Anda di halaman 1dari 22

IAS 36

PENURUNAN NILAI ASET

Mata Kuliah: Seminar Akuntansi Keuangan


Dosen Pengampu: Dr. Reschiwati, S.E., M.M., AK, CA

Disusun Oleh:
ALVINA
NIM 2011070369

Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas


Program Studi S1 Akuntansi
Jakarta, Tahun 2022
1
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
2.1. Ruang Lingkup.........................................................................................................................4
2.2. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai.................................................5
2.3. Pengukuran Jumlah Terpulihkan..............................................................................................6
2.4. Pengakuan dan Pengukuran Rugi Penurunan Nilai................................................................10
2.5. Unit Penghasil Kas.................................................................................................................14
2.6. Pengungkapan........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................21
LAMPIRAN ....................................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

Penurunan Nilai Aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah

terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi

antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Pada setiap akhir periode

pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat

indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak boleh

dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan sebesar nilai yang

mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Jika nilai di masa depan

lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus diturunkan.Pengukuran penurunan nilai dapat

dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelompok aset. Ada aset yang dapat

menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat

menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit

aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam

kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit

penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan, suatu unit pabrik.

Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan dan penggunaan. Jika aset dijual, entitas

akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang

dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang digunakan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali:

a. Persediaan (IAS 2: Persediaan);

b. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (IAS 11: Akuntansi Kontrak Konstruksi);

c. Aset pajak tangguhan (IAS 12: Pajak Penghasilan);

d. Aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19: Imbalan Kerja);

e. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup IAS 19: Instrumen Keuangan: Pengakuan

dan Pengukuran;

f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (IAS 40: Properti Investasi);

g. Aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual (PSAK 41 Pertanian);

h. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual

penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 4:

Kontrak Asuransi; dan

i. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual

sesuai dengan IFRS 5: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan.

4
2.2. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai

Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset

mengalami penurunan nilai. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga harus:

a) menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas atau aset

tidak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan

nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya.

b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara

tahunan.

Ketidakpastian mengenai kemampuan aset tidak berwujud dalam menghasilkan manfaat

ekonomi masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya biasanya lebih besar pada

saat aset tersebut belum dapat digunakan daripada setelah aset tersebut dapat digunakan. Dalam

menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus

mempertimbangkan, minimum, hal-hal berikut ini:

Informasi dari sumber-sumber eksternal:

a) selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang

diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.

b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat

entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap

entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.

5
c) suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode

tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan

dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.

d) jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Informasi dari sumber-sumber internal:

a) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.

b) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak

merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau

diharapkan akan digunakan.

c) terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi

aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.

2.3. Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Pernyataan ini mendefinisikan jumlah terpulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi antara

nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Nilai

wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dari suatu aset tidak selalu perlu ditentukan dua-

duanya. Penentuan nilai wajar dikurangi biaya penjualan suatu aset mungkin dapat dilakukan

meskipun jika aset tersebut tidak diperdagangkan dalam pasar aktif. Jika tidak terdapat alasan

untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material melebihi nilai wajarnya dikurangi biaya

penjualan, nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan.

6
Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus

kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam hal ini,

jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset tersebut (lihat paragraf

65–98), kecuali:

a. nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan aset tersebut lebih besar dari jumlah

tercatatnya; atau

b. nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk

menjual pelepasan, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan tersebut dapat

ditentukan diukur.

Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan penghitungan jalan pintas dapat memberikan

hasil yang mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam Pernyataan ini dalam

menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan atau nilai pakai.

Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan


Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan adalah harga dalam suatu

perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang

independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan

pelepasan asset. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset

diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset

dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.

7
Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui sebagai kewajiban, dikurangkan dalam

menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli

diharuskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya

penjualan yang mencakup aset dan laibilitas tersebut.

Nilai Pakai
Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam penghitungan nilai pakai aset:

a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;

b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan

tersebut;

c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;

d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan

e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam

menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.

Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan

Dalam mengukur nilai pakai, suatu entitas harus:

a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan terdukungkan yang

mencerminkan estimasi terbaik manajeman mengenai rentang kemungkinan-kemungkinan

kondisi ekonomi yang akan terjadi selama masa manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang

lebih tinggi.

8
b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang disetujui

manajemen, tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau arus kas keluar

yang berkaitan dengan restrukturisasi masa depan atau perbaikan maupun peningkatan kinerja

aset. Proyeksi berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan tersebut harus meliputi jangka

waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang lebih panjang dapat

dijustifikasi.

c) mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam anggaran atau

prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada anggaran atau

prakiraan tersebut dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-

tahun berikutnya

Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa

depan tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan timbul dari:

i. restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau

ii. perbaikan dan peningkatan kinerja aset.

Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk:

i. arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan; dan

ii. penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan.

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing

Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan

kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang

tersebut.

9
Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan

penilaian pasar kini dari:

(a) nilai waktu uang; dan

(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko

spesifik atas aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya

mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu dan

profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut.

2.4.Pengakuan dan Pengukuran Rugi Penurunan Nilai

Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset

diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi

penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah

direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model revaluasi pada PSAK 16).

Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai

dengan Pernyataan lain.

Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset yang terkait,

entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh Pernyataan lain.

Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di

masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika

10
ada),

11
secara sistematis selama sisa masa manfaatnya.

Ilustrasi Penurunan Nilai 1:

Contoh: PT ABC melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai

tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta

dan nilai pakainya 175 juta.

Ilustrasi Pengakuan Penurunan Nilai:

Perusahaan Melody melakukan review penurunan nilai aset pada 2010.

Sebidang tanah dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50

juta, aset-aset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi

depresiasi atau amortisasi.

12
Hasil dari review sebagai berikut:

Fair value less Carrying

costs to sell Value in use amount

Tanah (nilai wajar) Rp 212 juta Rp 220 juta Rp 300 juta

Aset tak berwujud, Rp 8.2 juta Rp 6.5 juta Rp 9 juta

pada biaya yang

teramortisasi

Mesin, setelah Rp21 juta Rp 18 juta Rp 30 juta

didepresiasikan

Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?

Berdasarkan informasi yang tersedia, aset Melodi yang mengalami kerugian

penurunan nilai adalah:

Recoverable Carrying Impairment

amount amount loss

Tanah, pada nilai wajarRp 220 juta Rp 300 juta Rp 80 juta

13
Recoverable Carrying Impairment

amount amount loss

Rp 8.2 juta Rp 9 juta N/A


Aset Tak Berwujud,

pada biaya

teramortisasi

Mesin, setelah Rp 21 juta Rp 30 juta Rp 9 juta

didepresiasikan

Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah

Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta

Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 30 juta

Cr Tanah Rp 80 juta

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin

Dr Kerugian penurunan nilai Rp 9 juta

Cr Mesin Rp 9 juta

14
2.5. Unit Penghasil Kas

Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup

Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, jumlah terpulihkan diestimasi untuk

aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas

menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit

penghasil kas).

Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:

(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan

(contoh, apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat diestimasi menjadi

tak berarti); dan

(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.

Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset,

aset atau kelompok aset tersebut diidentifikasi sebagai unit penghasil kas, meskipun jika sebagian

atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Unit penghasil kas diidentifikasi secara

konsisten dari periode ke periode untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali perubahan dapat

dijustifikasi.

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat dari Unit Penghasil Kas

Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai

wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah tercatat unit

15
penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menetapkan jumlah terpulihkan

dari unit penghasil kas.

Waktu Pengujian Penurunan Nilai

Uji tahunan penurunan nilai untuk unit penghasil kas yang telah merima alokasi goodwill

dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang pengujian dilakukan

pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji untuk penurunan

nilai pada saat yang berbeda. Jika aset-aset yang merupakan komponen unit penghasil kas yang

telah memperoleh alokasi goodwill, diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit

yang mengandung goodwill, aset-aset tersebut harus diuji penurunan nilainya sebelum unit

tersebut.

Aset Korporat

Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau

divisi dari entitas, perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas menentukan

apakah asset memenuhi definisi Pernyataan ini mengenai aset korporat untuk suatu unit penghasil

kas tertentu. Karena aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk yang terpisah, jumlah

terpulihkan aset korporat individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan

untuk melepas aset tersebut. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas

mengidentifikasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah.

Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat:

16
a. dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas

membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah tercatat aset

korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan.

b. tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus:

1) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan

mengakui setiap rugi penurunan nilai

2) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit penghasil

kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat dapat dialokasikan

atas dasar yang layak dan konsisten; dan

3) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk

bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok dari unit

tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.

Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas

Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit penghasil kas

yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya jika, jumlah

terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Rugi

penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok

dari unit) dengan urutan sebagai berikut:

(a)pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit

penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan

17
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah

tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).

Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas

aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai entitas tidak harus mengurangi jumlah

tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:

1. nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan);

2. nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan

3. nol.

Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai

Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi

penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)

mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Rugi penurunan nilai yang telah diakui

dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika,

terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset

tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan rugi penurunan nilai

menggambarkan peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dari penggunaan atau dari

penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali mengakui rugi penurunan nilai untuk aset

tersebut. Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai

sekarang dari arus kas masuk masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya periode

ekspektasi arus kas.

18
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual

Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi

penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi)

seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan

rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset

disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contohnya, model revaluasi di

PSAK 16). Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif lainnya dan meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Setelah pembalikan

rugi penurunan nilai diakui, depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus

disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi,

dikurangi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa manfaatnya.

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas

Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari

unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam

mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas jumlah tercatat aset tidak

boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:

(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan

(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada

rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya.

19
2.6.Pengungkapan

Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:

(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan

unsur laporan laba rugi komprehensif yang di dalamnya tercakup rugi penurunan nilai.

(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode

tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan

nilai yang dibalik

(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif lainnya selama periode itu.

(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba

rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.

Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang

serupa dalam operasi suatu entitas. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi

penurunan nilai material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset

individual, termasuk goodwill, atau suatu unit penghasil kas:

(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi penurunan nilai.

(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.

(c) untuk aset individual:

i. sifat dari aset; dan

ii. jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen terlaporkan

yang mencakup aset tersebut.

20
(d) untuk unit penghasil kas;

i. deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu lini

produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi, atau suatu segmen

yang dapat dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5);

ii. jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan, jika entitas

melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan berdasarkan segmen

terlaporkan; dan

iii. jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah berubah sejak

estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas (jika ada), suatu

uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan perubahan cara unit

penghasil kas diidentifikasi.

(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya

untuk menjual atau nilai pakainya.

(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar yang

digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti apakah nilai

wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu pasar aktif).

(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan pada estimasi saat

ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Makalah IAS 36. https://www.scribd.com diakses pada tanggal 3 Februari 2020.

Laporan Keuangan PT Express Transindo Utama Tbk dan Entitas Anak untuk Periode yang
Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2019.

22

Anda mungkin juga menyukai