Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan beberapa faktor dalam lingkungan bisnis kontemporer yang menyebabkan perubahan dalam bisnis dan
bagaimana perubahan tsb mempengaruhi perusahaan dalam menggunakan info manajemen biaya?
 Faktor dalam lingkungan bisnis kontemporer yang menyebabkan perubahan dalam bisnis yaitu:
a. Lingkungan bisnis
Perkembangan penting yang mendorong perubahan yang meluas dalam lingkungn bisnis kontemporer adalah
pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional. Para manajer dan pemilik perusahaan paham akan pentingnya
untuk mengejar penjualan dan aktivitas produksi di negara lain, juga untuk mengejar manfaat melakukan investasi.
Meningkatnya persaingan di lingkuangan bisnis global mempunyai arti bahwa kebutuhan perusahaan terhadap
informasi manajemen biaya semakin meningkat supaya mampu bersaing. Perusahaan membutuhkan informasi
keuangan dan non keuangan tentang bagaimana melakukan bisnis dan bagaimana cara bersaing secara efektif.
b. Teknologi produksi
Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, perusahaan di seluruh dunia
menerapkan teknologi produksi yang baru. Perubahan-perubahan produksi lainnya meliputi teknik produksi fleksibel
yang dikembangkan untuk mengurangi waktu persiapan atau penyetelan dan memungkinkan perputaran pesanan
pelanggan secara cepat. Sebagai contoh adalah penggunaan metode persediaan tepat waktu (Just in Time) untuk
mengurangi biaya penyimpanan persediaan, dana penggunaan mesin berteknologi tinggi. Kunci persaingan yang disebut
dengan kecepatan produk sampai di pasaran adalah kemampuan untuk mengirimkan produk atau jasa lebih cepat
dalam persaingan.
c. Ekonomi baru: penggunaan teknologi informasi, internet, dan e-commerce
Perubahan bisnis yang paling terlihat akhir tahun ini adalah penggunaan teknologi informasi yang semakin meningkat,
seperti internet, dan e-commerce. Ekonomi baru ini dicerminkan oleh pertumbuhan pesat perusahaan berbasis internet
dan peningkatan penggunaan internet untuk komunikasi, penjualan, dan pemrosesan data bisnis. Teknologi ini telah
membantu perkembangan fokus strategis pada manajemen biaya dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
memproses transaksi dan memperluas akses manajer individu atas informasi dalam perusahaan, industri, maupun
lingkungan bisnis di seluruh dunia.
d. Fokus pada pelanggan
Perubahan utama dalam lingkungan bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap
fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek karena
perusahaan berusaha untuk menambah fitur dan produk baru secepat mungkin guna meningkatkan intensitas
persaingan secara keseluruhan. Proses bisnis yang baru lebih berfokus pada kepuasan pelanggan. Memberikan nilai
untuk pelanggan mengubah orientasi manajer dari produksi berbiaya rendah dengan kuantitas besar ke arah kualitas,
pelayanan, ketepatan waktu pengiriman, dan kemampuan merespons keinginan pelanggan atas fitur-fitur tertentu.
e. Organisasi manajemen
Organisasi manajemen telah berubah dalam merespon perubahan pemasaran dan produksi karena fokusnya adalah
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu penekanannya telah berubah dari ukuran kinerja bersifat keuangan dan berbasis
laba menjadi ukuran kinerja yang berorientasi pada pelanggan, bersifat non keuangan seperti kualitas, waktu
pengiriman, dan pelayanan. Dalam menanggapi perubahan-perubahan ini, praktik2 manajemen biaya juga berubah
dengan memasukkan laporan yang berguna bagi tim manajer yang bersifat lintas fungsi.
f. Pertimbangan sosial, politik, dan budaya
Di samping perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan bisnis, perubahan signifikan juga terjadi pada perubahan
lingungan social, politik dan budaya yang mempengaruhi bisnis. Perubahan-perubahan ini mencakup tenaga kerja yang
lebih menghormati etika dan terdiri atas berbagai rasa tanggung jawab yang etis di antara para manajer dan karyawan,
dan peningkatan deregulasi bisnis oleh pemerintahan federal. Konsekuensi dari adanya lingkungan yang baru adalah
meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
serta menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada tenaga kerja yang lebih ahli.

Bagaimana perubahan dalam bisnis mempengaruhi perusahaan dalam menggunakan info manajemen biaya
Sebagai akibat dari perubahan paradigma organisasi dan manajemen yang dikarakterisasikan dengan adanya perubahan
sifat proses produksi, outsourcing, product life cycle makin pendek , dan lain sebagainya, maka terjadi perubahan pula
dalam sistem biaya yang merupakan information flow yang mendampingi phisicial flow.
Dengan terjadinya perubahan yang makin komplek pada phisicial flow maka sistem biaya yang digunakan menjadi tidak
sesuai dan menyebabkan distorsi pada perhitungan biaya produksi per unit dan ini akan menyulitkan berbagai
kebutuhan pengambilan keputusan.
Distorsi terjadi karena sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan produk tidak diatribusikan secara tepat pada
pusat aktivitas yang menyerap biaya itu atau produk.
Disamping masalah costing, yang tentunya berdampak pada proses manajemen ( perencanaan,pengambilan keputusan,
dan pengendalian) yang tidak kalah pentingnya adalah masalah evaluasi kinerja.Ukuran-ukuran kinerja tradisional
(keuangan) sudah tidak memadai lagi. Hal ini disebabkan karena tolak ukur keuang hanya mengukur biaya dan bukan
nilai yang diciptakan. Oleh karena itu diperlukan suatu alat ukur kinerja komprehensip.

2. Jelaskan bagaimana sistem ABC dan customer profit analysis dapat meningkatkan sistem biaya di perusahaan.
Sistem ABC merupakan metode untuk menemukan biaya yang akurat. Pendekatan perhitungan biayanya yaitu
membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang
dilakukan untuk objek biaya. Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional (volume), biaya overhead dialokasikan secara
arbitrer kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk yang tidak akurat atau terjadinya
distorsi penentuan harga pokok produk per unit sehingga tidak bisa diandalkan dalam mengukur efisiensi dan
produktivitas. Sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk tersebut. Dengan memahami apa
yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing
produk. Hal ini membuat biaya produk disajikan lebih akurat dan informatif dan memungkinkan membantu manajemen
untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang produk.
Banyak perusahaan kini melihat pentingnya memandang nilai jangka panjang dari pelanggan. Customer
Profitability Analysis menyediakan informasi kepada manajemen dengan cara menganalisis penjualan ke pelanggan
untuk menentukan apakah perusahaan secara keseluruhan menguntungkan dalam penjualan dengan
pelanggan tertentu. Perusahaan menelusuri dan melaporkan pendapatan serta biaya-biaya pelanggan. Dengan
melakukan analisa profitabilitas customer, perusahaan akan mampu melakukan hal:
1. Memutuskan dengan tepat penggunaan sumber sumber ekonomi perusahaan yang terbatas dengan sebaik-baiknya
untuk kepentingan customer
2. Mengubah kebiasaan atau perilaku customer dalam melakukan pembelian atau mengubah kebiasaan perusahaan dalam
melakukan transaksi penjualan agar lebih menguntungkan.
3. Mampu mengarahkan akivitas pemasaran dan kekuatan tenaga penjual dengan tepat pada target pasar yang
menguntungkan bagi paraperusahaan.
4. Mampu melakukan negosiasi harga dan potongan harga bagi setiap customer dengan lebih baik, berbeda-beda
tergantung pada kontribusi customer pada profitabilitas perusahaan.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan konsep value engineering dan bagaimana penerapannya dalam metode target
costing.
Rekayasa nilai (value engineering) digunakan dalam penentuan biaya berdasarkan target (metode targrt costing) untuk
menekan biaya produk dengan menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk (jenis fitur produk yang
berbeda) dan biaya total produk. Teknik ini berusaha untuk mencapai mutu yang minimal sama dengan yang
direncanakan dengan biaya seminimal mungkin. Proses perencanaan yang dilakukan dalam pelaksanaan Value
Engineering selalu didasarkan pada fungsi-fungsi yang dibutukan serta nilai yang diperoleh.
Value engineering merupakan tahap keempat dari penerapan sebuah pendekatan penentuan biaya berdasarkan target.
Tahap dalam pendekatan penentuan biaya berdasarkan target sebagai berikut:
1. Penentuan harga pasar.
2. Penentuan laba yang diinginkan.
3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan.
4. Penggunaan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk.
Di tahap ini dilakukan analisi fungsi dan design. Contohnya: Untuk analisis fungsi yaitu perusahaan otomotif
menggunakan 1 jenis mesin yang sama untuk beberapa tipe kendaraan. Untuk analisis design yaitu perusahaan ponsel
menggunakan 1 jenis design ponsel untuk beberapa tipe ponsel.
5. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk penghematan biaya secara lebih baik.

4. Jelaskan bagaimana penerapan sistem ABC dan ABM pada perusahaan jasa
Sistem ABC menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Oleh karena aktivitas dapat dijumpai baik di
perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang, serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba, maka sistem ABC dapat
diterapkan sama baiknya di berbagai jenis organisasi tersebut. Sistem ABC tidak hanya berfokus ke perhitungan harga
pokok produk/jasa, namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas.
Perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba berkepentingan untuk
mengurangi biaya dalam pengelolaan aktivitas, sehingga perusahaan dan organisasi tersebut membutuhkan sistem
informasi biaya yang mampu menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas.
Namun, ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan manufaktur.
 Kegiatan dalam perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan dengan cara yang serupa.
Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa.
 Perbedaan dasar lainnya antara perusahan jasa dan manufaktur adalah pendefinisian keluaran. Untuk perusahaan
manufaktur, keluaran mudah ditentukan (produk-produk nyata yang di produksi), tetapi untuk perusahaan jasa,
pendefinisian keluaran lebih sulit. Keluaran untuk perusahaan jasa kurang nyata. Keluaran harus didefinisikan sehingga
keluaran dapat dihitung harganya.
Agar Activity Based Costing benar- benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa
perusahaan terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya antara lain:
1. Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untuk pengoperasian yang efisien.
2. Special Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang
serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu
persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
3. Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa,
diversity yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan
atau ditentukan.

5. Jelaskan pentingnya produk design pada life cycle costing dan strategi 4 harga ke masing2 fase sales life cycle.
Jawab:
Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu dan hilir, pengambilan keputusan pada tahap desain sangat penting.
Meskipun biaya yang dikeluarkan pada tahap desain hanya bisa terhitung sangat kecil persentase dari total biaya selama
seluruh siklus hidup produk, keputusan pada tahap desain akan berdampak pada rencana produksi, pemasaran, dan
layanan tertentu. Faktor-faktor penentu keberhasilan pada tahap desain meliputi:
 Penghematan waktu pemasaran
Dalam lingkungan yang kompetitif di mana kecepatan pengembangan produk dan kecepatan pengiriman sangat
penting, upaya untuk mengurangi waktu ke pasar mendapat prioritas tinggi.
 Menekan biaya jasa yang diharapkan
Dengan hati-hati, desain sederhana dan penggunaan komponen modular yang dapat dipertukarkan dapat menekan
biaya layanan yang diharapkan.
 Menekan pengaruh lingkungan produk.
Produk didesain dengan fokus pada kelestarian dalam pembuatan dan dalam penggunaannya, menggunakan bahan
daur ulang, dan cara lain untuk menurunkan dampak lingkungan dari produk dan pembuatan produk.
 Meningkatkan kemudahan produksi
Untuk mengurangi biaya produksi dan mempercepat produksi, desain harus mudah untuk dibuat.
 Proses perencanaan dan desain
Rencana untuk proses pembuatan harus fleksibel, memungkinkan untuk pengaturan cepat dan pergantian produk,
menggunakan konsep-konsep manufaktur yang fleksibel, manufaktur yang terintegrasi komputer, desain yang dibantu
komputer, dan concurrent engineering.
Siklus hidup penjualan merujuk pada tahap-tahap penjualan barang/jasa di pasar, mulai pengenalan sampai penurunan
dan penarikan produk.
1) Pengenalan produk (introduction)
Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun volume penjualannya belum
sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan,
dan biasanya ongkos yang dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang dilakukan
tersebut memang harus agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga
masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah
2) Pertumbuhan (growth)
Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat
meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga jualnya.
3) Kematangan (maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan
tahap terlama dalam siklus hidup produk. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian.
Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Cirinya adalah Penjualan terus meningkat, tapi dengan tingkat kenaikan yang makin menurun, harga makin turun dan
diferensiasi tak lagi penting. Persaingan berdasarkan biaya dengan kualitas yang bersaing dan fungsionalitas.
4) Penurunan (decline)
Penjualan dan harga menurun, demikian pula jumlah pesaing. Pengendalian atas biaya dan jaringan distribusi yang
efektif adalah penentu kelangsungan hidup yang berkelanjutan. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir
siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.

6. Info manajemen biaya seharusnya tepat waktu dan akurat. Jelaskan mana yang paling penting dari 2 indikator
tersebut.
Dua indikator tersebut penting untuk ada dalam informasi manajemen biaya.
Akurasi
Pengambil keputusan yang berpengalaman tidak akan menggunakan informasi akuntansi tanpa memberikan
pertimbangan terhadap potensi ketidak akuratan data yang tidak akurat. Ketidak akuratan data dapat menyesatkan,
dapat menyebabkan kekeliruan yang mendatangkan biaya tinggi. Alat utama untuk meyakinkan akurasi data untuk
pengambilan keputusan adalah dengan merancang dan memonitor sistem pengendalian akuntansi internal yang efektif.
Akurasi data akuntansi dan rancangan sistem pengendalian akuntansi internal menjadi tanggung jawab controller, yang
dibantu oleh auditor internal dan eksternal. Auditor eksternal akan memberikan evaluasi secara periodik terhadap
lingkungan pengendalian dan rekomendasi untuk memperbaiki efektivitas, sementara auditor internal mempunyai
peran untuk melakukan pengawasan secara terus-menerus.
Ketepatan Waktu (Timeliness)
Informasi manajemen biaya harus disediakan bagi pengambil keputusan dalam waktu yang tepat, untuk membantu
pengambilan keputusan yang efektif. Biaya keterlambatan akan menjadi signifikan dalam banyak keputusan, seperti
memenuhi pesanan yang tergesa-gesa yang mungkin saja bisa hilang karena informasi yang diperlukan tidak diberikan
secara tepat waktu.

Kedua indicator di atas sangat penting namun jika diharuskan untuk memilih maka perusahaan harus dapat menilai cost
dan benefitnya serta Risiko kerugian yang terkecil sebelum memilih indicator mana yang akan diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai