Anda di halaman 1dari 8

Terdapat hubungan antara strategi fungsional, kompetensi khusus, diferensiasi, biaya rendah,

penciptaan nilai dan profitabilitas.

Dari kompetensi yang berbeda dapat dibentuk strategi tingkat fungsional yang mampu dikejar
oleh perusahaan. Manajer memilih strategi tingkat fungsional yang dapat membangun sumber
daya dan kapabilitas yang dapat meningkatkan kompetensi khas milik perusahaan. Perusahaan
juga mampu untuk mencapai efisiensi, kualitas, inovasi dan daya tanggap yang unggul yang
akan menentukan penawaran produknya dapat dibedakan dengan produk milik pesaing, dan
apakah memiliki biaya yang rendah. Perusahaan yang meningkatkan nilai (utilitas) nya yang
didapat oleh konsumen melalui produk yang mereka hasilkan melalui diferensiasi, sekaligus
menurunkan struktur biayanya, serta menciptakan nilai lebih daripada pesaingnya, serta ini
mengarahkan kepada keunggulan kompetitif, profitabilitas superior dan pertumbuhan laba.

ACHIEVING SUPERIOR EFFICIENCY


Perusahaan merupakan wadah untuk mengubah input (tenaga kerja, lahan, modal, manajemen,
ilmu teknologi) menjadi output (barang dan jasa yang dihasilkan). Ukuran efisiensi yang
sederhana ialah jumlah input yang diperlukan untuk menghasilkan output tertentu
(keluaran/masukan). Semakin sedikit input yang diperlukan untuk menghasilkan output
tertentu maka semakin rendah biaya yang diperlukan. Berikut langkah-langkah yang dapat
diambil perusahaan tingkat fungsional untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biayanya:
1. EFFICIENCY AND ECONOMIES OF SCALE
Merupakan pengurangan biaya unit yang terkait dengan skala output yang besar. Contoh:
biaya unit turun secara signifikan saat tingkat output diperluas yang berarti terdapat skala
ekonomi yang signifikan, perusahaan memperoleh keuntungan dengan cara menekan harga
dan meningkatkan volume outputnya.

2. EFFICIENCY AND LEARNING EFFECTS


Ialah penghematan biaya yang berasal dari belajar sambil melakukan pekerjaan. Contohnya
tenaga kerja yang belajar dengan mengulang-ulang cara terbaik dalam melakukan tugasnya.
Karena itu produktivitas dari tenaga kerja meningkat seiring berjalannya waktu dan
menghasikan biaya unit yang menurun karena individu yang terus mempelajari cara yang
paling efisien untuk melaksanankan tugas tertentu. Seperti perusahaan Jepang – Toyota
yang terkenal karena menjadikan pembelajaran di bagian sentral filosofi operasi mereka.
3. EFFICIENCY AND THE EXPERIENCE CURVE
Mengacu pada penurunan yang sistematis dari struktur biaya dan pengurangan biaya unit
yang konsekuen, ini diamati selama masa pemakaian produk. Biaya produksi per unit untuk
suatu produk biasanya akan menurun dengan beberapa jumlah karakteristik yang setiap kali
keluaran terakumulasi (keluaran total suatu produk sejak pertama kali diperkenalkan) dari
produk yang digandakan.

4. EFFICIENCY FLEXIBLE PRODUCTION SYSTEMS AND MASS CUSTOMIZATION


Gagasan biaya yang lebih rendah dengan produksi masal adalah cara terbaik untuk
mencapai efisiensi tinggi. Memproduksi variasi produk yang lebih banyak akan
memperlihatkan ketidakmampuan untuk mewujudkan skala ekonomi dan menghasilkan
biaya yang lebih tinggi dan menyulitkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
produksinya dan mengurangi biaya unitnya.
Dengan adanya teknologi produksi yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk
memproduksi banyak variasi produk akhir dengan biaya per unit yang pada satu waktu
dapat dicapai hanya melalui produksi masal dari keluaran standar. Kostomisasi masal telah
menciptakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menggunakan teknologi
manufaktur yang fleksubel untuk menggabungkan dua tujuan antara biaya rendah dan
diferensiasi melalui kostomisasi produk.

5. MARKETING AND EFFICIENCY


Strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan memiliki pengaruh besar pada
efisiensi dan biaya. Strategi ini mengacu pada posisi yang diambil perusahaan dalam hal
segmentasi pasar, penetapan harga, promosi, periklanan, desain produk, serta distribusi.
Misalnya untuk mencapai biaya yang lebih rendah dapat difasilitasi penetapan harga,
promosi dan iklan yang agresif (semuanya tugas fungsi pemasaran).
Pelanggan meninggalkan perusahaan merupakan persentase pelanggan meninggalkan
perusahaan di setiap tahun kepada pesaing. Tingkat peninggalan ini ditentukan oleh
loyalitas pelanggan yang merupakan fungsi dari kemampuan perusahaan untuk memuaskan
pelanggannya. karena untuk memperoleh pelanggan baru selalu memerlukan biaya tetap
satu kali, dan ada hubungan langsung antara tariff dan biaya peninggalan pelanggan.
Misalnya perusahaan layanan nirkabel mendaftarkan pelanggan baru, ia harus menanggung
biaya administrasi pembukaan akun baru dan biaya subsidi yang dibayarkan kepada
produsen handset yang baru diputuskan oleh pelanggan baru untuk digunakan, terdapat
juga biaya iklan dan promosi yang dirancang untuk menarik pelanggan baru.

MATERIALS MANAGEMENT, JUST IN TIME SYSTEMS, AND EFFICIENCY


Manajemen material (logistic) digunakan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, sama hal
nya dengan produksi dan pemasaran. Pengelolaan material meliputi kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mendapatkan input dan komponen produksi (termasuk pembelian input)
melalui proses produksi dan keluar melalui system distribusi kepada pengguna akhir. Untuk
perusahaan manufaktur biasa, material dan biaya transportasi menyumbang 50-70persen dari
pendapatannya sehingga terdapat pengurangan kecil dalam biaya ini yang berdampak besar
pada profitabilitas.
Meningkatkan efisiensi dalam fungsi manajemen material biasanya memerlukan penerapan
system inventaris just-in-time (JIT) yang dirancang untuk menghemat biaya penyimpanan
inventaris dengan menjadwalkan komponen untuk tiba di pabrik manufaktur tepat waktu untuk
memasuki pabrik.

R&D STRATEGY AND EFFICIENCY


Fungsi R&D untuk merancang produk yang mudah dibuat (awalnya menggunakan 47 langkah
perakitan, didesain ulang menjadi 12 langkah), dan mempunyai fungsi untuk membantu
perusahaan mencapai biaya yang lebih rendah.

HUMAN RESOURCE STRATEGY AND EFFICIENCY


Karyawan yang produktif menurunkan biaya untuk menghasilkan pendapatan, meningkatkan
laba atas penjualan, dan meningkatkan laba atas modal yang di investasikan perusahaan. Yang
sulit ialah menemukan cara untuk meningkatkan produktifitas karyawan. Diantaranya
menggunakan strategi sebagai berikut:
 Hiring Strategy – strategi perekrutan, contohnya karyawan yang mandiri dan berfikiran
positif.
 Employee Training – pelatihan karyawan, meningkatkan tingkat keterampilan karyawan
untuk efisiensi terkait produktivitas perusahan.
 Self Managing Teams – tim pengatur mandiri, contohnya anggota tim mempelajari semua
tugas.
 Pay For Perfomance – bayar untuk performa, dengan mengaitkan gaji dengan kinerja dapat
membantu meningkatkan produktivitas karyawan.

INFORMATION SYSTEMS AND EFFICIENCY


Contohnya, mampu merealisasikan penghematan biaya yang signifikan dengan mengganti
pemesanan dan layanan pelanggan secara online

INFRASTRUCTURE AND EFFICIENCY


Perbaikan infrastruktur (struktur, budaya, gaya kepemimpinan strategis, dan sistem kontrolnya)
membantu meningkatkan efisiensi dan menurunkan biayanya.

ACHIEVING SUPERIOR QUALITY


Keunggulan memiliki kualitas yang unggul bagi perusahaan: (1) memiliki reputasi yang kuat
yang dapat membedakan produknya dari produk pesaing, (2) menghilangkan cacar dari proses
produksi, mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, menurunkan struktur biaya dan
meningkatkan profitabilitas.

ATTAINING SUPERIOR REABILITY – mencapai keandalan unggul


Alat utama yang digunakan sebagian besar manajer untuk meningkatkan keandalan penawaran
produk perusahaan.
IMPLEMENTING REABILITY IMPROVEMENT METHODOLOGIES – menerapkan metodologi
peningkatan keandalan
Peran yang harus dilaksanakan untuk menerapkan metodologi ini ialah :
1. manajer senior menyetujui program peningkatan kualitas dan mengkomunikasikan
pentingnya program tersebut untuk perusahaan,
2. jika program ini berhasil, individu harus diidentifikasi untuk memimpin program.
3. Mengidentifikasi cacat yang muncul dari proses, melacak sumbernya dan penyebabnya
serta melakukan koreksi.
4. Mengukur kualitas menggunakan matrik.
5. Menetapkan sasaran kualitas dan menetapkan sasaran kualitas untuk menciptakan insentif
pencapaiannya.
6. Karyawan pabrik menjadi ide utama untuk meningkatkan kualitas produk.
7. Menghilangkan barang yang berkualitas buruk atau rendah.
8. Semakin banyak langkah perakitan membuat semakin banyak peluang kesalahan, maka
diperlukan perampingan dalam merakit.
9. Membutuhkan komitmen dari seluruh organisasi dan kerjasama yang baik antar fungsi.

IMPROVING QUALITY AS EXCELLENCE – meningkatkan kualitas sebagai keunggulan


Selain menciptakan kualitas sebagai keunggulan diperlukan juga layanan yang terkait produk
seperti kemudahan pemesanan, pengiriman cepat, pemasangan yang mudah, ketersediaan
pelatihan dan konsultasi pelanggan.

ACHIEVING SUPERIOR INNOVATION – mencapai keunggulan inovasi


Kemampuan perusahaan untuk mengembangkan produk yang lebih inovatif memberi nilai
unggul yang memungkinkan untuk (1) membedakan produknya dan menetapkan harga
premium (2) menurunkan struktur biayanya dibawah pesaingnya. Karena pesaing akan terus
berusaha untuk meniru dan hasilnya seingkali berhasil. Oleh karena itu membutuhkan
komitmen berkelanjutan terhadap inovasi untuk mempertahankan keunggulan.
THE HIGH FAILURE RATE OF INNOVATION – tingkat kegagalan inovasi yang tinggi
Mempromosikan inovasi juga memiliki resiko terhadap kegagalan produk baru. Alasan produk
gagal menghasilkan keuntungan ekonomi ialah :
1. Banyak produk baru yang gagal karena permintaan inovasi yang dasarnya tidak pasti.
2. Produk baru sering gagal karena teknologinya belum di publikasikan dengan baik.
3. Produk baru mungkin gagal di strategi positioning (serangkaian opsi khusus yang diadopsi
perusahaan untuk suatu produk berdasarkan empat dimensi utama pemasaran : harga,
distribusi, promosi dan periklanan, dan fitur produk) yang buruk.
4. Perusahaan sering melakukan kesalahan dalam pemasaran sebagai teknologi yang
permintaannya tidak mencukupi.
5. Perusahaan gagal ketika produk dipasarkan secara perlahan.

REDUCING INNOVATION FAILURES – mengurangi kegagalan inovasi


Untuk mengurangi kegagalan terkait dengan inovasi perlu untuk memastikan bahwa ada
imtegrasi yang erat antara R&D, produksi dan pemasaran. Dan dapat membantu perusahaan
untuk memastikan bahwa:
1. Proyek pengembangan produk didorong oleh kebutuhan pelanggan.
2. Produk baru dirancang untuk kemudahan pembuatan.
3. Biaya pengembangan tidak dibiarkan lepas kendali.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk dan membawanya ke pasar
diminimalkan.
5. Integrasi yang erat antara R&D dan pemasaran tercapai untuk memastikan bahwa proyek
pengembangan produk didorong oleh kebutuhan pelanggan.

ACHIEVING SUPERIOR RESPONSIVENESS TO CUSTOMERS – mencapai tanggung jawab unggul


kepada pelanggan
Perusahaan harus mengerti apa yang diinginkan pelanggan dengan harga yang bersedia mereka
bayar, selama profitabilitas perusahaan tidak terganggu dalam prosesnya.
FOCUSING ON THE CUSTOMER
Perusahaan tidak dapat responsive terhadap kebutuhan pelanggannya kecuali jika ia
mengetahui kebutuhan tersebut. Dengan memotivasi seluruh perusahaan untuk focus terhadap
pelanggan.
- Demonstrasi leadership - Focus pelanggan harus dimulai dari puncak organisasi.
- Membentuk sikap karyawan – semua karyawan harus melihat pelanggan sebagai focus
aktivitas mereka.
- Mengetahui kebutuhan pelanggan.

SATISFYING CUSTOMER NEEDS – memuaskan kebutuhan pelanggan


Memenuhi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi seperti efisiensi, kualitas dan inovasi
merupakan kompetansi penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan dapat
memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi jika dapat membedakan produk mereka dengan
(1) menyesuaikan, dengan kebutuhan pelanggan individu, (2) mengurangi waktu yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai