Anda di halaman 1dari 15

PAPER REACTION

EFFECTIVE LONG-TERM COST REDUCTION:


A STRATEGIC PERSPECTIVE SISTEM
SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Dosen Pengampu:
Sri Dewi Edmawati, SE, MSi. Ak., CA

Kelompok 13
Gerald Hermanuel Purba (2010533011)
Rahman Syarif Masri (2010533012)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
Effective long-term cost reduction: a strategic perspective sistem
Effective long-term cost reduction: a strategic perspective sistem, biaya tradisional
tidak sesuai dengan rencana dan pengendalian produk serta proses bagi perusahaan
manufaktur dan jasa modern melainkan banyak inovasi akuntansi manajemen baru seperti
biaya berdasarkan aktivitas (ABC), target costing, atau penentuan tolak ukur (benchmarking)
dalam rangka meningkatkan keputusan strategis seperti perencanaan produk dan manajemen
biaya.
Untuk mencapai pengurangan biaya dalam jangka panjang secara efektif, perusahaan
harus memiliki kesadaran penuh bahwasanya pengurangan biaya dalam jangka panjang
secara efektif ini merupakan program yang sifatnya strategis (untuk jangka panjang) dan
menjadi prioritas kultural. Berbeda halnya jika kita komparasi dengan traditional cost
reduction yang memiliki fokus pada pengurangan biaya secara cepat untuk biaya-biaya yang
timbul dalam jangka pendek yang diakibatkan oleh krisis yang datang secara tiba-tiba.
Dibandingkan dengan Strategic cost reduction mampu mengurangi biaya dalam jumlah
jumlah yang signifkan dan untuk jangka waktu panjang. Strategic cost reduction menjadikan
pengurangan biaya menjadi bagian strategi untuk menempatkan perusahaan pada posisi
kompetitif sehingga mencankup keseluruhan valuechain, bukan hanya pengurangan biaya
pada tahap produksi, apalagi hanya berkaitan dengan pengurangan biaya tenaga kerja. dalam
strategi cost reduction pengurangan biaya terjadi sebagai hasil dari peningkatan bertahap
terhadap kualitas, keandalan dan kecepatan. Hal inilah yang menjadi dasar bagi kami
mengapa kami begitu men- support strategic cost reduction bagi perusahaan dalam rangka
merangka meraih sustainable competitive advantage di tengah persaingan bisnis yang sengit
dan akselerasi teknologi yang tidak dapat dibendung.
Hal yang paling penting menurut kami dalam strategic cost reduction adalah
perusahaan harus berlandaskan TQM (Total Quality Management). Dengan komitmen yang
penuh terhadap kualitas produk barulah sempurna cost reduction yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Selain itu kami setuju penerapan strategi pengurangan biaya dalam
perusahaan dilakukan dengan metode standar atau penyederhanaan kerja. Karena menurut
kami penentuan standar kerja sangat efektif, tidak hanya menghasilkan efisiensi dan
pengurangan biaya yang cenderung berhasil, namun juga membuat para karyawan terikat
dalam perilaku peran yang repetitif yang tinggi dan berjangka pendek yang melibatkan
pengambilan risiko. Karena para spesialis mengidentifikasi cara terbaik untuk merampungkan
pekerjaan, maka partisipasi karyawan di dalam keputusan pekerjaan sangat diperlukan

Cost reduction adalah usaha mengelola aktivitas yang berhubungan dengan proses
produksi dan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengeliminasi biaya yang seharusnya
tidak perlu terjadi.

Cost reduction akan berhasil apabila dilakukan secara terus-menerus di dalam


perusahaan. Dengan demikian, akan tercipta suatu kebiasaan, kebudayaan, serta kesadaran
perusahaan untuk melakukan upaya-upaya dalam pengurangan biaya yang ada di perusahaan.
Cara terbaik dalam mengurangi biaya adalah mengeliminasi kelebihan penggunaan
sumber daya dalam proses produksi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam usaha
mengurangi biaya khususnya biaya produksi adalah :

1. Meningkatkan kualitas proses kerja sehingga dapat mengurangi kesalahan.


2. Meningkatkan produktivitas
3. Mengurangi tingkat persediaan
4. Memperpendek atau mengeliminasi lini produksi
5. Mengurangi gangguan pada mesin atau mesin yang berhenti selama proses
produksi agar tidak menimbulkan kelebihan Work In Process
6. Mengurangi tempat atau ruang
7. Mempersingkat waktu tempuh produksi.

Jadi tujuan perusahaan melakukan cost reduction bukan hanya untuk mencapai standar
yang ditetapkan tapi juga untuk mengurangi biaya secara bertahap di bawah standar agar
terdapat efisiensi usaha, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimumkan dan laba yang
diperoleh maksimal. Di samping itu, kualitas produk tetap dipertahankan sehingga
kualitasnya tidak menurun dan tidak mempengaruhi penjualan produk tersebut.

A. TRADITIONAL COST REDUCTION PROGRAMS

Secara tradisional, penuruan biaya menekankan pada penurunan yang cepat dalam
biaya jangka pendek karena krisis langsung. Pendekatan-pendekatan tradisional
(misalnya, mengganti tenaga kerja langsung dengan teknologi, pemotongan biaya
berlaku untuk semua orang) sering menurunkan biaya dengan cepat. Penurunan biaya
yang tidak ditindaklanjuti maupun yang dipertahankan dan biaya-biaya yang salah
(misalnya: pelatihan) dipotong karena semuanya yang paling mudah untuk dihapus.

Traditional cost reduction programs biasanya ditargetkan pada karyawan. Hal ini
merupakan reaksi dari ancaman langsung, seperti kinerja yang buruk, kehilangan kontrak
atau penurunan harga. Beberapa program (terutama offshore) diharapkan bekerja dengan
beralih ke tempat di mana tenaga kerja dan biaya fasilitas yang lebih murah.

Lima program yang sering digunakan pada pengurangan biaya secara tradisional adalah
sebagai berikut:
1. The Technology Approach (Pendekatan Teknologi)

Pendekatan teknologi fokus pada menggantikan tenaga kerja langsung dengan


teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasi. Pendekatan ini biasanya diadopsi atau
ditingkatkan setelah ukuran kinerja menunjukkan kinerja yang buruk. Tetapi pelaksanaan
yang sukses dari pendekatan ini memerlukan uang, waktu, proses inovasi yang efektif, dan
karyawan yang terampil.

Dengan demikian, upaya untuk mendapatkan atau mempertahankan keunggulan


kompetitif dengan mengurangi biaya tenaga kerja akan terlihat menjadi dasar yang lemah
bagi program pengurangan biaya yang sukses. Biaya tenaga kerja jarang sekali merupakan
sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pertama, tenaga kerja merupakan
persentase kecil dari total biaya. Kedua, ketika tenaga kerja merupakan kunci keunggulan
kompetitif perusahaan, keunggulan tersebut berasal dari kemampuan tenaga kerja melakukan
inovasi melalui metode kerja dan fleksibilitas. Selain itu, banyak perusahaan mengambil
strategi teknologi intensif ketika mereka mengurangi tenaga kerja mereka.

Yang terpenting, kesuksesan dari strategi ini memerlukan adanya karyawan


berketerampilan tinggi yang bisa merencanakan, melaksanakan, menyelenggarakan, dan
melayani teknologi canggih ini. Sayangnya, isu-isu sumber daya manusia yang penting
diabaikan atau hanya janji di bibir saja karena kepentingan biaya jangka pendek. Ironisnya,
bagaimanapun, kesuksesan jangka panjang dengan teknologi ditentukan dari bagaimana
karyawan bekerja dengan teknologi.

2. Lean And Mean (Perampingan dan Perataan)

Ketika ekonomi dalam keadaan baik, pendekatan perampingan dan perataan tidak
bekerja, hasilnya, biaya merangkak naik dengan peningkatan yang tidak efisien program baru
dimulai dan dikembangkan. Sebagai jawaban, perusahaan mulai mengimplementasikan
program ini untuk memotong biaya dengan mengurangi dan menghilangkan program
diskrisioner karyawan.

Program ini tidak efektif untuk jangka panjang, karena program ini mengurangi biaya
dengan mengurangi tenaga kerja, tetapi program ini tidak mengurangi aktivitas produksi dan
penjualan. Ketika mengurangi tenaga kerja, tetapi tidak pada aktivitasnya adalah pendekatan
yang lebih dikenal pada pengurangan biaya secara tradisional, ini dikarenakan penurunan
langsung pada biaya yang biasanya diikuti dengan peningkatan karena pekerjaan masih harus
diselesaikan.

3. Offshore Retreat

Banyak perusahaan telah mencoba untuk mengurangi biaya dengan keluar ke tempat
yang menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Banyak dari perusahaan ini yang
telah menemukan, meskipun, biaya untuk memulai offshore retreat lebih tinggi dari yang
diharapkan, sedangkan kualitas dan kinerja pengiriman lebih rendah.

Keberhasilan dari metode pendekatan ini tergantung kepada seberapa banyak


karyawan perusahaan yang dipindahkan dan perilaku nilai tukar dan fluktuasi sekarang.

4. Mergers (Merger)

Merger dimaksudkan untuk menciptakan skala ekonomi dengan mengurangi tumpang


tindih karyawan, produk, pabrik, dan overhead. Sering kali, hasil merger ini pemecatan dan
pengurangan kompensasi dengan hasil moral dan motivasi meningkat. Pada akhirnya,
harapan untuk skala ekonomi dari merger tidak disadari sebagai biaya yang tidak diduga.

5. Diversification (Diversifkasi)

Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis /
keanekaragaman jenis produksi. Perusahaan yang melakukan diversifikasi selain untuk
menambah jumlah hasil produksi juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan atau untuk
menutupi kerugian yang mungkin terjadi apabila salah satu / sebagian hasil produksi ternyata
tidak laku dipasar.

B. STRATEGIC COST REDUCTION

Strategic cost reduction adalah pendekatan jangka panjang yang mengintegrasikan


strategi bersaing, strategi teknologi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan
pertimbangan desain organisasi untuk memberikan fokus dan koordinasi untuk memberikan
dasar yang terfokus dan terkoordinasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Strategic cost reduction mampu mengurangi biaya dalam jumlah yang signifikan dan
untuk jangka waktu panjang. Strategic cost reduction menjadikan pengurangan biaya menjadi
bagian strategi untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif sehingga mencangkup
keseluruhan value chain, bukan hanya pengurangan biaya pada tahap produksi, apalagi hanya
berkaitan dengan pengurangan biaya tenaga kerja.

Strategic cost reduction memfokuskan pengurangan biaya pada penyebab timbulnya


pemborosan, yaitu kualitas. Pengurangan biaya pada dasarnya merupakanquality
improvement yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk. Jika di dalam proses
pembuatan produk perusahaan mampu melaksanakan peningkatan kualitas secara
berkelanjutan, biaya pembuatan produk akan berkurang sebagai hasil dari peningkatan
kualitas tersebut. Oleh karena itu, dalam strategi cost reduction pengurangan biaya terjadi
sebagai hasil dari peningkatan bertahap terhadap kualitas, keandalan dan kecepatan.

Budaya Biaya (Cost Culture) memotivasi karyawan untuk mengambil tindakan


yang mengurangi biaya jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa penting untuk
menentukan manajemen biaya dan pengurangan biaya sebagai bagian integral dari
budaya. Jadi, untuk karyawan yang bekerja di proyek manajemen biaya lingkungan
sadar biaya merupakan bagian dari bisnis mereka sehari-hari. Seperti pengalaman dapat
menghasilkan rencana yang terkoordinasi dengan baik dan lengkap dibandingkan
dengan perusahaan di mana budaya biaya kurang berkembang.

Manajemen puncak (TopManagement) juga harus setiap hari menunjukkan


kepada karyawan tentang pentingnya mengurangi biaya untuk keberhasilan. Dengan
membahas masalah strategis, tantangan dan peluang dengan karyawan target dari
proyek pengurangan biaya harus menjadi lebih jelas.

Pertimbangan strategis pada perencanaan dan pelaksanaan pengurangan biaya


adalah apakah perubahan harus didorong dari top-down atau dari down-top . Salah satu
manfaat dari strategi top-down misalnya terpusat dan dengan demikian mungkin
dikoordinasikan sifat dari proses perubahan. Namun, strategi top-down biasanya
mengakibatkan seluruh karyawan menolak karena mereka memiliki sedikit keterlibatan
dan partisipasi dalam proses implementasi, meskipun proses ini sangat mempengaruhi
lingkungan kerja mereka. Selain itu, proses tersebut tidak mengambil keuntungan dari
informasi lokal karyawan. Oleh karena itu, strategi bottom-up dari pengambilan
keputusan partisipatif dan keterlibatan karyawan sangat penting dalam konteks
perencanaan kegiatan pengurangan biaya.

Partisipasi (Participation) seharusnya meningkatkan penerima perubahan karena


karyawan mungkin dapat mempengaruhi desain proses pengurangan biaya dan
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana strategi pengurangan
biaya dapat bermanfaat. Partisipasi juga penting karena perubahan terkait dengan
pelaksanaan pengurangan biaya yang lebih menguntungkan untuk beberapa karyawan
daripada untuk orang lain. Keterlibatan dalam pengurangan biaya dapat lebih
merupakan cara penting untuk menyediakan karyawan dengan kepuasan kerja dan
identifikasi dengan proyek selain perasaan bahwa mereka berkontribusi terhadap
keamanan kerja mereka sendiri. Ekspresi suara dalam proses pengurangan biaya dapat
meningkatkan kepercayaan pekerja pada dirinya, yang pada gilirannya, mungkin
membawa perbaikan operasional. Selain itu, strategi ini memungkinkan karyawan
untuk memberikan kontribusi informasi lokalnya untuk meningkatkan proses
perencanaan pengurangan biaya. Namun, strategi ini juga mungkin memiliki beberapa
kelemahan. Karyawan hanya dapat berkontribusi pada proses perencanaan jika mereka
percaya hal tersebut untuk manfaat mereka sendiri. Selain itu, hasil dari proses tersebut
mungkin tidak konsisten dengan niat manajemen puncak.

Pertukaran informasi (information exchange) Biaya budaya, komitmen


manajemen puncak dan partisipasi diasumsikan memiliki dampak positif terhadap
informasi dan komunikasi dari karyawan yang terlibat dalam proses penurunan biaya.
Budaya biaya yang berbeda harus mendorong komunikasi sehubungan dengan
informasi biaya antara karyawan. Karyawan sering takut kalau beberapa ide
pengurangan biaya akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi diri mereka sendiri
atau rekan kerja sehingga mereka menahan diri dari memberikan kontribusi yang
efektif untuk pengurangan biaya.

Meskipun demikian, pengembangan Budaya biaya (misalnya, karyawan yang


menunjukkan perilaku sadar biaya) harus mengurangi syarat ini untuk
mengkomunikasikan ide-ide. Perilaku sadar biaya dapat dicapai oleh sistem informasi
dan/atau melalui komunikasi formal atau informal pribadi. Oleh karena itu, budaya
biaya harus mengarah ke komunikasi yang lebih horisontal.

Manajemen puncak dapat menunjukkan komitmen tidak hanya dengan informasi


tetap tentang proyek pengurangan biaya, dan juga dengan mendorong karyawan terus
menerus untuk mentransfer informasi biaya secara bebas. Dengan demikian,
manajemen puncak dapat mendukung pengembangan mekanisme bagi komunikasi
periodik yang berkesinambungan.

Salah satu manfaat utama dari partisipasi yaitu pengetahuan orang-orang yang
terlibat dan dipengaruhi oleh pengurangan biaya diintegrasikan dalam proses
pengurangan biaya. Sebagai hasilnya, pertukaran informasi ditingkatkan oleh Informasi
lokal dari karyawan.

Tingkat kerjasama (extent of cooperation). Untuk sebuah keberhasilan proses


pengurangan biaya perlu memiliki karyawan yang bekerja bersama-sama dan yang
berkomitmen pada. Biaya budaya, komitmen manajemen puncak, dan partisipasi
diasumsikan memiliki pengaruh positif terhadap kerjasama.

Bagi manajemen puncak, penting untuk memperbanyak kerjasama dengan


mengelola secara hati-hati harapan karyawan dan menghilangkan konflik birokrasi
dengan mematuhi pengurangan. Selain itu, dukungan manajemen puncak meningkatkan
apresiasi karyawan untuk berkonstribusi pada pengurangan biaya dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, penerimaan ditingkatkan secara signifikan
jika pengurangan biaya dilegalisasi oleh dukungan manajemen. Akibatnya, karyawan
mengakui komitmen manajemen puncak yang kuat mungkin lebih cenderung untuk
melihat perubahan positif.
Luasnya kontrol (control extent). Budaya biaya yang berbeda seperti halnya
komitmen manajemen puncak bersama-sama dengan partisipasi koresponden harus
mengurangi tingkat pengendalian yang diperlukan dalam proses pengurangan biaya.
Pertama, karena pengurangan biaya budaya biaya dirasakan oleh karyawan sebagai
bisnis sehari-hari. Budaya dapat mewakili pengganti yang efektif untuk pengendalian
yang berorientasi lebih formal. Kedua, dukungan manajemen puncak juga menjelaskan
langkah-langkah dan tujuan proses pengurangan biaya. Hal ini juga menekankan pada
prioritas pengurangan biaya selama jangka waktu yang lebih. Ketiga, partisipasi
mengurangi bahaya inefisiensi yang mencerminkan keadaan organisasi lokal atau
pengalaman yang tersedia dan keahlian yang unik dari karyawan yang berarti bahwa
kurangnya pengendalian diperlukan. Selain itu, Partisipasi meningkatkan tanggung
jawab peserta yang terlibat. Karena keterlibatan mereka dalam proses pengurangan
biaya memberikan mereka rasa kontrol, keadilan yang lebih besar untuk proses. Selain
itu, mereka memiliki insentif lebih untuk memenuhi target penurunan biaya independen
dari adanya pengendalian formal.

Efektivitas pengurangan biaya (Effectiveness of cost reduction). Komponen


proses pengurangan biaya (perencanaan mutu, pertukaran informasi, tingkat kerjasama,
luasnya kontrol) diasumsikan memiliki dampak yang berbeda terhadap efektivitas
pengurangan biaya. Hasil rencana menyediakan pondasi untuk realisasi langkah-
langkah pengurangan biaya. Keberhasilan penurunan biaya hanya dapat dimungkinkan
ketika adanya realistis, konsisten, terkoordinasi dan juga diterimanya langkah-langkah
pengurangan biaya yang direncanakan. Dengan demikian, kualitas tinggi dari proses
perencanaan sangat penting untuk efektivitas pengurangan biaya. Implikasi positif
dariperencanaan kualitas telah ditunjukkan dalam studi empiris yang berbeda.

Pentingnya Strategic Cost Reduction

Strategi pengurangan biaya perlu dilakukan mengingat daya saing perusahaan dalam
lingkungan bisnis global menjadi sangat ketat, selain itu proses globalisasi telah
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Customer take charge


Customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan dengan desain dan
kualitas yang mereka inginkan. Dengan demikian, produsen yang mampu bersaing adalah
produsen yang menawarkan lebih banyak manfaat yang dibutuhkan oleh customer.

Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk memperhatikan aktivitas yang


digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan value bagi masyarakat dengan mengurangi
aktivitas yang tidak menambah nilai dan menjadikan efisien aktivitas penambah nilai dan
menjadikan efisien aktivitas penambah nilai, bersamaan dengan itu, produsen juga dituntut
untuk mampu menyediakan produk dan jasa secara cost effective melalui low cost strategy.
Pengelolaan aktivitas ini merupakan perwujudan strategi pengurangan biaya.

2. Change becomes constant, radical, da fast.

Globalisasi ekonomi menyebabkan terjadinya perubahan yng sangat berbeda dari


sebelumnya. Perubahan yang terjadi akibat globalisasi bersifat konstan, radikal, dan pesat
sehingga perusahaan perlu melengkapai dirinya dengan effective change sense radars dan
dituntut untuk bersikap fleksibel dalam memberikan respon terhadap setiap perubahan yang
dihadapi. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan mempunyai kemampuan dalam
melakukan strategi pengurangan biaya.

Pendekatan Strategic Cost Reduction

Pendekatan strategic dalam pengurangan biaya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Bertujuan menempatkan perusahaan pada posisi yang kompetitif. Strategic cost


reduction merupakan strategi jangka panjang yang menempatkan perusahaan pada
posisi yang kompetitif, baik dari segi strategi teknologi, sumber daya manusia dan
desain organisasi. Pengurangan biaya dalam jangka panjang perlu diarahkan untuk
tujuan penempatan perusahaan pada posisi kompetitif sehingga dapat memacu
semangat karyawan untuk dapat mencapainya.

2. Berlingkup luas. Perusahaan harus berfikir dengan lingkup yang luas yang
mencangkup seluruh aspek manajemen yang berkualitas, sehingga produk dan jasa
yang dihasilkanpun berkualitas.
3. Berjangka panjang dan berkelanjutan. Strategic cost reduction merupakan usaha
jangka panjang, agar penurunan biaya merupakan suatu program yang dapat
bertahan lama.

4. Bersifat proaktif. Strategic cost reduction dirancang untuk mengantisipasi kondisi


yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang bukan sebagai akibat dari
masalah yang telah dihadapi oleh perusahaan, sehingga sifatnya proaktif dimana
manajemen dapat mempertimbangkan alternative yang akan dipilih.

5. Berfokus ke seluruh mata rantai nilai. Strategic cost reduction harus berfokus pada
seluruh mata rantai nilai yang ada diperusahaan, mulai dari desain, pengembangan,
produksi, pemasaran, distribusi, layanan dan kembali ke desain, serta mata rantai
dalam jaringan kerja.

System manajemen Strategic Cost Reduction yang biasanya digunakan oleh


perusahaan, diantaranya:

1. Employee empowerment

Strategic cost reduction dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang


memadai, yang berpendidikan memadai, berketerampilan dan bermotivasi serta berkomitmen
tinggi dalam melakukan improvement yang berkelanjutan.

Pemberdayaan karyawan merupakan langkah strategic untuk mewujudkan pengurangan


biaya di masa yang akan datang.

2. Just in-time purchasing

JIT purchasing merupakan system pembelian yang dipicu oleh kebutuhan perusahaan
pada jumlah dan spesifikasi barang sesuai dengan pemakaian kebutuhan dengan waktu
penyerhan sesuai dengan saat barang dibutuhkan oleh perusahaan pada harga yang lebih
rendah dari pembelian biasa.

Tujuan JIT purchasing adalah untuk mendapatkan barang berkualitas sesuai dengan
yag dibutuhkan, pada jumlah yang diperlukan dan pada harga yag relative rendah yang pada
akhirnya adalah cost reduction.
3. Just in-time manufacturing

JIT manufacturing merupakan system produksi berdasarkan permintaan proses


berikutnya, bukan untuk memenuhi kebutuhan persediaan yang akan disimpan di gudang. JIT
manufacturing akan menurunkan throughput time yang merupakan salah satu langkah
penting dalam mewujudkan strategi pengurangan biaya.

4. Cross functional teamwork

Cross functional teamwork dapat menunjuk manajer yang bertanggungjawab atas


proses dan system yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer,
karena tujuan bekerja dalam bentuk tim antar fungsi adalah menurunkan waktu layanan bagi
konsumen. Manajer dan anggota timnya bertanggungjawab melakukan improvement terhadap
proses tersebut.

5. Strategic alliance

Strategic alliance bertujuan untuk memuaskan kebutuhan customer melalui kemitraan


usaha dengan mitra bisnis yang memiliki core competency yang fit dengan customer.
Customer akan memperoleh produk dan jasa yang berkualitas pada harga yang relative
rendah.

System Penunjang Strategic Cost Reduction

1. Target costing

Target costing adalah suatu metode penentuan cost produk atau jasa yang didasarkan
pada harga yang diperkirakan akan diterima oleh customer. Perusahaan tidak memikirkan hal
tersebut pada saat penentuan harga jual, dimana kondisi pasar ditentukan oleh konsumen,
besar sekali kemungkinan konsumen akan meninggalkan produk yang dihasilkan perusahaan.

Dengan demikian, penentuan harga produk ditentukan oleh kesediaan konsumen untuk
membayar dan produsen bertanggungjawab untuk membuat produk dengan biaya yang
mampu menghasilkan laba yang memadai.

Target costing merupakan system akuntansi biaya yang secara efektif dapat digunakan
oleh manajemen untuk mengelola biaya pada tahap desain dan pengembangan produk.
2. Life cycle product costing

Life cycle product adalah kemampuan suatu produk memenuhi kebutuhan konsumen
sejak selesai diproduksi hingga diputuskan pemasarannya. Biaya daur hidup produk adalah
biaya yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya.

Life cycle product costing adalah system akuntansi biaya yang menyediakan informasi
biaya produk bagi manajemen untuk memungkinka manajemen memantau biaya produk
selama daur hidupnya.

Pengumpulan informasi biaya masa lalu yang berhubungan dengan produk tertentu
selama jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan esempatan pada manajemen
untuk memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba selama periode tersebut.

3. Kaizen costing

Kaizen costing merupakan suatu system akuntansi biaya secara efektif dapat digunakan
oleh manajemen di dalam mengelola biaya pada tahap produksi produk. Kaizen costing
digunakan untuk menjamin terlaksananya improvement berkelanjutan sejak saat produksi
selesai didesain dan dikembangkan sampai saat produk dihentikan produksinya sebagai
discounted product. Pada tahap produksi melalui kaizen costing, cost reduction target
senantiasa di-up date berdasarkan rencana improvement berkelanjutan yag dibuat dalam
tahun anggaran tertentu.

4. Quality cost system

Produk berkualitas merupakan salah satu keunggulan perusahaan dalam bersaing, untuk
itu manajemen memerlukan informasi mengenai biaya yang berkaitan dengan kualitas untuk
keperluan perbaikan kualita sekaligus menjaga kualitas produk perusahaan agar sesuai
dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Biaya yang berkaitan dengan kualitas adalah biaya-
biaya yang berkaitan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan
produk cacat yang terbagi ke dalam empat kelompok yang terdiri dari biaya pencegahan,
biaya penilaian, biaya kegagalan dan eksternal.

Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan kualitas
produk, manajemen berkesempatan untuk menyusun program yang lebih baik untuk
perbaikan kualitas produkyang akan dijual pada konsumen. Perbaikan kualitas yang
dilaksanakan oleh manajemen dituangkan dalam anggaran biaya laporan sebagai umpan balik
yang digunakan untuk memantau efektivitas pelaksanaan program yang telah ditetapkan.

5. Activity based cost system

System ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas
mengkonsumsi sumber daya. Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan filosofi
bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumen dengan aktivitas yang tidak menambah
nilai, manajemen akan selalu berusaha untuk menyempurnakan berbagai aktivitas dalam
menghasilkan produk bagi konsumen.

Aktivitas ditekankan disini, karena persaingan yang dihadapi oleh perusahan memaksa
perusahaan untuk mempunyai daya saing tinggi dengan diantaranya adalah mempunyai
produk yang berkualitas, cost effectiveness, dan fleksibilitas. Disamping itu, pada dasarnya
pengelolaan manajemen merupakan perencanaan dan pengendalian aktivitas untuk mencapai
tujuan tertentu, dalam hal ini adalah untuk menghasilkan produk.

Keberhasilan Cost Reduction (Penurunan Biaya)

Efektivitas rencana dan realisasi ukuran penurunan biaya menunjukkan keberhasilan


aktivitas pengurangan biaya. Efektivitas pengurangan biaya mengacu pada evaluasi realisasi
aktivitas pengurangan. Evaluasi ini menyampaikan seberapa puas orang-orang yang terlibat
dalam pencapaian tujuan biaya yang lebih besar dan perbaikan kinerja (Chenhall 2004).
Perusahaan biasanya tidak mau memberikan informasi tentang penghematan biaya yang
tepat. Selain itu, dengan penghematan biaya yang nyata sebagai ukuran keberhasilan adalah
sulit untuk membandingkan karena perusahaan yang normal berbeda dengan menghormati
organisasi yang lamban dan ukuran.

Pengurangan biaya dengan menggunakan pendekatan strategic dilakukan dengan


mengurangi biaya-biaya yang terdapat dalam rantai nilai perusahaan. Agar lebih efektif,
pengurangan biaya biasanya dilakukan pada rantai nilai sebelum proses produksi.

Untuk merealisasikan manfaat optimal pendekatan strategic dalam mengurangi biaya


jangka panjang, ada 3 prasyarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:
1. Adanya kepedulian dari manajemen puncak

2. Adanya cost culture, misalnya dalam bentuk peningkatan kualitas secara terus-
menerus melalui inovasi dari karyawan

3. Adanya strategi sumber daya manusia yang didasarkan pada long-term employment,
cross training karyawan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai