Anda di halaman 1dari 15

“ASURANSI”

DISUSUN OLEH:

Ofvie Qonita Rahmawati 215231244

Mafaza Ardith Azahra 215231259

Puspitasari 215231274

Dosen Pengampu : Meilana Widyaningsih, S.E., M.E.Sy

PRODI PERBANKAN SYARIAH 2022

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

i
ABSTRAK

Asuransi merupakan suatu pertanggungan antara dua pihak yaitu tertanggung dan
penanggung dimana penanggung mengikatkan dirinya untuk menerima pengalihan risiko yang
akan dihadapi oleh tertanggung dengan diimbangi dengan adanya pembayaran premi dari
tertanggung kepada penanggung. Asuransi merupakan sebuah perjanjian yang telah disepakati
bersama antara penanggung (perusahaan asuransi) dengan tertanggung (seseorang yang membeli
jasa asuransi), dimana dalam perjanjian itu tertanggung harus membayar sejumlah uang dalam
jangka waktu tertentu, yang disebut dengan premi. Premi asuransi jiwa bergantung pada peluang
hidup dan suku bunga yang mewakili dinamika pasar keuangan. Suku bunga dalam asuransi ini
diasumsikan mengikuti model stochastik, dimana suku bunga yang digunakan yaitu model suku
bunga CoxIngersoll-Ross (CIR). Penentuan nilai anuitas dan asuransi ini diturunkan melalui
prosedur harga zero coupon bond dengan menggunakan lemma Ito, yang selanjutnya akan
digunakan untuk menentukan premi. Simulasi penentuan premi pada asuransi jiwa berjangka
menunjukkan fluktuasi harga premi tergantung pada variabel rata-rata suku bunga jangka
panjang, laju penyesuaian suku bunga terhadap rata-ratanya dan volatilitas. Semakin rendah nilai
rata-rata suku bunga jangka panjang dan laju penyesuaian maka nilai premi semakin tinggi.

Kata Kunci: Asuransi, Premi, Suku Bunga

DAFTAR ISI

ii
ABSTRAK......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. PENGERTIAN ASURANSI................................................................................................3
B. MANFAAT ASURANSI......................................................................................................5
C. SEJARAH ASURANSI........................................................................................................7
D. KONSEP TRANSAKSI ASURANSI..................................................................................9
E. PRODUK ASURANSI.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri perasuransian merupakan salah satu penopang perekonomian nasional sebagai


lembaga keuangan non bank. Perkembangan asuransi saat ini menunjukkan tren perkembangan
yang jelas. Perusahaan yang bergerak di industri jasa asuransi menyediakan beragam produk
asuransi, mulai dari jasa asuransi kerugian, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi tenaga
kerja dan lain-lain hingga asuransi dengan elemen tabungan, seperti asuransi jiwa unit-linked.

Di Indonesia, jumlah perusahaan asuransi terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012
terdapat sekitar 140 perusahaan asuransi, sementara dalam 5 tahun meningkat menjadi 146
perusahaan asuransi dan reasuransi di tahun 2016. Selain itu, perusahaan penunjang asuransi juga
mengalami peningkatan dar 205 perusahaan di tahun 2012 menjadi 237 perusahaan di tahun
2016 (OJK, 2016). Demikian pula dengan pertumbuhan premi bruto yang meningkat rata-rata
19,8% per tahun dalam 5 tahun terakhir atau di tahun 2016 sekitar 361,78 triliun.

Meskipun banyaknya perusahaan asuransi namun rasio sektor usaha dan masyarakat masih
sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi belum begitu populer, kurang
dipahami dan diminati oleh sebagian besar masyarakat karena tingkat kesadaran berasuransi
masih rendah. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan harus menjadikan ini sebagai
tantangan karena pandangan umum masyarakat tentang asuransi dan layanannya tidak seluas
pengetahuan mengenai bank atau lembaga keuangan lainnya disamping masih adanya kesan
bahwa menjadi nasabah asuransi akan meningkatkan beban biaya sehingga menyebabkan citra
miring masyarakat terhadap asuransi terutama dalam prosedur klaim yang rumit.

Asuransi memegang peranan penting dalam peristiwa makroekonomi, karena selain


memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan, asuransi juga memberikan
dorongan yang sangat besar bagi perkembangan ekonomi lainnya. Asuransi telah menjadi bagian
tak terpisahkan dari semua bisnis. Misalnya, jika semua risiko proyek ditanggung oleh asuransi,
bankir investasi akan lebih percaya diri saat mengevaluasi proyek tertentu. Oleh karena itu,

1
perusahaan asuransi yang tugas utamanya melindungi perusahaan lain telah menjadi organisasi
ekonomi yang

2
memegang peranan penting. Asuransi juga memberikan manfaat dalam hal melindungi
orang (jiwa), harta (aset), dan tanggungan (liabilities).

Bisnis asuransi saat ini dapat dibagi menjadi beberapa cabang independen. Yang paling
umum dari pembagian ini adalah asuransi swasta dan asuransi pemerintah. Cakupan dari
kegiatan asuransi cukup untuk memenuhi permintaan pemegang polis di Indonesia yang terus
meningkat. Selain itu, beberapa perusahaan asuransi saat ini bersaing untuk mendapatkan
berbagai produk asuransi yang dirancang untuk membangkitkan minat masyarakat untuk
berasuransi.

Pasal 246 KUHD menentukan bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian, dengan mana seorang penanggung meningkatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asuransi ?


2. Apa saja fungsi asuransi ?
3. Sejarah asuransi
4. Apa konsep transaksi ?
5. Apa saja produk asurans ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASURANSI

Industri asuransi di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat setelah


pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi dengan keluarnya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
Dengan adanya deregulasi da Undang-Undang tersebut pemerintah memberikan kemudahan
dalam hal per-izinan.

Istilah asuransi dalam perkembangan zaman di Indonesia berasal dari kata Belanda
assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa Indonesia. Namun istilah itu sendiri
sebenernya bukanlah istilah asli bahasa belanda, tetapi berasal dari bahasa latin yaitu assecurare
yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini kemudian dikenal dalam bahasa Perancis sebagai
assurance.

Demikian pula istilah assuradeur yang berarti “penanggung” dan geassureede yang
berarti “tertanggung” keduanya berasal dari perbendaharaan bahasa Belanda. Sedangkan dalam
bahasa Belanda istilah “pertanggungan” dapat diartikan menjadi insurance dan assurance. Kedua
istilah ini sebenernya memiliki pengertian yang berbeda. Insurance mengandung arti
menanggung segala sesuatu yang mungkin terjadi. Sedangkan assurance menanggung sesuatu
yang pasti terjadi. Lebih lanjut istilah assurance dikaitkan dengan pertanggungan yang berkaitan
dengan masalah jiwa seseorang.

Banyak pendapat mengenai pengertian asuransi, antara lain:

1. Asuransi diartikan sebagai persetujuan di mana penanggung mengikatkan diri kepada


tertanggung dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian, atau tidak diperolehnya
keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui
lebih dulu.

4
2. Dalam bukunya, Subekti memberikan definisi mengenai asuransi yaitu Asuransi
pertanggungan sebagai suatu perjanjian yang termasuk dalam golongan perjanjian
untung-untungan (Kansovereenkomst)
3. Suatu perjanjian untung-untungan adalah suatu perjanjian yang dengan sengaja
digantungkan pada suatu kejadian yang belum tentu terjadi yang dimana kejadian itu
akan menentukan untung ruginya salah satu pihak.
4. Asuransi dalam sudut pandangan ekonomi merupakan metode untuk mengurangi risiko
dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian
keuangan. Dari sudut pandang bisnis adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya
menerima atau menjual jasa, pemindahan toko dari pihak lain, dan memperoleh
keuntungan dengan berbagai resiko di antara sejumlah nasabahnya.
5. Dari sudut pandang sosial asuransi sebagai sebuah organisasi social yang menerima
pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya agar membayar
kerugian yang mungkin terjadi pada setiap anggota asuransi tersebut.
6. Dalam bukunya, Abbas Salim memberikan definisi asuransi adalah suatu kemauan untuk
menetapkan kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subtitusi)
kerugian besar yang belum pasti.
7. Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab 9 Pasal 246 dijelaskan
tentang pengertian asuransi yaitu
8. “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk
menggantikan kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang di harapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak
tentu.”

Definisi otentik tentang asuransi yang saat ini berlaku adalah yang tercantum dalam
Undang – Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Bab 1
Pasal 1, yang berbunyi sebagai berikut:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan

5
keuntungan yang diharapkan atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang
tertanggung”.

Dalam pengertian yang terdapat pada pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) dapat di simpulkan adanya 3 (tiga) unsur penting dalam asuransi, yaitu:

1. Pertama: Pihak tertanggung mengikatkan kepada pihak penanggung.


2. Kedua: Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan.
3. Ketiga: Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak tentu jelas akan terjadi.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa asuransi menurut bahasa, asuransi
adalah pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu membayar iuran dan pihak
yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi
sesuatu menimpa dirinya atau barang miliknya). Sedangkan menurut istilah, asuransi adalah
jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung kepada yang ditanggung untuk
resiko kerugian sebagaimana diterapkan dalam polis (surat perjanjian) bila terjadi kebakaran,
kecurian, kerusakan, kematian atau kecelakaan lainnya dengan pertanggungan membayar premi
sebanyak yang ditentukan kepada penanggung tiap bulan.

B. FUNGSI ASURANSI

Asuransi mempunyai banyak manfaat antara lain sebagai berikut: (Darmawi, 2006:4)

1. Asuransi melindungi risiko investasi

Dengan adanya asuransi suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan


usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindarkan. Sehingga
dengan asuransi akan menghilangkan ataupun mengurangi risiko tersebut, maka para
usahawan dimungkinkan dan didorong untuk mengkonsentrasikan energi dan modal
dalam usaha-usaha yang kreatif.

6
2. Asuransi sebagai sumber dana investasi
Pembangunan ekonomi suatu negara tentunyamemerlukan investasi dalam jumlah
memadai. Oleh karena itu, perlunya usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat
melalui lembaga keuangan bank dan non bank. Adabya perasuransian sebagai salah satu
lembaga keuangan non bank yang memghimpun dana. masyarakat, memgang peranan
penting sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang.
3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit

Dalam manyalurkan dana biasanya kreditor akan lebih percaya kepada


perusahaan yang risiko kegiatan usahanya diasuransikan. Kreditor tidak hanya melihat
atas keadaan perusahaan serta kekayaannya yang ada, akantetapi juga sejauh mana
perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadiankejadian yang tidak terduga di
masa depan, salah satunya dengan menggunakan produk asuransi.

4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran

Fungsi primer dari asuransi adalah mengurangi kekhawatiran akibat


ketidakpastian. Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinya 14 kerugian-
kerugian tak terduga.Jadi, perusahaan asuransi tidaklah mengurangi ketidakpastian
terjadinya penyimpangan yang tak diharapkan itu. Misalnya, perusahaan asuransi tidak
akan dapat mencegah badai, kecelakaan mobil, kematian, atau sakit. Akan tetapi,
perusahaan asuransi dapat mengurangi ketidakpastian beban ekonomi dari kerugian yang
tidak pasti itu.

5. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan.

Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti penting asuransi salah satu


faktor yang menciptakan goodwill (jasa baik) antara kelompok pimpinan dan karyawan.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para
karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebagian dari

7
premi yang telah ditetapkan. Polis tersebut ditulis sedemikian rupa untuk menekankan
nilai dari karyawankaryawan yang telah mengabdi cukup lama dalam perusahaan.

6. Asuransi dapat menyediakan layanan professional

Jasa para ahli yang telah bekerja dalam perusahaan asuransi akan dinikmati oleh
tertanggung tanpa adanya bayaran tambahan selain dari premi yang harus mereka bayar.
Tidak seperti halnya bidang profesi lain, seperti pengacara, dokter, konsultan, dan
ahliahli lainnya yang harus dibayar atas jasa yang mereka berikan. Jasa-jasa yang
diberikan oleh tenaga ahli dari perusahaan asuransi tidak dibayar oleh tertanggung, tetapi
dibayar oleh perusahaan asuransi tempat mereka bekerja.Tenaga-tenaga 15 ahli tersebut
adalah karyawan dari perusahaan asuransi. Oleh karena itu, apa pun yang mereka lakukan
bagi pihak tertanggung merupakan pelayanan dari perusahaan asuransi.

7. Asuransi dapat mendorong usaha pencegahan kerugian

Sebagai contoh. perusahaan asuransi kebakan menyarankan cara penginstalan air


pada gedung-gedung yang besar sedang dibangun, menyarankan untuk konstruksi
bangunan yang lebih aman, serta memberikan pinjaman untuk perbaikan
bangunanbangunan dengan tingkat bunga yang pantas. Dorongan-dorongan yang pada
dasarnya untuk menghemat premi asuransi ini merupakan perangsang untuk tercapainya
perlindungan terhadap kerugian.

8. Asurani membantu pemeliharaan kesehatan.

Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan
untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah kampanye
yang dilakukan oleh asuransi jiwa kepada para pemegang polis khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya. Misalnya dalam hal bantuan pada kecelakaan pertama,
sanitasi, gizi, dan usahausaha lain untuk mencegah timbulnya penyakit.Adapun
perusahaanperusahaan asuransi jiwa yang melakukan pengecekan kesehatan secara

8
berkala kepada para pemegang polis dengan harapan untuk dapat mendeteksi penyakit
lebih dini serta mengadakan pengobatan bilamana perlu.

C. SEJARAH ASURANSI

Sejarah Asuransi apabila ditinjau dari kurun waktu mula jadinya asuransi dan kegiatan
asuransi di Indonesia, sesungguhnya belum terlalu lama, sehingga masih merupakan suatu
lembaga yang relatif baru. Kesulitan utama bagi suatu penyusunan yang lengkap dan sempurna
ialah karena sedikitnya materi yang didokumentasikan secara baik dan tidak ditemukan sumber
yang akurat serta langkanya narasumber.

Asuransi sebagai suatu lembaga maupun sebagai suatu kegiatan di Indonesia merupakan
sesuatu yang relatif baru, karena asuransi sendiri bukan sesuatu yang “asli” yang berasal dari
bumi Indonesia. Asuransi datang bersama-sama dengan datangnya orang asing yaitu Belanda.
Asuransi baik sebagai suatu lembaga maupun sebagai suatu bagian kegiatan perdagangan dalam
tata perekonomian orang-orang Belanda dibawa kesini sebagai suatu kebutuhan mereka.
Asuransi dipergunakan sebagai suatu lembaga yang menjamin kepentingan mereka dalam bidang
perdagangan dan perekonomian. Secara formal masuknya asuransi dan lembaga asuransi di
Indonesia ialah sejak berlakunya Kitab Undang-undang Hukum Dagang Belanda di Indonesia
pada tahun 1848. Berlakunya KUH Dagang Belanda Di Indonesia adalah atas dasar asas
konkordansi yang dimuat dalam Stb 1943 No. 23, yang diundangkan pada tanggal 30 April 1947,
dan mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa asuransi dan lembaga Asuransi masuk dalan tata
pergaulan hukum di Indonesia bersamaan dengan berlakunya Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (Belanda) yang berlaku di Indonesia sebagaimana disebut diatas. Hal ini dapat pula
dipakai sebagai suatu bukti bahwa asuransi dan lembaga asuransi yang semula sebagai lemabaga
asing mulai dikenal di Indonesia.51

a. Periode Sebelum Tahun 1945


Pada masa-masa sebelum tahun 1945, artinya masa-masa sebelum kemerdekaan, kegiatan
perasuransian maupun usaha asuransi masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan Belanda.
Keadaan yang demikian dapat dimengerti, mengingat asuransi dan lembaga asuransi masuknya
ke Indonesia juga dibawa dan untuk kepentingan orang-orang Belanda sendiri. Tercatat
perusahaan-perusahaan asuransi yang sudah mulai beroperasi pada pertengahan abad kesembilan
belas ialah perusahaan-perusahaan asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, yang pada umumnya
masih perusahaan milik orang Belanda. Perusahaan asuransi jiwa yang paling tua adalah :

9
1) N.V. Levens Verzekering Maatschappy van de Nederlanden van
2) Onderlinge Levernverzekering Gemaatschap de Olneh van
Perusahaan asuransi nasional yang tertua adalah “Onderlinge Levernverzekering
Maatschappy Bumi Putera” didirikan pada tanggal 2 Februari 1912 di Magelang, Jawa Tengah.
Perusahaan ini sebenarnya merupakan suatu perusahaan dari Onderlinge Levernverzekering
Maatschappy PGH 13 atau OL PGH. Empat tahun berikutnya, berdiri pula satu perusahaan
asuransi Kerugian yang didirikan oleh sekelompok golongan Tionghoa di Semarang pada tahun
1916 dengan nama NV. Indische Lloyd, Algemene Verzekering Maatschappy

b. Periode Sesudah Tahun 1945


Sesudah kemerdekaan pada tahun 1945, sampai kira-kira menjelang tahun 1950, nampaknya
keadaan tanah air tidak memberikan suatu peluang yang baik bagi tumbuhnya industri dan
perusahaan asuransi. Oleh karena itu usaha untuk mendirikan perusahaan asuransi hampir-
hampir tidak ada. Hal ini dapat dimengerti, mengingat suasana negara masih dalam keadaan
yang tidak stabil

Kemudian Perusahaan asuransi yang didirikan oleh Bank Negara Indonesia pada tahun 1950
itu adalah Maskapai Asuransi Indonesia. Selanjutnya pada tahun-tahun berikut Maskapai
Asuransi Indonesia diikuti oleh beberapa perusahaan asuransi yang lain sebagai berikut:

1. Persekutuan Andel Maskapai Asuransi “Waringin” yang didirikan Oleh “Djawa


Mahaehae dan Intraport” pada tahun 1951.
2. National Insurance Company NV, pada tahun 1952.
3. NV Maskapai Asuransi Umum “Wuwungan”, PT. Maskapai
Asuransi Ganda dan perusahaan Asuransi “Sinar Surya” pada Tahun 1953

D. KONSEP TRANSAKSI ASURANSI

1. Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian
pada tertanggung
2. Unsur premi Terdiri dari tabel mortalita (Mortality Table), bunga (interest), Biaya-biaya
Asuransi (cost Of insurance)

E. PRODUK ASURANSI

1. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa dapat didefinisikan dari dua perspektif, yaitu lingkungan
masyarakat dan perseorangan. Dari sudut pandang lingkungan masyarakat, asuransi jiwa

10
ialah perangkat sosial pengalihan risiko keuangan perorangan akibat kematian ke
kelompok orang, dan melibatkan suatu proses akumulasi dana oleh kelompok ini yang
berasal dari perorangan anggota kelompok untuk memenuhi kerugian keuangan yang
tidak pasti akibat kematian.
Dari sudut perorangan, asuransi jiwa ialah suatu perjanjian (polis asuransi) yang mana
satu pihak (pemilik polis) membayar suatu perangsang kepada pihak lain (penanggung)
sebagai imbalan persetujuan penanggung untuk membayar jumlah tertentu jika orang
yang ditanggung meninggal.
Dengan demikian kegunaan asuransi jiwa adalah memberikan perlindungan ekonomis
terhadap kerugian yang mungkin terjadi akibat suatu kemungkinan kejadian, seperti
kematian, kecelakaan, atau sakit.
2. Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian dapat didefinisikan sebagai asuransi yang memberikan jaminan
terhadap risiko kerugian yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti yang dijamin dalam
polis, kecuali risiko-risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang.
3. Asuransi Syariah
Asuransi syariah dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha untuk saling
melindungi dan saling bekerjasama di antara para pemegang polis, yang dilakukan
dengan cara pengumpulan dan pengolaan dana tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad syariah.
4. Asuransi Sosial
Asuransi Sosial dapat didefinisikan sebagai asuransi yang berguna untuk
memberikan jaminan perlindungan terhadap masyarakat luas. Orang-orang yang
berpenghasilan besar membantu yang berpenghasilan rendah, atau orang muda
membantyu orang yang tua. Asuransi ini umumnya ditangani langsung oleh Pemerintah
dengan memberi Undang-Undang untuk pelaksanaannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sri Rezeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarata: Sinar Grafika, 2001),
cet. ke-4, h. 49.

https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=YVojEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=memahami+dan+memiliki+produk+asuransi&ots=N
o92g3tfHy&sig=TSwAYBd8cYlquuO2vflXw07dV74

A Junaid Ganie, Hukum Asuransi Indonesia Cetakan Pertama(Sinar Grafika Offset, Jakarta,
2011)

12

Anda mungkin juga menyukai