Dosen Pengampu:
Sri Dewi Edmawati, SE, MSi. Ak., CA
Kelompok 13
Gerald Hermanuel Purba (2010533011)
Rahman Syarif Masri (2010533012)
Cost reduction adalah usaha mengelola aktivitas yang berhubungan dengan proses
produksi dan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengeliminasi biaya yang seharusnya
tidak perlu terjadi.
Jadi tujuan perusahaan melakukan cost reduction bukan hanya untuk mencapai standar
yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangi biaya secara bertahap di bawah standar agar
terdapat efisiensi usaha, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang
diperoleh maksimal. Di samping itu, kualitas produk tetap dipertahankan sehingga
kualitasnya tidak menurun dan tidak mempengaruhi penjualan produk tersebut.
Secara tradisional, penuruan biaya menekankan pada penurunan yang cepat dalam
biaya jangka pendek karena krisis langsung. Pendekatan-pendekatan tradisional
(misalnya, mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi, pemotongan biaya
berlaku untuk semua orang) sering menurunkan biaya dengan cepat. Penurunan biaya
yang tidak ditindaklanjuti maupun yang dipertahankan dan biaya-biaya yang salah
(misalnya: pelatihan) dipotong karena semuanya yang paling mudah untuk dihapus.
Traditional cost reduction programs biasanya ditargetkan pada karyawan. Hal ini
merupakan reaksi dari ancaman langsung, seperti kinerja yang buruk, kehilangan kontrak
atau penurunan harga. Beberapa program (terutama offshore) diharapkan bekerja dengan
beralih ke tempat di mana tenaga kerja dan biaya fasilitas yang lebih murah.
Lima program yang sering digunakan pada pengurangan biaya secara tradisional adalah
sebagai berikut:
1. The Technology Approach (Pendekatan Teknologi)
Ketika ekonomi dalam keadaan baik, pendekatan perampingan dan perataan tidak
bekerja, hasilnya, biaya merangkak naik dengan peningkatan yang tidak efisien program baru
dimulai dan dikembangkan. Sebagai jawaban, perusahaan mulai mengimplementasikan
program ini untuk memotong biaya dengan mengurangi dan menghilangkan program
diskrisioner karyawan.
Program ini tidak efektif untuk jangka panjang, karena program ini mengurangi biaya
dengan mengurangi tenaga kerja, tetapi program ini tidak mengurangi aktivitas produksi dan
penjualan. Ketika mengurangi tenaga kerja, tetapi tidak pada aktivitasnya adalah pendekatan
yang lebih dikenal pada pengurangan biaya secara tradisional, ini dikarenakan penurunan
langsung pada biaya yang biasanya diikuti dengan peningkatan karena pekerjaan masih harus
diselesaikan.
3. Offshore Retreat
Banyak perusahaan telah mencoba untuk mengurangi biaya dengan keluar ke tempat
yang menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Banyak dari perusahaan ini yang
telah menemukan, meskipun, biaya untuk memulai offshore retreat lebih tinggi dari yang
diharapkan, sedangkan kualitas dan kinerja pengiriman lebih rendah.
4. Mergers (Merger)
5. Diversification (Diversifkasi)
Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis /
keanekaragaman jenis produksi. Perusahaan yang melakukan diversifikasi selain untuk
menambah jumlah hasil produksi juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan atau untuk
menutupi kerugian yang mungkin terjadi apabila salah satu / sebagian hasil produksi ternyata
tidak laku dipasar.
Salah satu manfaat utama dari partisipasi yaitu pengetahuan orang-orang yang
terlibat dan dipengaruhi oleh pengurangan biaya diintegrasikan dalam proses
pengurangan biaya. Sebagai hasilnya, pertukaran informasi ditingkatkan oleh Informasi
lokal dari karyawan.
Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat daya saing perusahaan dalam
lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses globalisasi telah
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
2. Berlingkup luas. Perusahaan harus berfikir dengan lingkup yang luas yang
mencangkup seluruh aspek manajemen yang berkualitas, sehingga produk dan jasa
yang dihasilkanpun berkualitas.
3. Berjangka panjang dan berkelanjutan. Strategic cost reduction merupakan usaha
jangka panjang, agar penurunan biaya merupakan suatu program yang dapat
bertahan lama.
5. Berfokus ke seluruh mata rantai nilai. Strategic cost reduction harus berfokus pada
seluruh mata rantai nilai yang ada diperusahaan, mulai dari desain, pengembangan,
produksi, pemasaran, distribusi, layanan dan kembali ke desain, serta mata rantai
dalam jaringan kerja.
1. Employee empowerment
JIT purchasing merupakan system pembelian yang dipicu oleh kebutuhan perusahaan
pada jumlah dan spesifikasi barang sesuai dengan pemakaian kebutuhan dengan waktu
penyerhan sesuai dengan saat barang dibutuhkan oleh perusahaan pada harga yang lebih
rendah dari pembelian biasa.
Tujuan JIT purchasing adalah untuk mendapatkan barang berkualitas sesuai dengan
yag dibutuhkan, pada jumlah yang diperlukan dan pada harga yag relative rendah yang pada
akhirnya adalah cost reduction.
3. Just in-time manufacturing
5. Strategic alliance
1. Target costing
Target costing adalah suatu metode penentuan cost produk atau jasa yang didasarkan
pada harga yang diperkirakan akan diterima oleh customer. Perusahaan tidak memikirkan hal
tersebut pada saat penentuan harga jual, dimana kondisi pasar ditentukan oleh konsumen,
besar sekali kemungkinan konsumen akan meninggalkan produk yang dihasilkan perusahaan.
Dengan demikian, penentuan harga produk ditentukan oleh kesediaan konsumen untuk
membayar dan produsen bertanggungjawab untuk membuat produk dengan biaya yang
mampu menghasilkan laba yang memadai.
Target costing merupakan system akuntansi biaya yang secara efektif dapat digunakan
oleh manajemen untuk mengelola biaya pada tahap desain dan pengembangan produk.
2. Life cycle product costing
Life cycle product adalah kemampuan suatu produk memenuhi kebutuhan konsumen
sejak selesai diproduksi hingga diputuskan pemasarannya. Biaya daur hidup produk adalah
biaya yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya.
Life cycle product costing adalah system akuntansi biaya yang menyediakan informasi
biaya produk bagi manajemen untuk memungkinka manajemen memantau biaya produk
selama daur hidupnya.
Pengumpulan informasi biaya masa lalu yang berhubungan dengan produk tertentu
selama jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan esempatan pada manajemen
untuk memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba selama periode tersebut.
3. Kaizen costing
Kaizen costing merupakan suatu system akuntansi biaya secara efektif dapat digunakan
oleh manajemen di dalam mengelola biaya pada tahap produksi produk. Kaizen costing
digunakan untuk menjamin terlaksananya improvement berkelanjutan sejak saat produksi
selesai didesain dan dikembangkan sampai saat produk dihentikan produksinya sebagai
discounted product. Pada tahap produksi melalui kaizen costing, cost reduction target
senantiasa di-up date berdasarkan rencana improvement berkelanjutan yag dibuat dalam
tahun anggaran tertentu.
Produk berkualitas merupakan salah satu keunggulan perusahaan dalam bersaing, untuk
itu manajemen memerlukan informasi mengenai biaya yang berkaitan dengan kualitas untuk
keperluan perbaikan kualita sekaligus menjaga kualitas produk perusahaan agar sesuai
dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Biaya yang berkaitan dengan kualitas adalah biaya-
biaya yang berkaitan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan
produk cacat yang terbagi ke dalam empat kelompok yang terdiri dari biaya pencegahan,
biaya penilaian, biaya kegagalan dan eksternal.
Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan kualitas
produk, manajemen berkesempatan untuk menyusun program yang lebih baik untuk
perbaikan kualitas produkyang akan dijual pada konsumen. Perbaikan kualitas yang
dilaksanakan oleh manajemen dituangkan dalam anggaran biaya laporan sebagai umpan balik
yang digunakan untuk memantau efektivitas pelaksanaan program yang telah ditetapkan.
System ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas
mengkonsumsi sumber daya. Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan filosofi
bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumen dengan aktivitas yang tidak menambah
nilai, manajemen akan selalu berusaha untuk menyempurnakan berbagai aktivitas dalam
menghasilkan produk bagi konsumen.
Aktivitas ditekankan disini, karena persaingan yang dihadapi oleh perusahan memaksa
perusahaan untuk mempunyai daya saing tinggi dengan diantaranya adalah mempunyai
produk yang berkualitas, cost effectiveness, dan fleksibilitas. Disamping itu, pada dasarnya
pengelolaan manajemen merupakan perencanaan dan pengendalian aktivitas untuk mencapai
tujuan tertentu, dalam hal ini adalah untuk menghasilkan produk.
2. Adanya cost culture, misalnya dalam bentuk peningkatan kualitas secara terus-
menerus melalui inovasi dari karyawan
3. Adanya strategi sumber daya manusia yang didasarkan pada long-term employment,
cross training karyawan dan sebagainya.