Anda di halaman 1dari 7

REACTION PAPER

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN


“ Strategic Cost Management”

KELOMPOK 14 :
Zulastri Hamdilla 2010531036
Belvy Stefanny S. 2010532033

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Sri Dewi Edmawati, M.Si, Akt

PROGRAM STUDI SI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
Implementasi Penerapan Strategic Cost Management/ Life cycle costing:
Strategic Cost Management and the Value Chain pada Perusahaan

Perencanaan dan pengambilan keputusan strategik membutuhkan seperangkat


informasi biaya yang jauh lebih luas dibandingkan yang diberikan oleh biaya produk
tradisional. Analisis strategik membutuhkan informasi non biaya seperti data
mengenai pelanggan, pesaing, dan peraturan pemerintah. Elemen strategik yang
paling penting bagi perusahaan adalah pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan.
Hal tersebut membutuhkan suatu manajemen strategik yang mengelola bagaimana
pengambilan keputusan terhadap biaya.

Kesuksesan penerapan tiap-tiap strategi dipengaruhi oleh sumber daya,


keterampilan, desain organisasi, dan sistem kontrol yang dimiliki oleh perusahaan.
Secara umum strategi low cost leadership sangat baik untuk perusahaan yang lebih
besar yang mampu mengambil keuntungan dari skala ekonomi, akses yang lebih besar
terhadap sumber daya dan overhead yang lebih rendah, dapat menghasilkan biaya per
unit yang lebih rendah secara keseluruhan. Sedangkan Perusahaan yang mengadopsi
strategi differentiation biasanya memiliki target pembeli yang tidak sensitif terhadap
harga tinggi dan perusahaan tersebut sering mempunyai pangsa pasar yang rendah
secara relatif.

Manajemen biaya strategik adalah penggunaan data biaya untuk


mengembangkan dan mengidentifikasi strategi yang unggul yang akan menghasilkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Kami mepertanyakan keunggulan bersaing
yang bagaimanakah yang seharusnya dimiliki perusahaan yang sifatnya berkelanjutan!
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan mempunyai tiga strategi umum, yakni
(1) Strategi biaya rendah, (2) strategi diferensiasi.(3) Strategi Fokus

Pada strategi biaya rendah, perusahaan akan memberikan nilai yang sama atau
lebih baik kepada pelanggan dengan biaya yang lebih rendah, sedangkan strategi
diferensiasi yakni meningkatkan apa yang diterima pelanggan, memberikan sesuatu
kepada pelanggan yang tidak diberikan pesaing Pada dasarnya, jika nilai pelanggan
didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi dan pengorbanan, strategi biaya
rendah meningkatkan nilai pelanggan dengan meminimalisasi pengorbanan pelanggan.
Menurut kami, jika perusahaan menerapkan startegi diferensiasi dan kepemimpinan
biaya, maka si manajer tentu harus memahami kegiatan yang memberikan kontribusi
pada pencapaian kerja mereka. Mereka juga harus memahami tentang rantai nilai
industri. Perusahaan harus memahami seluruh rantai nilai dan tidak hanya bagian
mereka beroperasi. Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami, yakni
hubungan internal dan hubungan eksternal Pada hubungan internal, yakni hubungan
yang ada di dalam kegiatan bagian rantai nilai perusahaan, sedangkan hubungan
eksternal yakni hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan dengan pemasok dan
pelanggan. Menurut kami,kedua jenis hubungan ini tentulah harus seimbang, karena
baik internal maupun eksternal sama-sama memberikan kontribusi dan pengaruh bagi
perusahaan.

Dengan adanya dua jenis hubungan tersebut, perusahaan harus dapat


mengidentifikasi kegiatannya dan memilih kegiatan mana yang dapat digunakannya
untuk menghasilkan atau mempertahankan keunggulan bersaing. Sehingga akan
diperlukan pengetahuan mengenai biaya dan nilai tiap kegiatan. Kegiatan sendiri
diklasifikasikan atas kegiatan organisasi dan kegiatan operasional, dan biaya dari
kegiatan ini ditentukan oleh pendorong biaya organisasi dan operasional.

Kegiatan organisasi adalah kegiatan yang membentuk struktur organisasi dan


proses bisnis. Pendorong biaya organisasi adalah faktor struktural dan prosedural
yang menetukan struktur biaya jangka panjang dari suatu perusahaan. Pendorong
biaya organisasi ini memegang peranan penting pada strategi pengurangan biaya
manapun. Kegiatan operasionl adalah kegiatan hari ke hari yang dilakukan sebagai
hasil dari struktur dan proses yang dipilih oleh organisasi Pendorong biaya
operasional (pendorong kegiatan adalah faktor-faktor yang mendorong biaya
operasional kegitan. Seperti yang seharusnya, kegiatan dan pendorong operasional
merupakan fokus dari perhitungan biaya berdasarkan kegiatan-kegiatan operasional
yang dimungkinkan dan pendorongnya.

Manajemen strategi biaya lainnya yakni meningkatkan nilai pelanggan


(customer value). Customer value adalah perbedaan antara apa yang diterima
pelanggan (realisasi pelanggan) dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan
pelanggan), dimana apa yang pelanggan terima lebih daripada sekedar tingkatan dasar
kinerja yang diberikan produk. Apa yang diterima dinamakan total produk. Total
produk itu sendiri merupakan rentang yang lengakap dari manfaat berwujud dan tidak
berwujud yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli. Karenanya, realisasi
pelanggan mencakup karakteristik dasar dan spesial dari produk, pelayanan, mutu,
instruksi pengguna, reputasi, merek, dan factor- faktor lain yang dianggap penting
bagi pelanggan. Pengorbanan mencakup biaya pembelian produk, waktu dan usaha
yang dicurahkan untuk memperoleh dan mempelajari penggunaan produk tersebut
danbiaya purna jual yaitu biaya penggunaan, mempertahankan dan membuang produk
tersebut.

Life cycle costing merupakan salah satu metode yang ditawarkan dalam
rangka penghitungan biaya yang lebih akurat dan lebih mendukung dalam
pengambilan keputusan serta dapat diaplikasikan baik pada perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan jasa. Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus
hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan
pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.
Manajer memperhatikan total biaya selama siklus hidup keseluruhan yang biasanya
dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu seperti riset dan pengembangan,
desain yang membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas, lalu
biaya produksi seperti pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak
langsung dan biaya hilir seperti pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan,
dan promosi.

Manajemen biaya daur hidup juga berkaitan dengan analisis biaya stratejik,
yang berhubungan dengan tindakan yang diambil yang menyebabkan produk didesain.
dikembangkan, diproduksi, dipasarkan, dioperasikan, dipelihara, dan dibuang
sehingga akan dapat memaksimalkan laba perusahaan. Ada perbedaan antara sudut
pandang pemasaran, konsumen, dan produksi Sudut pandang pemasaran
menggambarkan pola penjualan umum dari suatu produk saat produk tersebut melalui
tahapan daur hidup yang berbeda, Tahapan ini terdiri dari: tahap pengenalan,
pertumbuhan, mapan, dan penurunan. Sudut pandang produksi daur hidup produk
mendefinisikan tahapan daur hidup berdasarkan perubahan dalam jenis kegiatan yang
dilakukan. Sudut pandang produksi menekankan biaya daur hidup, dimana sudut
pandang pasar menekankan pada perilaku pendapatan penjualan. Seperti daur hidup
produksi, tahapan daur hidup konsumsi berhubungan dengan kegiatan Kegiatan ini
membentuk empat tahap pembelian, pengoperasian, pemeliharaan, dan pembuangan.
Sudut pandang daur hidup yang dapat dikonsumsi menekankan pada kinerja produk
pada harga tertentu.

Manajemen biaya strategik harus didukung oleh keseriusan manajemen


puncak sebagai penentu efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya
manajemen biaya strategik merupakan stategi manajemen puncak. Perubahan strategi
tentunya menimbulkan resistance di perusahaan, dan perubahan strategi memerlukan
aktivitas yang berbeda sehingga menimbulkan biaya yang berbeda. Menurut kami, hal
tersebut tentu terjadi, selama perusahaan komitmen untuk terus melakukan perbaikan
berkelanjutan dan didukung oleh semua elemen dapat membuat perusahaan memiliki
keunggulan bersaing Pengurangan biaya sendiri pun dapat dicapai dengan
meminimalkan sumber daya yang digunakan.

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi seperti yang terjadi pada saat
sekarang ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh keunggulan bersaing hanya
dengan mengadopsi teknogi baru dengan cepat atau mengelola aktiva dan kewajiban
finansialnya dengan sangat baik. Dengan demikian perusahaan memerlukan
kemampuan baru untuk dapat berhasil dalam persaingan selain kemampuan untuk
mengelola barang modal secara efesien, Karena kondisi diatas terjadi perubahan yang
penting dalam strategic cost management yaitu dengan adanya gabungan dari tiga
tema yaitu: Value chain analysis, Strategic positioning analysis, dan Cost driver
analysis.

Value chain bagi setiap perusahaan adalah hubungan dalam value-creating


activities mulai dari bahan baku hingga produk atau jasa yang diberikan kepada
konsumen. Value chain merupakan alat analisis yang digunakan oleh perusahaan atau
organisasi untuk mengidentifikasi tahapan tertentu mulai dari supplier hingga
pelanggan dalam menghasilkan produk atau jasa yang memiliki competitive
advantage. Perspektif life cycle cost dalam value chain akan dapat menaikkan profit
melalui adanya perhatian yang explicit terhadap post purchase costs oleh langganan
sehingga terjadi segmen pasar yang lebih efektif dan penentuan posisi produk
(product positioning). Dengan kata lain, dapat dilakukan pendesignan produk untuk
mengurangi post purchase costs pada langganan yang dapat merupakan senjata ampuh
dalam memperoleh keunggulan bersaing (competitive advantage).

Value chain merupakan alat analisis strategis yang digunakan untuk


memahami secara lebih baik keunggulan kompetitif, mengidentifikasikan dimana
value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan memahami secara lebih
baik hubungan perusahaan dengan pemasok (supplier), pelanggan, dan perusahaan
lain dalam industri. Analisis value chain memberikan pandangan bagaimana
meletakkan perusahaan dalam rantai nilai industri. Analisis value chain membantu
perusahaan untuk dapat memahami rantai nilai yang membentuk produk yang
dihasilkan tersebut. Nilai yang berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan
produk setelah dijual kepada konsumen. Sehingga perusahaan akan mampu mengenali
posisinya pada rantai nilai yang membentuk produk atau jasa tersebut. Hal ini sangat
penting guna mengidentifikasi kesempatan terhadap persaingan usaha. Perusahaan
pada value chain harus memahami karakteristik industri dan pesaing yang ada.

Keterkaitan antara perusahaan dengan pemasok akan memberikan manfaat


bagi perusahaan seperti dalam hal peningkatan kualitas bahan baku, waktu yang
diperlukan dalam pengantaran bahan baku lebih tepat atau bahkan lebih
memungkinkan diaplikasikannya teknik just in time, sehingga dapat menghemat
biaya.Untuk menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan
dengan pemasok hal penting bagi perusahaan dilakukan oleh perusahaan adalah
menjalin kerjasama secara terus menerus kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan
dan hal ini dapat memberikan peluang untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya disatu sisi dan peningkatan
kualitas dilain sisi.

Pemanfaatan hubungan dengan konsumen merupakan ide kunci dalam life-


cycle costing, yang menyatakan bahwa seluruh biaya pengadaan produk harus ikut
diperhitungkan sebagai biaya produk. Lifecycle costing secara eksplisit menyatakan
bahwa ada hubungan antara biaya yang telah dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan sebuah produk dengan total biaya yang dikeluarkan selama umur
produk. Life-cycle costing juga memandang bahwa dalam konsep value chain
hubungan konsumen mempunyai peranan penting dalam meningkatkan laba.

REACTION :

Menurut kelompok kami secara konseptual Strategic Cost Management adalah


penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi unggulan
yang akan menghasilkan produk yang berkelanjutan keuntungan kompetitif. Posisi
yang strategis yakni dengan dapat menciptakan dan mempertahankan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan melalui: Cost Leadership,Differentiation, dan Focus.

Value Chain Framework (Kerangka Rantai Nilai) adalah rangkaian aktivitas


penciptaan nilai yang terkait dari bahan baku dasar hingga pembuangan produk jadi
oleh pelanggan pengguna akhir. Analisis value chain mengidentifikasi dan
mengeksploitasi hubungan internal dan eksternal dengan tujuan memperkuat posisi
strategis perusahaan. Value Chain menggambarkan berbagai kegiatan yang diperlukan
untuk membawa produk atau jasa dari konsepsi, melalui berbagai tahapan produksi
(melibatkan kombinasi transformasi fisik dan masukan dari berbagai produsen jasa),
pengiriman pada konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah digunakan.

Dalam Life Cycle Cost Management, manajemen biaya strategis menekankan


pentingnya fokus eksternal dan kebutuhan untuk mengenali dan memanfaatkan
hubungan internal dan eksternal. Disini, siklus hidup suatu produk dapat dilihat dari:
sudut pandang pemasaran, produksi, dan konsumsi. Dimana ketiga sudut pandang ini
dapat memberikan wawasan guna peningkatan pendapatan maupun pengurangan
biaya dari produk tersebut. Ada 3 metode dalam pengurangan biaya yang biasa
digunakan, yaitu: Rekayasa Balik, Analisis Nilai, dan Perbaikan Proses.

Dalam pembahasan ini, intinya dapat dikatakan bahwa jika suatu perusahaan
ingin dapat bertahan dalam waktu jangka panjang, maka perusahaan tersebut perlu
memprioritaskan pada sisi strategisnya dan melakukannya dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai