Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ ASURANSI : MENGANALISIS KONSEP DASAR TENTANG ASURANSI ”

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Badan dan Lembaga Keuangan

Di susun oleh :

Akbar Samudra NIM 1709618058

Arief Ardiansyah NIM 1709618085

Faqi Muhammad Fauzan NIM 1709618050

Wahyu Kazeka Prianto NIM 1709618021

Dosen Pengampu : Herlitah, M.Ec.Dev

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta

Tahun 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 3

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………… 3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4

A. Pengertian Asuransi…………………………………………………………... 4
B. Underwriting………………………………………………………………….. 7
C. Prinsip – Prinsip Asuransi…………………………………………………….. 9
D. Manfaat Asuransi……………………………………………………………. 12
E. Polis Asuransi………………………………………………………………... 13
F. Tujuan Asuransi……………………………………………………………... 13
G. Premi Asuransi………………………………………………………………. 14
H. Objek Asuransi………………………………………………………………. 15
I. Pengelolaan Asuransi………………………………………………………... 16
J. Usaha Penunjang…………………………………………………………….. 18
K. Pengaturan Perasurasian di Indonesia……………………………………….. 18
L. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi…………………………………… 19
M. Asuransi Kredit……………………………………………………………… 19

BAB III STUDI KASUS................................................................................................. 21

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………. 22

A. Kesimpulan…………………………………………………………………... 22
B. Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 23

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru dipendengaran
kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam, masyarakat belum
mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat umum tau tentang asuransi hanyalah sebagai
jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan seringkali menyebutkan
asuransi itu haram untuk masnyarakat yang awam. Padahal arti dan peran sesungguhnya didalam
asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat diantara kedua belah pihak, baik perusahaan
asuransi maupun nasabahnya.

Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan,
karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang akan
datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika sewaktu –
waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun
kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian yang
telah dibuat sebelumnya.

          Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan – perusahaan yang berjalan dibidang
asuransi ini, tinggal kita memilah dan memilih asuransi mana yang akan kita ambil sesuai
dengan kebutuhan dan keuangan kita. Untuk bisa memilih dan memilah asuransi tersebut, maka
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pengertian dasar – dasar asuransi. Maka dari itu
penulis bermaksud menuliskan pengetahuan tentang dasar – dasar pengetahuan tentang asuransi
yang akan dibahas dalam bab 2 tentang pembahasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut :

1. Apa yang di maskud dengan asuransi ?


2. Apa saja prinsip – prinsip asuransi ?
3
3. Apa saja manfaat asuransi ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASURANSI

Asuransi berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata


assurantie yang artinya pertanggungan, dan dari istilah
tersebut lalu timbul istilah assuradeur yang di tunjukan
bagi penanggung, sedangkan geassureede yang di
tunjukan untuk tertanggung. Istilah assurantie
sesungguhnya berasal dari bahasa Latin, yaitu Assecurare
yang artinya meyankinkan orang, Sedangkan dalam
bahasa inggris menjadi insurance dan assurance yang
berarti pertangunggan. Kedua istilah tersebut sebenarnya
memiliki pengertian yang berbeda, insurance berarti
“menaggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi”, sedangkan assurance
berarti “menanggung yang pasti terjadi, yang selanjutnya dikaitkan dengan
pertangunggan yang berkaitan dengan masalah jiwa seseorang”.

Di Indonesia pengertian asuransi di tuangkan dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang


usaha perasuransian : asuransi adalah perjanjian antar 2 belah pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertangung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang di harapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang di dasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.

Sementara itu, menurut kitab undang - undang hukum dagang pasal 246 : asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan nama seseorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan suatu premi untuk memberi pengertian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang di harapkan, yang mungkin terjadi karena
suatu peristiwa tidak tertentu.

Dari sudut pandang ekonomi, asuransi adalah mengurangi ketidak pastian dengan
pengalihan dan penggabungan (penghimpun dana) dari pihak – pihak yang mempunyai
kepentingan yang sama. Tujuan dari sudut pandang ekonomi, adalah mengurangi ketidak
pastian dari hasil usaha yang di lakukan oleh seseorang atau perusahaan asuransi dalam

5
rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Dari sudut pandang hukum, asuransi
adalah upaya pengalihan risiko melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada
penanggung melalui surat kontrak ganti rugi. Tujuan dari sudut pandang hukum adalah
memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu objek atau suatu kegiatan bisnis kepada
pihak lain. Dari sisi perusahaan, asuransi adalah upaya membagi risiko dengan
pengalihan perorangan atau perusahaan kepada lembaga jasa keuangan yang
menghususkan diri dalam pengelolaan risiko. Tujuan dari sisi perusahaan adalah
membagi risiko yang di hadapi kepada semua peserta program asuransi. Dari sisi sosial,
asuransi adalah upaya menanggung risiko secara bersama oleh anggota suatu kelompok
anggota masyarakat melalui iuran guna membayar kerugian yang diterima oleh salah
seorang anggotanya yang mengalami musibah.

