Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
lainnya mengenai Asuransi.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami Bapak Iwan yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3
Latar Belakang……………………………………………………………………3
Rumusan Masalah………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….4
Tujuan Asuransi…………………………………………………………………...5
Klasifikasi Asuransi……………………………………………………………….8
Penutup……………………………………………………………………………23
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
Tujuan Asuransi
Klasifikasi Asuransi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASURANSI
mengalihkan risiko yang mungkin terjadi di masa depan kepada pihak lainnya. Istilah
pertanggungan. Sehingga ada juga yang mengatakan pengertian asuransi adalah suatu
Menurut UU No. 2 Tahun 1992, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau
jawab pihak hukum ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
a. Subekti
4
dengan sengaja didasarkan atas kejadian yang belum tentu terjadi di kemudian
hari, kejadian mana yang akan menentukan untung ruginya salah satu pihak.
b. Emmy Pangaribuan
c. Abbas Salim
kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar bisa menghadapi kerugian-
A. TUJUAN ASURANSI
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian asuransi di atas, tujuan utama
asuransi adalah sebagai jaminan penggantian kerugian atas risiko yang mungkin terjadi di
masa depan.
1. Untuk mengalihkan sejumlah risiko yang ada pada suatu pihak kepada pihak
perusahaan asuransi.
5
2. Jaminan bagi suatu pihak untuk mendapat perlindungan atas segala risiko kerugian
3. Untuk memperkecil potensi kerugian yang lebih besar bila mengeluarkan biaya
4. Khusus untuk asuransi jiwa tertentu (asuransi jiwa), asuransi dapat menjadi tabungan
5. Untuk efisiensi bagi sebuah perusahaan karena mengurangi biaya untuk pengawasan,
6. Untuk mendapatkan ganti rugi kepada pihak nasabah sesuai dengan nilai premi
asuransi.
7. Untuk menutup loss of earning power seseorang atau suatu badan usaha ketika sudah
8. Sebagi dasar bagi pihak Bank dalam memberikan kredit kepada seseorang atau badan
usaha karena Bank membutuhkan perlindungan atas dana yang dipinjamkan kepada
nasabah.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung
6
Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda
menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau
mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek
yang diasuransikan dan terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang
material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas
segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang
dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
Proximate cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan
mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang aktif
dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada
akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.Suatu prinsip yang digunakan untuk
7
mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken Chain of Events"
Indemnity
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
Contribution
C. KLASIFIKASI ASURANSI
Dari Pasal 247 KUHD dapatlah ditemukan bahwa asuransi dapat diklasivikasikan sebagai
berikut:
Asuransi Kebakaran
Asuransi Jiwa
8
Dilihat dari Bidang Usahanya [Pasal 2] maka Perasuransian meliputi:
Usaha Asuransi
Usaha Asuransi
Perusahaan Reasuransi
tersebut, asuransi dibagi menjadi dua tipe, yakni yang bertujuan komersial dan yang
bertujuan sosial.
Asuransi Komersial
Tujuan dari jenis asuransi yang satu ini adalah mendapatkan keuntungan. Keuntungan
tersebut nantinya ditujukan bagi pemegang saham. Asuransi komersial menjadi jenis
yang marak dijumpai karena banyak pihak asuransi yang menyediakan layanan
demikian, mulai dari asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga yang
9
komersial dapat terbagi menjadi dua jenis lagi, yakni secara konvensional atau
syariah.
Asuransi Sosial
Tugas yang diemban oleh asuransi ini bukanlah mencari keuntungan dalam
penjaminan atau perlindungan terhadap suatu risiko. Biasanya, asuransi model sosial
Asuransi kesehatan dan jaminan hari tua dari Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
Program pensiun dan tabungan hari tua untuk pegawai negeri sipil dan angkatan bers
enjata yang dikelola oleh PT Taspen dan PT Asabri. Asuransi kecelakaan di jalan
Satu lagi aspek yang menerbitkan berbagai jenis asuransi, yakni dari segi
pertanggungannya. Secara umum, ada dua jenis asuransi jika dilihat dari segi siapa dan apa yang
ditanggung. Pertama adalah asuransi jiwa dan yang kedua adalah asuransi umum.
1. Asuransi Jiwa
Jenis mekanisme pengalihan risiko yang satu ini memiliki tujuan menanggung kerugian
finansial dari risiko kematian yang menimpa tertanggungnya akibat hal yang tidak
terduga. Pemberian tanggungan tersebut biasanya diserahkan kepada ahli waris yang
10
diharapkan kehidupan keluarga dari tertanggung yang meninggal mendadak tersebut
Asuransi jiwa juga memberikan pertanggungan kepada tertanggung yang telah mencapai
usia lanjut, kemudian tidak mampu lagi beraktifitas guna mencari penghasilan. Risiko
tidak mampunya mencari nafkah ini akan ditanggung oleh pihak asuransi jika pihak
kualitas hidupnya membuat pihak asuransi memiliki berbagai produk asuransi jiwa yang
dapat dipilih sesuai kebutuhan. Bermacam produk tersebut seperti di bawah ini.
Produk asuransi jiwa yang satu ini memberikan proteksi maksimum dengan premi yang
terbilang rendah. asuransi jiwa berjangka cocok diambil oleh mereka yang sedang meniti
karier ataupun untuk orang tua yang sedang mempersiapkan masa depan anaknya.
Asuransi yang bersifat permanen ini memberikan perlindungan yang berlaku sepanjang
tertanggung masih hidup. Asuransi jiwa seumur hidup dapat menjadi proteksi untuk
kebutuhan jaminan terhadap pendapatan tetap, misalnya guna biaya rumah sakit. Selain
itu, asuransi jiwa seumur hidup dapat berfungsi pula sebagai tabungan yang dananya
11
Sesuai namanya, ada dua manfaat besar yang bisa Anda peroleh ketika menjadi
tertanggung dalam produk asuransi jiwa dwiguna. Pertama, ahli waris Anda akan
mendapat nilai pertanggungan ketika Anda meninggal sebagai bentuk perekduksi risiko
finansial keluarga. Kedua, Anda juga dapat memilih untuk memperoleh seluruh uang
pertanggungan ketika Anda masih hidup. Hal inilah yang membuat asuransi jiwa
dwiguna sering dimanfaatkan sebagai dana pensiun untuk kebutuhan masa depan.
2. Asuransi Umum
Pertanggungan asuransi umum ditujukan kepada harta benda yang mengalami risiko
kehilangan atau rusak. Jenis asuransi yang satu ini juga dapat memberikan jaminan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang dirugikan dari pergerakan harta benda
dari kondisi yang mungkin menderita pemilik kapal ataupun pihak lain yang
Asuransi kebakaran akan menanggung risiko yang ditimbulkan dari kebakaran yang
menimpa bangunan dan harta benda tertanggung yang diasuransikan. Kebakaran yang
dapat diputus klaimnya oleh pihak asuransi adalah yang berasal dari korsleting listrik,
12
Pihak asuransi akan memberikan pertanggungan untuk kerugian, kerusakan, hingga
Produk asuransi yang satu ini memberikan proteksi atas kematian, cacat tetap,
ataupun cacat sementara yang timbul akibat kecelakaan yang dialami tertanggung.
Produk asuransi yang satu ini menjadi primadona dibandingkan yang lainnya sebab
tidak ada seorang pun yang bisa terlepas dari sakit di sepanjang hidupnya. Asuransi
Asuransi yang satu ini mempunyai tanggung jawab untuk menanggung risiko tuntutan
D. KARAKTERISTIK ASURANSI
membuat kontrak menyadari bahwa jumlah uang yang akan diserahkan oleh
13
masing-masing pihak tidak akan sama. Dalam polis asuransi, pihak yang
menerima jumlah uang yang jauh lebih besar daripada premi yang dibayarkannya
yang jauh lebih besar daripada premi yang diterimanya atau (lebih besar
2. Kontrak Adhesi
kontrak adhesi. Perjanjian pada umumnya dibuat oleh para pengacara dan wakil-
wakil lain dari perusahaan asuransi, atau barangkali oleh wakil-wakil pemerintah.
Biasanya kontrak ini diberikan kepada calon yang ditanggung dalam semangat
"terima atau tolak". Calon pembeli asuransi tidak bisa mengajukan usul, agar
perusahaan asuransi mengubah sedikit pasal ini atau mengganti suatu perkataan.
Ciri-ciri ini sebetulnya menguntungkan pihak yang ditanggung jika kontrak itu
asuransi yang menyusun kontrak itu, maka setiap kekaburan arti (ambiguity = arti
dua, kemenduaan) dalam kontrak itu harus ditafsirkan yang menguntungkan pihak
14
Kontrak dapat bilateral atau unilateral. Pertukaran suatu janji dengan suatu janji
adalah bilateral (belah dua pihak), sedangkan pertukaran suatu tindakan dengan suatu
janji adalah unilateral (sepihak). Kontrak asuransi pada umumnya adalah kontrak
unilateral artinya pihak yang ditanggung sudah membayar premi, hanya satu pihak
terbuka terhadap janji sah yang berlaku untuk melaksanakan sesuatu selanjutnya.
Kontrak asuransi adalah kontrak bersyarat. Memang benar kontrak itu telah terpenuhi
seluruhnya oleh pihak yang ditanggung dengan telah dibayarnya premi dan tinggal
perusahaan asuransi saja yang berkewajiban memenuhi janjinya. Akan tetapi, ini
tidak berarti tidak ada lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi pihak yang ditanggung
(promis) dengan syarat (condition) adalah bahwa janji itu dapat dipaksakan
penggantian kerugian dari perusahaan asuransi. Contoh, pada suatu kontrak asuransi
kebakaran, perusahaan berjanji akan mengganti kerugian yang diderita pihak yang
syarat yang berhubungan dengan pengajuan bukti kerugian karena suatu kebakaran.
Akan tetapi, ia secara hukum tidak wajib mengajukan bukti-bukti kerugian yang
kebakaran dapat dipaksa oleh hukum untuk memenuhi janjinya membayar ganti rugi,
15
jika pihak yang ditanggung telah memenuhi semua syarat-syarat yang dicantumkan
dalam kontrak.
contract, good-faith contract). Akan tetapi, kontrak asuransi adalah kontrak yang
6. Kontrak Pribadi
Orang-orang mengatakan bahwa asuransi harta itu adalah kontrak pribadi seperti
(perusahaan asuransi) tidak saja memperhatikan kontrak itu tetapi juga watak, prilaku,
dan bonafiditas, dari masing-masing pihak. Dalam bahasa biasa dikatakan sesuatu
barang itu. Kontrak asuransi tidak terikat kepada barang itu dan tidak berpindah
sesuatu kontrak asuransi sebelum terjadi suatu kerugian kecuali dalam hal asuransi
jiwa dan beberapa polis asuransi kesehatan. Oleh karena asuransi jiwa bukan suatu
16
Jika telah terjadi kerugian, maka kontrak asuransi mana saja akan menjadi tidak lebih
Kontrak asuransi harta dan asuransi tanggung jawab (liability insurance) pada
kerugian atas kerusakan yang diderita oleh pihak yang ditanggung. Penggantian lebih
satu masalah utama penerapan prinsip ganti rugi ini adalah bagaimana mengukur
kompensasi yang tepat agar tidak menimbulkan laba atau rugi. Sehingga di
sini, dibutuhkan tiga doktrin penting yang timbul dari prinsip indemnity ini adalah:
Pengalihan risiko artinya, Tertanggung (orang yang memakai jasa asuransi) menyadari
bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Jika
bahaya tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, mereka akan menderita kerugian atau
korban jiwa atau cacat raganya. Secara ekonomi, kerugian materialatau korban jiwa atau
cacat raga akan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung
17
sebagai pihak yang terancam bahaya merasa berat memikul beban risiko yang sewaktu-waktu
Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko tersebut, pihak tertanggung mencari
pihak lain yang bersedia mengambil alih beban risiko ancaman bahaya dan tertanggung akan
membayar kontra prestasi yang disebut premi. Dalam dunia bisnis perusahaan asuransi selalu
menerima tawaran dari pihak tertanggung untuk mengambil alih risiko dengan imbalan
yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada
perusahaan asuransi sebagai penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi
tidak terjadi peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki dan menikmati
bahwa setiap kegiatan manusia itu selalu mengandung suatu keadaan yang tidak pasti.
Keadaan tidak pasti yang menimbulkan rasa tidak aman terhadap setiap kemungkinan
menderita itu disebut risiko. Oleh karena itu manusia mencari jalan dan upaya bagaimana
caranya agar risiko yang seharusnya ia tanggung sendiri itu dapat dikurangi dan dibagi
kepada pihak lain yang bersedia menanggung risiko tersebut. Salah satu upaya manusia
untuk mengalihkan risiko ialah dengan jalan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko
dengan pihak lain. Perjanjian yang dimaksud disini adalah perjanjian asuransi atau
18
perjanjian pertanggungan. Peralihan risiko dari pihak satu kepihak lain apabila dilakukan
secara teratur oleh kalangan luas dalam masyarakat dan dalam frekuensi yang relatif lama
dan terus menerus akan melahirkan suatu lembaga. Lembaga demikian dapat disebut
kesepakatan para pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, dan kausa yang halal.
Sedangkan syarat yang diatur dalam KUHD adalah kewajiban pemberitahuan yang diatur
1. Kesepakatan (consensus)
19
Benda yang menjadi objek asuransi.
langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua
secara tidak langsung artimya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi
melalui jasa perantara. Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung itu dibuat
secara bebas, artinya tidak berada di bawah pengaruh, tekanan, atau paksaan
2. Kewenangan (authority)
Kedua pihak tertanggung dan penanggung wenang melakukan perbuatan hukum yang
diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut ada yang bersifat subjektif dan
ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif artinya kedua pihak sudah dewasa,
sehat ingatan, tidak berada di bawah perwakilan (trusteeship), dan pemegang kuasa yang
sah. Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai hubungan sah dengan benda
objek asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan milknya sendiri. Sedangkan
penanggung adalah pihak yang sah mewakili Perusahaan Asuransi berdasarkan Anggaran
20
Dasar Perusahaan. Apabila asuransi yang diadakan itu untuk kepentingan pihak ketiga
maka tertanggung yang mengadakan asuransi itu mendapat kuasa atau pembenaran dari
Pengertian objek tertentu adalah bahwa identitas objek asuransi tersebut harus jelas.
Apabila berupa harta kekayaan, harta kekayaan apa, berapa jumlah dan ukurannya
dimana letaknya, apa mereknya, butan mana, berapa nilainya dan sebagainya. Apabila
berupa jiwa atau raga atas nama siapa, berapa umumnya, apa hubungan keluarganya, di
Menurut ketentuan Pasal 599 KUHD, dianggap tidak mempunyai kepentingan adalah
dan kapal yang mengangkut barang yang dilarang tersebut. Apabila diasuransikan juga,
Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang undang-
undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan
kesusilaan. Contoh asuransi yang berkuasa tidak halal adalah mengasuransikan benda
tertanggung tidak mempunyai kepentingan, jadi hanya spekulai yang sama dengan
21
Berdasarkan kausa yang halal itu, tujuan yang hendak dicapai oleh tertanggung dan
penanggung adalah beralihnya risiko atas objek asuransi yang diimbangi dengan
pembayaran premi. Jadi kedua belah pihak berprestasi tertanggung membayar premi,
penanggung menerima peralihan risiko atas objek asuransi. Jika premi dibayar, maka
5. Pemberitahuan (notification)
asuransi. Kewajiban ini dilakukan pada saat mengadakan asuransi. Apabila tertanggung
lalai, maka akibat hukumnya asuransi batal. Menurut ketentuan Pasal 251 KUHD, semua
pemberitahuan yang salah, atau tidak benar, atau penyembunyian keadaan yang diketahui
oleh tertanggung tentang objek asuransi, mengakibatkan asuransi itu batal. Kewajiban
pemberitahuan itu berlaku juga apabila setelah diadakan asuransi terjadi pemberatan
22
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
3. Asuransi Sosial
Perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat kedua
pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori perjanjian tersebut:
1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery). Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya akan
terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu
dihadapkan dengan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya.
Keunggulan toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan berdasarkan
kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara tertanggung dan
penanggung.
2. Teori penerimaan (acceptance theory). Dalam hukum Belanda, teori ini disebut ontvangst
theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan
penanggung, tidak ada ketentuan umum dalam undang-undang perasuransian, yang ada
hanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320 KUH Perdata). Menurut teori
penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat pihak-pihak pada saat penawaran
sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas nota persetujuan ini kemudian
dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung yang disebut polis asuransi.
Berakhirnya Asuransi
Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai berikut :
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut
polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan
bahwa asuransi telah terjadi.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-asuransi.html rabu,6-03-2019 10:52
https://www.akuntansilengkap.com/perbankan/pengertian-tujuan-fungsi-jenis-asuransi-lengkap/
rabu, 06-03-2019 10:52
https://hukumasuransi2014.wordpress.com/2015/01/01/v-klasifikasi-asuransi-atau-perasuransian/
rabu, 06-03-2019 11:15
24