Anda di halaman 1dari 18

IAS 1

PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT

A. PENDAHULUAN
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan
adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan dan
menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk
semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun
1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian persyaratan, dan merupakan
standar akuntansi komprehensif pertama untuk menangani penyajian standar keuangan. Pada
tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar terakhir diubah pada
bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1 Juli 2012.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyediaan
informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu
entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban, pendapatan
dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan arus kas. Dalam IAS 1
menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
• Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
• Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
• Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
• Materialitas dan Penggabungan;
• Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
• Disajikan minimal secara tahunan
• Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
• Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode\
IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan keuangan
dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama entitas
pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas pelaporan
dan periode yang dicakup, mata uang presentasi dan tingkat pembulatan (ribu, jutaan)
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti
mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan
persyaratan mengenai catatan atas laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi dan informasi asumsi yang digunakan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam istilah yang
berdampak pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut meliputi :

Di Indonesia sendiri, IAS 1 dikonvergensi kedalam PSAK 1. Namun di dalam konfergensi itu
sendiri, tidak semua hal di dalam IAS di masukkan kedalam PSAK. Berikut adalah yang
menjadi pembeda antara IAS 1 dan PSAK 1:
1) IAS 1 paragraf 1 yang menjadi PSAK 1 par. 01 tentang tujuan dengan menambahkan
kalimat... yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan”.
2) IAS 1 par. 02 yang menjadi PSAK 1 par. 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3) IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan
perundang-undangan di pasar modal.
4) IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan,
supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
5) Tambahan par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6) Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
7) IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia.
Pengaturan IAS par. 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 23-24 mengenai
pegungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory
framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1 par. 23
8) Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum di revisi.
9) IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi
10) IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat
dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara
bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara
bertahap.
11) IAS 1 par. 139A – 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak relevan.
Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1 yang telah mengakomodir
amandemen tersebut.
12) IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.
13) Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan
disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan yang selama ini berlaku di
Indonesia. Pedoman Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan
sebagai berikut:

Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan


sebagai berikut :

B. TUJUAN
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
• Aset
• Liabilitas
• Ekuitas
• Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
• Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan
• arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa
depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

C. RUANG LINGKUP
Standar ini harus diterapkan untuk semua laporan keuangan tujuan umum yang
disiapkan dan disajikan sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
Laporan keuangan tujuan umum adalah yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna yang tidak dalam posisi untuk meminta laporan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi khusus mereka. Laporan keuangan tujuan umum meliputi yang disajikan
secara terpisah atau dalam dokumen publik lain seperti laporan tahunan atau prospektus.
Standar ini tidak berlaku untuk struktur dan isi laporan keuangan interim kental yang
disiapkan sesuai dengan IAS 34 Pelaporan Keuangan Interim.
Standar ini menggunakan terminologi yang cocok untuk entitas yang berorientasi laba,
termasuk entitas bisnis sektor publik. Entitas yang tidak untuk aktivitas laba di sektor swasta,
sektor publik, atau pemerintah yang ingin menerapkan Standar ini mungkin perlu mengubah
uraian yang digunakan untuk item baris tertentu dalam laporan keuangan dan untuk laporan
keuangan itu sendiri. Demikian pula, entitas yang tidak memiliki ekuitas sebagaimana
didefinisikan dalam IAS 32 Instrumen Keuangan: Penyajian (misalnya beberapa reksa dana)
dan entitas yang modal sahamnya bukan ekuitas (misalnya beberapa entitas koperasi) mungkin
perlu menyesuaikan penyajian dalam laporan keuangan anggota atau kepentingan pemegang
unit bisnis.

D. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP


1) Laporan Posisi Keuangan Pada Akhir Periode
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut :
a. aset tetap
b. properti investasi
c. aset takberwujud
d. aset keuangan
e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. persediaan
g. piutang dagang dan piutang lain
h. kas dan setara kas
i. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang
j. termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual
k. utang dagang dan utang lain
l. provisi
m. liabilitas keuangan
n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46:
Pajak
o. Penghasilan
p. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
q. liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
r. dimiliki untuk dijual
s. kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang sebagai klasiftkasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas)
pajak tangguhan tidak diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).

2) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode


Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan komprehensif)
menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a. laba rugi
b. total penghasilan komprehensif lain
c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu totallaba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan
bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan
penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk periode berjalan :
a. laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
• kepentingan non-pengendali
• pemilik entitas induk
b. penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
• kepentingan non pengendali
• pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
3) Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan IFRS. Laporan
perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut :
a. total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan non pengendali.
b. untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan
yang timbul dari :
• laba rugi
• penghasilan komprehensif lain
• transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak
menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas
atau dalam catatan atas laporan keuangan, analisis penghasilan komprehensif lain
berdasarkan pos. Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan
atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode, dan jumlah dividen per saham terkait.
4) Laporan Arus Kas Selama Periode
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang
diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan
cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke
dalam lebih dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya sebagai pendanaan
dan operasi. Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah:
a. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan;
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas,
penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas
investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan, Berisi Ringkasan Kebijakan Akuntansi Penting
Dan Informasi Penjelasan Lainnya
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan sesuai dengan IAS 1.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak disajikan di
bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk
memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis.
Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai
berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan
keuangan entitas lain:
a. pernyataan kepatuhan terhadap SAK
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan
dan laporan !aha rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan
penyajian masing-masing pos; dan
d. pengungkapan lain
6) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
E. KETENTUAN UMUM
1) Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika
diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas tidak dapat menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap
SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara
wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas
untuk:
a. memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki
panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat
pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan spesifik dalam
SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak dari
transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja
keuangan entitas.

2) Disusun atas dasar kelangsungan usaha


Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi
untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain
yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen menyadari (dalam membuat
penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa
atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian
tersebut. ]ika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan
sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen
memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa depan, paling sedikit
(namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat
pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas menghasilkan
laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi
kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen
mungkin perlu untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas
masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber
potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan
usaha telah sesuai.
3) Disusun dengan menggunakan dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika
akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos - pos tersebut
memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
4) Materialitas dan Penggabungan
Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa kecuali pos
tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa
lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari
proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data yang telah diringkas dan
diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan keuangan. Jika suatu pos secara
individual tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain di dalam laporan
keuangan atau di dalam catatan atas laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk
disajikan terpisah dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang
spesifik yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material.
5) Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban,
kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan secara terpisah aset
dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan
pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain
yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling
hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah
dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
6) Disajikan minimal secara tahunan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada
periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,
entitas mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;
danfakta bahwa jumlah yang disajikan
b. dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan.
Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu
tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan,
sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.
7) Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan
atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan, minimal, dua
laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya, dan catatan terkait. Ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif dalam laporan keuangan
atau ketika mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan
catatan terkait. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan,
b. akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan
c. awal periode komparatif paling awal.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Sebagai contoh, entitas
mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya
belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam proses
penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh manfaat atas pengungkapan
informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari
pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.

8) Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode


Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau kajian ulang
atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang
lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk
penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8
b. perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.
Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan
keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan penyajian dapat
dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi
pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan akan digunakan seterusnya,
sehingga keterbandingan tidak terganggu.

F. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang berisipos-pos
pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia untuk dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai dalam rangka lindung
nilai arus kas
Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban dalam bentuk:
1. Dua laporan yang terpisah antara:
a. Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah dan;
b. Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi dan pendapatan
komprehensif lain.
2. Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di atas)
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos berikut sebagai
alokasi laba rugi dalam periode:
1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas induk.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Pajak penghasilan
terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain harus diungkapkan dalam
laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.

G. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih sebagai
bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian, dan keputusan keuangan dan
keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak
mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam penyusunan laporan
keuangan. Keanekaragaman kebijakan akuntansi dan pengungkapan tugas interpretasi laporan
keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi
keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah
akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal
kebijakan akuntansi yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari
daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan
kondisi yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi
dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut :
1. Kebijakan konsolidasi
2. Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian
pertukaran
3. Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai penggantian
Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga
Pajak Kontrak jangka panjang Franchise atau waralaba Aktiva Piutang Persediaan
(persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya Aktiva dapat disusutkan
dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan
biaya pembangunan Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan
investasi lain Penelitian dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill Kewajiban
dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya pensiun dan tunjangan hari tua
Pesangon dan uang penggantian Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan
Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan penambahan (improvement)
Untung-rugi penjualan aktiva Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan
dan pengkreditan langsung ke perkiraan surplus.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam
semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan
pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus
diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah
diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada
negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia
pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan.
Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah
memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan
seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan
kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak
perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai
pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material
terhadap tahun-tahun yang akan datang. Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan
harus merupakan bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya
diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi
berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh material periode yang akan datang
harus diungkapkan bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara
kuantitatif.
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.

PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk


LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
Untuk Kuartal Pertama yang berakhir For the First Quarter Ended
30 Juni 2014 dan 31 Maret 2014 June 30, 2014 and March 31, 2014
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, (Expressed in United States Dollar,
Kecuali Nilai Nominal per Saham) Except Par Value per Share)

30 Juni 2014/ Catatan/ 31 Maret 2014/


June 30, 2014 Notes March 31, 2014

ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan bank 21.650.888 2l,4,32 8.210.474 Cash on hand and in banks
Piutang usaha Trade receivables
Pihak ketiga - neto 91.201.921 5 111.439.324 Third parties - net
Pihak berelasi 877.563 2b,6a 3.724.000 Related parties
Piutang non-usaha 2l,32 Non-trade receivables
Pihak ketiga 203.675 252.124 Third parties
Pihak berelasi 670.467 2b,6b 4.987.924 Related parties
Persediaan - neto 206.007.218 2c,7 216.334.823 Inventories - net
Uang muka 1.372.156 2.230.465 Advances
Biaya dibayar di muka 907.425 2d,2h 750.169 Prepaid expenses
Pajak dibayar di muka 381.558 2d,2h - Prepaid tax

Total Aset Lancar 323.272.871 347.929.303 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Aset keuangan tidak lancar 4.579.765 2l,8,32 4.582.461 Non-current financial assets
Aset pajak tangguhan - neto 3.491.969 2n,27 3.412.538 Deferred tax assets - net
Aset tetap - setelah dikurangi Fixed assets - net of
akumulasi penyusutan accumulated depreciation
sebesar AS$34.086.984 of US$34,086,984 as of
pada tanggal 30 June 2014 June 30, 2014 and
dan AS$32.843.667 pada US$32,843,667 as of
tanggal 31 Maret 2014 37.497.249 2e,9 38.552.264 March 31, 2014
Aset tak berwujud - neto 381.090 2f, 300.029 Intangible assets - net
Taksiran tagihan pajak 8.334.345 2n,10 8.334.345 Estimated claim for tax refund
Aset tidak lancar lainnya 2.349.145 471.196 Other non-current assets

Total Aset Tidak Lancar 56.633.563 55.652.833 Total Non-Current Assets

TOTAL ASET 379.906.434 31 403.582.136 TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes to the financial statements form an
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara integral part of these financial statements taken as a whole.
keseluruhan.

1
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.

PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk


LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
Untuk Kuartal Pertama yang berakhir For the First Quarter Ended
30 Juni 2014 dan 31 Maret 2014 June 30, 2014 and March 31, 2014
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, (Expressed in United States Dollar,
Kecuali Nilai Nominal per Saham) Except Par Value per Share)

30 Juni 2014/ Catatan/ 31 Maret 2014/


June 30, 2014 Notes March 31, 2014

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang bank jangka pendek 24.000.000 2l,11,32 36.000.000 Short-term bank loans
Utang usaha 2l,32 Trade payables
Pihak ketiga 4.226.831 12 4.167.530 Third parties
Pihak berelasi 63.042.425 2b,6c 80.094.498 Related parties
Utang non-usaha 2l,32 Non-trade payables
Pihak ketiga 1.162.827 4.428.400 Third parties
Pihak berelasi 80.105 2b,6d 25.704 Related parties
Uang muka pelanggan 3.535.653 5 4.356.679 Customers’ deposits
Beban akrual 22.221.617 2l,13,32 14.777.163 Accrued expenses
Liabilitas imbalan kerja 2l,13, Short-term employee
jangka pendek 2.115.586 32 2.717.540 benefit liability
Utang pajak 1.043.756 2n,14 3.259.328 Taxes payable
Utang kepada pihak berelasi 30.000.000 2b,6e 30.000.000 Due to a related party

Total Liabilitas Jangka Pendek 151.428.800 179.826.842 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITY


Liabilitas imbalan kerja Long-term employee
jangka panjang 6.428.765 2k,15 6.168.315 benefit liability

Total Liabilitas 157.249.143 31 185.995.157 Total Liabilities

EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Share capital - par value
Rp100 per saham Rp100 per share
Modal dasar - Authorized -
1.680.000.000 saham 1,680,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid -
penuh - 840.000.000 saham 23.232.926 1b,16 23.232.926 840,000,000 shares
Tambahan modal disetor - neto 7.998.836 1b,2i,17 7.998.836 Additional paid-in capital - net
Saldo laba Retained earnings
Telah ditentukan penggunaannya 4.617.008 18 4.617.008 Appropriated
Belum ditentukan penggunaannya 186.200.099 181.738.209 Unappropriated

Total Ekuitas 222.048.869 217.586.979 Total Equity

TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES


DAN EKUITAS 379.906.434 403.582.136 AND EQUITY

Jakarta, July 23,2014

Kardinal A. Karim, MM
President Director

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes to the financial statements form an
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara integral part of these financial statements taken as a whole.
keseluruhan.

2
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.

PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk


LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
Untuk Kuartal Pertama yang berakhir pada For the First Quarter Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 June 30, 2014 and 2013
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat) (Expressed in United States Dollar)

Catatan/
June - 2014 Notes June - 2013

2b,2j,
6f,19,29b,
PENGHASILAN NETO 92.601.136 29c,29d,31 132.428.857 NET REVENUES

2b,2j,6f,
BEBAN POKOK PENGHASILAN (76.138.529) 6g,20,29a (109.128.904) COST OF REVENUES

LABA BRUTO 16.462.607 31 23.299.953 GROSS PROFIT

Beban penjualan (5.150.376) 2j,21,31 (6.381.150) Selling expenses


Beban umum dan administrasi (5.052.893) 2j,22,31 (5.136.945) General and administrative expenses
Pendapatan operasi lainnya 1.167.745 2j,23,31 262.253 Other operating income
Beban operasi lainnya (1.361.547) 2j,2m,24,31 (226.656) Other operating expenses

LABA USAHA 6.065.536 31 11.817.455 OPERATING INCOME

Penghasilan bunga 47.356 2j,5,25,31 202.129 Interest income


Beban keuangan (100.572) 2j,2m,26,31 (176.978) Finance costs

LABA SEBELUM INCOME BEFORE


PAJAK PENGHASILAN 6.012.320 31 11.842.606
INCOME TAX

Beban Pajak Penghasilan - Neto (1.550.430) 2n,27,31 (2.960.018) Income Tax Expense - Net

LABA TAHUN BERJALAN 4.461.890 31 8.882.588 INCOME FOR THE YEAR

Pendapatan komprehensif lain - - Other comprehensive income

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE


TAHUN BERJALAN 4.461.890 8.882.588 INCOME FOR THE YEAR

LABA PER SAHAM DASAR 0,01 2o 0,01 BASIC EARNINGS PER SHARE

Jakarta, July 23,2014

Kardinal A. Karim, MM
President Director

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian The accompanying notes to the financial statements form an
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara integral part of these financial statements taken as a whole.
keseluruhan.

