Polis dengan UP sebesar 3 Miliar dan usia Anda saat ini adalah 30
tahun maka Anda dapat membeli pada 3 perusahaan Asuransi yang berbeda dengan besaran UP
masing-masing 1 Miliar rupiah.
2.7 Polis Asuransi
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis
dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-
janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan
tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian polis asuransi adalah bukti
tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus
memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
a.       Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b.      Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
c.       Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d.      Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
e.       Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f.       Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
g.      Premi asuransi
h.      Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji khusus
yang diadakan antara para pihak.
6
https://kreditgogo.com/artikel/Asuransi-Kesehatan-dan-Jiwa/Inilah-Cara-Menghitung-Uang-Pertanggungan-Asuransi-
Jiwa.html,hal.16

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkn diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi
seperti kegiatan Underwriting – akutaria, klaim, dan reasuransi – retrosesi.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain
dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang
lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan
kegiatan usaha.

17
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.slideshare.net/deviazhar/9-perbedaan-asursyariah-dan-konvensional
 http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dsar-dasar-hukum-asuransi/
 http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-asuransi.html
 http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-asuransi/
 http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-tujuan.html
 http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-syariah.html
 http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-insurance.html
 http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx
 http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-bentuk-pengendalian.html
 https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=perhitungan+asuransi+di+indonesia
 "Insurance - definition of insurance by The Free Dictionary". thefreedictionary.com. Diakses tanggal 15
Februari 2016.
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Cetakan IV. Citra Umbara, Bandung. 2010
 Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian.
Lembaran Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai