Pendahuluan
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan
Keuangan adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman
penyajian laporan keuangan dan menetapkan persyaratan minimum dalam
menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk semua laporan keuangan secara
umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional
pada tahun 1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian
persyaratan, dan merupakan standar akuntansi komprehensif pertama untuk
menangani penyajian standar keuangan.
Pada tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar
terakhir diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1
Juli 2012.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai
penyediaan informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan
menjadi aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dan arus kas.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
1
IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan
laporan keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan
harus memuat nama entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau
kelompok, tanggal entitas pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang
presentasi dan tingkat pembulatan (ribu, jutaan, ........).
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan
keuangan, seperti mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan
rincian tentang kapan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak
lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan persyaratan mengenai catatan atas
laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi
asumsi yang digunakan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam
istilah yang berdampak pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut
meliputi :
2
3. IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar
Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar
modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk
sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan
kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk
komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk
judul komponen laporan keuangan.
5. Tambaha par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena
peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung
jawab atas laporan keuangan untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk
sebagian entitas.
6. Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
7. IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar
Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks
di Indonesia. Pengaturan IAS par. 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1
paragraf 23-24 mengenai pegungkapannya, tetapi dengan menghilangkan
kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from
the requirement” dalam IAS 1 par. 23
8. Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena
belum di revisi.
9. IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41
Agriculture belum diadopsi
10. IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif
dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya
akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS
diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
3
11. IAS 1 par. 139A – 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
tidak relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1
yang telah mengakomodir amandemen tersebut.
12. IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.
13. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan
posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan
yang selama ini berlaku di Indonesia. Pedoman Implementasi tersebut
menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
4
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, dan
6. arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat
dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
B. Ketentuan Umum
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian
laporan keuangan entitas.
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK
membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat
menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali
laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan
dalam SAK.
5
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara
wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
a. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat
pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan
keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan
kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
entitas.
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat
penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk
melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki
alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen
menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi
yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
6
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi
kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah
tepat, manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia
mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua
belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan
bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas
menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa
melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas
masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran
utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat
menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.
7
diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan keuangan. Jika
suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas
laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan terpisah
dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk disajikan
terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu
menyediakan pengungkapan yang spesifik yang disyaratkan oleh suatu
standar jika informasi tersebut tidak material.
8
a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih
pendek; dan
b. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
dapat dibandingkan secara keseluruhan.
9
periode berjalan. Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode
berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum
diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam
proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh
manfaat atas pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir
periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang
langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk mengatasi
ketidakpastian tersebut.
10
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos
berikut:
- Aset tetap
- Properti investasi
- Aset takberwujud
- Aset keuangan
- Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
- Persediaan
- Piutang dagang dan piutang lain
- Kas dan setara kas
- Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
- Utang dagang dan utang lain
- Provisi
- Liabilitas keuangan
- Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan
- Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46
- Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
- Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
- Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
11
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang
terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak
tangguhan tidak diklasiftkasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka
pendek). Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan
secara tersendiri didasarkan pada penilaian dari:
(a) sifat dan likuiditas aset;
(b) fungsi aset tersebut dalam entitas; dan
(c) jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas.
Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset Iancar, jika:
- Diperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi untuk
menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal.
- Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
- Di perkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan; atau
- Aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 2: Laporan Arus Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran
atau penggunaannya
Klasifikasi Aset Lancar seperti : Inventories, Receivable , Prepaid
Expenses,Trading Investments, and Cash.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk dalam kriteria di
atas sebagai aset tidak lancar mencakup aset tetap, aset tak berwujud dan
aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Contohnya Held-to-maturity
investments, Investment property, Property,plant and equipment,
Intangible assets, Asset sheld for sale, and Miscellaneous other assets.
12
- Diperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normal
- Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan .
- Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan, atau
- Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk:menangguhkan penyelesaian
Iiabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan, dengan menerbitkan instrumen ekuitas, sesuai dengan pilihan
pihak lawan, tidak berdampak terhadap klasifikasi Iiabilitas tersebut,
Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam
12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka pendek, jika pembiayaan kembali bukan merupakan diskresi
13
entitas atau kesepakatan pembiayaan kembali diselesaian setelah periode
pelaporan.
Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta
percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai
liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan
pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan
tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan
Shareholder’s Equity
Shareholder’s Equity mewakili kepentingan pemilik dalam aset bersih
perusahaan. Ini menunjukkan hasil bersih kumulatif dari transaksi masa
lalu dan peristiwa lain yang mempengaruhi entitas sejak awal. Hal ini
terdiri dari nilai nominal atau nominal preferensi dan saham biasa.
Jumlah saham yang diotorisasi, jumlah yang dikeluarkan, dan jumlah
yang beredar harus ditunjukkan dengan jelas. Return Earning
merepresentasikan akumulasi laba sejak awal, dikurangi pendapatan yang
didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk dividen.
Entitas juga harus menyajikan dalam laporan posisi keuangan atau dalam
laporan perubahan ekuitas, atau dalam catatan laporan keuangan,
pengungkapan tentang kleasifikasi modal saham serta tentang sifat dan
tujuan masing-masing ekuitas.
14
saham entitas yang dikuasai oleh anak, asosiasi entitas
sendiri, saham dicadangkan untuk penerbitan opsi.
- Sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
- Jika modalnya tidak terbagi dalam saham: perubahan selama
periode setiap jenis kepentingan, hak keistimewsaan dan
pembatasan dari setiap komponen.
- Reklasifikasi
II.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement
of Profit or Loss and Comprehensive Income)
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan
penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain
15
b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan
kepada
1) Kepentingan non pengendali
2) Pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah,
maka entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
a. Pendapatan;
b. Biaya keuangan;
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas;
d. Beban pajak;
e. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
– laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
– keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan
pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari
pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka
operasi yang dihentikan;
f. Laba rugi
g. Komponen dari penghasilan komprehensif
h. Bagian komprehensif dari etitas asosiasi dan ventura bersama
i. Total laba rugi komprehensif
16
- Restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap
liabilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi.
- Pelepasan aset tetap
- Pelepasan investasi
- Operasi yang dihentikan
- Penyelesaian litigasi
- Pembalikan liabilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana
yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.
17
PLC melaporkan laba bersih sebesar € 650.000 dalam 20XX-1 dan menyajikan
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebagai berikut:
Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan penghasilan
komprehensif lain. Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas atas
perubahan ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik. Perlakuannya adalah
sebagai berikut:
a) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
18
- Surplus revaluasi aset tetap direklasifikasi melalui saldo laba saat
didepresiasi atau ketika aset dijual
- Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian
aktuaria tidak direklasifkasi.
b) Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
- Keuntungan/kerugian dari available for sale jika dijual
direklasifiksai ke laba rugi
- Cash flow hedge keuntungan/kerugian yang efektif kontrak
berakhir L/R
- Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata
uang fungsional yang berbeda dengan induk / pusat
- Bagian penghasilan komprehensif asosiasi jika dijual direklasifikasi
ke laba rugi.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsi dalam entitas, mana yang
dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.
- Bentuk pertama analisis ini adalah metode "sifat beban" Entitas
menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (sebagai
contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan
kerja dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi
dalam entitas. Metode ini mungkin mudah diterapkan karena tidak
membutuhkan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah
sebagai berikut:
19
- Bentuk kedua analisis ini adalah metode "fungsi beban" atau "biaya
penjualan" dan mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai
bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi·
atau administratif. Sekurang-kurangnya, entitas mengungkapkan biaya
penjualannya berdasarkan metode ini secara tersendiri dari beban lain.
Metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi
beban berdasarkan sifat, tetapi pengalokasian biaya berdasarkan fungsi
mungkin mensyaratkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan
matang. Contoh klaslfikasi berdasarkan metode fungsi beban adalah
sebagai berikut:
20
AS1 mensyaratkan bahwa ketika laporan keuangan yang diwakili untuk
periode selain satu tahun, pengungkapan tambahan berikut harus
dilakukan:
- Alasan penyajian laporan laba rugi (dan laporan keuangan lainnya,
seperti laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan)
untuk periode selain satu tahun dan
- Fakta bahwa informasi komparatif yang disajikan (dalam laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan)
tidak sepenuhnya dapat dibandingkan.
Berikut contoh Statement of income:
21
22
II.3 Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana
disyaratkan IFRS. Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai
berikut:
a. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang
menunjukkan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan
nonpengendali.
b. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang timbul dari:
1) Laba rugi
2) Penghasilan komprehensif lain
3) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas
anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam
laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan,
analisis penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau
catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama periode, dan jumlah dividen per saham
terkait.
23
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas, atau
dalam Catatan atas Laporan Keuangan
a. Analisis penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos
b. Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan nilai dividen
per saham, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
c. Penyajian dibedakan untuk masing-masing kelas:
- modal disetor
- Saldo akumulasi dari penghasilan komprehensif
- Saldo laba
24
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.
25
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba - rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa:
- Penerimaan kas dari royalti,fees. kornisi, dan pendapatan lain
- Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
- Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan
- Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain
- Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas
pendanaan dan investasi
- Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.
b. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi adalah
penting karena arus kas tersebut merepresentasikan sejauh mana
pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang diintensikan untuk
menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan. Hanya pengeluaran
yang menghasilkan pengakuan atas aset dalam laporan posisi keuangan
yang memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi,
Beberapa contoh aruskas yang timbul dari aktivitas investasi adalah:
- Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tak berwujud, dan
aset jangka panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya
dengan biaya pengembangan yang, dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri.
- Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset
jangka panjang lain.
- Pembayaran kas untuk memperoleh instrumen utang atau instrumen.
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau in
26
strum en yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan)
- Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas
entitas lain dan kepentingan dalam ventura. bersama (selain penerimaan
kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan)
- Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang
muka dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan)
- Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh
lembaga keuangan)
- Pembayaran kas untuk future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
.untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan .sebagai aktivitas pendanaan: dan
- Penerimaan kas dari future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts. kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
penerimaan tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah berguna untuk memprediksi klaim atas arus
kas masa depan oleh para penyedia modal entitas, Beberapa contoh arus
kas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah:
- Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain
- Pembayaran kas kepada pemilik untuk mernperolehatau rnenebus
saham entitas
- Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain
- Pelunasan pinjaman; dan
- Pembayaran kas oleh lessee untuk rnengurangi saldo liabilitas yang.
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
27
II.5 Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang
digunakan sesuai dengan IAS 1. Mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak disajikan di
bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan
keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap
pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk
informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan
dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami
dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lain:
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi spesifik yatlg digunakan sesuai dengan paragraf
117-124.
b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
c. Menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan.
28
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain
yang berisipos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba
rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan
dari entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan
tersedia untuk dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas
29
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik
entitas induk.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif
atau catatan atas laporan keuangan.
Semua item pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus
dimasukkan dalam laba rugi kecuali jika Standar atau Interpretasi mensyaratkan
sebaliknya. [IAS 1.88] Beberapa IFRS mensyaratkan atau mengizinkan beberapa
komponen dikeluarkan dari laba rugi dan sebagai gantinya dimasukkan ke dalam
pendapatan komprehensif lainnya.
30
III. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan
akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat
penilaian, dan keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat
membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan
jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam penyusunan laporan
keuangan. Keanekaragaman kebijakan akuntansi dan pengungkapan tugas
interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai
kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-
lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara,
kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal
kebijakan akuntansi yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai
dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan
berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut
adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu
diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut :
1. Kebijakan konsolidasi
2. Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan
keuntungan dan kerugian pertukaran
3. Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli
umum, nilai penggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna
usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga Pajak Kontrak jangka
panjang Franchise atau waralaba Aktiva Piutang Persediaan (persediaan
dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya Aktiva dapat
disusutkan dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan Tanah yang
dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada
anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain
Penelitian dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill
Kewajiban dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya
pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon dan uang penggantian
Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan Pemeliharaan,
31
reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan penambahan
(improvement) Untung-rugi penjualan aktiva Akuntansi Dana, wajib atau
tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan
surplus.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh
diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi
dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu
negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam
sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah
diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan.
Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan
akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman
metode pengungkapan.
Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi
keuangan internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan
keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan
hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan
akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak
perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi
yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus
diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan
datang. Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus
merupakan bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan
tersebut lazimnya diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan
Keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang
atau dapat berpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan
bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara
kuantitatif.
32
DAFTAR PUSTAKA
33