Dalam materi:
“Utilitarisme adalah suatu pandangan yang
menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan harus
dievaluasi berdasarkan pertimbangan manfaat dan
biaya sosial” (Laila Refiana Said:2020)
Kritik mendasar Utilitarianisme adalah bahwa
pendekatan utilitarianisme mengabaikan keadilan.
McCloskey (1957); Jika satu-satunya tujuan teori
utilitarian adalah untuk memaksimalkan kesenangan
dan mengurangi rasa sakit untuk jumlah yang lebih
besar, maka prinsip keadilan akan diabaikan.
Para ahli ekonomi juga dapat menunjukkan bahwa
suatu sistem pasar persaingan sempurna akan
mengarah pada penggunaan sumber daya dan variasi
harga yang memungkinkan konsumen untuk
memaksimalkan keuntungan mereka dalam suatu
transaksi. Hal ini disebut dengan istilah Pareto
Optimality (Flood, 1950).
Maka, Kami PT. GI, memiliki rasa bertanggungjawab
atas pelajaran dari pengalaman yang menjadi
momentum dalam pelaporan keuangan yang sesuai
PSAK, dengan mengkaji ulang serta memperbaiki
dengan evaluasi kembali dan menghadirkan
peremajaan dalam pelaporan keuangan sesuai kaidah
PSAK, dari laporan konsolidasian 2018 untuk tahun
akhir 2019 yakni,
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnounceme
nt/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201904/20
200402101758-19580-
0/Signed%20FS%20GIA%20Consol%201219.pdf
Integritas
Dalam kasus ini, Garuda Indonesia tidak menjaga
integritasnya, karena diduga telah melakukan
manipulasi laporan keuangan dan tidak menyampaikan
hal yang sebenarnya. Akuntan profesional diharuskan
tidak boleh terkait dengan pernyataan resmi, laporan,
komunikasi, atau informasi lain ketika akuntan
meyakini bahwa informasi tersebut terdapat :
kesalahan material atau pernyataan yang
menyesatkan, informasi atau pernyataan yang
dilengkapi secara sembarangan, penghilangan atau
pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan
sehingga akan menyesatkan.
Objektifitas
Dalam kasus, ini Garuda Indonesia diduga tidak
objektif karena telah merekayasa laporan keuangan
sehingga hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu
yang berada dan terikat dengan Garuda Indonesia,
khususnya manajemen garuda. Hal ini juga melanggar
prinsip independen yang harus dimiliki oleh Akuntan
Publik dan tidak terdapat Conflict of Interest dengan
siapapun dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sebagai Akuntan memiliki prinsip seperti:
4. Analisis Prinsip struktur dan “Adanya pandangan yang menyatakan bahwa oleh
Shenanigan No. 1 pondasi karena manusia memperoleh standar moral mereka
s/d Shenanigan pertimbangan moral sejak masa anak-anak dan dibawa ke masa dewasa,
No. 7 maka tidak ada gunanya mempelajari etika karena
tidak akan meningkatkan standar moral seseorang.
Banyak penelitian membuktikan bahwa pandangan
moral manusia bersifat dinamis dan terus berkembang
sampai ke masa dewasa. “
Dibagi kedalam 3 jenis, yakni preconvetional,
conventional, dan postconvetional.
Maka kami PT. GI memiliki Evaluasi Terhadap Kode
Perilaku Korporasi (Corporate Code of Conduct). PT
Garuda Indonesia memiliki komitmen untuk selalu
menerapkan standar tata kelola yang terbaik melalui
berbagai usaha perbaikan dan peningkatan, serta tidak
hanya merujuk pada minimal standar maupun
rekomendasi yang harus dipenuhi. Sesuai ketentuan
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha
Milik Negara, yang mengatur bahwa setiap BUMN
wajib untuk melakukan pengukuran terhadap
penerapan GCG, melalui penilaian (assessment) yang
dilaksanakan setiap 2 tahun oleh penilai independen
dan evaluasi (review) yang dilakukan sendiri oleh
BUMN (self assessment) yang meliputi evaluasi
terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak
independen dan tindak lanjut atas rekomendasi
perbaikan yang disampaikan dari hasil akhir penilaian.
Pada tahun 2019 Perseroan telah melaksanakan
evaluasi (review) penerapan GCG untuk tahun buku
2018 dengan asistensi oleh MUC Consulting. Dalam
evaluasi (review) tersebut, Perseroan mencapai skor
93,850 dari skor maksimum 100 atau 93,850%,
dengan predikat “Sangat Baik".
Penilaian Umum
Terkait banyaknya kasus pada PT Garuda Indonesia
membuat penilaian masyarakat menurun serta
hilangnya kepercayaan kepada PT Garuda Indonesia
yang akan berdampak pada reputasi perusahaan serta
akan menimbulkan kehilangan investor atau
pemegang saham karena performance perusahaan
yang buruk.
Dalam materi,
Terdapat juga pengaruh budaya dan intuisi dalam
pengambilan keputusan moral. Intuisi di sini, seperti
‘bisikan halus’ yang mengarahkan kita dalam
melakukan suatu pengambilan keputusan atau
tindakan. Budaya juga tersimpan sebagai prototypes,
sedangkan intuisi mempertajam prototypes sehingga
kadang kita bertindak seolah ada bisikan yang
mengarahkan.