Anda di halaman 1dari 17

PERUSAHAAN

ASURANSI

MANAJEMEN RISIKO
Dosen Pengampu: Deara Shinta Lestari,
S.T.T., M.E.

Kelompok 4:

Marina Christiani Marpaung (640210025)


Sheryn Octaviani (640200001)
Stefania Rolistika Naicea (230210038)
Sejarah dan Definisi
Asuransi

Asas dan Prinsip Asuransi

Tujuan, Produk dan jenis


asuransi

Perusahaan Asuransi

Contoh kasus

MATERI PEMBAHASAN
Bagaimana Sejarah
Asuransi?
Asuransi Dunia & Asuransi Indonesia
Menurut Wirjono Prodjodikoro sejarah lahirnya perasuransian dapat dilihat dari beberapa periode zaman, diantaranya:

Periode Deskripsi Materi


Sebelum Masehi  Di zaman Yunani, konsep premi dan penanggungan resiko muncul dengan cara
memungut uang dari pemilik budak dan memberikan kompensasi jika budak
melarikan diri.
 Pada zaman Romawi, perkumpulan memberikan bantuan biaya penguburan dan
perjalanan kepada anggotanya.
Abad Pertengahan  Di Inggris, pembentukan perkumpulan "glide" yang memberikan kompensasi jika
anggotanya kebakaran rumahnya.
 Di Eropa, asuransi kerugian laut berkembang karena ancaman bahaya dalam
perdagangan melalui laut.
Sesudah Abad  Perkembangan pesat asuransi laut dan asuransi kebakaran di negara-negara Eropa
Pertengahan Barat seperti Inggris, Prancis, dan Belanda.
 Pembentukan Undang-Undang Asuransi Laut pada tahun 1906 di Inggris.
Abad Ilmu dan  Perkembangan ilmu dan teknologi di abad ke-20 memicu pertumbuhan asuransi
Teknologi untuk perlindungan barang, jiwa, dan kecelakaan.
 Perusahaan besar yang memerlukan perlindungan asuransi tumbuh pesat
Perkembangan di  Asuransi mulai dikenal di Indonesia selama penjajahan Belanda, terkait dengan
Indonesia perkebunan dan perdagangan.
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 menjadi dasar hukum perasuransian di
Indonesia.
 Asuransi dan lembaga asuransi menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi dan
hukum Indonesia.
4
Definisi Asuransi
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab Kesembilan pasal 246
dijelaskan tentang pengertian Asuransi yaitu:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang di harapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu.”
Asuransi mengandung 4 unsur, yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada
pihak penanggung, sekaligus atau berangsur-angsur;
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji untuk membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu;
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya);
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tertentu.
“Asuransi adalah perjanjian di mana pihak tertanggung
membayar premi kepada pihak penanggung sebagai jaminan
pembayaran dalam situasi ketika terjadi peristiwa yang tidak pasti
yang dapat menyebabkan kerugian."
6
Asas dan
Prinsip Asuransi
Asas Asuransi :

1. Asas Konsensual, diambil dari salah satu syarat perjanjian yaitu adanya kesepakatan
kedua belah pihak. Orang tidak dapat dipaksa untuk memberikan sepakatnya.
2. Asas kebebasan berkontrak, Dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1)
KUH Perdata yang menyatakan bahawa, “semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
3. Asas ketentuan mengikat, apabila dihubungkan dengan perjanjian asuransi berarti
bahwa pihak penanggung dan tertanggung atau pemegang polis terikat untuk
melaksanakan ketentuan perjanjian yang telah disepakatinya.
4. Asas kepercayaan, mengandung arti bahwa, mereka yang mengadakan perjanjian
melahirkan kepercayaan di antara kedua belah pihak, bahwa satu sama lain akan
memenuhi janjinya untuk melaksanakan prestasi seperti yang dijanjikan.
5. Asas persamaan, hukum, subjek hukum yang mengadakan perjanjian mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
6. Asas keseimbangan / Prorata, menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan
melaksanakan perjanjian
7. Asas kepastian hukum, Perjanjian sebagai figur hukum harus mengandung
kepastian hukum.
8. Asas iktikad baik, Pasal 1338 Ayat (3) yang menyatakan bahwa, “perjanjian-
perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.
8
Prinsip Asuransi :

1. Insurable Interest, hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2. Utmost good faith, suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak.
3. Proximate cause, suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity, suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas
dalam pasal 278).
5. Subrogation, pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar.
6. Contribution, hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.

9
Tujuan, Produk, dan
Jenis Asuransi
Tujuan Asuransi :

1. Pemberi Jaminan, 2. Pemerataan biaya, 3. Tabungan


kepada nasabah maksudnya adalah Nasabah. Hal ini
agar terlindung nasabah hanya dikarenakan
dari risiko-risiko akan jumlah yang akan
yang akan diderita mengeluarkan diterima sudah
jika terjadi biaya tertentu dan pasti akan jauh
kejadian yang tidak perlu lebih besar
tidak terduga. membayar daripada jumlah
Asuransi juga kerugian yang premi yang
dapat diderita karena dibayarkan.
meningkatkan perusahaan Namun sayangnya
efisiensi terhadap asuransi yang tujuan ini hanya
suatu hal, nasabah akan berlaku untuk
tidak perlu menanggungnya. asuransi jiwa saja.
melakukan Hal ini tentu
berbagai upaya sangat
pengamanan dan menguntungkan
pengawasan bagi nasabah
karena akan karena jumlah
banyak kerugian yang 11
menghabiskan diderita
Berikut adalah beberapa jenis dan produk asuransi :
• Asuransi Jiwa, memberikan perlindungan finansial kepada ahli waris atau penerima manfaat jika tertanggung
meninggal dunia. Contoh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia antara lain PT. Prudential Life Assurance, PT.
AIA Financial, dan PT. Manulife Indonesia
• Asuransi Kesehatan, memberikan perlindungan finansial terhadap biaya pengobatan dan perawatan medis.
Contoh perusahaan asuransi kesehatan di Indonesia antara lain PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT.
Asuransi Jiwa BCA, dan PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, Tbk.
• Asuransi Kendaraan, memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian atau kerusakan pada kendaraan
bermotor. Contoh perusahaan asuransi kendaraan di Indonesia antara lain PT. Asuransi Astra Buana, PT. Asuransi
Adira Dinamika, dan PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia.
• Asuransi Properti, memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian atau kerusakan pada properti seperti
rumah, gedung, atau barang berharga. Contoh perusahaan asuransi properti di Indonesia antara lain PT. Asuransi
Allianz Utama Indonesia, PT. Asuransi Sinar Mas, dan PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
• Asuransi Pendidikan, memberikan perlindungan finansial untuk biaya pendidikan anak. Contoh perusahaan
asuransi pendidikan di Indonesia antara lain PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT. Asuransi Jiwa BCA, dan
PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, Tbk.
• Asuransi Perjalanan, memberikan perlindungan terhadap risiko yang mungkin terjadi selama perjalanan seperti
kecelakaan, sakit, atau kehilangan barang berharga. Contoh perusahaan asuransi perjalanan di Indonesia antara
lain PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT. Asuransi Jiwa BCA, dan PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, Tbk.

12
Perusahaan
Asuransi
Perusahaan asuransi merupakan badan atau organisasi yang bergerak dibidang perasuransian. Perusahaan
asuransi memiliki kekhususan kegiatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan asuransi lain yaitu kegiatan
underwriting , klaim dan dan reasuransi.
Perusahaan asuransi juga dapat didefenisikan sebagai Lembaga yang menyediakan polis asuransi untuk
melindunginnseseorang atau nasabahnya dari berbagai macam risiko kerugian dengan cara membayar
premi secara teratur, dan perusahaan asuransi bekrja dengan cara menyatukan risiko dari sejumlah
pemegang polis asuransi. Polis asuransi adalah suatu perjanjian asuransi ataupun pertanggung yang
sifatnya konsensual atau terdapat kesepakatan.
Dalam UU No.40 tahun 2014 tentang perasuransian mengatur bahwa objek asuransi di Indonesia hanya
dapat diasuransikan pada perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah di Indonesia dan
penutupan objek asuransi tersebut harus memperhatikan optimalisasi kapasitas perusahaan asuransi,
perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi dalam negeri.

14
Contoh Kasus
PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanartha (Wanaartha Life/WAL)

Terkait dengan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanartha (Wanaartha Life/WAL) OJK telah menindaklanjuti
proses pembubaran badan usaha dan pembentukan Tim Likuidasi (TL) pasca pencabutan izin usaha pada
tanggal 5 Desember 2022 lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Ogi Prastomiyono, menyatakan bahwa
OJK telah menerima dokumen Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan secara sirkuler
dan ditandatangani oleh seluruh pemegang saham, dimana dalam RUPS tersebut telah memutuskan
pembubaran perusahaan dan pembentukan TL sebelum batas waktu 30 hari sejak tanggal pencabutan izin
usaha.
OJK juga telah melakukan penelaahan dokumen dan melakukan proses verifikasi terhadap calon TL yang
sudah ditunjuk oleh RUPS dan disampaikan oleh direksi sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
Sesuai dengan pengumuman yang telah dilakukan oleh TL, maka para pemegang polis, tertanggung, peserta,
karyawan, dan kreditor lainnya dapat segera menyampaikan tagihan kepada TL dan untuk selanjutnya TL
akan melakukan verifikasi atas dokumen pendukung yang menjadi dasar perhitungan penyelesaian
kewajiban kepada para pihak.
OJK juga tetap meminta kepada pemegang saham pengendali agar segera kembali ke Indonesia untuk
bertanggung jawab atas permasalahan PT WAL, termasuk memenuhi kewajiban kepada para pemegang
polis.
Adapun, dasar hukum penyelenggaraan RUPS Sirkuler oleh Pemegang Saham tersebut adalah Pasal 91
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), serta Pasal 10 ayat (5) sebagai
16
anggaran dasar PT WAL.
THANK YOU 
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai