NON BANK
ASURANSI
Disusun Oleh:
Dosen :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah asuransi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya. Dan saya sangat berterima kasih kepada Dosen Bank dan Lembaga
Non Bank yang telah memberikan tugas softskill untuk membuat makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah asuransi, pengertian asuransi,
jenis-jenis asuransi di Indonesia, fungsi dan manfaat dari asuransi serta prinsip
dasar asuransi. Saya menyadari masih banyak kekurangan didalam tugas
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
3. Tujuan ............................................................................................................2
4. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
1. Pengertian Asuransi .......................................................................................3
2. Manfaat Asuransi.............................................................................................4
3. Fungsi Asuransi................................................................................................6
4. Jenis Jenis suransi............................................................................................7
5. Prinsip Prinsip Asuransi...................................................................................7
6. Penggolongan Asuransi....................................................................................9
7. Istilah Istilah Dalam Asuransi........................................................................13
8. Pengertian Asuransi Syariah dan Perbedaannya Dengan
Asuransi Konvensional..................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila
risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti
rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung.
Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh
dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan
untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau
rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan
ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia. Perkembangan asuransi di
Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi
masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai
program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa saja manfaat asuransi?
1
8. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?
3. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.
2. Pemahaman mengenai asuransi syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ASURANSI
Pengertian asuransi jika dilihat dari asal katanya, yakni dari Bahasa
Inggris insurance, maka pengertian asuransi adalah pertanggungan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian asuransi adalah pertanggungan atau
perjanjian antara dua pihak. Pihak pertama berkewajiban untuk membayar iuran,
sementara pihak kedua berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada
pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa diri atau barang milik
pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
3
Menurut pengertian asuransi ini, pihak yang menyalurkan premi disebut
sebagai tertanggung, sementara pihak yang menerima premi disebut penanggung.
Menurut pengertian asuransi, premi adalah biaya yang dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung untuk resiko yang ditanggung. Perjanjian kedua pihak ini,
masih menurut pengertian asuransi, disebut kebijakan. Kebijakan dalam
pengertian asuransi dipahami sebagai sebuah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi.
2. MANFAAT ASURANSI
Berikut ini adalah manfaat asuransi secara umum menurut pengertian asuransi
yang dapat diperoleh oleh orang yang mengikuti asuransi:
4
a) Memberikan Rasa Aman
Tidak dapat dipungkiri, jaminan yang diberikan oleh asuransi pasti memberikan
rasa aman bagi orang yang mengikutinya. Menurut pengertian asuransi, berbagai
resiko dalam kehidupan pastinya dapat memberikan perasaan khawatir pada
semua orang. Asuransi dapat mengurangi rasa kekhawatiran tersebut karena
resiko-resiko yang dapat terjadi tersebut dapat ditanggung secara finansial.
Menurut pengertian asuransi, perasaan aman tersebut dapat membuat kita merasa
lebih tenang dan lebih berkonsentrasi dalam beraktivitas dan mengembangkan
diri.
b) Memberi Kepastian
Saat ini asuransi tidak hanya berfungsi untuk mengganti kerugian, namun juga
bisa menjadi sebuah sarana untuk menabung dan berinvestasi. Menurut
pengertian asuransi, sejumlah dana yang diasuransikan memiliki nilai tunai yang
dapat diambil kembali pada jangka waktu tertentu. Jenis asuransi ini dikenal
dengan istilah whole life atau endowment. Sementara itu, dalam pengertian
asuransi ada pula asuransi yang digabungkan menjadi investasi, yakni asuransi
yang dinamakan unitlink.
5
3. FUNGSI ASURANSI
Lalu apa fungsi asuransi? Selain sebagai bentuk manajemen risiko, asuransi
memiliki beberapa fungsi penting lainnya. Adapun beberapa fungsi asuransi adalah
sebagai berikut:
a) Penghimpun Dana
Dalam hal ini, perusahaan asuransi berperan sebagai penghimpun dana dari
masyarakat. Dana yang dihimpun tersebut kemudian akan diinvestasikan ke berbagai
bidang usaha lainnya agar lebih produktif.
Setiap model bisnis pasti mengandung risiko di dalamnya. Bagi para pengusaha,
asuransi bisnisnya adalah sesuatu yang sangat penting Untuk membantu mengatasi
rasa cemas jika terjadi risiko yang tidak diinginkan.
Dengan adanya asuransi pada perusahaan, maka para pengusaha dapat lebih fokus
dalam operasional dan pengembangan bisnisnya.
Dengan adanya asuransi, maka potensi kerugian dapat dibagi kepada pihak lain.
Dengan kata lain, pembayaran premi yang dilakukan nasabah adalah seimbang
dengan risiko yang dialihkan kepada perusahaan asuransi.
6
4. JENIS JENIS ASURANSI
7
a) Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
c) Proximate Cause
Suatu penyebab aktif dan efisien yang mengakibatkan rangkaian kejadian
yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan indeenden.
d) Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya ia menempatkan tertanggung dalam posisi
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian.
e) Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
f) Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.
8
6. PENGGOLONGAN ASURANSI
1) Usaha Asuransi
Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa
dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian
ini dapat dipilah sebagai berikut:
9
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
10
c. Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) Dalam jenis
asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi
umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
11
tertanggung. Sedangkan reasurader hanya akan bertanggung jawab
pada ceding company sesuai dengan besarnya bagian klaim tersebut.
Mekanisme lain yang digunakan oleh perusahaan asuransi
dalam melakukan spread of risk principle adalah dengan
menggunakan Koasuransi. Koasuransi pada dasarnya adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi. Biasanya nilai pertanggungan berjumlah besar sehingga
perusahaan asuransi tersebut, dalam rangka menyebarkan resikonya,
perlu menawarkan atau mengajak beberapa perusahaan asuransi lain
untuk ikut mengambil bagian pertanggungan atas penutupan resiko
tersebut. Dalam mekanisme reasuransi ini dikenal istilah leader yang
bertugas untuk mengorganisasi dan mengelola pelaksanaan
pertanggungan tersebut.
Sering kedua cara tersebut dipakai secara bersamaan sebagai
suatu kombinasi gabungan yang digunakan sekaligus. Suatu
perusahaan asuransi yang akan melakukan penutupan resiko dalam
jumlah besar yang melebihi kemampuan keuangannya, akan
melakukan cara koasuransi sebelum melakukan reasuransi.
Selanjutnya, setelah koasuransi dilakukan, barulah kemudian mencari
perusahaan reasuransi untuk menyebarkan untuk bagian yang
ditutupnya. Dalam melakukan koasuransi ini terdapat 2 (dua) cara
penutupan, yaitu koasuransi yang penutupannya menggunakan satu
polis saja dan koasuransi dengan menggunakan polis masing-masing
sesuai dengan besarnya jumlah bagian yang ditutup. Cara penutupan
manapun dipilih sangat tergantung pada kesepakatan perusahaan
asuransi yang terlibat.
Fungsi Reasuransi
Dari penjelasan dan definisi reasuransi seperti yang telah dijelaskan
di atas, maka fungsi reasuransi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas akseptasi
12
b. Alat penyebaran resiko
c. Meningkatkan stabilitas usaha
d. Meningkatnya kepercayaan
a) Polis Asuransi
b) Pemohon (Applicant)
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, pemegang polis menurut
pengertian asuransi merupakan pemegang polis asuransi yang telah disetujui
sebelumnya.