Dari pengertian diatas, terlihat dengan jelas bahwa terdapat 4 pihak yang terlibat
dalam asuransi, yaitu :

1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji akan membayar uang premi kepada
pihak penanggung, sekaligus atau mengangsur.
2. Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan memberikan proteksi tertanggung
(insured) yang menerima proteksi.
3. Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau yang tidak diketahui sebelumnya,
peristiwa yang memungkinkan terjadinya kerugian.
4. Kepentingan (interest) yang mungkin dapat mengalami kerugian yang disebabkan
oleh peristiwa yang terjadi.

Unsur – unsur proses terjadinya risiko :

1. Chance Of Loss

Kemungkinan kerugian di artikan sebagai kemungkinan terhadap kejadian buruk yang


akan terjadi. Chance of loss mempunyai dua aspek, yaitu :

 Objective Probability adalah frekuensi relatif jangka panjang suatu kejadian


berdasarkan pada asumsi terhadap jumlah yang terbatas dari obeservasi dan
dari tiadanya kesempatan dalam kondisi yang mendasar.
 Subjective Probability adalah perkiraan sesroang terhadap kemungkinan untuk
rugi

6
2. Perils dan Hazards
 Perils, adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan kerusakan, kerugian
yang dapat ditimbulkan oleh :
1. Alam (api, badai, tsunami, gempa, banjir, longsor, gunung meletus, dsb).
2. Perbuatan manusia (pencurian, hura – hara, sabotase).
3. Ekonomis (penurunan tingkat bunga bank, perubahan kebijakan moneter).
 Hazards, yaitu keadaan atau kondisi yang meingkatkan kemungkinan
timbulnya perils atau kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan
timbulnya kejadian yang merugikan.
Ada 4 macam hazards, yaitu :
1. Physicale Hazards, yaitu suatu kondisi fisik yang dapat meningkatkan atau
memperbesar kemungkinan kerugian, baik yang dapat di awasi maupun
yang tidak, seperti : isolasi kabel listrik PLN tegangan tinggi yang
terkelupas hingga berisiko terjadinya arus pendek, tiang utama penyangga
jembatan yang di terjang air banjir, longsor, dsb.
2. Moral Hazards, yaitu ketidak jujuran atau iktikad buruk seseorang yang
meningkatkan frekuensi kerugian, seperti : kecelakaan yang disengaja
untuk memperoleh asuransi, pecandu obat terlarang, dengan sengaja
merusak objek pertanggungan untuk mendapatkan klaim asuransi yang
tidak wajar, dll.
3. Morale Hazards, Yaitu suatu keadaan atau kondisi seseorang yang
memperbesar kemungkinan terjadinya risiko, yang bersumber dari perasaan
hati seorang yang bersangkutan karena pengaruh dari suatu keadaan
tertentu.
4. Legal Hazard, yaitu perbuatan atau tindakan yang mengabaikan peraturan
yang berlaku sehingga mempebesar kemungkinan terjadinya kerugian.
 Exposure
Exposure adalah keadaan atau object yang mengandung terkena risiko,
sehingga merupakan keadaan yang menjadi objek dari upaya penanggulangan
risiko khususnya dibidang pertanggungan.
 Kemungkinan / Probability
Adalah suatu keadaan yang mengacu pada waktu mendatang tentang
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa.

7
 Hukum Bilangan Besar (The Law Of The Large Number)
Hukum yang berkaitan dengan peramalan besarnya kemungkinan terjadinya
risiko. Semakin besar jumlah eksposur yang diramalkan akan semakin cermat
hasil ramalan yang diperoleh. Masalah hukum pada hakikatnya menjadi dasar
di bidang usaha perasuransian karena usaha perasuransian terjadi proses
dimana ketidak mungkinan peramalan kejadian terhadap kasus individu diganti
dengan kemampuan untuk meramal kejadian / kerugian secara koletif sejumlah
besar kasus. Hal inilah yang menjadi alasan bagi perushaan asuransi untuk
selalu berupaya melakukan ekstensifikasi nasabahnya, agar peramalan terhadap
kemungkinan risiko yang di derita nasabah semakin tepat.

Pihak – pihak yang memegang peranan penting dalam usaha asuransi baik
konvensional maupun syariah adalah sebagai berikut :
1. Isurance Under Writer (Penanggung), yaitu pihak yang memperhitungkan
risiko – risiko yang berkaitan atau berhubungan dengan kontrak asuransi,
persetujuan pembayaran klaim, dan hal penting lain yang menyangkut isi
kontrak asuransi.
2. Insurance Agen, yaitu pihak yang mewakili penanggung dalam melakukan
transaksi atas nama penanggung tersebut, tetapi tidak bertanggung jawab
sama sekali dengan apa yang di janjikan maupun hal – hal lain menyangkut
ketetapan kontrak.
3. Insurance Broker, yaitu pihak ketiga selain penanggung dan tertanggung
yang bergerak secara independen yang mempertemukan pihak penanggung
dan tertanggung.

B. UNDERWRITING

Underwriting adalah proses penafsiran mortalitas atau morbiditas calon


tertanggung untuk menetapkan :

1. Apakah calon tertanggung dapat di tutup asuransinya.


2. Klasifikasi risiko yang sesuai bagi tertanggung.
 Mortalitas adalah jumlah kejadian meninggal relatif di antara sekelompok
orang tertentu.
 Morbiditas adalah jumlah kejadian relatif sakit atau penyakit di antara
sekelompok orang tertentu.

8
Tanpa underwritting yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu
bersaing. Praktiknya, untuk menarik nasabah harus ada proposi yang sama mengenai
risiko yang baik dan risiko yang kurang menguntungkan dalam kelompok yang
diasuransikan, sesuai dengan informasi yang diperoleh.

Tugas utama underwritting, baik syariah maupun konvensional adalah sebagai


berikut:

1. Mengatur dana seefektif mungkin dan menguntungkan


2. Pada asuransi syariah peran underwritter adalah :
 Mempertimbangkan risiko yang diajukan.
 Memutuskan menerima atau tidaknya risiko - risiko tersebut.
 Menentukan syarat ketentuan dan lingkup ganti rugi.
 Menentukan biaya upah pada dana kontribusi peserta.
 Mengamankan margin profit

Faktor - faktor yang mempengaruhi seleksi risiko adalah :

1. Usia
2. Kondisi fisik / kesehatan
3. Jenis Pekerjaan
4. Kondisi finansial
5. Moral dan kebiasaan
6. Besarnya nilai pertanggungan
7. Jenis kelamin

Menurut Richard Bailey dalam membuat underwritting dan penetapan calon


tetanggung ke dalam kelompok - kelompok risiko, sasaran underwritting perusahaan
adalah menyetujui dan menerbitkan polis yang memiliki sifat - sifat berikut ini :

1. Adil Bagi Nasabah (Equtable to Client)

Salah satu prinsip dasar asuransi adalah bahwa masing - masing tertanggung
membayar premi yang proporsional terhadap risiko yang ditaksir perusahaan terhadap
tertanggung tersebut.

2. Dapat Dijual Oleh Agen (Deliverable by the agent)


Agar polis diterima harus memenuhi syarat - syarat berkut ini :
 Polis harus menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhan pribadi.
 Premi yang ditetapkan polis harus dalam batas kemampuan keuangan pembeli.
 Premi yang dibebankan untuk asuransi harus bersaing dengan pasar.

9
3. Menguntungkan Perusahaan (Profitable to the Company)

Underwritter disini memegang peranan penting dalam keputusan yang


menguntungkan perusahaan dan ini berlaku bagi semua jenis usaha, Contoh Perseroan
Terbatas, Asuransi Jiwa Bersama, dll.

C. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

Asuransi pada dasarnya menyediakan perangkat untuk mengeliminasi risiko


dimana risiko tersebut tidak mampu dihadapi atau tidak ingin menghadapinya. Dalam
asuransi, khususnya asuransi kerugian ada 5 prinsip utama, yaitu sebagai berikut :

 Prinsip Kepentingan (insurable Interest)

Hubugan antara tertanggung dan subjek yang diasuransikan perusahaan menyangkut


hal - hal yang berpotensi menyebabkan bahaya yang dapat menyebabkan kerugian secara
keuangan bagi tertanggung serta bentuk pertanggungan yang disepakati dalam kontrak.
Prinsip kepentingan akan menegaskan bahwa orang yang menutup asuransi harus
mempunyai kepentingan atas harta benda yang dapat diasuransikan (Insurable). Jadi,
pada hakikatnya yang di asuransikan bukannya harta benda tetapi kepentingan
tertanggung atas harta benda itu. Kepentingan juga harus legal dan patut yang dapat
dibuktikan dengan surat - surat resmi / autentik dari harta benda yang bersangkutan, inti
atau unsur - unsur Insurable Interest adalah sebagai berikut :

1. Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa, atau tanggungan gugat.
2. Keadaan di atas harus merupakan suatu hal yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Tertanggung harus memliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat
dipertanggung jawabkan dimana pihak tertanggung memperoleh manfaat dari
tidak terjadinya peristiwa atau kerusakan dan menderita kerugian bila yang
dipertanggung jawabkan mengalami kerusakan.
4. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan harus memiliki
hubungan sah menurut hukum.
5. Harta benda itu harus dapat diasuransikan (insurable).
6. Harus ada hubungan antara tertanggung dengan harta benda itu.

10
 Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)

Pihak penanggung mendapat tempat terhormat dalam tempat penutupan asuransi dari
pihak tertanggung. Sudah seharusnya kepercayaan pihak penanggung diimbangi dengan
itikad baik oleh pihak tertanggung, yaitu dengan memberitahukan semua keterangan dan
data yang diketahuinya atas interest yang akan ditutup asuransinya, di mana penjamin
asuransi harus memberitahu segala ketetapan kontrak asuransi dan segala informasi dan
risiko - risiko yang berhubungan dengan kontrak sehingga dapat tercapai kesepakatan
antara dua pihak yang bersangkutan. Unsur - unsur yang merupakan pelanggaran
terhadap prinsip - prinsip utmost good adalah sebagai berikut :

1. Non - Discourse

Unsur ini pada dasarnya adalah mengemukakan bahwa tidak diungkapkan atau
diberitahukan suatu informasi atau fakta karena tidak mengetahui atau karena dianggap
fakta tersebut tidak diperlukan.

2. Concealment

Ketidaksengajaan tidak mengungkapkan atau menginformasikan suatu fakta yang


materil dengan maksud untuk menyembunyikannya sehingga berdasarkan prinsip utmost
good faith bila terjadi concealment, kontrak asuransinya menjadi batal, Kecuali pada
asuransi angkutan darat dan angkutan laut.

3. Fraudulent Misrepresentation

Bila ternyata keterangan tentang masalah yang menyangkut objek pertanggungan


tidak benar, pertanggungan batal sehingga apabila timbul klaim, tidak dapat dibayar atau
karena adanya unsur kesengajaan memberikan gambaran / informasi yang tidak
sebenarnya atas suatu fakta yang materil, seperti tentang kondisi bangunan, dalam
pertanggungan kebakaran atau posisi kapal dalam pertanggungan angkutan laut atau
pertanggungan kerangka kapal.

4. Innocent Misrepresentation

Hal ini terjadi bila ketidak sengajaan memberikan gambaran yang salah tentang
fakta materil.

11
5. Warranty

Pembatasan - pembatasan yang ditetapkan yang tidak boleh disimpangkan oleh


tertanggung apabila disimpangkan, pertanggungan bisa batal, seperti bank, hanya dapat
diangsuransikan pada keadaan dipasangnya sistem peringatan (alarm) yang memadai
terhadap risiko perampokan.

 Prinsip Jaminan (Indemnity)

Mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada


posisi sebelum kerugian terjadi berarti merupakan prinsip ganti rugi, penanggung
terhadap tertanggung. Prinsip ini hanya berlaku pada asuransi tanggung gugat dan tidak
berlaku pada asuransi jiwa dan kesehatan. Cara pelaksanaan prinsip Indemnity dapat
dilakukan melalui 4 cara berikut ini :

1. Pembayaran Tunai
Cara ini dilakukan dengan menyerahkan kepada tertanggung setelah menerima
klaim, merupakan cara yang paling umum dan efisien yang digunakan.

2. Penggantian / Replacement
Cara ini dilakukan dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk dan
kondisi awal yang sama.

3. Perbaikan / Repair
Cara ini dilakukan dengan memperbaiki atas kerugian yang dialami tertanggung
atau dengan memberikan perbaikan pada kerugian yang dialami tertanggung.

4. Pengembangan Kembali (Reinstatement) Penyelaian ganti rugi


Cara ini bisa ditemukan dalam asuransi harta atau Property Insurance.

 Proxymate Cause
Proxymate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya
suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, Diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

12
 Contribution
Contribution adalah suatu prinsip dimana pernanggung berhak mengajak
penanggung - penanggung lain yang memiliki kepentingan sama ikut bersama
membayar ganti rugi kepada sesorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan
masing - masing penanggung belum tentu sama besar.

 Prinsip kepercayaan
Dalam asuransi, keperacayaan dari penanggung mendapat tempat terhormat dalam
setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada kepercayaan dari pihak penanggung, bisnis
asuransi akan mengalami kegagalan.

 Right subrogation dan abandonmen

Jika tertanggung menerima ganti rugi dari pihak ke-3, dan ganti rugi tersebut tidak
boleh melebihi ketetapan kontrak sesuai perjanjian penanggung dan tertanggung, atau
penanggung dapat menuntut pembayaran dari pihak ke-3 atas ganti rugi dari klaim yang
tertanggung yang mengalami kerugian akibat ulah pihak ke-3. Hak penanggung dalam
meminta ganti rugi ada pihak ke-3 dinamakan hak subrogasi.

D. MANFAAT ASURANSI

Pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain :

 Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung
akan memberikan rasa aman dari resiko atau kerugian yang mungkin akan timbul.
Kalau resiko atau kerugian tersebut benar – benar terjadi, pihak tertanggung
(insurad) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan
perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
 Pendistribusian biaya dan manfaat yang adil. Prisnsip keadilan diperhitungkan
dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus
ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara
cermat faktor - faktor yang berpengaruh besar pada asuransi tsb. Semakin besar
nilai pertanggungan semakin besar pula premi periodik yang harus dibayarkan
oleh tertanggung.
 Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
 Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi dibayarkan setiap
periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga
memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai
dengan perjanjian dari kedua belah pihak).

13
 Alat penyebaran risiko. risiko yang seharusnya di tanggung oleh tertanggung
ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu
yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
 Membantu meningkatkan kegiatan usaha. investasi yang dilakukan oleh para
investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai
macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dsb).

E. POLIS ASURANSI

Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak - pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga
konsistensi pertanggung jawaban, baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan
adanya pihak polis perjanjian antara kedua pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.
Polis tersebut merupakan bukti autentik yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk
mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan tanggung jawabnya.
Penggantian financial dari penanggung akan sangat bermanfaat untuk membalikan
tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami kerugian dan
menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis asuransi juga berfungsi sebagai
bukti pembayaran premi kepada penanggung.

Polis asuransi menanggung hal – hal sebagai berikut :

 Nomor polis
 Nama dan alamat tertanggung
 Uraian risiko
 Jumlah pertanggungan
 Jangka waktu pertanggungan.
 Besar premi, beamaterai, dll.
 Bahaya - bahaya yang dijaminkan
 Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan
nomer polisi, nomer rangka (chasis) nomer mesin kendaraan.

F. TUJUAN ASURANSI
 Tujuan ganti rugi adalah untuk mengembalikan tertanggung kepada
posisinya semula atau untuk menghindarkan tertanggung dari
kebangkrutan sehingga ia masih mampu berdiri, seperti sebelum menderita
kerugian.

14
 Tujuan tertanggung adalah :
 Untuk memperoleh rasa tentram dari risiko yang di hadapinya atas
kegiatan usahannya atau atas harta miliknya.
 Untuk mendorong keberaniannya menggiatkan usaha yang lebih besar
dengan risiko yang lebih besar pula karena risiko yang besar itu diambil
alih oleh penanggung.
 Tujuan penanggung (umum) memperoleh keuntungan, disamping
menyediakan lapangan kerja bila penanggung membutuhkan tenaga –
tenaga pembantu (karyawan).
 Tujuan penanggung (khusus) adalah :
 Meringankan resiko yang dihadapi oleh para nasabahnya (para
tertanggung) dengan mengambil alih risiko yang mereka hadapi;
 Menciptakan rasa tentram dikalangan nasabahnya sehingga lebih berani
menggiatkan usaha yang lebih besar;
 Mengumpulkan dana premi yang terkumpul sedikit demi sedikit dari
para nasabahnya sehingga terhimpun dana besar, yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan bangsa dan negara.

G. PREMI ASURANSI
 Pengertian

Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah, sumbangan, atau sesuatu
yang dibayarkan sebagai tambahan ekstra perangsang. Dalam skop asuransi, premi
merupakan :

1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung
untuk mengganti kerugian yang mungkin di derita oleh tertanggung.
2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada
tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua
maupun kematian (asuransi jiwa).

 Pembayaran premi

Premi dibayar Ketika polis dikeluarkan oleh penanggung. Umumnya penanggung


belum mau mengeluarkan polis sebelum premi dibayar lunas (kecuali bila ada
persetujuan mengenai pembayaran premi dengan cicilan).

15
 Pengembalian premi / Restorno

Pengembalian premi dari penanggung kepada tertanggung karena perjanjian gugur


sebelum penanggung menanggung bahaya atau telah menanggung sebagian, premi
dibayar lebih tanpa insurable interest, kondisi jaminan dipersempit, dsb.

H. OBJEK ASURANSI

Objek dalam perjanjian asuransi adalah kepentingan yang menjadi penyebab


diadakannya perjanjian asuransi oleh penanggung dan tertanggung. Syarat menjadi objek
asuransi adalah sebagai berikut :

 Objek harus insurable interest


 Objek harus mempunyai nilai uang
 Objek harus dapat terkena bahaya
 Objek harus legal dan patut. Subjek dalam perjanjian asuransi adalah pihak - pihak
yang bertindak aktif untuk mengamalkan perjanjian itu, yaitu penanggung dan
tertanggung, seperti :
 Pembeli dan penjual barang.
 Pengirim (shipper) dan penerima (consignee) barang.

Subjek yang berhak mengajukan klaim adalah sebagai berikut :

 Bila penjual sebagai subjek dalam asuransi, bila ada klaim, penanggung
hanya berurusan dengan penjual sebagai tertanggung.
 Bila pembeli sebagai subjek dalam asuransi, bila ada klaim, penanggung
hanya berurusan dengan pembeli sebagai tertanggung.

Sebagai subjek masing – masing pihak mempunyai kewajiban dan hak yang
timbal balik sebagai berikut :

 Tertanggung wajib membayar premi kepada penanggung dan penanggung berhak


memperoleh premi dari tertanggung sebagai imbalan dari jaminan penanggung
atas objek yang diasuransikan.
 Penanggung wajib memberikan ganti rugi kepada tertanggung dan tertanggung
berhak memperoleh ganti rugi dari penanggung bila objek yang di asuransikan
mengalami kerugian yang disebabkan oleh bahaya (risiko) yang di tanggung oleh
polis.

16
I. PENGELOLAAN ASURANSI

Menurut sifat pelaksanaanya

1. Asuransi Sukarela
Pada perinsipnya pertanggungan yang dilakukan dengan cara sukarela, dan semata
– mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan memungkinkan terjadinya risiko
kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut, Misalnya : asuransi
kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dll.
2. Asuransi Wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak – pihak terkait yang
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang - undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah, Misalnya : asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan.

Menurut Jenis Asuransinya

Menurut Undang - Undang nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.


Jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :

 Usaha Asuransi

1. Asuransi Kerugian (nonlife insurance)

Asuransi kerugian menurut Undang - Undang Nomor 2 Tahun 1992, yaitu usaha
yang memberikan jasa - jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang
tidak pasti. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut :

 Asuransi Kebakaran adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran.

 Asuransi Pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance)


penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami
tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.

 Asuransi Aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke
dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain :
asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam
pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan, dsb.

17
2. Asuransi Jiwa (life insurance)

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia menghadapi risiko berkurang atau hilangnya
produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh : kematian, mengalami cacat, pemutusan
hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa memberikan :

 Dukungan bagi pihak yang selamat dari kecelakaan.


 Santunan bagi tertanggung yang meninggal.
 Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang
kunci .
 Penghimpunan dana untuk persiapan pension.

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga :

 Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis asuransi ini
diterbitkan dalam nilai tertentu dengan premi yang dibayarkan secara periodik
(bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan).
 Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa ini biasanya
dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang dibawah satu
polis induk dimana masing masing anggota kelompok menerima sertifikat
partisipasi.
 Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance). Dalam jenis asuransi ini dibuat
dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang
dibayarkan dirumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agen.

3. Reasuransi (reinsurance)

Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang


dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran
risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain.

Fungsi reasuransi adalah :

 Meningkatkan kapasitas akseptasi.


 Alat penyebaran resiko.
 Meningkatkan stabilitas usaha.
 Meningkatkan kepercayaan.
18
J. USAHA PENUNJANG

1. Pialang Asuransi

Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.

2. Pialang Reasuransi

Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi


dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dan bertindak untuk kepentingan,
perusahaan asuransi.

3. Penilai Kerugian Asuransi

Adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek yang
dipertanggungkan.

4. Konsultan Aktuaria

Adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.

5. Agen Asuransi

Adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung.

K. PENGATURAN PERASURANSIAN DI INDONESIA

Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan


pengawasan atas usaha perasuransian di indonesia saat ini adalah :

1. UU Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian


2. PP Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
3. Keputusan Menteri Keuangan antara lain :
 Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 Tentang perizinan
perusahaan asuransi dan Reasuransi.
 Nomor 224/KNE.017/1993 tanggal 26 februari 1993 Tentang Kesehatan
Keuangan perusahaan asuransi atau reasuransi.
 Nomor 225/KMK.017/1993 tanggal 26 februari 1993 Tentang
Penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi atau reasuransi.
19
 Nomor 226/CMK.017/1993 tanggal 26 februari tentang perizinan dan
penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi.

L. PERIZINAN PENDIRIAN PERUSAHAAN ASURANSI

Pemberian izin oleh menteri keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut PP


Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dua tahap, yaitu :

1. Persetujuan Prinsip

Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu


perusahaan yang bergerak dibidang perasuransian, dimana batas waktu persetujuan
prinsip dibatasi selama lamanya satu tahun.

2. Izin Usaha

Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah persiapan pendirian
selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah terpenuhi.
ketentuan modal disetor perusahaan perasuransian.

M. ASURANSI KREDIT

Dalam hal ini, asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan lebih dititik
beratkan pada asuransi jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian (general
insurance) yang meliputi :

 Asuransi Kebakaran (Fire insurance).


 Asuransi Pengangkutan (Marine Insurance).
 Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance).

Oleh karena itu, asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan
terutama dibidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang
bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu waktu dapat tertimpa risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.

Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kredit (bank, lembaga
keuangan) kepada nasabahnya. Sejak kredit diberikan kepada nasabah, pemberi kredit
oleh nasabah atau tidak diperolehnya kembali kredit tersebut dari nasabah sehingga
pemberi kredit menderita kerugian. Untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian
tersebut, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit yang diberikannya kepada nasabah.
Dalam asuransi kredit tertanggung adalah pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) dan

20
yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit dimana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha).

Asuransi kredit bertujuan :

1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit


yang diberikan kepada nasabahnya.

2. Membantu kegiatan, pengarahan dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan


maupun kredit lainnya diluar perbankan.

Dengan Adanya asuransi kredit ini, bank akan terdorong untuk lebih giat
membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya.
Pengelolaan asuransi kredit di indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT
Asuransi Kredit Indonesia yang berkantor pusat dijakarta, dimana yang menjadi
tertanggung adalah bank bank pemerintah, bank bank swasta, dan lembaga lembaga
keuangan lainya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT askrindo, bank
membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi
dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya
yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya
tetapi bank pemberi kredit.

BAB III

STUDI KASUS

Menteri Hanif dorong BJPS ketenagakerjaan tangani asurasi TKI

21
Menteri tenaga kerja Hanif Dhakiri menilai BPJS ketenagakerjaan mampu jamin kebutuhan TKI.

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintah masih memiliki sejumlah PR (pekerjaan


rumah) dalam melindungi warganya yang bekerja di luar negeri atau para tenaga kerja
Indonesia (TKI).

Beberapa kali TKI yang terkena musibah atau menjadi korban perdagangan
manusia atau human trafficking di luar negeri sulit mendapatkan asuransi.

Karena itu, menteri tenaga kerja dan transmigrasi (menakertrans) Hanif Dhakiri
mendorong agar badan penyelanggara jaminan sosial (BPJS) ketenagakerjaan turut cover
asuransi para TKI. Cara itu diharapkan lebih mudah dan menguntungkan TKI. “Sebagai
badan Negara, BPJS sangat layak cover asuransi ketenagakerjaan TKI” ucap Hanif saat
menerima audiensi pegiat buruh migran dan keluarga korban perdagangan manusia dari
NTT di kantor kemenakertrans, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

BPJS, Lanjut Hanif, juga dinilai mampu menjamin kebutuhan TKI terutama terkait
jaminan kesehatan, jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan hari tua.
“BPJS juga bisa membuka perwakilan di negara yang banyak mempekerjakan TKI” tutur
dia.

Selama ini asuransi yang digunakan para perjuang devisa ini di tanggung oleh
konsorsium asuransi TKI. Namun pada praktiknya sering terjadi kendala yang di alami
TKI dalam mengurus klaim asuransi.

Hanif menuturkan, hal itu akan beda jika di tangani oleh BPJS yang merupakan
badan negara. Apalagi rekomendasi agar BPJS menangani asuransi TKI juga pernah
dikeluarkan oleh komisi pemberatasan korupsi (KPK).

Dalam pertemuan ini, para pegiat buruh migran, mengeluhkan rentanya tindak
kejahatan perdagangan manusia yang terjadi di NTT. Keterbatasan pengetahuan
warganya dimanfaatkan oleh oknum penyalur untuk melakukan pengiriman besar –
besaran TKI keluar negeri.

Lebih parahnya, mereka diperkerjakan ke negara orang melalui jalur ilegal.


Bahkan tak sedikit pula dokumen para TKI di palsukan untuk memuluskan penyeludupan
manusia itu.

Tindakan itu menimbulkan banyak masalah. Tak sedikit warga yang menjadi
korban human trafficking hingga berujung maut. Hal ini yang dialami 2 TKW asal NTT,
Yufrida Selan dan Dolfina Abuk yang tewas di Malaysia.

22
Ke 2 TKW itu dipulangkan dari negeri jiran dalam kondisi tak bernyawa. Di duga
keduanya menjadi korban human trafficking dan mendapat perlakuan keji disana.
Keduanya juga masih terganjal pengurusan asuransi lantaran dokumen yang di gunakan
saat ini di palsukan.

Menaggapi hal itu, Hanif berjanji akan memproses pengurusan asuransi


secepatnya. Ia mengatakan tidak akan mempersulit proses tersebut bila data yang di
ajukan sudah lengkap. “asuransi akan diproses secepatnya. Berkasnya bisa di serahkan
kepada staff saya. Prosesnya tidak akan di persulit selama data lengkap” ujar Hanif.

Hanif menambahkan kasus yang di alami oleh Yufrida dan Dolfina bukanlah
kasus pertama yang terjadi pada buruh migran. Hanif menghimbau kepada para TKI
untuk tetap memperhatikan kelengkapan berkas ketika hendak bekerja di luar negeri.
Sebab, hal ini dapat menjadi landasan hukum ketika akan menuntut hal, seperti asuransi.

“Terkait apakah sesuai dengan peraturan dan memiliki dokumen yang lengkap,
karena dokumen juga nantinya akan berhubungan dengan hak. Selama ini orang
menganggap, kalau sudah punya passport, orang dapat pergi” ujar dia.

Mabes porli sendiri telah mengusut kasus perdagangan manusai yang melibatkan
korban dari NTT. Kaporli Jendral Tito Karnafian saat itu mengatakan, sudah ada 14
tersangka yang di amankan porli terkait kejahatan ini.

Selain itu, polisi juga berhasil menyelamatkan sekitar 30 korban human trafficking
dari NTT dengan berbagai modus operandi. (Nafis/Ahm)

http://bisnis.liputan6.com/read/2612466/menteri-hanif-dorong-bpjs-ketenagakerjaan-asuransi-tki

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di zaman dahulu banyak sekali masyarakat yang tidak paham tentang pengertian
asuransi dan tidak mengerti dampak positif dari asuransi, tetapi sekarang perusahaan
asuransi sudah banyak di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat maka pengertian dan
pentingnya semakin luas dimasyarakat. Asuransi sendiri pada perkembangannya
mengalami banyak perubahan dan semakin banyak jenisnya dari mulai hal yang wajar
sampai hal-hal yang tidak wajar pun bisa diasuransikan. Banyak masyarakat yang
menggunakan jasa asuransi didalam kehidupan sehari-hari karena saat ini banyak sekali

23
resiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang sebelum semua itu dihadapi terlebih
dahulu kita menanggulanginya agar tidak terjadi kerugian besar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti. Atau untuk pemberian suatu pembayaran uang yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang
pasti misalnya kematian kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan
rasa aman dan perlindungan, pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis
asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit, berfungsi sebagai
tabungan dan sumber pendapatan, alat penyebaran risiko, dan membantu meningkatkan
kegiatan usaha.

Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam


usaha perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan
sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan
sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi
musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan
disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta investasi dari
dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

B. Daftar Pustakas

Muchtar, P. D. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan (Edisi Pertama). Prenad Media.

24

Anda mungkin juga menyukai