PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu kombinasi bisnis dapat terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan satu
perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut
meneruskan aktivitas perusahaan-perusahaan terdahulu yang semula terpisah (APB Opinion
No.16). Menggabungkan entitas-entitas bisnis yang semula terpisah adalah suatu alternatif
untuk memperluas usaha. Meskipun tujuan utama kombinasi bisnis adalah profitabilitas,
namun manfaat lain yang diperoleh adalah efisiensi operasi melalui integrasi operasi maupun
diversifikasi risiko bisnis melalui konglomerasi.
Kombinasi bisnis dapat dikategorikan menjadi salah satu bentuk di bawah ini :
1. Merger, yaitu apabila suatu perusahaan mengambil alih operasi suatu entitas bisnis
lain dan entitas bisnis tersebut kemudian dilebur menjadi satu dengan perusahaan
yang mengambil alih.
2. Konsolidasi, yaitu apabila suatu perusahaan baru terbentuk dengan mengambil
alih aset atau operasi dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah dan perusahaanperusahaan lama tersebut dibubarkan.
3. Akuisisi, yaitu apabila suatu perusahaan membeli hak milik entitas lain, namun
kedua entitas bisnis tersebut tetap beroperasi secara terpisah.
Kinerja keuangan dan prospek masa depan perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis
menarik perhatian berbagai kelompok seperti investor, bankir, pekerja, dan manajer. Dalam
konteks ini sebuah laporan keuangan yang dikontrol dan dikoordinasikan oleh perusahaan
induk menjadi relevan.
Laporan keuangan konsolidasi umumnya diterima dalam praktek sebagai cara akuntansi
untuk kombinasi bisnis secara internasional. Laporan konsolidasi menjadi relevan bukan
hanya terhadap pemakai luar tapi digunakan manajemen untuk kontrol dan koordinasi.
A. Perbandingan Praktek
Dalam survei yang dilakukan pada tahun 1989 terhadap perusahaan multinasional
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menyediakan laporan keuangan
mungkin
terjadi karena
amortisasi goodwill
meskipun write-off
Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan sebagaimana dijelaskan pada latar belakang diatas, penulis
1
2.
3.
4.
5.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pendahuluan
IFRS 3 Business Combinations menguraikan akuntansi ketika pengakuisisi
memperoleh kendali bisnis misalnya akuisisi atau merger. Kombinasi bisnis adalah suatu
transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai penggabungan
sesungguhnya (true merger) atau penggabungan setara (merger of equals) juga merupakan
kombinasi bisnis.
Integrasi vertikal penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
1. Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai
manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang
diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan.
2. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya,
akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk
baru.
3. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi
berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan
sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
4. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.
5. Memperoleh aset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan,
database pelanggan dan lain-lain.
6. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaanperusahaan lain.
2.2
Ruang Lingkup IFRS 3
IFRS 3 harus diterapkan ketika akuntansi untuk kombinasi bisnis, tetapi tidak berlaku
untuk:
1. Akuntansi untuk pembentukan perusahaan joint venture dalam laporan keuangan dari
pengaturan bersama itu sendiri.
2. Perolehan aset atau kelompok aset yang bukan merupakan aset. Dalam kasus tersebut
pengakuisisi harus mengidantifikasi dan mengakui aset yang teridentifikasi secara
individual yang diakuisisi (termasuk aset-aset yang memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk, aset tidak berwujud dalam IAS 38 Intangible Assets) dan
kewajiban. Biaya group dialokasikan untuk aset dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi secara individual atas dasar nilai wajar relative pada tanggal pembelian.
Seperti transaksi ata peristiwa tidak menimbulkan goodwill.
3. Kombinasi entitas atau bisnis dibawah satu pengendali.
Dalam ruang lingkup disebutkan bahwa tidak diterapkan untuk akuisisi aset atau
kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Di sini menggunakan istilah akuisisi
aset, dimana dalam hal ini pihak yang diakuisisi tidak memenuhi definisi suatu bisnis, maka
akuisisi tersebut merupakan transaksi akuisisi aset atau kelompok aset.
Bentuk - bentuk dari kombinasi bisnis atau penggabungan usaha adalah :
Akuisisi
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha
lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
Merger
IFRS 3 menyatakan bahwa merger merupakan suatu proses penggabungan usaha dengan
jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah terjadi pengambilalihan,
maka perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga eksistensinya
sebagai badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh
perusahaan yang mengambil alih
Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset
dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan.
2.3
Mengidentifikasi Suatu Kebijakan Bisnis
Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali ata suatu pihak yang menjual
dalam berbagai cara. Berikut adalah cara-cara suatu pihak yang membeli dapat memperoleh
kendali atas suatu pihak yang menjual.:
Kombinasi bisnis dapat distrukturkan dalam beberapa cara yang berbeda, yang mana
meliputi:
Satu atau lebih yang menjadi entitas anak dari suatu pihak yang membeli
Aset bersih dari satu atau lebih bisnis secara legal bergabung menjadi pihak yang
membeli.
Suatu kombinasi bisnis entitas yang mentransfer aset bersihnya kepada kombinasi
bisnis entitas lain.
Transaksi yang roll-up di mana semua kombinasi bisnis entitas mentransfer aset
bersihnya.
Pemilik dari entitas yang mentransfer kepentingan ekuitasnya kepada entitas yang
baru dibentuk.
Sekelompok pemilik lama dari satu dari entitas-entitas yang menggabungkan diri
memperoleh kendali dari kombinasi bisnis.
Akuntansi untuk kombinasi bisnis didasarkan pada metode akuisisi. Metode ini
Pengakuan dan pengukuran aset, yang dapat diidentifikasi, yang dibeli dan liabilitas
yang ditanggungkan dan suatu kepentingan non-pengendali di dalam pihak pembeli
dan
Memiliki lebih dari setengah daripada kemampuan pemberian hak suara secara
investor lainnya.
Kemampuan untuk mengelola kebijakan keuangan dan operasi dari entitas menurut
waran, opsi beli saham, hutang atau saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham
biasa atau instrumen sejenis lainnya, harus dipertimbangkan.
Apabila tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi pihak pembeli dengan
menerapkan prinsip kendali sebagaimana yang dinyatakan di dalam IAS 27, selanjutnya
kriteria berikut diterapkan.
Mengidentifikasi entitas yang melakukan transfer kas di dalam suatu akuisisi yang
berdasarkan ekuitas.
Mengidentifikasi pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri, maka
tentukan kelompok mana dari pemilik menerima atau menahan porsi terbesar daripada
hak suara.
Bilamana tidak ada kelompok pemegang saham yang mempunyai hak suara
mayoritas, maka tentukanlah kelompok mana yang memiliki hak suara terbesar.
Apabila pihak pembeli adalah entitas yang meggabungkan diri, maka tentukan
kelompok mana yang memiliki kemampuan untuk memilih atau memindahkan
yang relatif lebih besar, atau kombinasi bisnis entitas yang telah memulai kombinasi.
b. Tanggal akusisi
Adalah tanggal dimana pihak pembeli secara efektif memperoleh kendali dari pihak
yang menjual. Tanggal tersebut menunjukkan menurut tanggal di mana :
Pihak pembeli melakukan transfer jumlah dari akusisi.
Pihak pembeli melakukan akusisi terhadap aset dan menanggung liabilitas dari pihak
yang menjual.
Transaksi kombinasi bisnis tutup.
Suatu perjanjian yang memberikan pihak pembeli kendali sebelum, atau sesudah
tanggal penutupan transaksi.
Pada IFRS 3 mewajibkan penggunaan metode akuntansi akuisisi. Dalam metode
akuntansi ini, pihak pembeli mengakui dan mengukur atas dasar tanggal akusisi :
Semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung atas dasar nilai wajar
Goodwill yang mendasari kelebihan dari
1. Jumlah yang ditransfer oleh pihak pembeli dan kepentingan non-pengendali
2. Nilai wajar dari aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung.
Keuntungan atas suatu tawar menawar pembelian.
c. Mengakui Aset dan Liabilitas
Pengakuan aset dan liabilitas di dalam suatu transaksi kombinasi bisnis adalah sebagai
berikut:
Mengidentifikasi aset dan liabilitas di dalam kerangka untuk Penyajian Laporan
Keuangan dan memeriksa liabilitas yang tidak muncul dari kombinasi bisnis.
Mengakui aset yang tidak diakui oleh pihak penjual, karena merupakan aset yang
tidak berwujud secara internal.
Pihak pembeli tidak mengakui beberapa aset dan liabilitas. Misalnya, pos berikut
Suatu liabilitas yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang memiliki
keberadaan hanya akan dikonfirmasi dengan kejadian atau bukan kejadian dari satu
atau lebih peristiwa masa depan yang belum pasti yang tidak keseluruhannya berada
di dalam kendali entitas; atau
Suatu liabilitas sekarang yang timbul dari peristiwa masa lalu akan tetapi tidak diakui
karena:
1. Tidak memungkinkan bahwa suatu arus kas keluar dari sumber daya yang
meningkatkan manfaat ekonomis akan diperoleh untuk menyelesaikan liabilitas
atau
2. Jumlah liabilitas yang tidak dapat diukur dengan keandalan yang mencukupi. Di
dalam konteks dari suatu kombinasi bisnis, pihak pembeli diharuskan untuk
mengakui suatu liabilitas kontinjensi yang ditanggungkan di dalam suatu
kombinasi bisnis per tanggal akuisisi apabila suatu liabilitas sekarang timbul dari
peristiwa masa lalu dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
Menurut IAS 37, suatu liabitas sekarang tidak dapat diakui sebagai suatu liabilitas
oleh karena suatu arus kas keluar dari sumber daya ekonomis tidak memungkinkan, atau
jumlah liabilitas tidak dapat diukur secara andal. Suatu liabilitas kontinjensi diakui di dalam
suatu kombinasi bisnis diukur setelah pengakuan awal pada tingkatan yang lebih tinggi dari
Jumlah yang diakui sesuai dengan IAS 37; dan
Jumlah yang pada awalnya diakui dikurang dengan amortisasi kumulatif yang diakui
sesuai dengan IAS 18 mengenai Pendapatan.
Prinsip yang diikuti hingga liabilitas kontinjensi diselesaikan, dibatalkan, atau
kadaluwarsa. Dalam hal IFRS 3, liabilitas kontinjensi yang timbul dari liabilitas yang
memungkinkan tidak diakui oleh pihak pembeli. Hanya liabilitas kontinjensi yang mewakili
liabilitas sekarang yang diakui.
f. Pajak Penghasilan
Pihak pembeli harus mengukur suatu aset pajak yang ditangguhkan atau liabilitas
yang didasarkan kepada aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung pada
tanggal akusisi, dengan menerapkan IAS 12.
Pihak pembeli harus mengakui suatu aset atau liabilitas pajak yang ditangguhkan
g. Imbalan Kerja
Pihak pembeli juga harus mengukur imbalan kerja dari bisnis yang diakuisisi pada
tanggal akusisi, sesuai dengan IAS 19 mengenai Imbalan Kerja.
h. Aset Indentifikasi
Aset adalah jumlah piutang dari pihak penjual atau pihak ketiga lainnya untuk suatu
liabilitas tertentu bahwa pihak penjual adalah, atau dapat dikenakan pada. Misalnya, pihak
penjual dapat menjamin bahwa jumlah yang tidak dapat ditagih tidak akan melebihi 10%.
Apabila pihak pembeli mengakui liabilitas pihak penjual, maka selanjutnya harus juga
mengakui aset indemnifikasi. Ukuran aset indemnifikasi adalah setara dengan nilai yang
mendasari liabilitas kecuali aset diturunkan nilainya karena dana tidak dapat ditagih.
i. Sewa Guna Operasi (Pihak Penyewa)
Pihak pembeli mengevaluasi ketentuan dan kondisi dari sewa guna operasi, di mana
pihak penjual adalah pihak penyewa. Pada tanggal akuisisi, apabila ketentuan adalah
menguntungkan sebagaimana dibandingkan dengan syarat pasar, maka pihak pembeli
mengakui suatu aset tidak berwujud. Selain daripada itu, pihak pembeli mengakui suatu
liabilitas, asalkan peserta pasar berkeinginan untuk membayar suatu harga untuk ini.
IFRS 3 menjelaskan bahwa pengakuan suatu aset tidak berwujud yang timbul dari
ketentuan pasar yang menguntungkan yang harus dibuktikan dengan kriteria legalkontraktual selain dari yang dapat dipisahkan.
Apabila pihak penjual adalah pihak penyewa, maka ketentuan sewa yang
menguntungkan atau merugikan biasanya akan dapat diambil dalam penilaian wajar dari aset
yang mendasari.
j. Hak yang dibeli kembali
Di dalam proses suatu kombinasi bisnis, pihak pembeli dapat membeli kembali hak
yang dihibahkan lebih dini kepada pihak penjual, seperti hak franchise, hak paten atau lisensi,
merek dagang dan lain-lain. Pihak pembeli harus dapat memisahkan aset tidak berwujud yang
dapat dipisahkan dari goodwill. Hak tersebut diakui dan diamortisasi selama sisa jangka
waktu kontraktual dari hak tersebut.
k. Penghargaan berbasis Saham
Apabila, di dalam suatu kombinasi bisnis, pihak penjual mempunyai penghargaan
berbasis saham di mana pihak pembeli harus mengganti dengan penghargaan berbasis saham
miliknya, maka penghargaan yang baru harus diukur dengan menerapkan IFRS 2.
l. Aset yang dikuasai untuk dijual
Kadang-kadang pihak pembeli boleh mengambil alih aset tidak lancar yang dikuasai
untuk dijual menurut suatu kombinasi bisnis. Aset tidak lancar yang dikuasai untuk dijual
dinilai dengan menerapkan IFRS 5.
Tidak ada pemisahan cadangan penilaian yang diizinkan bagi arus kas yang tidak
pasti. Sambil mengukur nilai wajar aset/liabilitas, elemen yang tidak pasti dari arus
kas harus disesuaikan untuk ruang lingkup penilaian. Entitas tidak harus mengakui
c. Di dalam suatu kombinasi bisnis yang tercapai dalam tahapannya, nilai wajar
tanggal akuisisi dari penyertaan ekuitas yang dikuasai pihak pembeli sebelumnya
di dalam entitas yang diakuisisi.
2. Jumlah tanggal akuisisi neto dari aset yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan
liabilitas yang ditanggung, keduanya diukur sesuai IFRS 3.
2.4
Pertimbangan Nilai Wajar
Untuk perhitungan goodwill karena akuisisi, pihak pembeli harus mengukur :
Nilai wajar dari aset yang ditransfer atau ekuitas yang diterbitkan; dan
Nilai wajar dari liabilitas yang terjadi mengarah ke mantan pemilik dari pihak penjual.
Bilamana aset yang ditransfer sebagai imbalan yang memiliki suatu nilai wajar yang
berbeda dari nilai buku, maka pihak pembeli harus mengukur ulang nilai wajar aset
semacam itu dan mengakui keuntungan atau kerugian di dalam laporan laba atau
ruginya.
Goodwill penuh dan Godwill sebagaian
Goodwill penuh berarti bahwa goodwill diakui di dalam suatu kombinasi bisnis untuk
kepentingan non-pengendali dan juga untuk kepentingan pengendali di dalam suatu
entitas anak.
Suatu goodwill sebagian pihak pembeli dapat diakui kepentingan non-pengendali di
dalam entitas anak atas dasar nilai wajar atau pihak pembeli dapat mengakui
Imbalan penemu.
Imbalan bagi penasehat, legal, akuntansi, penilai dan jasa profesional lainnya atau jasa
konsultasi lainnya.
Beban administrasi umum termasuk beban pemeliharaan suatu departemen pembelian
internal.
Biaya pendaftaran dan penerbitan surat hutang dan surat berharga ekuitas.
Beban ini dicatat di dalam periode dimana terjadinya dan jasa yang diterima. Biaya
perolehan tersebut tidak dapat lagi dimasukkan sebagai bagian dari biaya perolehan atas
kombinasi bisnis. Menurut IFRS 3 sebelumnya, biaya perolehan tersebut dapat dimasukkan
sebagai bagian dari penggabungan badan usaha. Biaya untuk menerbitkan hutang atau surat
berharga ekuitas harus diakui sesuai dengan IAS 32 dan IAS 39.
Di dalam suatu akuisisi yang terbalik (reverse acquisition), entitas pihak pembeli yang
lebih kecil membeli entitas yang lebih besar.
Di dalam periode pasca akuisisi, entitas yang lebih besar melakukan pengendalian.
Melalui teknik ini suatu entitas swasta dapat go public.
Pihak pembeli adalah entitas anak yang legal.
Nilai dari jumlah pembelian adalah nilai wajar dari tambahan saham bahwa entitas
anak legal harus menerbitkan pemegang saham dari entitas induk legal sebelum
akuisisi untuk penyertaan sekarang di dalam kombinasi bisnis entitas.
2.6
Pengungkapan
Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi
bisnis yang terjadi baik selama periode pelaporan saat atau setelah akhir periode tetapi
sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan. Di antara pengungkapan diperlukan untuk
memenuhi tujuan tersebut di atas adalah sebagai berikut ;
tanggal akuisisi,
deskripsi kualitatif faktor yang membentuk goodwill diakui, seperti sinergi yang
diharapkan dari operasi menggabungkan,
aset tidak berwujud yang tidak memenuhi syarat untuk diakui secara terpisah, nilai
wajar akuisisi-tanggal pertimbangan jumlah yang ditransfer dan nilai wajar
akuisisi-tanggal masing-masing kelas utama pertimbangan,
Rincian piutang diperoleh, jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap
kelas utama aktiva dan kewajiban yang diperoleh diasumsikan,
Rincian dari kewajiban kontinjensi diakui, Jumlah total goodwill yang diharapkan
akan dikurangkan untuk tujuan pajak,
rincian tentang transaksi yang diakui secara terpisah dari akuisisi aset dan asumsi
kewajiban dalam kombinasi bisnis,
informasi tentang kombinasi bisnis yang tanggal akuisisi adalah setelah akhir
periode pelaporan tapi sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan
pertimbangan kontingen, tindak lanjut informasi tentang kewajiban kontinjensi diakui dalam
kombinasi bisnis, rekonsiliasi nilai tercatat goodwill pada awal dan akhir periode pelaporan,
dengan berbagai rincian ditampilkan secara terpisah, jumlah dan penjelasan dari setiap
keuntungan atau kerugian diakui pada periode pelaporan.
2.7
Contoh soal 1
PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari 2011, 8000
lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar Nilai total aset bersih PT.
Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000. Berdasarkan informasi apraisal, nilai aset PT.
Kenangan dalam rangka akuisisi dinilai kembali dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam
rangka akuisisi tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi
akuisi saham sebesar 2.000.
Jurnal akuisisi PT. Kenanga
Investasi dari PT. Kenanga
80.000
Biaya akuisisi
4.000
Modal saham
40.000
40.000
Kas
4.000
2.000
2.000
PT Andaika, misalkan harga wajar kepentingan nonpengendali merujuk pada harga wajar
ekuitas yang diakusisi PT Intiseka, sehingga total harga wajar adalah Rp 7 miliar yang
mencerminkan 80% harga ekuitas yang diakusisi (Rp 5,6 miliar), dan 20% harga wajar
berkepentingan nonpengendali (Rp 1,4 miliar), jadi perhitungan goodwill adalah:
Harga akuisisi 100% hak suara
Rp.7.000.000.000
6.800.000.000
Total goodwill
Rp. 200.000.000
160.000.000
Rp.
40.000.00
Rp. 5.600.000.000
1. 360.000.000
Rp. 6.960.000.000
(6.800.000.000)
Goodwill
Rp. 160.000.000
160.000.000
Rp
Dalam khasus semacam itu, seluruh goodwill yang terdapat dalam akuisisi adalah milik
pengakuisisi kerena harga akuisisi kepentingan nonpengendali sebesar Rp 1,36 miliar sama
dengan nilai wajar kekayaan yang diakuisisi yakni 20% x Rp 6,8 miliar = Rp 1,36 miliar.
Sementar itu, harga akuisisi induk sebesar Rp 5,6 miliar lebih tinggi Rp 160 juta dari nilai
wajar yang dimiliki, yakni Rp 5,44 miliar (80%x Rp 6,8 miliar).
Diskon Pembelian
Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dengan PT Andaika, harga akuisisi,
adalah Rp 5,42 miliar dan harga wajar kepentingan nonpengendali berdasarkan penilaian
appraisal company adalah Rp1,36 miliar, sehingga diskon pembelian adalah:
Harga ekuitas yang diakuisisi
Harga wajar kepentingan nonpengendali
Total harga wajar
Total nilai wajar entitas yang diakuisisi
Keuntungan diskon
Rp5.420.000.000
1.360.000.000
Rp6.780.000.000
(6.800.000.000)
Rp 20.000.000
Diskon pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosisasi atau timbul dari
kombinasi bisnis yang terpaksa (misalnya, harus dilakukan karena aturan pemerintah).
Kondisi ini membuat bargaining power pihak pengakuisisi lebih tinggi sehingga kentungan
bagi pihak pengakisisi saja. PT Intiseka akan mencatat akuisisi tersebut dalam laporan
konsilidasi sebagai berikut:
Aset yang dapat diendefikasi yang diperoleh
9.450.000.000
Kas
5.420.000.000
2.650.000.000
20.000.000
1.360.000.000