Disusun Oleh :
SEMINAR AKUNTANSI
PERBANAS
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan laporan keuangan salah satunya adalah memberikan informasi yang cukup
bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan
keuangan harus menyajikan informasi yang memungkinkan pengguna dapat
mengevaluasi kinerja perusahaan di masa depan dan kemampuannya menghasilkan arus
kas.
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya
aset tetap atau aset tidak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan
dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha.
Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak
menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk
menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan keuangan
mendapat informasi mengenai kinerja entitas dimasa depan. Aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam IFRS 5 Aset tidak lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan operasi yang dihentikan.
International Financial Reporting Standards 5 (IFRS 5) Aktiva Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan berkaitan dengan
pengukuran dan penyajian dalam laporan posisi keuangan aset tidak lancar (dan
kelompok pelepasan) yang dimiliki untuk dijual. Ini juga mencakup penyajian
operasi dalam penghentian pendapatan komprehensif.
IFRS 5 dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
pada bulan Maret 2004. Ketika pertama kali diperkenalkan, Standar ini disambut
secara langsung dan kurang rumit dibandingkan Standar lainnya yang dikeluarkan
sekitar waktu yang bersamaan. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, para pembuat
dan pengguna laporan keuangan telah menemukan bahwa Standar tersebut
menyajikan lebih banyak tantangan daripada yang telah diantisipasi. Sejumlah
masalah praktis muncul dalam penerapan IFRS 5 - terutama karena pedoman dalam
Standar tidak selalu jelas mengenai bagaimana transaksi tertentu harus
dipertanggungjawabkan dan bagaimana persyaratan IFRS 5 berinteraksi dengan
Standar lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup.
2. Bilamana Dilakukan Reklasifikasi Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual
3. Kelompok Aset Yang dimiliki Untuk Dijual
4. Pengukuran Aset Yang dimiliki Untuk Dijual
5. Perubahan dalam Klasifikasi dari Aset Yang dimiliki Untuk Dijual
6. Pengungkapan
7. Operasi Yang Dihentikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup
Klasifikasi dan presentasi persyaratan IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak
lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang dari sebuah entitas.
Persyaratan pengukuran IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan
untuk semua kelompok yang dibuang (sebagaimana diatur dalam paragraf 4), kecuali untuk
aset yang tercantum dalam paragraf 5 yang akan terus diukur sesuai dengan standar yang
sudah ada.
Aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar sesuai dengan IAS 1 Penyajian
Laporan Keuangan tidak akan diklasifikasikan ulang sebagai aset lancar hingga mereka
memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai
dengan IFRS. Aset yang umumnya dianggap sebagai aset tidak lancar oleh suatu entitas
dimana aset tersebut diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk dijual kembali dan
tidak akan diklasifikasikan sebagai aset lancar kecuali aset tersebut memenuhi kriteria untuk
diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS.
Kadang – kadang sebuah entitas yang membuang atau melepas dari kelompok
aset, mungkin dengan beberapa kewajiban yang secara langsung terkait dalam satu
transaksi. Kelompok lepasan tersebut mungkin kelompok penghasil kas, satu unit penghasil
kas atau bagian dari unit penghasil kas. Kelompok mungkin berisi aset dan kewajiban
entitas, termasuk aset lancar, kewajiban lancar dan aset yang dikecualikan dari paragraf 5
dari persyaratan pengukuran IFRS ini. Jika aset tidak lancar dalam lingkup persyaratan
pengukuran IFRS ini adalah bagian dari kelompok lepasan, persyaratan pengukuran dari
IFRS ini berlaku untuk kelompok secara keseluruhan, sehingga kelompok ini diukur pada
nilai yang lebih rendah dari nilai tercatatnya dan nilar wajarnya dikurangi biaya – biaya untuk
dijual. Persyaratan untuk mengukur aset dan kewajiban individual dalam kelompok lepasan
ditetapkan dalam paragraf 18, 19 dan 23.
Ketentuan pengukuran IFRS ini tidak berlaku untuk aset berikut ini, dimana sudah
tercantum dalam IFRS lainnya, baik sebagai aset individu atau sebagai bagian dari
kelompok lepasan:
(a) aset pajak tangguhan (IAS 12 Pajak Penghasilan).
(b) aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19 Imbalan Kerja).
(c) aset keuangan dalam lingkup IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
(d) aset tidak lancar yang dicatat sesuai dengan model nilai wajar dalam IAS 40 Properti
Investasi.
(e) aset tidak lancar yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual sesuai
(f) hak kontraktual dalam kontrak asuransi sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 4
Kontrak Asuransi.
Klasifikasi, penyajian, dan persyaratan pengukuran dalam IFRS ini berlaku untuk
aset tidak lancar(atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki
untuk dijual juga berlaku untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang
diklasifikasikan sebagai aset untuk dimiliki dan untuk didistribusikan kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik (dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik).
IFRS ini menentukan pengungkapan yang diperlukan dalam hal aset tidak lancar
(kelompok aset buangan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau
operasi dihentikan. Pengungkapan dalam IFRS lainnya tidak berlaku untuk aset tersebut
(atau kelompok lepasan) kecuali IFRS mensyaratkan:
pengungkapan spesifik sehubungan dengan aset tidak lancar (atau kelompok
lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi
yang dihentikan; atau
pengungkapan tentang pengukuran aset dan kewajiban dalam kelompok lepasan
yang tidak berada dalam lingkup pengukuran yang disyaratkan paragraf 5 serta
pengungkapan tersebut belum tersedia dalam catatan atas laporan keuangan.
Tambahan pengungkapan tentang aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan yang
mungkin diperlukan untuk memenuhi IAS 1, khususnya dalam paragraf 15, 25 dari standar
tersebut.
Contoh 1
Entitas ABC sedang merelokasi fasilitas manufakturnya dari AS ke Cina. Bangunan pabrik
beserta tanahnya tidak diperlukan lagi dan manajemen memutuskan untuk menjualnya
melalui agen real astate yang terkenal. Entitas akan mengosongkan bangunan tersebut
bilamana ada pembeli dan kontrak penjualan sudah ditandatangani.
Dalam hal ini, entitas nampaknya memenuhi kriteria di dalam IFRS 5, dan dengan demikian,
harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimilikki untuk dijual.
PT Abadi Jaya mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2015 pada biaya perolehan
Rp180.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp30.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1
Desember 2018, aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. Nilai wajar diestimasikan
Rp150.000.000 dan biaya untuk menjual adalah Rp 5.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2019 pada
harga Rp145.000.000. Pada saat reklasifikasi aset tanggal 1 Desember 2018;
Aset dipindahkan dari kelompok aset tetap ke kelompok aset yang dimiliki untuk dijual.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut adalah Rp 145.000.000 (Rp
150.000.000 – Rp 5.000.000). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp
135.000.000 (Rp 180.000.000 – ((Rp 180.000.000 – Rp 30.000.000)/10 X 3). Jadi aset tetap
diukur sebesar Rp120.000.000.
Pada saat dijual pada tanggal 30 Juni 2019, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp 25.000.000 (
perolehan Rp 145.000.000 – Nilai tercatat kini Rp 120.000.000)
Contoh (2)
Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp 95.000.000 dan biaya menjual Rp
5.000.000. Aset dijual pada tanggal 30 Juni 2019 seharga Rp 90.000.000.
Jurnal 30 Juni 2019, tidak ada untung rugi yang diakui karena jumlah perolehan dari penjualan sama
dengan tercatat kini.
F. Operasi Yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen
dalam entitas yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau
area geografis operasi utama yang terpisah, atau
Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali
2. Pengungkapan
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di Laporan
Posisi Keuangan. Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan liabilitas yang
dimiliki untuk dijual, juga harus disajikan terpisah di Laporan Posisi Keuangan, tidak
boleh di-net-off.
Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas,
pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu:
Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi
Dihentikan
Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual,
maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi
dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanju