Disusun Oleh:
ALVINA
NIM 2011070369
JUDUL..................................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
2.1. Ruang Lingkup.........................................................................................................................4
2.2. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai.................................................5
2.3. Pengukuran Jumlah Terpulihkan..............................................................................................6
2.4. Pengakuan dan Pengukuran Rugi Penurunan Nilai................................................................10
2.5. Unit Penghasil Kas.................................................................................................................14
2.6. Pengungkapan........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................21
LAMPIRAN ....................................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Pada setiap akhir periode
pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak boleh
dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan sebesar nilai yang
mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Jika nilai di masa depan
lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat
dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelompok aset. Ada aset yang dapat
menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat
menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit
aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam
kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit
penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan, suatu unit pabrik.
Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan dan penggunaan. Jika aset dijual, entitas
akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang
dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang digunakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali:
b. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (IAS 11: Akuntansi Kontrak Konstruksi);
d. Aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19: Imbalan Kerja);
e. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup IAS 19: Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran;
f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (IAS 40: Properti Investasi);
g. Aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya
h. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual
penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4:
i. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.
4
2.2. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus:
a) menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas atau aset
tidak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan
b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara
tahunan.
ekonomi masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya biasanya lebih besar pada
saat aset tersebut belum dapat digunakan daripada setelah aset tersebut dapat digunakan. Dalam
menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus
a) selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang
b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat
entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap
entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.
5
c) suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode
tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan
dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.
b) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak
merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau
c) terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi
aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
Pernyataan ini mendefinisikan jumlah terpulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Nilai
wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dari suatu aset tidak selalu perlu ditentukan dua-
duanya. Penentuan nilai wajar dikurangi biaya penjualan suatu aset mungkin dapat dilakukan
meskipun jika aset tersebut tidak diperdagangkan dalam pasar aktif. Jika tidak terdapat alasan
untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material melebihi nilai wajarnya dikurangi biaya
penjualan, nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan.
6
Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus
kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam hal ini,
jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset tersebut (lihat paragraf
65–98), kecuali:
a. nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan aset tersebut lebih besar dari jumlah
tercatatnya; atau
b. nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual pelepasan, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan tersebut dapat
ditentukan diukur.
Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan penghitungan jalan pintas dapat memberikan
hasil yang mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam Pernyataan ini dalam
menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan atau nilai pakai.
perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang
independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan
pelepasan asset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset
7
Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikurangkan dalam
menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli
diharuskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya
Nilai Pakai
Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan
tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam
menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan terdukungkan yang
kondisi ekonomi yang akan terjadi selama masa manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang
lebih tinggi.
8
b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang disetujui
manajemen, tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau arus kas keluar
yang berkaitan dengan restrukturisasi masa depan atau perbaikan maupun peningkatan kinerja
aset. Proyeksi berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan tersebut harus meliputi jangka
waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang lebih panjang dapat
dijustifikasi.
c) mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam anggaran atau
prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada anggaran atau
prakiraan tersebut dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-
tahun berikutnya
Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa
depan tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan timbul dari:
Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan
kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang
tersebut.
9
Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko
spesifik atas aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya
mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan
profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut.
Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset
diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi
penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah
direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model revaluasi pada PSAK 16).
Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai
Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset yang terkait,
entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh Pernyataan lain.
Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di
masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika
10
ada),
11
secara sistematis selama sisa masa manfaatnya.
Contoh: PT ABC melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai
tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta
Sebidang tanah dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50
12
Hasil dari review sebagai berikut:
teramortisasi
didepresiasikan
13
Recoverable Carrying Impairment
pada biaya
teramortisasi
didepresiasikan
Cr Tanah Rp 80 juta
Cr Mesin Rp 9 juta
14
2.5. Unit Penghasil Kas
Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, jumlah terpulihkan diestimasi untuk
aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas
menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit
penghasil kas).
Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan
(contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat diestimasi menjadi
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.
Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset,
aset atau kelompok aset tersebut diidentifikasi sebagai unit penghasil kas, meskipun jika sebagian
atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Unit penghasil kas diidentifikasi secara
konsisten dari periode ke periode untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali perubahan dapat
dijustifikasi.
Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah tercatat unit
15
penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menetapkan jumlah terpulihkan
Uji tahunan penurunan nilai untuk unit penghasil kas yang telah merima alokasi goodwill
dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang pengujian dilakukan
pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji untuk penurunan
nilai pada saat yang berbeda. Jika aset-aset yang merupakan komponen unit penghasil kas yang
telah memperoleh alokasi goodwill, diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit
yang mengandung goodwill, aset-aset tersebut harus diuji penurunan nilainya sebelum unit
tersebut.
Aset Korporat
Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau
divisi dari entitas, perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas menentukan
apakah asset memenuhi definisi Pernyataan ini mengenai aset korporat untuk suatu unit penghasil
kas tertentu. Karena aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk yang terpisah, jumlah
terpulihkan aset korporat individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan
untuk melepas aset tersebut. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas
mengidentifikasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah.
16
a. dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas
membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat aset
b. tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus:
1) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan
2) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit penghasil
kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat dapat dialokasikan
3) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk
bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit
Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit penghasil kas
yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya jika, jumlah
terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Rugi
penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok
(a)pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit
17
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah
Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas
aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai entitas tidak harus mengurangi jumlah
3. nol.
Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Rugi penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,
terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan rugi penurunan nilai
menggambarkan peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dari penggunaan atau dari
penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali mengakui rugi penurunan nilai untuk aset
tersebut. Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai
sekarang dari arus kas masuk masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya periode
18
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi)
seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan
rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contohnya, model revaluasi di
PSAK 16). Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya dan meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Setelah pembalikan
rugi penurunan nilai diakui, depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi,
dikurangi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa manfaatnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari
unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam
mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas jumlah tercatat aset tidak
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada
rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya.
19
2.6.Pengungkapan
(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan
unsur laporan laba rugi komprehensif yang di dalamnya tercakup rugi penurunan nilai.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode
tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan
(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi
(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba
Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang
serupa dalam operasi suatu entitas. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi
penurunan nilai material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset
(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi penurunan nilai.
ii. jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen terlaporkan
20
(d) untuk unit penghasil kas;
i. deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu lini
produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi, atau suatu segmen
ii. jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan, jika entitas
terlaporkan; dan
iii. jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah berubah sejak
estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas (jika ada), suatu
uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan perubahan cara unit
(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar yang
digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti apakah nilai
(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan pada estimasi saat
21
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Keuangan PT Express Transindo Utama Tbk dan Entitas Anak untuk Periode yang
Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2019.
22