Disusun Oleh :
SEMINAR AKUNTANSI
PERBANAS
JAKARTA
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan tertentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan
didirikannya perusahaan tersebut. Namun, untuk mencapai tujuan perusahaan tidaklah
mudah. Banyak faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjalankan perusahaan
dengan baik, antara lain faktor organisasi, personalia, dan lain-lain. Di dalam mencapai
tujuan perusahaan selalu menghadapi masalah baik itu dari dalam maupun dari luar
perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian internal yang dapat membantu
memperlancar kegiatan dalam perusahaan dan memperkecil resiko terjadinya penyimpangan
atau kesalahan dalam setiap aktivitas perusahaan.
Saat ingin membangun suatu perusahaan, perusahaan harus memiliki faktor – faktor
pendukung. Salah satu faktor pendukung yang utama adalah Aktiva , setiap perusahaan
mempunyai aktiva (harta/asset) tertentu guna memperlancar kegiatan yang dilaksanakan
perusahaan. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena
memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu yang lama.
Aktiva tetap adalah kekayaan yang di miliki perusahaan dan di gunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan cara perolehannya
bermacam-macam, ada yang diperoleh dengan cara membeli tunai, membeli kredit jangka
panjang, dibangun sendiri, ditukar dengan surat berharga, dan dapat juga diperoleh dari
sumbangan atau donasi (hadiah) dan lain-lain.
Penentuan harga perolehan aset tetap adalah seluruh usaha ekonomi yang dilakukan
untuk mendapatkan aset tetap hingga aset tetap siap digunakan. Aset sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu aset lancar dan juga aset tidak lancar. Aset tidak lancar dapat dibagi menjadi
beberapa komponen salah satunya adalah aset tetap. Aset tetap merupakan komponen yang
penting untuk menunjang operasional suatu perusahaan. Salah satu contoh aset tidak lancar
adalah Tanah yang di gunakan sebagai tempat di bangunnya gedung untuk kegiatan
perusahaan, gedung yang digunakan sebagai tempat melaksanakan kegiatan perusahaan
(pabrik, kantor dan sebagainya), mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi atau
melaksanakan kegiatan perusahaan tertentu dan aktiva lainnya yang sejenis.
Aset tetap juga menjadi salah satu bagian dari neraca, sehingga perhitungan dan
pengelolaan sangat berpengaruh nilainya terhadap laporan keuangan. IFRS 5 mengharuskan
entitas-entitas untuk melakukan reklasifikasi aset tidak lancarnya di dalam laporan posisi
keuangan menjadi dikuasai untuk dijual, atau pelepasan kelompok aset entitas bilamana
manajemen memutuskan untuk menjual aset tersebut di dalam satu tahun. kelompok aset
yang dihentikan penggunaannya dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan
bilamana memenuhi kriteria tertentu. IFRS 5 mensyaratkan bahwa semua aset tersebut
dibukukan atas dasar yang terendah antara nilai yang tercatat atau estimasi harga jual
dikurang dengan biaya untuk menjual (nilai neto yang dapat direalisasikan). Sekali aset
tersebut direklasifikasikan sebagai aset yang dikuasai untuk dijual atau kelompok pelepasan
aset, maka aset tersebut tidak lagi merupakan subyek untuk penyusutan.
Tujuan
Kriteria Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual.
Pengukuran aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan jumlah nilai yang lebih
rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
Penyusutan atas aset tersebut dihentikan.
Penyajian terpisah dalam Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi
Komprehensif.
Pengungkapan
Dilengkapai dengan Pedoman implementasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK 58
Ruang Lingkup
IFRS 5 menangani aset tidak lancar yang terbanyak. Namun, standar ini tidak memasukkan
aset tertentu dari ruang lingkupnya aset yang tidak dimasukkan, diklasifikasikan menjadi dua
kategori utama:
A. Aset tidak lancar yang telah dinilai pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang
dibukukan di dalam laba atau rugi, seperti aset keuangan.
B. Aset untuk mana terdapat kendala dalam menentukan nilai wajarnya, seperti asetpajak
yang ditangguhkan, aset yang timbul dari imbalan karyawan dan hak kontraktual menurut
kontrak asuransi.
C. “Kelompok Lepasan” (disposal group): suatu kelompok aset yang dilepaskan, dengan
dijual atau lainnya, bersama-sama sebagai kelompok dalam transaksi tunggal dan
liabilitas yang berhubungan secara langsung
D. Termasuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
Jika kondisi berikut dipenuhi, maka Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)
mengharuskan entitas-entitas untuk melakukan reklasifikasi asetnya sebagai aset yang
dikuasai untuk dijual atau sebagai kelompok aset yang dilepaskan:
Suatu aset tidak lancar atau kelompok aset yang dilepaskan harus tersedia untuk
penjualan segera dan penjualan harus mempunyai kemungkinan tinggi untuk
direalisasikan harga pasar harus masuk akal dibandingkan dengan nilai wajar berjalan
dari aset tidak lancar tersebut atau kelompok aset yang dilepaskan.
Untuk aset yang sudah tersedia untuk dijual segera, maka tindakan yang diperlukan
untuk menyelesaikan penjualan tersebut, harus dilakukan atau mustahil untuk
dibatalkan.
Penjualan harus terjadi di dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal dimulainya
pengklasifikasian.
Apabila penjualan tidak diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun, maka aset tersebut harus
diklasifikasikan sebagai yang dikuasai untuk dijual jika persyaratan berikut dipenuhi:
Entitas berkomitmen untuk menjual aset tidak lancar, tetapi kondisi dipaksakan oleh
pihak lain yang menyebabkan penjualan tidak selesai hingga suatu komitmen
pembelian entitas dilakukan dan komitmen ini sangat mungkin terjadi di dalam kurung
waktu satu tahun.
Suatu komitmen pembelian entitas dilakukan, tetapi kondisi yang tidak diharapkan,
dipaksakan oleh pembeli aset tidak lancar tersebut.
Aset tidak dijual karena keadaan yang tidak memungkinkan muncul Aaset tidak lancar
harus dipasarkan pada harga yang masuk akal dan harus memenuhi kriteria, untuk terus
diklasifikasikan sebagai aset yang dikuasai untuk dijual.
Contoh :
Common Seals Inc., berkomitmen untuk menjual fasilitas di California dan menyewa
sebuah agen untuk mempromosikan penjualannya. Entitas melakukan reklasifikasi
fasilitas tersebut dari aset tidak lancar menjadi aset yang dikuasai untuk dijual.Selama
tahun bersangkutan, kondisi ekonomi di AS sangat memburuk, di mana harga-harga
menurun dan kredit tidak tersedia untuk fasilitas yang baru.Setahun telah berlalu dan
fasilitas belum juga terjual. Manajemen masih ingin menjual asetnya dan secara aktif
mempromosikannya termasuk pengurangan atas harga jualnya.
Haruskah Common Seals Inc., mengembalikan klasifikasi fasilitas litbang menjadi suatu aset
tetap pabrik atau terus untuk membukukannya sebagai aset yang dikuasai untuk dijual?
Kriteria keempat di dalam IFRS 5 mengizinkan Common Seals Inc., untuk tetap
mempertahankan aset yang dikuasai untuk dijual karena manajemen melakukan semuanya
agar fasilitas tersebut dapat dijual walaupun entitas menghadapi kendala yang luar biasa
dalam mewujudkan penjualan tersebut.
Suatu entitas mengukur aset tidak lancar (atau kelompok pelepasan) yang
diklasifikasikan dalam aset yang dimiliki untuk dijual dengan nilai tercatat lebih rendah dan
nilai wajar dikurangi biaya-biaya penjualan. Aturan pengukuran yang berasal dari prinsip
pengukuran:
Jika aset yang baru diakuisisi (atau kelompok pelepasan) memenuhi kriteria untuk
diklasifikasikan dalam aset yang dimiliki untuk dijual, akan menghasilkan aset (atau
kelompok pelepasan) yang diukur pada pengakuan awal pada nilai lebih rendah dari
nilai tercatatnya (contohnya, biaya) dan nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual.
Oleh karena itu, jika aset (atau kelompok pelepasan) diperoleh sebagai bagian dari
kombinasi bisnis, harus diukur pada nilai wajar dan dikurangi biaya untuk dijual.
Ketika penjualan diharapkan terjadi lebih dalam satu tahun, entitas harus mengukur
biaya untuk menjual pada nilai sekarangnya. Setiap kenaikan nilai sekarang dari
biaya untuk menjual yang timbul dari berlalunya waktu akan disajikan dalam
laporan laba rugi sebagai biaya pembiayaan;
Segera sebelum klasifikasi awal aset aset (atau kelompok pelepasan) sebagai aset
yang dimiliki untuk dijual, nilai tercatat dari aset (atau kewajiban) diukur sesuai
dengan Standar dan Interpretasi yang berlaku.
Pada pengukuran ulang berikutnya dari kelompok pelepasan, jumlah tercatat dari
nilai aset dan liabilitas yang tidak termasuk dalam lingkup IFRS 5, tetapi termasuk
dalam kelompok pelepasan yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual, harus diukur ulang sesuai dengan Standar yang berlaku sebelum nilai wajar
dikurangi biaya penjualan kelompok pelepasan diukur.
Contoh (1)
PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2015 pada biaya perolehan
Rp200.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp40.000.000 dan masa manfaat 10 tahun.
Pada 1 Desember 2018, aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. Nilai wajar
diestimasikan Rp150.000.000 dan biaya untuk menjual adalah Rp 5.000.000. Aset tersebut terjual
pada 30 Juni 2019 pada harga Rp145.000.000. Pada saat reklasifikasi aset tanggal 1 Desember
2018;
Aset dipindahkan dari kelompok aset tetap ke kelompok aset yang dimiliki untuk dijual.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut adalah Rp 145.000.000 (Rp
150.000.000 – Rp 5.000.000). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp
120.000.000 (Rp 200.000.000 – ((Rp 200.000.000 – Rp 40.000.000)/10 X 3). Jadi aset tetap
diukur sebesar Rp120.000.000.
Jurnal 1 Desember 2018
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp 120.000.000
Dr. Akumulasi depresiasi Rp 80.000.000
Cr. Aset tetap Rp 200.000.000
Pada saat dijual pada tanggal 30 Juni 2019, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp 25.000.000 (
perolehan Rp 145.000.000 – Nilai tercatat kini Rp 120.000.000)
Contoh (2)
Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp 95.000.000 dan biaya
menjual Rp 5.000.000. Aset dijual pada tanggal 30 Juni 2019 seharga Rp 90.000.000.
Pada tanggal 1 Desember 2018;
Nilai tercatat = Rp 120.0000.000
Nilai wajar – biaya menjual = Rp 90.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 90.000.000
Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurang biaya menjual sebesar Rp
90.000.000 (lebih rendah)
Rugi penurunan nilai diakui = Rp 120.0000.000 – Rp 90.000.000 = Rp 30.000.000
Jurnal 30 Juni 2019, tidak ada untung rugi yang diakui karena jumlah perolehan dari penjualan
sama dengan tercatat kini.
IV. PERUBAHAN DALAM KLASIFIKASI DARI YANG DIKUASAI UNTUK
DIJUAL
Manajemen dapat memutuskan untuk mengubah klasifikasi suatu aset yang dikuasai
untuk dijual karena kondisi yang membuat manajemen merubah rencananya untuk menjual
aset yang bersangkutan. Perubahan klasifikasi dari yang dikuasai untuk dijual terhadap aset
tetap pabrik akan mengharuskan aset tersebut dibukukan pada yang lebih rendah antara
jumlah yang dari aset sebelum klasifikasinya kepada yang dikuasai untuk dijual dengan
jumlah neto yang dapat direalisasikan daripada aset ketika manajemen memutuskan untuk
tidak menjualnya.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2018, Mina Production Inc., mengklasifikasikan suatu mesin produksi
dari aset tidak lancar menjadi aset yang dimilkki untuk dijual. Jumlah yang tercatat dari aset
ketika keputusan untuk menjual sebesar $1,5juta (harga perolehan sebesar $2,2juta dikurang
dengan akumulasi penyusutan $700ribu). Setengah kemudian, pada tanggal 30 Juni 2018,
manajemen memutuskan untuk tidak menjual aset tersebut karena adanya suatu pertimbangan
strategik yang baru. Estimasi nilai wajar aset, bersih dari biaya untuk menjual diestimasikan
menjadi $1,2Juta.
Berapakah jumlah mesin peroduksi yang harus dibukukan pada tanggal pembatalan aset
kembali menjadi aset tidak lancar?
IFRS 5 mengharuskan entitas-entitas untuk memilih yang lebih rendah dari nilai yang tercatat
dari aset sebelum diklasifikasikan sebagai yang dimilkki untuk dijual (yaitu $1,5juta) dengan
nilai wajar dari aset yang bersih dari biaya menjual, pada tanggal pembatalan kembali kepada
aset tetap pabrik (yaitu $1,2 juta). Atas dasar informasi ini, Mina Production Inc., harus
membukukan aset pada $1,2 juta dengan kerugian sebesar $300ribu yang harus dibukukan
atas pengukuran kembali dari aset tidak lancar.
V. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN