Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL REVIEW JURNAL PERTEMUAN KE-3

PENERAPAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIS PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR: Mengatasi Kekakuan Biaya dan Meningkatkan Keberlanjutan
Perusahaan

BAB I Pendahuluan

Fenomena:
Organisasi memerlukan system informasi dalam menghadapi masalah integrasi antara fungsi-
fungsi bisnis yang berkelanjutan. Kesepakatan dunia usaha dan akademisi terkait kemanfaatan
pembangunan berkelanjutan dalam meningkatkan reputasi dan branding serta meningkatkan
pendapatan dengan mengurangi biaya adalah tujuan strategis utama dari setiap entitas.

Selama dekade terakhir, penelitian di bidang akuntansi manajemen telah menantang asumsi
mendasar bahwa perilaku biaya bersifat simetris terhadap peningkatan dan penurunan aktivitas.
Perilaku biaya merupakan isu penting dalam akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, karena
mempengaruhi proses pengambilan keputusan secara luas. Selain itu, beberapa teknik yang
umumnya digunakan oleh akuntan manajerial dan analis keuangan terutama bergantung pada
perilaku biaya, seperti ABC konvensional, estimasi biaya, dan analisis biaya-volume
keuntungan. Manajemen mutu (QM) telah secara luas dipandang sebagai paradigma manajemen
yang memungkinkan perusahaan memperoleh daya saing. Oleh karena itu, mengatasi kekakuan
biaya merupakan isu penting bagi para manajer perusahaan manufaktur. Selain itu, memahami
perilaku biaya merupakan elemen penting dalam akuntansi biaya dan manajemen.

Gap Teori:
Ada dua pandangan utama tentang adanya kelekatan biaya: pengambilan keputusan rasional dan
motivasi. Pandangan pengambilan keputusan yang rasional memperlakukan kekakuan biaya
sebagai konsekuensi dari manajemen yang secara rasional memilih alternative-alternatif setelah
melakukan pembobotan biaya dan manfaat secara komprehensif. Pandangan kedua adalah
berbasis motivasi dan menghubungkan kelekatan pengeluaran dengan insentif manajerial, yang
menunjukkan bahwa manajer tidak diharapkan berprilaku seolah-olah mereka berada di dunia
yang ideal. Di antara perilaku disfungsional mereka, fasilitas dan manajemen laba yang
mencerminkan rangsangan kontrak yang berbeda sering diamati.

Gap Empiris:
Menurut Anderson dkk (2007), terdapat banyak alas an mengapa biaya menjadi kaku. Alasan
tersebut antara lain keengganan alami untuk memberhentikan karyawan ketika melakukan
perampingan, biaya perusahaan dan perlunya waktu untuk menyetujui pengurangan volume
aktivitas dan keputusan manajemen untuk mempertahankan sumberdaya yang digunakan yang
bias jadi merupakan hasil pertimbangan individu dan berujung pada pembebanan biaya ke
perusahaan.

Manajer perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan hubungan biaya dengan pendapatan


dan pengaruh perubahan pendapatan terhadap tingkat biaya ketika merencanakan dan
menganggarkan kegiatan perusahaan untuk memprediksi biaya masa depan dan dengan demikian
menawarkan anggaran yang lebih komprehensif.

Kebaharuan Riset ini:


Riset ini memperkenalkan pendekatan manajemen biaya strategis yang membantu perusahaan
manufaktur mengatasi kekakuan biaya dan memantau siklus hidup produk dan memperkenalkan
system pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi untuk perusahaan manufaktur.

BAB II Landasan Teori

Definisi Variabel:
1. Kekakuan Biaya: perilaku biaya asimetris yang merupakan hasil dari kebijaksanaan
manajerial yang terdokumentasi dengan baik yang mendasari perkembangan biaya
perusahaan dibandingkan dengan perubahan aktivitas perusahaan.
2. Perilaku Biaya: Reaksi biaya sebagai respon terhadap perubahan tingkat aktivitas.
Indikator Variabel:
Karena kurangnya informasi public terkait dengan biaya, maka riset ini menggunakan data
administrasi, biaya umum dan penjualan serta laba bersih penjualan untuk analisis kekakuan
biaya dan dapat dianalisis perilaku biaya berdasarkan penjualan laba bersih.

Pengembangan Hipotesis:
Biaya bersifat kaku dan menyetujui adanya sifat kaku dalam perilaku biaya.

Kerangka Pikir:
Dalam perusahaan manufaktur, kolaborasi antar anggota rantai pasokan mencakup berbagai
aktivitas bersama untuk pengurangan biaya, penelitian dan pengembangan, pengembangan
produk, manufaktur, pemasaran, distribusi, dan layanan. Komitmen perusahaan terhadap
keberlanjutan perusahaan telah sering dibahas dalam teori dan praktik. Komitmen terhadap
keberlanjutan perusahaan memerlukan pendekatan strategis untuk memastikan bahasa
keberlanjutan perusahaan merupakan bagian terintegrasi dari strategi dan proses bisnis.

BAB III Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif, dimana penelitian ini meneliti suatu fenomena
secara mendalam tanpa memiliki populasi penelitian yang jelas. Penelitian ini hanya membahas
penelitian terdahulu dan teori secara mendalam.

BAB IV Pembahasan

Penelitian ini melakukan beberapa analisis, antara lain:

Analisis Rantai Nilai


Analisis rantai nilai merupakan instrumen analisis strategis yang membantu perusahaan untuk
lebih memahami keunggulan kompetitif. Analisis rantai nilai berfokus pada keseluruhan rantai
nilai produk mulai dari desain hingga produksi dan layanan purna jual. Konsep dasar analisisnya
adalah dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap aktivitas dalam rantai nilai,
seseorang dapat mengungkap aktivitas-aktivitas yang perusahaannya memiliki keberhasilan
tertinggi atau terendah dari sudut pandang persaingan, dan merencanakannya dengan tepat.

Analisis Situasi Strategis


Dalam strategi manajemen ini, menjaga stabilitas adalah prioritas dan perusahaan tidak mencari
inovasi dan pengambilan risiko, namun berupaya menawarkan produk dan layanan dengan harga
yang kompetitif. Sebaliknya, strategi kompetitif diferensiasi, memungkinkan perusahaan untuk
menaikkan harga produk lebih tinggi dibandingkan pesaingnya dan tanpa pengurangan biaya
yang signifikan, memiliki profitabilitas yang tinggi. Perusahaan-perusahaan ini, dengan
menciptakan diferensiasi antar produk dan menciptakan fitur-fitur baru, membuat pelanggan
bersedia membayar harga yang wajar sebagai akibat dari diferensiasi tersebut. Dengan
menggunakan strategi diferensiasi produk, intensitas persaingan dapat dikurangi dan tidak ada
ancaman substitusi produk bagi produsen, karena semua pelanggan menjadi loyal terhadap
merek produk tersebut. dengan menciptakan diferensiasi antar produk dan menciptakan fitur-
fitur baru, membuat pelanggan bersedia membayar harga yang wajar sebagai akibat dari
diferensiasi tersebut.

Analisis Pendorong Biaya Struktural dan Pelaksanaan


Analisis Strategis penggerak biaya membantu perusahaan dalam memperbaiki situasi kompetitif
mereka. Penggerak biaya struktural dan pelaksanaan digunakan untuk memfasilitasi pengambilan
keputusan operasional dan strategis. Penggerak biaya struktural, bersifat strategis karena
mencakup program dan keputusan yang mempunyai dampak jangka panjang.

BAB V Kesimpulan

Simpulan:
Tujuan dari makalah ini adalah merancang model pencapaian indeks pembangunan berkelanjutan
untuk mengintegrasikan data kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan industri manufaktur.
Dengan memahami keterbatasan dan kekurangan sumber daya, pendekatan perusahaan
manufaktur mencakup perolehan mekanisme dan teknologi produksi baru. Untuk mencapai
teknologi yang lebih baru dan inovatif yang disesuaikan dengan proses produksinya guna
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan-perusahaan ini telah
melakukan penelitian yang mahal. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan sumber daya
bagi perusahaan adalah dengan mengurangi biayanya. Perusahaan, apa pun ukuran dan skala
operasionalnya, harus mempertimbangkan peluang ekonomi dalam jangka panjang, membatasi
peluang, dan memasukkan solusi inovatif, pembangunan berkelanjutan, serta dampak sosial dan
lingkungan yang positif ke dalam aktivitas bisnis mereka.

Keterbatasan:
Karena penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, maka tidak memiliki populasi
dan sampel yang jelas sehingga pengukurannya pun menjadi kurang jelas.

Saran:
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tetap menentukan populasi dan sampel yang jelas
sehingga penelitiannya menjadi lebih dapat diandalkan dan berlaku secara umum.

Anda mungkin juga menyukai