Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok ke-1

Minggu-03
1901587491 - ASLINA HARIYANTI BARUS
FRANNANDO ADISTIYO
RACHMAT HERMAWAN FEBRIANTO
WANRHA RIADHY FEBRYAN
MAULANA ABDULLAH

1. Diskusikan dan cari/search yang dimaksudkan dengan efektivitas strategis dan


efektivitas operasional dari penerapan TI/SI bagi perusahaan? (sebutkan
sumbernya )
Jawaban:
Menurut Fred R. David (2004) manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk
merumuskan, mengimplementasiak, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional
yang membuat organisasni mampu mencapai objektifnya.
Menurut Hariadi (2003:3), manajemen strategis adalah suatu proses yang dirancang
secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi
dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilainilai yang terbaik bagi
seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.
Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Efektivitas berkaitan erat bukan hanya dengan penggunaan suatu daya, dana, sarana,
dan prasarana kerja secara tepat, akan tetapi juga dengan tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan.
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari
beberapa pilihan lainnya.
a. Efektivitas strategi
merupakan suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

0624M Information Technology Valuation


Efektivitas strategi meliputi cara-cara untuk mencapai tujuan seperti inovasi dan
strategi pasar yang sedang berkembang.
Strategic Effectiveness berarti menjalankan aktifitas yang berbeda dari pesaing
atau menjalankan aktifitas yang sama namun dengan cara yang berbeda. Inti dari
strategi adalah memilih untuk melakukan kegiatan yang berbeda dari yang
dilakukan oleh pesaing. Yang termasuk ke dalam Strategic Effectiveness
diantaranya:
Product/service development and positioning
Contoh: Sebuah maskapai penerbangan dengan layanan full-services (Mis:
Garuda Indonesia) diatur untuk mendapatkan penumpang dari kota A ke kota B.
Untuk menarik penumpang yang menginginkan pelayanan lebih, mereka
menawarkan layanan kelas bisnis. Untuk mengakomodasi penumpang yang
harus berganti pesawat (transit), mereka mengkoordinasikan jadwal,
memeriksa dan mentranfer bagasi. Karena beberapa penumpang akan
melakukan perjalanan selama berjam-jam, maskapai ini memberikan layanan
berupa makanan.
Maskapai Airasia sebaliknya, menyesuaikan semua kegiatannya untuk
dapat memberikan biaya yang murah, pelayanan yang nyaman pada jenis rute
tertentu. Melalui perputaran di pintu masuk (gate) yang cepat hanya 15 menit,
Airasia mampu menjaga pesawat untuk terbang dengan jumlah jam yang lebih
lama dari pesaing dan menyediakan jam keberangkatan yang lebih banyak
dengan jumlah pesawat yang lebih sedikit. Airasia tidak menawarkan makanan,
pemberian nomor kursi, pemindahan bagasi untuk transit, atau kelas pelayanan
premium. Tiket otomatis di pintu gerbang mendorong pelanggan untuk
mengabaikan agen perjalanan, serta armada pesawat standar dari 737 untuk
meningkatkan efisiensi pemeliharaan.
Airasia telah mengincar posisi strategis yang unik dan berharga yang
didasarkan pada penyesuaian kegiatan bisnisnya. Dengan positioning yang
dilakukan oleh Airasia, pada rute yang dikuasai oleh Airasia, maskapai

0624M Information Technology Valuation


penerbangan dengan full-service seperti Garuda Indonesia tidak akan pernah
nyaman untuk ikut masuk melayani rute tersebut.

Customer access
Contoh: Ikea, meskipun untuk positioning sebagai low-cost berasal dari prinsip
dimana pelanggan melakukannya sendiri-sendiri (seperti: mengambil barang
sendiri, merakit sendiri dirumah, dll), Ikea juga menawarkan sejumlah layanan
tambahan bagi pelanggan yang diberikan oleh pesaingnya. Salah satunya yaitu
penyediaan tempat perawatan anak. Layanan tersebut secara unik sesuai
dengan kebutuhan pelanggan yang masih muda (customer segment Ikea), tidak
kaya, cenderung memiliki anak-anak tapi tidak memiliki pengasuh, dan karena
mereka bekerja untuk mencari nafkah, memiliki kebutuhan untuk belanja pada
jam-jam yang tidak biasa.
Targeting customer segments
Contoh: Targeting customer segments merupakan sebuah dasar juga untuk
positioning, dimana melayani sebagian besar atau seluruh kebutuhan kelompok
pelanggan tertentu. Hal ini muncul ketika ada kelompok pelanggan dengan
kebutuhan yang berbeda, dan ketika satu set penyesuaian aktifitas dapat
melayani kebutuhan mereka dengan pelayanan terbaik. Beberapa kelompok
pelanggan ada yang lebih sensitif terhadap harga daripada yang lain, menuntut
fitur produk yang berbeda, dan perlu berbagai informasi, dukungan, dan
layanan.
Pelanggan Ikea adalah contoh yang baik dari kelompok tersebut. Ikea berusaha
untuk memenuhi semua kebutuhan perabot rumah tangga dari pelanggan yang
menjadi targetnya, bukannya hanya sebagian dari mereka. Ikea menjadikan
planggan yang masih muda sebagai segmen pelanggannya, yang cenderung
memiliki dana terbatas untuk menyewa jasa seorang desain interior, sehingga
Ikea menampilkan produk-produk mereka ke dalam desain ruangan yang
sesungguhnya.

b. Efektivitas operasional

0624M Information Technology Valuation


Merupakan efektivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap dan juga efektivitas sturktur pendanaan aktiva tersebut
sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang
digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut. Alat untuk mengukur
Efektivitas operasional adalah dengan rasio aktivitas. Efektivitas operasional
dikombinasikan dengan strategi adalah jalan (meskipun tidak menjamin) untuk
kinerja yang unggul. Kombinasi yang baik antara efektivitas operasional dan
strategi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan harus
memperhatikan masalah efektivitas operasional dan jugamasalah profitabilitas
perusahaan sebagai dasar penilaian terhadap keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan.
Sebuah perusahaan dapat mengungguli pesaing hanya jika dapat membuat
perbedaan yang dapat dipertahankan. Perbedaan tersebut harus memberikan nilai
yang lebih besar kepada pelanggan atau menciptakan nilai yang sebanding namun
dengan biaya yang lebih rendah, atau bahkan melakukan keduanya.
Operational Effectiveness berarti menjalankan aktifitas yang sama dengan lebih
baik dibanding yang dijalankan oleh pesaing. Operational Effectiveness termasuk
namun tidak terbatas pada efisiensi. Hal ini mengacu kepada sejumlah praktik yang
memungkinkan perusahaan untuk lebih memanfaatkan input, misalnya
mengurangi cacat produk atau mengembangkan produk yang lebih baik dengan
lebih cepat. Yang termasuk ke dalam Operational Effectiveness diantaranya:
Efisiensi (yang berarti mengurangi biaya dan meningkatkan produktifitas).
Efisiensi operasional adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk atau jasa kepada pelanggan dengan cara yang paling
hemat biaya dan masih memastikan kualitas yang tinggi terhadap produk,
layanan dan dukungan yang dihasilkan.
Untuk mencapai efisiensi, perusahaan perlu untuk menimalkan
redundansi dan pekerjaan yang sia-sia dengan tetap memanfaatkan
sumberdaya yang berkontribusi pada kesuksesan dan memanfaatkan kontribusi
terbaik dari tenaga kerja yang ada, teknologi, dan proses bisnis. Mengurangi
biaya internal yang dihasilkan dari efisiensi operasional, memungkinkan

0624M Information Technology Valuation


perusahaan untuk mencapai margin keuntungan yang lebih tinggi atau lebih
berhasil dalam pasar yang sangat kompetitif.
Peningkatan kualitas
Contoh:
Jepang memicu revolusi global dalam efektifitas operasional pada 1970-
an dan 1980-an, perintis praktik-praktik seperti Total Quality Management dan
continuous improvement. Akibatnya, produsen Jepang menikmati biaya dan
kualitas keuntungan besar selama bertahun-tahun.

Peningkatan proses
Untuk mencapai produktifitas, kualitas, dan kecepatan proses, telah
melahirkan sejumlah teknik dan management tools yang luar biasa seperti Total
Quality Management (TQM), benchmarking, kompetisi berbasis waktu,
outsourcing, kemitraan, reengineering, change management. Meskipun
perbaikan operasional yang dihasilkan sering dramatis, banyak perusahaan
telah frustasi dengan ketidakmampuan mereka untuk menerjemahkan ke dalam
keuntungan profitabilitas yang berkelanjutan.

Contoh:
Beberapa perusahaan bisa mendapatkan lebih dari input mereka daripada yang
lain karena mereka menghilangkan wasted effort (pekerjaan yang sia-sia),
menggunakan teknologi yang lebih maju, memotivasi karyawan yang lebih baik,
atau memiliki pemahaman yang lebih dalam mengelola kegiatan tertentu atau
beberapa kegiatan. Perbedaan tersebut dalam efektifitas operasional
merupakan sumber penting dari perbedaan profitabilitas antara pesaing karena
mereka secara langsung mempengaruhi posisi biaya relatif dan tingkat
diferensiasi.

0624M Information Technology Valuation


2. Diskusikan dan berikan contoh kongkrit, yang dimaksud dengan efektivitas
operasional maupun efektivitas strategis dari penerapan TI/SI bagi perusahaan.
Jawaban:
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai strategic intentions baik efektivitas
operasional maupun efektivitas stratejik, tentunya kedua strategic intentions tersebut
tidak akan menjadi competitive advantage perusahaan jika tidak didukung oleh SI/TI.
Berikut adalah contoh dukungan SI/TI terhadap strategic intentions :
a. Efektivitas Operasional :
ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP merupakan sistem yang terintegrasi, paket software multi-modul yang
dirancang untuk melayani dan mendukung beberapa fungsi bisnis di seluruh
organisasi. Sistem ERP adalah tool strategis yang membantu organisasi
meningkatkan operasional dan manajemen dengan mengintegrasikan proses bisnis
dan membantu organisasi untuk mengoptimalkan alokasi sumberdaya yang
tersedia.
Dengan menjadi Sistem Informasi yang terpusat di organisasi, ERP memungkinkan
organisasi untuk dapat lebih memahami bisnis mereka, sumberdaya, dan membuat
perencanaan dimasa depan. Sistem ERP memungkinkan organisasi untuk
melakukan standarisasi dan meningkatkan proses bisnis dengan menerapkan best
practice di industri mereka.
Sistem Informasi Akuntansi (Selling Accounting Information System)
Struktur sistem dan prosedur penjualan meliputi semua kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen untuk mengontrol proses penjualan, baik
penjualan dengan cara kredit atau secara tunai dalam jumlah yang sesuai dan
konsumen yang tepat.
Keuntungan penggunaaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan untuk
meningkatkan efektifitas operasional dapat dilihat dari kemampuan bagian Sales
Operation perusahaan yang dapat meningkatkan efektivitas dalam melaksanakan
pengendalian internal proses penjualan. Pengendalian internal proses penjualan
mencakup pengendalian lingkungan, perkiraan risiko, pengendalian aktivitas,
informasi dan komunikasi, dan pemantauan proses penjualan.

0624M Information Technology Valuation


E-commerce
Salah satu dari efektivitas operational adalah efisiensi. Efisiensi kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa kepada pelanggan dengan cara
yang paling hemat biaya dan masih memastikan kualitas yang tinggi terhadap
produk, layanan dan dukungan yang dihasilkan. Contoh dari dukungan SI/TI dalam
efisiensi yaitu penggunaan aplikasi / sistem e-commerce. Dalam penggunaannya,
perusahaan dapat menghemat biaya promosi dan juga biaya pengolahan data mulai
dari data order sampai pembayaran.

b. Efektivitas Stratejik :
CRM (Customer Relationship Management)
Globalisasi dan konektifitas yang semakin mudah memaksa perusahaan untuk
mengevaluasi kembali bagaimana mereka dapat memberikan value/nilai lebih
kepada pelanggan. Perusahaan-perusahaan besar dan kecil sekarang berlomba-
lomba untuk memberikan produk yang serupa dengan berbagai pilihan yang
semakin beragam bagi pelanggan akibat adanya globalisasi. Untuk dapat sukses
dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus dapat memberikan produk
yang berkualitas dan pengalaman yang unik dan dinamis bagi pelanggan seusai
dengan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan tersebut.
Atas dasar hal itulah, CRM software merupakan pendekatan yang tepat bagi
perusahaan untuk dapat memberikan value pada produk/jasa yang mereka
tawarkan, sehingga CRM software dapat menjadi pembeda dengan kompetitor.
Dengan CRM perusahaan dapat lebih mengetahui profil pelanggan, kebutuhan
pelanggan, dan yang paling utama adalah mempertahankan pelanggan yang telah
ada agar dapat menjalin hubungan yang berkelanjutan. CRM software dapat
meningkatkan strategi kompetitif perusahaan melalui fungsi-fungsi yang didukung
oleh CRM software, diantaranya:
- Menangkap dan mempertahankan kebutuhan pelanggan, motivasi pelanggan,
dan perilaku pelanggan selama berhubungan dengan perusahaan.
- Memfasilitasi penggunaan customer experiences untuk perbaikan terus

0624M Information Technology Valuation


menerus atas hubungan yang telah terjalin dengan pelanggan.
- Mengintegrasikan pengukuran dan evaluasi proses knowledge acquisition dan
knowledge sharing pada bagian pemasaran, penjualan, dan aktifitas layann
pelanggan.
Datawarehouse (Business Intelligence)
Salah satu dari efektivitas stratejik adalah Targeting customer segments yang
merupakan sebuah dasar juga untuk positioning, dimana melayani sebagian besar
atau seluruh kebutuhan kelompok pelanggan tertentu. Contoh dari dukungan SI/TI
dalam targeting customer segments adalah menggunakan data warehouse (DWH).
Dengan menggunakan data warehouse perusahaan dapat menyimpan data yang
besar yang berhubungan dengan pelanggan. Misalnya kami mengambil kasus pada
sebuah perusahaan telekomunikasi. Telkomsel menyimpan semua data
informational pelanggan seperti lokasi, data pribadi pelanggan, data transaksi, dll.
Dengan data yang lengkap, maka dapat dilakukan data mining atau analytics
berdasarkan data-data pelanggan yang tersimpan. Misalnya analisis customer
behavior. Dengan mengetahui customer behavior, maka strategi pemasaran
berdasarkan customer segments dapat dilakukan.

3. Diskusikan dan jelaskan prinsip-prinsip ITs Bottom-line impact, terutama


seperti yang disajikan pada exhibit 3.3 . Berikan contoh-contoh IT/IS yang
memberikan efektivitas baik Strategis maupun Operasional!
Jawab:
Menurut Benson et al. (2004, p37), Strategic Intention adalah Strategi dan perencanaan

0624M Information Technology Valuation


manajemen untuk meningkatkan efektifitas strategi maupun operasional harus berdampak
pada bottom- line.
Efektifitas operasional berarti melakukan kegiatan serupa lebih baik dari saingan mereka yang
melakukannya
Efektifitas strategis berarti melakukan kegiatan yang berbeda dari saingan atau melakukan
kegiatan serupa dengan cara yang berbeda.
Operasional efektifitas meliputi:
Efisiensi, perbaikan proses, informasi manajemen, peningkatan mutu
strategis efektifitas meliputi:
Pengembangan produk dan positioning, akses pelanggan, menargetkan segmen pelanggan

Prinsip-prinsip ITs Bottom-line impact, terutama seperti yang disajikan pada


exhibit 3.3
a. Bottom-Line Principle 1: ITs Bottom-Line impact didasarkan pada kontribusi
secara langsung terhadap peningkatan profitabilitas.
Prinsip ini menyatakan dampak bottom-line IT pada perusahaan dapat dilihat
secara langsung dari kontribusi IT terhadap peningkatan profitabilitas yang
merupakan tujuan utama dari perusahaan. Apapun yang lakukan dengan IT, kita

0624M Information Technology Valuation


melakukannya secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kinerja bottom-
line. Ini adalah hasil yang selalu dicari oleh tim manajemen.
Contoh paling sederhana yang memperlihatkan kontribusi langsung IT terhadap
profitabilitas adalah pengurangan biaya langsung. Ketika IT menyebabkan
pengurangan biaya, maka secara langsung berkontribusi terhadap profitabilitas. IT
juga bisa menghasilkan pendapatan secara langsung dengan menawarkan layanan
secara langsung kepada pelanggan. Diluar contoh-contoh sederhana tersebut, ide
kontribusi langsung terhadap profitabilitas menjadi tidak jelas, dimana kontribusi
langsung IT terhadap pengurangan biaya atau peningkatan pendapatan dapat
diukur yang seharusnya menggambarkan kontribusi IT terhadap keuangan
perusahaan. Namun, hal ini jarang terjadi. Pada banyak kasus, kontribusi IT
tercermin dalam perbaikan di beberapa aspek kinerja bisnis organisasi.
Pada dasarnya, IT merupakan penggerak kegiatan bisnis. IT memungkinkan
manajer melakukan pengelolaan yang lebih baik, atau marketing dapat
menargetkan pelanggan atau pasar yang lebih menguntungkan. IT dapat
memungkinkan perusahaan melakukan reengineering proses bisnis untuk
mengurangi time cycle, sehingga dapat mengurangi kesalahan. Meningkatkan
kualitas layanan, atau meningkatkan kepuasan pelanggan. Tetapi dalam semua
kasus ini, kontribusi IT adalah untuk mengaktifkan kegiatan bisnis yang lebih
efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan
profitabilitas.
Bottom-Line Principle 1 menyatakan bahwa ITs bottom-line impact didasarkan pada
kontribusi IT terhadap profitabilitas, dengan pemahaman bahwa akan terdapat
kesulitan jika mengukurnya secara langsung.
b. Bottom-Line Principle 2: Kontribusi langsung IT untuk meningkatkan profitabilitas
didasarkan pada peningkatan efektifitas operasional dan efektifitas strategis
perusahaan.
IT pasti bisa memberikan perbaikan dalam operasional perusahaan. Perbaikan
dapat berupa pengurangan biaya, pengurangan waktu, peningkatan fleksibilitas,
peningkatan kualitas, dan sebagainya. Jika perbaikan operasional bisnis ini

0624M Information Technology Valuation


mengurangi biaya atau meningkatkan pendapatan, IT akan memberikan kontribusi
terhadap profitabilitas. Peningkatan tersebut dapat diukur dengan memperkirakan
jumlah pengurangan biaya atau peningkatan pendapatan, dan akibatnya ROI dapat
dihitung. Dalam kasus lain perbaikan proses dapat diukur misalnya dalam hal
waktu, kualitas, tingkat kesalahan, dll, tapi hubungannya ke profitabilitas mungkin
kurang jelas misalnya meningkatkan kepuasan pelanggan, atau loyalitas pelanggan,
dll.
IT juga dapat mengaktifkan keberhasilan strategi perusahaan. Sebagai contoh,
untuk sebuah perusahaan asuransi kesehatan, strategi kunci meningkatkan
loyalitas pelanggan melalui peningkatan layanan pelanggan. Jika IT menyediakan
environment dan informasi untuk meningkatkan layanan pelanggan, atau jika IT
memungkinkan reengineering proses bisnis untuk meningkatkan layanan
pelanggan, maka IT memiliki dampak bottom-line kerena memungkinkan
keberhasilan strategi yang pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan
profitabilitas.
Jadi ITs bottom-line impact didasarkan pada:
1) Peningkatan efektifitas operasional perusahaan (operational effectiveness).
2) Peningkatan efektifitas strategis perusahaan (strategic effectiveness).
Dalam kasus pertama, peningkatan kinerja operasional dalam beberapa kasus
dapat diukur, dan mungkin langsung terhubung ke profitabilitas. Dalam kasus
kedua, efektifitas strategi terhubung ke bottom-line melalui niat manajemen
(managements intentions), dan melalui strategi untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
Ide dasarnya adalah sebab dan akibat (cause and effect), berdasarkan konsep rantai
dampak bottom-line (bottom-line impact chain). Penyebab langsung dari perbaikan
mungkin dengan IT yang memungkinkan kemampuan dasar, seperti management
information atau mengurangi siklus waktu untuk proses. Efek dari kemampuan ini
adalah meningkatkan proses bisnis (misalnya dari segi biaya atau pengurangan
waktu siklus) atau mencapai strategi (misalnya meningkatkan retensi pelanggan).

0624M Information Technology Valuation


Unsur penting adalah definisi dari hubungan sebab dan akibat (cause and effect),
atau bottom-line impact chain, antara hal-hal yang dimungkinkan oleh IT.

c. Bottom-Line Principle 3: IT meningkatkan efektifitas operasional dan efektifitas


strategis dengan menjalankan niat strategis (strategic intentions) manajemen.
Dengan berfokus pada efektifitas strategis dan operasional, manajemen didorong
untuk fokus pada dampak bottom-line perusahaan. Artinya, manajemen harus
menentukan niat strategis (strategic intentions) dan apa yang hendak dilakukan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui niat strategis (strategic intentions)
tersebut. Di waktu yang sama, manajemen mendefinisikan dasar untuk tujuan
operasional, perbaikan dalam biaya, kinerja, kepuasan pelanggan, kualitas produk,
dan semua dimensi lain dari kegiatan perusahaan. Dan lagi, manajemen
mendefinisikan tujuan untuk perbaikan tersebut, selalu dengan mata terarah ke
peningkatan kinerja keuangan dengan meningkatkan efektifitas operasional.

Contoh-contoh IT/IS yang memberikan efektivitas baik Strategis maupun


Operasional yaitu Misalnya perusahaan asuransi memiliki strategis niat:
1. Meningkatkan kinerja penjualan melalui kemitraan dengan perusahaan jasa
keuangan lainnya.
2. Menambah loyalitas pelanggan melalui peningkatan layanan dan produk di
tingkatkan,
3. Mengurangi overhead administrasi melalui penggunaan inovasi technology dan
lokasi konsolidasi atau kantor pusat.

Referensi
http://thesis.binus.ac.id/ecolls/doc/WorkingPaper/2013-2-00651-JP
%20WorkingPaper001.pdf

0624M Information Technology Valuation


http://research-
dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humaniora/Vo
l.%205%20No.%201%20April%202014/17_JP_Rosita_OK.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/236/1/101369-RIDWAN
%20AFANDI-FITK.pdf
http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-64100-Strategi%20dan
%20Tata%20Kelola%20Strategis-Definisi%20Strategi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25394/5/Chapter%20I.pdf

0624M Information Technology Valuation

Anda mungkin juga menyukai