13
d) Tertanggung (Insured)
f) Uang Pertanggungan
g) Premi
Premi asuransi menurut pengertian asuransi adalah jumlah uang yang harus
dibayarkan oleh tertanggung selama mengikuti asuransi. Jumlah uang ini telah
tercantum dalam polis asuransi dan telah disetujui oleh kedua belah pihak
untuk dibayarkan.
h) Nilai Tunai
14
Nilai tunai menurut pengertian asuransi adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan kepada pemegang polis jika polis tersebut dibatalkan sebelum
masa asuransi berakhir atau pada saat tertanggung meninggal dunia. Sama
seperti premi dan uang pertanggungan, nilai tunai juga telah tercantum dalam
polis asuransi yang disetujui oleh kedua belah pihak.
i) Insurable Interest
15
Dalam asuransi syariah, diberlakukan sebuah sistem, di mana para
peserta akan menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan
digunakan untuk membayar klaim jika ada peserta yang mengalami musibah.
Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa, di dalam asuransi syariah, peranan dari
perusahaan asuransi hanyalah sebatas pengelolaan operasional dan investasi dari
sejumlah dana yang diterima saja.
Sebagai contoh bila Anda ingin mengajukan asuransi kesehatan syariah dari
Prudential, Allianz, Sinarmas, atau AIA, tentu saja ada beberapa keuntungan
yang diberikan dibandingkan dengan asuransi kesehatan biasa.Berikut ini adalah
perbedaan yang terdapat di antara asuransi syariah dan asuransi konvensional
secara umum:
Pengelolaan Risiko
Pada dasarnya, dalam asuransi syariah sekumpulan orang akan saling
membantu dan tolong menolong, saling menjamin dan bekerja sama
dengan cara mengumpulkan dana hibah (tabarru). Dengan begitu bisa
dikatakan bahwa pengelolaan risiko yang dilakukan di dalam asuransi
syariah adalah menggunakan prinsip sharing of risk, di mana resiko
dibebankan/dibagi kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.
Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana yang dilakukan di dalam asuransi syariah bersifat
transparan dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk mendatangkan
keuntungan bagi para pemegang polis asuransi itu sendiri.
Sistem Perjanjian
Di dalam asuransi syariah hanya digunakan akad hibah (tabarru) yang
didasarkan pada sistem syariah dan dipastikan halal. Sedangkan di dalam
asuransi konvensional akad yang dilakukan cenderung sama dengan
perjanjian jual beli.
Kepemilikan Dana
Sesuai dengan akad yang digunakan, maka di dalam asuransi syariah
dana asuransi tersebut adalah milik bersama (semua peserta asuransi), di
mana perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai pengelola dana saja.
Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi konvensional, karena premi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi adalah milik perusahaan asuransi
tersebut, yang mana dalam hal ini perusahaan asuransi akan memiliki
kewenangan penuh terhadap pengelolaan dan pengalokasian dana
asuransi.
Pembagian Keuntungan
Di dalam asuransi syariah, semua keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan terkait dengan dana asuransi, akan dibagikan kepada semua
17
peserta asuransi tersebut. Namun akan berbeda dengan perusahaan
asuransi konvensional, di mana seluruh keuntungan yang didapatkan
akan menjadi hak milik perusahaan asuransi tersebut.
Kewajiban Zakat
Perusahaan asuransi syariah mewajibkan pesertanya untuk membayar
zakat yang jumlahnya akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan
yang didapatkan oleh perusahaan. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi
konvensional.
Pengawasan
Di dalam asuransi syariah, pengawasan dilakukan secara ketat dan
dilaksanakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk
langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diberi tugas untuk
mengawasi segala bentuk pelaksanaan prinsip ekonomi syariah di
Indonesia, termasuk mengeluarkan fatwa atau hukum yang mengaturnya.
Di setiap lembaga keuangan syariah, wajib ada Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang bertugas sebagai pengawas. DPS ini merupakan perwakilan
dari DSN yang bertugas memastikan lembaga tersebut telah menerapkan
18
prinsip syariah secara benar. DSN inilah yang kemudian bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap segala bentuk operasional yang
dijalankan di dalam asuransi syariah, termasuk menimbang segala
sesuatu bentuk harta yang diasuransikan oleh peserta asuransi, di mana
hal tersebut haruslah bersifat halal dan lepas dari unsur haram. Hal ini
akan dilihat dari asal dan sumber harta tersebut serta manfaat yang
dihasilkan olehnya.
Berbeda halnya dengan asuransi konvensional, di mana asal dari objek
yang diasuransikan tidaklah menjadi sebuah masalah, karena yang dilihat
oleh perusahaan adalah nilai dan premi yang akan ditetapkan dalam
perjanjian asuransi tersebut.
Instrumen Investasi
Hal ini juga menjadi sebuah perbedaan yang besar dalam asuransi syariah
dan konvensional. Di dalam asuransi syariah, investasi tidak bisa
dilakukan pada berbagai kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip syariah dan mengandung unsur haram dalam kegiatannya. Yang
termasuk dalam kegiatan ini adalah:
19
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI.
Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).
Dana Hangus
Di dalam beberapa jenis asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi konvensional, kita mengenal istilah “dana hangus” yang
mana hal ini terjadi pada asuransi yang tidak diklaim (misalnya
asuransi jiwa yang pemegang polisnya tidak meninggal dunia hingga
masa pertanggungan berakhir). Namun hal seperti ini tidak berlaku di
dalam asuransi syariah, karena dana tetap bisa diambil meskipun ada
sebagian kecil yang diikhlaskan sebagai dana terbaru.
20
BAB III
PENUTUP
1 KESIMPULAN
Asuransi dapat diartikan menurut sudut pandang tertentu yang intinya adalah usaha
untuk mengurangi resiko ketidakpastian dengan mekanisme pengorbanan dan prosedur
tertentu. Manfaat yang diperoleh dari asuransi diantaranya adalah terciptanya rasa aman
dan perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, jaminan untuk
memperoleh kredit, sebagai tabungan, alat penyebaran resiko, dan membantu
meningkatkan kegiatan usaha.
Resiko dalam perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial
atau kemungkinan terjadi kerugian, dimana jenis resiko dibagi menjadi resiko murni,
resiko spekulatif, dan resiko individu.
Cara penanganan resiko yang dilakukan oleh perusahaan asuransi diantaranya
adalah dengan menghindari resiko, mengurangi resiko, retensi resiko, membagi resiko,
dan mentransfer resiko. Untuk dapat melakukan manajemen asuransi yang baik, maka
kegiatan asuransi tentunya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip asuransi,
diantaranya adalah insurable interest, utmost good faith, indemnity, proximate cause,
dan subrogration and contribution.
Dalam prinsip dasar asuransi dikenal konsep yang disebut dengan the law of large
number, artinya “semakin besar jumlah kelompok yang membagi kerugian, semakin
kecil jumlah beban kerugian setiap kelompok individu”.
Penentuan pertanggungan oleh perusahaan asuransi tentunya harus memuhi
persyaratan insurable risk, peril dan hazard yang tidak menyalahi peraturan mengenai
pelaksanaan asuransi. Ciri dari insurable risk yang dipertanggungkan diantaranya loss,
unexpected, reasonable, catasthropic, dan homogenous.
21
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, jenis
usaha peransurasian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang
usaha asuransi. Usaha asuransi terdiri atas asuransi kerugian, reasuransi, dan asuransi
jiwa. Sedangkan penunjang usaha asuransi terdiri atas pialang asuransi, pialang
reasuransi, penilaian kerugian asuransi, konsultan aktuaria, dan agen asuransi.
Pada prinsipnya asuransi adalah suatu kontrak atau berdasarkan suatu kontrak.
Dasar dari seluruh kontrak asuransi adalah prinsip indemnifikasi, yaitu suatu kontrak
untuk mengganti kerugian pihak tertanggung. Penggantian kerugian atau indemnifikasi
berarti mengembalikan pihak tertanggung kepada posisi keuangan yang sama seperti
sebelum ia mengalami suatu kerugian.
2 SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/4/pengertian-asuransi-dan-manfaat-mengikuti-
asuransi
https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-syariah-dan-perbedaannya-dengan-
asuransi-konvensional
23