Anda di halaman 1dari 26

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

NON BANK
ASURANSI

Disusun Oleh:

Dosen :

Dr. DODY ALFIAN, SE, MM

PROGRAM STUDY AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWADAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah asuransi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya. Dan saya sangat berterima kasih kepada Dosen Bank dan Lembaga
Non Bank yang telah memberikan tugas softskill untuk membuat makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi,
jenis-jenis asuransi di Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip
dasar asuransi. Saya menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas
pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
3. Tujuan ............................................................................................................2
4. Manfaat...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
1. Pengertian Asuransi .......................................................................................3
2. Manfaat Asuransi.............................................................................................4
3. Fungsi Asuransi................................................................................................6
4. Jenis Jenis suransi............................................................................................7
5. Prinsip Prinsip Asuransi...................................................................................7
6. Penggolongan Asuransi....................................................................................9
7. Istilah Istilah Dalam Asuransi........................................................................13
8. Pengertian Asuransi Syariah dan Perbedaannya Dengan
Asuransi Konvensional..................................................................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................21


1. Kesimpulan...................................................................................................21
2. Saran.............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila
risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti
rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung.
Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh
dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan
untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau
rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan
ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia. Perkembangan asuransi di
Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi
masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai
program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa saja manfaat asuransi?

3. Apa saja prinsip dalam asuransi?

4. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?

5. Bagaimana penggolongan asuransi?

6. Bagaimana pengaturan perasuransian di Indonesia?

7. Apa pengertian dari asuransi syariah?

1
8. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?

3. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pengertian dan manfaat asuransi.


2. Mengetahui prinsip-prinsip asuransi.

3. Mengetahui tentang istilah asuransi

4. Mengetahui tentang asuransi syariah beserta keuntungan/ kelebihannya.

5. Mengetahui perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah.

4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.
2. Pemahaman mengenai asuransi syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ASURANSI

Pengertian asuransi jika dilihat dari asal katanya, yakni dari Bahasa
Inggris insurance, maka pengertian asuransi adalah pertanggungan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian asuransi adalah pertanggungan atau
perjanjian antara dua pihak. Pihak pertama berkewajiban untuk membayar iuran,
sementara pihak kedua berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada
pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa diri atau barang milik
pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

Berdasarkan pengertian asuransi tersebut, terdapat banyak hal yang dapat


diasuransikan. Mulai dari benda dan jasa, kesehatan manusia, tanggung jawab
hukum, jiwa, serta kepentingan-kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak,
rugi, atau berkurang nilainya.

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 pun tidak


jauh berbeda. Menurut undang-undang ini, pengertian asuransi dijabarkan lebih
pada sisi pengertian asuransi sebagai sebuah bentuk badan usaha. Pengertian
asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke
tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

3
Menurut pengertian asuransi ini, pihak yang menyalurkan premi disebut
sebagai tertanggung, sementara pihak yang menerima premi disebut penanggung.
Menurut pengertian asuransi, premi adalah biaya yang dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung untuk resiko yang ditanggung. Perjanjian kedua pihak ini,
masih menurut pengertian asuransi, disebut kebijakan. Kebijakan dalam
pengertian asuransi dipahami sebagai sebuah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pun memiliki


pengertian asuransi tersendiri. Menurut pasal 246 KUHD, pengertian asuransi
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.

2. MANFAAT ASURANSI

Seseorang mengikuti asuransi tentunya karena ada manfaat yang akan


diterimanya. Sebenarnya asuransi menurut pengertian asuransi memiliki manfaat
yang sangat banyak, mulai dari manfaat secara general atau umum dan juga
manfaat yang lebih khusus. Secara umum, semua asuransi menurut pengertian
asuransi dapat memberikan manfaat yang tentunya dapat dirasakan oleh semua
nasabahnya. Secara khusus, asuransi menurut pengertian asuransi dapat
memberikan manfaat-manfaat yang hanya dapat dirasakan jika kita mengikuti
jenis asuransi tertentu. Misalnya seseorang yang memilih untuk mengikuti
asuransi kesehatan tentunya akan merasakan manfaat yang berbeda dengan orang
yang mengikuti asuransi kebakaran rumah.

Berikut ini adalah manfaat asuransi secara umum menurut pengertian asuransi
yang dapat diperoleh oleh orang yang mengikuti asuransi:
4
a) Memberikan Rasa Aman

Tidak dapat dipungkiri, jaminan yang diberikan oleh asuransi pasti memberikan
rasa aman bagi orang yang mengikutinya. Menurut pengertian asuransi, berbagai
resiko dalam kehidupan pastinya dapat memberikan perasaan khawatir pada
semua orang. Asuransi dapat mengurangi rasa kekhawatiran tersebut karena
resiko-resiko yang dapat terjadi tersebut dapat ditanggung secara finansial.
Menurut pengertian asuransi, perasaan aman tersebut dapat membuat kita merasa
lebih tenang dan lebih berkonsentrasi dalam beraktivitas dan mengembangkan
diri.

b) Memberi Kepastian

Hampir sama dengan manfaat sebelumnya, menurut pengertian asuransi, sebuah


asuransi dapat memberikan kepastian dari berbagai ketidakpastian yang terjadi
dalam hidup. Dengan manfaat ini, kita dapat memperkirakan berbagai resiko
yang mungkin terjadi dan mengkonversinya dalam nilai finansial. Sehingga jika
suatu hari terjadi pergolakan, segala kerugian yang kita alami dapat ditanggung
oleh asuransi.

c) Tempat Menabung dan Investasi

Saat ini asuransi tidak hanya berfungsi untuk mengganti kerugian, namun juga
bisa menjadi sebuah sarana untuk menabung dan berinvestasi. Menurut
pengertian asuransi, sejumlah dana yang diasuransikan memiliki nilai tunai yang
dapat diambil kembali pada jangka waktu tertentu. Jenis asuransi ini dikenal
dengan istilah whole life atau endowment. Sementara itu, dalam pengertian
asuransi ada pula asuransi yang digabungkan menjadi investasi, yakni asuransi
yang dinamakan unitlink.

5
3. FUNGSI ASURANSI

Lalu apa fungsi asuransi? Selain sebagai bentuk manajemen risiko, asuransi
memiliki beberapa fungsi penting lainnya. Adapun beberapa fungsi asuransi adalah
sebagai berikut:

a) Penghimpun Dana

Dalam hal ini, perusahaan asuransi berperan sebagai penghimpun dana dari
masyarakat. Dana yang dihimpun tersebut kemudian akan diinvestasikan ke berbagai
bidang usaha lainnya agar lebih produktif.

b) Membantu Pebisnis Fokus Pada Usaha

Setiap model bisnis pasti mengandung risiko di dalamnya. Bagi para pengusaha,
asuransi bisnisnya adalah sesuatu yang sangat penting Untuk membantu mengatasi
rasa cemas jika terjadi risiko yang tidak diinginkan.

Dengan adanya asuransi pada perusahaan, maka para pengusaha dapat lebih fokus
dalam operasional dan pengembangan bisnisnya.

c) Mengurangi Potensi Risiko

Setiap perusahaan asuransi selalu memberikan rekomendasi kepada nasabahnya


terkait risiko yang mungkin terjadi. Dengan begitu, maka seseorang dapat
meminimalisir atau bahkan mencegah potensi terjadinya risiko.

d) Membagi Risiko Kerugian

Dengan adanya asuransi, maka potensi kerugian dapat dibagi kepada pihak lain.
Dengan kata lain, pembayaran premi yang dilakukan nasabah adalah seimbang
dengan risiko yang dialihkan kepada perusahaan asuransi.

6
4. JENIS JENIS ASURANSI

Ada beberapa jenis asuransi yang digunakan untuk berbagai keperluan.


Adapun beberapa jenis asuransi adalah sebagai berikut:

a) Asuransi Kesehatan, yaitu jenis asuransi yang memberikan


pertanggungan untuk masalah kesehatan yang diakibatkan oleh
kecelakaan atau penyakit.
b) Asuransi Jiwa, yaitu jenis asuransi yang memberikan pertanggungan
atas kematian seorang nasabah yang memiliki nilai keuangan.

c) Asuransi Pendidikan, yaitu asuransi yang memberikan jaminan


pendidikan kepada pihak tertanggung.

d) Asuransi Bisnis, yaitu asuransi yang memberikan jaminan kepada


perusahaan apabila terjadi risiko yang menyebabkan kerugian, seperti
kehilangan, kerusakan, dan lain-lain.

e) Asuransi Kepemilikan Rumah dan Properti, yaitu asuransi yang


memberikan jaminan kepada pemilik rumah atau properti apabila terjadi
kerusakan pada properti.

f) Asuransi Kendaraan, yaitu asuransi yang memberikan pertanggungan


terhadap kendaraan jika terjadi risiko seperti kerusakan akibat
kecelakaan, kehilangan, dan lain-lain.

5. PRINSIP PRINSIP ASURANSI

Terdapat enam macam prinsip asuransi yang harus dipenuhi, yaitu


sebagai berikut (Danarti, 2011:18):

7
a) Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

b) Utmost Good Faith


Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan,
baik diminta maupun tidak. Artinya adalah si penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat
atau kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.

c) Proximate Cause
Suatu penyebab aktif dan efisien yang mengakibatkan rangkaian kejadian
yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan indeenden.

d) Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya ia menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian.

e) Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.

f) Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.

8
6. PENGGOLONGAN ASURANSI

a) Menurut Sifat Pelaksanaannya

1) Asuransi sukarela Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan


cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang
akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang
dipertanggungkan.

2) Asuransi wajib Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan


oleh pihak-pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

b) Menurut Jenis Usaha Perasuransian

Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha


perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :

1) Usaha Asuransi
 Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa
dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian
ini dapat dipilah sebagai berikut:

 Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko


kebakaran.

 Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan


penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin

9
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.

 Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak


dapat digolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal :
asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan
lain sebagainya.

2) Asuransi jiwa (life insurance)


Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
 Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.

 Santunan bagi tertanggung yang meninggal

 Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh


meninggalnya orang kunci

 Penghimpunan dana untuk persiapan pension

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3,


yaitu :
a. Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance) Biasanya polis
asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan
premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran, dan tahunan).
b. Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) Asuransi jiwa
ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas
suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana
masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat
partisipasi.

10
c. Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) Dalam jenis
asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi
umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

3) Reasuransi (reinsurance)

Pengertian sederhana reasuransi (reinsurence) pada prinsipnya


adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau sering disebut asuransi dari asuransi. Namun
dapat disimpulakn bahwa reasuransi adalah suatu sistem penyebaran
resiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang
menyerahkan pertanggungan (tertanggung) disebut dengan cading
company dan yang menerima pertanggungan (penanggung) disebut
reinsurer atau disebut juga reansurader.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan asuransi
senantiasa dihadapkan pada perhitungan tingkat resiko, yaitu jumlah
klaim yang harus dibayarkan pada tertanggung dibanding dengan
kemampuan finansialnya. Oleh karena itu, dalam menanggulangi
kemungkinan terjadinya resiko yang melebihi kemampuan keuangan
perusahaan asuransi yang bersangkutan, perlu dilakukan pembagian
atau penyebaran resiko yang ditutupnya dengan cara
mempertanggungkan kembali sebagian dari resiko yang ditutupnya
tersebut, yang dikenal dengan istilah spreading of risk priciple. Proses
pertanggungan ini disebut reasuransi.
Segala masalah yang berkaitan dengan tertanggung,
reasurader hanya akan berurusan dengan perusahaan asuransi yang
melakukan penutupan langsung, dalam hal ini perusahaan asuransi
yang menerbitkan polisnya atau ceding company. Oleh karena itu jika
klaim, perusahaan asuransi bertanggung jawab penuh kepada

11
tertanggung. Sedangkan reasurader hanya akan bertanggung jawab
pada ceding company sesuai dengan besarnya bagian klaim tersebut.
Mekanisme lain yang digunakan oleh perusahaan asuransi
dalam melakukan spread of risk principle adalah dengan
menggunakan Koasuransi. Koasuransi pada dasarnya adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi. Biasanya nilai pertanggungan berjumlah besar sehingga
perusahaan asuransi tersebut, dalam rangka menyebarkan resikonya,
perlu menawarkan atau mengajak beberapa perusahaan asuransi lain
untuk ikut mengambil bagian pertanggungan atas penutupan resiko
tersebut. Dalam mekanisme reasuransi ini dikenal istilah leader yang
bertugas untuk mengorganisasi dan mengelola pelaksanaan
pertanggungan tersebut.
Sering kedua cara tersebut dipakai secara bersamaan sebagai
suatu kombinasi gabungan yang digunakan sekaligus. Suatu
perusahaan asuransi yang akan melakukan penutupan resiko dalam
jumlah besar yang melebihi kemampuan keuangannya, akan
melakukan cara koasuransi sebelum melakukan reasuransi.
Selanjutnya, setelah koasuransi dilakukan, barulah kemudian mencari
perusahaan reasuransi untuk menyebarkan untuk bagian yang
ditutupnya. Dalam melakukan koasuransi ini terdapat 2 (dua) cara
penutupan, yaitu koasuransi yang penutupannya menggunakan satu
polis saja dan koasuransi dengan menggunakan polis masing-masing
sesuai dengan besarnya jumlah bagian yang ditutup. Cara penutupan
manapun dipilih sangat tergantung pada kesepakatan perusahaan
asuransi yang terlibat.

Fungsi Reasuransi
Dari penjelasan dan definisi reasuransi seperti yang telah dijelaskan
di atas, maka fungsi reasuransi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas akseptasi
12
b. Alat penyebaran resiko
c. Meningkatkan stabilitas usaha
d. Meningkatnya kepercayaan

7. ISTILAH-ISTILAH DALAM ASURANSI

Dalam asuransi, terdapat beberapa istilah yang seringkali


membingungkan bagi orang-orang yang baru dalam dunia asuransi. Berikut ini
adalah istilah-istilah dalam pengertian asuransi yang penting untuk diketahui
oleh para pengguna asuransi supaya tidak mengalami kesulitan ketika
bertransaksi dan melakukan klaim atas asuransi yang diikutinya.

a) Polis Asuransi

Polis asuransi merupakan surat perjanjian yang berisikan perjanjian asuransi


antara penanggung dan pemegang polis. Dalam pengertian asuransi, segala
sesuatu yang tertulis dalam polis asuransi harus diperhatikan dan dipahami
oleh kedua belah pihak secara seksama. Polis asuransi dalam pengertian
asuransi inilah yang nantinya akan dijadikan dasar dalam transaksi dan klaim
asuransi.

b) Pemohon (Applicant)

Pemohon atau applicant adalah orang yang mengajukan permohonan akan


sebuah asuransi. Ketika asuransi yang diajukan oleh pemohon telah disetujui,
maka menurut pengertian asuransi status pemohon akan berubah menjadi
pemegang polis.

c) Pemegang Polis (Policy Owner)

Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, pemegang polis menurut
pengertian asuransi merupakan pemegang polis asuransi yang telah disetujui
sebelumnya.
13
d) Tertanggung (Insured)

Tertanggung adalah orang yang menjadi objek pertanggungan dari asuransi.


Sederhananya, menurut pengertian asuransi, tertanggung adalah orang yang
diasuransikan oleh sebuah badan asuransi jika terjadi suatu hal pada orang
tersebut.

e) Penerima Uang Pertanggungan (Beneficiary)

Penerima Uang Pertanggungan atau beneficiary menurut pengertian asuransi


adalah satu atau beberapa orang yang ditunjuk untuk menerima uang
pertanggungan ketika terjadi sesuatu terhadap tertanggung. Biasanya, orang
yang menjadi beneficiary adalah anak atau keluarga dekat dari tertanggung.

f) Uang Pertanggungan

Uang pertanggungan menurut pengertian asuransi adalah nilai uang yang


tercantum dalam polis asuransi yang akan dibayarkan oleh penanggung
kepada pemegang. Dengan kata lain, uang pertanggungan adalah “ganti rugi”
yang akan dibayarkan ketika terjadi sesuatu terhadap tertanggung.

g) Premi

Premi asuransi menurut pengertian asuransi adalah jumlah uang yang harus
dibayarkan oleh tertanggung selama mengikuti asuransi. Jumlah uang ini telah
tercantum dalam polis asuransi dan telah disetujui oleh kedua belah pihak
untuk dibayarkan.

h) Nilai Tunai
14
Nilai tunai menurut pengertian asuransi adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan kepada pemegang polis jika polis tersebut dibatalkan sebelum
masa asuransi berakhir atau pada saat tertanggung meninggal dunia. Sama
seperti premi dan uang pertanggungan, nilai tunai juga telah tercantum dalam
polis asuransi yang disetujui oleh kedua belah pihak.

i) Insurable Interest

Insurable interest menurut pengertian asuransi merupakan hubungan yang


terjalin antara tertanggung dan objek yang diasuransikan oleh badan asuransi.
Insurable interest menurut pengertian asuransi menyangkut hal-hal yang
sangat berpotensi untuk menyebabkan bahaya yang dapat menyebabkan
kerugian finansial bagi tertanggung.

8. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH DAN PERBEDAAN NYA DENGAN


ASURANSI KONVENSIONAL

Selama beberapa tahun terakhir, asuransi syariah menjadi salah satu


produk asuransi yang banyak dibicarakan dalam kalangan masyarakat. Asuransi
ini hadir untuk memenuhi kepentingan dan keinginan banyak orang yang
mengharapkan adanya sebuah produk asuransi yang halal dan sesuai dengan
ketentuan syariah.

Menurut Dewan Syariah Nasional, asuransi syariah adalah sebuah usaha


untuk saling melindungi dan saling tolong menolong di antara sejumlah orang, di
mana hal ini dilakukan melalui investasi dalam bentuk aset (tabarru) yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.

15
Dalam asuransi syariah, diberlakukan sebuah sistem, di mana para
peserta akan menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan
digunakan untuk membayar klaim jika ada peserta yang mengalami musibah.
Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa, di dalam asuransi syariah, peranan dari
perusahaan asuransi hanyalah sebatas pengelolaan operasional dan investasi dari
sejumlah dana yang diterima saja.

Di indonesia, asuransi syariah sudah banyak tersedia di berbagai produk-


produk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan yang bisa didapatkan dengan
mudah melalui perusahaan-perusahaan asuransi swasta.

Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Dalam perkembangannya, asuransi syariah memiliki banyak keunggulan dan


kelebihan jika dibandingkan dengan asuransi konvensional. Hal ini tentu saja
membuat adanya perbedaan mendasar di antara kedua jenis asuransi tersebut.

Sebagai contoh bila Anda ingin mengajukan asuransi kesehatan syariah dari
Prudential, Allianz, Sinarmas, atau AIA, tentu saja ada beberapa keuntungan
yang diberikan dibandingkan dengan asuransi kesehatan biasa.Berikut ini adalah
perbedaan yang terdapat di antara asuransi syariah dan asuransi konvensional
secara umum:

 Pengelolaan Risiko
Pada dasarnya, dalam asuransi syariah sekumpulan orang akan saling
membantu dan tolong menolong, saling menjamin dan bekerja sama
dengan cara mengumpulkan dana hibah (tabarru). Dengan begitu bisa
dikatakan bahwa pengelolaan risiko yang dilakukan di dalam asuransi
syariah adalah menggunakan prinsip sharing of risk, di mana resiko
dibebankan/dibagi kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.

Sedangkan di dalam asuransi konvensional berlaku sistem transfer of


risk, di mana resiko dipindahkan/dibebankan oleh tertanggung (peserta
16
asuransi) kepada pihak perusahaan asuransi yang bertindak sebagi
penanggung di dalam perjanjian asuransi tersebut seperti pada asuransi
kesehatan, asuransi mobil, atau asuransi perjalanan.

 Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana yang dilakukan di dalam asuransi syariah bersifat
transparan dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk mendatangkan
keuntungan bagi para pemegang polis asuransi itu sendiri.

Di dalam asuransi konvensional, perusahaan asuransi akan menentukan


jumlah besaran premi dan berbagai biaya lainnya yang ditujukan untuk
menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi
perusahaan itu sendiri.

 Sistem Perjanjian
Di dalam asuransi syariah hanya digunakan akad hibah (tabarru) yang
didasarkan pada sistem syariah dan dipastikan halal. Sedangkan di dalam
asuransi konvensional akad yang dilakukan cenderung sama dengan
perjanjian jual beli.

 Kepemilikan Dana
Sesuai dengan akad yang digunakan, maka di dalam asuransi syariah
dana asuransi tersebut adalah milik bersama (semua peserta asuransi), di
mana perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai pengelola dana saja.
Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi konvensional, karena premi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi adalah milik perusahaan asuransi
tersebut, yang mana dalam hal ini perusahaan asuransi akan memiliki
kewenangan penuh terhadap pengelolaan dan pengalokasian dana
asuransi.

 Pembagian Keuntungan
Di dalam asuransi syariah, semua keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan terkait dengan dana asuransi, akan dibagikan kepada semua
17
peserta asuransi tersebut. Namun akan berbeda dengan perusahaan
asuransi konvensional, di mana seluruh keuntungan yang didapatkan
akan menjadi hak milik perusahaan asuransi tersebut.

 Kewajiban Zakat
Perusahaan asuransi syariah mewajibkan pesertanya untuk membayar
zakat yang jumlahnya akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan
yang didapatkan oleh perusahaan. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi
konvensional.

 Klaim dan Layanan


Di dalam asuransi syariah, peserta bisa memanfaatkan perlindungan
biaya rawat inap di rumah sakit untuk semua anggota keluarga. Di sini
diterapkan sistem penggunaan kartu (cashless) dan membayar semua
tagihan yang timbul.
Satu polis asuransi digunakan untuk semua anggota keluarga, sehingga
premi yang dikenakan oleh asuransi syariah juga akan lebih ringan. Hal
ini tidak berlaku dalam asuransi konvensional, di mana setiap orang akan
memiliki polis sendiri dan premi yang dikenakan tentu akan lebih tinggi.
Asuransi syariah juga memungkinkan kita untuk bisa melakukan double
claim, sehingga kita akan tetap mendapatkan klaim yang kita ajukan
meskipun kita telah mendapatkannya melalui asuransi kita yang lain.

 Pengawasan
Di dalam asuransi syariah, pengawasan dilakukan secara ketat dan
dilaksanakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk
langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diberi tugas untuk
mengawasi segala bentuk pelaksanaan prinsip ekonomi syariah di
Indonesia, termasuk mengeluarkan fatwa atau hukum yang mengaturnya.
Di setiap lembaga keuangan syariah, wajib ada Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang bertugas sebagai pengawas. DPS ini merupakan perwakilan
dari DSN yang bertugas memastikan lembaga tersebut telah menerapkan

18
prinsip syariah secara benar. DSN inilah yang kemudian bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap segala bentuk operasional yang
dijalankan di dalam asuransi syariah, termasuk menimbang segala
sesuatu bentuk harta yang diasuransikan oleh peserta asuransi, di mana
hal tersebut haruslah bersifat halal dan lepas dari unsur haram. Hal ini
akan dilihat dari asal dan sumber harta tersebut serta manfaat yang
dihasilkan olehnya.
Berbeda halnya dengan asuransi konvensional, di mana asal dari objek
yang diasuransikan tidaklah menjadi sebuah masalah, karena yang dilihat
oleh perusahaan adalah nilai dan premi yang akan ditetapkan dalam
perjanjian asuransi tersebut.

 Instrumen Investasi
Hal ini juga menjadi sebuah perbedaan yang besar dalam asuransi syariah
dan konvensional. Di dalam asuransi syariah, investasi tidak bisa
dilakukan pada berbagai kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip syariah dan mengandung unsur haram dalam kegiatannya. Yang
termasuk dalam kegiatan ini adalah:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong ke dalam judi.


Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa,
dan perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. Jasa
keuangan ribawi, antara lain: bank berbasis bunga, dan
perusahaan pembiayaan berbasis bunga. Jual beli risiko yang
mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan / atau judi
(maisir).

2) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau


menyediakan berbagai barang, seperti: barang atau jasa haram
zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena

19
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI.
Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

Ketentuan seperti ini tentu saja tidak berlaku di dalam asuransi


konvensional, karena pada dasarnya di dalam asuransi   
konvensional perusahaan akan melakukan berbagai macam
investasi dalam berbagai instrumen yang ditujukan untuk
mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi
perusahaan.

Hal ini bisa dilakukan tanpa menggunakan/mempertimbangkan


haram atau tidaknya instrumen investasi yang dipilih, karena pada
dasarnya di dalam asuransi konvensional dana yang dilekola
adalah benar-benar dana milik perusahaan dan bukan milik
pemegang polis asuransi, dengan begitu perusahaan memiliki
kewenangan penuh dalam penggunaan dana tersebut, termasuk
dalam memilih jenis investasi yang akan digunakan.

 Dana Hangus
Di dalam beberapa jenis asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi konvensional, kita mengenal istilah “dana hangus” yang
mana hal ini terjadi pada asuransi yang tidak diklaim (misalnya
asuransi jiwa yang pemegang polisnya tidak meninggal dunia hingga
masa pertanggungan berakhir). Namun hal seperti ini tidak berlaku di
dalam asuransi syariah, karena dana tetap bisa diambil meskipun ada
sebagian kecil yang diikhlaskan sebagai dana terbaru.

20
BAB III
PENUTUP

1 KESIMPULAN

Asuransi dapat diartikan menurut sudut pandang tertentu yang intinya adalah usaha
untuk mengurangi resiko ketidakpastian dengan mekanisme pengorbanan dan prosedur
tertentu. Manfaat yang diperoleh dari asuransi diantaranya adalah terciptanya rasa aman
dan perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, jaminan untuk
memperoleh kredit, sebagai tabungan, alat penyebaran resiko, dan membantu
meningkatkan kegiatan usaha.
Resiko dalam perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial
atau kemungkinan terjadi kerugian, dimana jenis resiko dibagi menjadi resiko murni,
resiko spekulatif, dan resiko individu.
Cara penanganan resiko yang dilakukan oleh perusahaan asuransi diantaranya
adalah dengan menghindari resiko, mengurangi resiko, retensi resiko, membagi resiko,
dan mentransfer resiko. Untuk dapat melakukan manajemen asuransi yang baik, maka
kegiatan asuransi tentunya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip asuransi,
diantaranya adalah insurable interest, utmost good faith, indemnity, proximate cause,
dan subrogration and contribution.
Dalam prinsip dasar asuransi dikenal konsep yang disebut dengan the law of large
number, artinya “semakin besar jumlah kelompok yang membagi kerugian, semakin
kecil jumlah beban kerugian setiap kelompok individu”.
Penentuan pertanggungan oleh perusahaan asuransi tentunya harus memuhi
persyaratan insurable risk, peril dan hazard yang tidak menyalahi peraturan mengenai
pelaksanaan asuransi. Ciri dari insurable risk yang dipertanggungkan diantaranya loss,
unexpected, reasonable, catasthropic, dan homogenous.
21
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, jenis
usaha peransurasian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang
usaha asuransi. Usaha asuransi terdiri atas asuransi kerugian, reasuransi, dan asuransi
jiwa. Sedangkan penunjang usaha asuransi terdiri atas pialang asuransi, pialang
reasuransi, penilaian kerugian asuransi, konsultan aktuaria, dan agen asuransi.
Pada prinsipnya asuransi adalah suatu kontrak atau berdasarkan suatu kontrak.
Dasar dari seluruh kontrak asuransi adalah prinsip indemnifikasi, yaitu suatu kontrak
untuk mengganti kerugian pihak tertanggung. Penggantian kerugian atau indemnifikasi
berarti mengembalikan pihak tertanggung kepada posisi keuangan yang sama seperti
sebelum ia mengalami suatu kerugian.

2 SARAN

Perusahaan asuransi harus menerapkan konsep manajemen penanganan produk jasa


asuransi yang baik untuk meminimalisir resiko yang muncul akibat adanya
ketidakpastian. Penerapan konsep manajemen juga harus ditunjang dengan kapabilitas
perusahaan asuransi dalam membidik sasaran produk asuransi yang menjadi competitive
product dari perusahaan asuransi itu sendiri. Sehingga konsep manajemen ini dapat
menjadi solusi keputusan manajerial dalam penanganan berbagai tantangan kebutuhan
jasa masyarakat di masa depan.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/4/pengertian-asuransi-dan-manfaat-mengikuti-
asuransi

https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi

https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-syariah-dan-perbedaannya-dengan-
asuransi-konvensional

23

Anda mungkin juga menyukai