3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
Untuk Kuartal Pertama yang Berakhir pada For the First Quarter Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Maret 2014 June 30, 2014 and March 31, 2014
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat) (Expressed in United States Dollar)

Modal Saham - Tambahan


Ditempatkan Modal Saldo Laba/Retained Earnings
dan Disetor -
Disetor Penuh/ Neto/ Telah Belum
Share Capital - Additional Ditentukan Ditentukan
Issued and Paid-in Penggunaannya/ Penggunaannya/ Total Ekuitas/
Catatan Fully Paid Capital - Net Appropriated Unappropriated Total Equity Notes

Saldo, 1 April 2012 23.232.926 7.998.836 3.617.008 151.884.457 186.733.227 Balance, April 1, 2012

Pembagian dividen kas 18 - - - (32.508.000) (32.508.000 ) 18 Cash dividends declared

Pembentukan cadangan umum 18 - - 500.000 (500.000) - 18 Appropriation for general reserve

Total laba komprehensif tahun berjalan - - - 63.785.198 63.785.198 Total comprehensive income for the year

Saldo, 31 Maret 2013 23.232.926 7.998.836 4.117.008 182.661.655 218.010.425 Balance, March 31, 2013

Pembagian dividen kas 18 - - - (22.344.000) (22.344.000) 18 Cash dividends declared

Pembentukan cadangan umum 18 - - 500.000 (500.000) - 18 Appropriation for general reserve

Total laba komprehensif tahun berjalan - - - 21.920.554 21.920.554 Total comprehensive income for the year

Saldo, 31 Maret 2014 23.232.926 7.998.836 4.617.008 181.738.209 217.586.979 Balance, March 31, 2014

Total laba komprehensif April – Juni 2014 - - - 4.461.890 4.461.890 Total comprehensive income April June 2014

Saldo, 30 Juni 2014 23.232.926 7.998.836 4.617.008 186.200.099 222.048.869 Balance, June 30, 2014

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
keuangan secara keseluruhan. taken as a whole.

4
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.

PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk PT HEXINDO ADIPERKASA Tbk


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Untuk Kuartal Pertama yang Berakhir pada For the First Quarter Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Maret 2014 June 30 2014 and March 31, 2014
(Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, (Expressed in United States Dollar,
Kecuali Dinyatakan Lain) Unless Otherwise Stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING


(lanjutan) POLICIES (continued)

q. Provisi q. Provision

Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi The Company adopted PSAK No. 57 (Revised
2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset 2009), “Provisions, Contingent Liabilities, and
Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara Contingent Assets”. This revised PSAK is
prospektif dan menetapkan pengakuan dan applied prospectively and stipulates that
pengukuran liabilitas, liabilitas kontinjensi dan appropriate recognition criteria and
aset kontinjensi serta untuk memastikan measurement basis are applied to provisions,
informasi memadai telah diungkapkan dalam contingent liabilities and contingent assets with
Catatan atas laporan keuangan untuk the aims of ensuring that sufficient information
memungkinkan para pengguna memahami is disclosed in the Notes to the financial
sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan statements to enable users to understand the
informasi tersebut. nature, timing, and amount related to the
information.

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki Provisions are recognized when the Company
liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun has a present obligation (legal or constructive)
bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat where, as a result of a past event, it is probable
peristiwa masa lalu, besar kemungkinan that an outflow of resources embodying
penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan economic benefits will be required to settle the
arus keluar sumber daya yang mengandung obligation and a reliable estimate can be made
manfaat ekonomi dan total kewajiban tersebut of the amount of the obligation.
dapat diestimasi secara andal.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode Provisions are reviewed at each end of
pelaporan dan disesuaikan untuk reporting period and adjusted to reflect the
mencerminkan estimasi terbaik yang paling current best estimate. If it is no longer probable
kini. Jika arus keluar sumber daya untuk that an outflow of resources embodying
menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar economic benefits will be required to settle the
tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. obligation, the provision is reversed.

r. Standar Akuntansi yang telah Disahkan r. Accounting Standards Issued but not yet
namun Belum Berlaku Efektif Effective

Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi The following are several issued accounting
yang telah disahkan oleh Dewan Standar standards by the Indonesian Financial
Akuntansi Keuangan (“DSAK”) yang dipandang Accounting Standards Board (“DSAK”) that are
relevan terhadap pelaporan keuangan considered relevant to the financial reporting of
Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk the Company but not yet effective for 2013
laporan keuangan tahun 2013: financial statements:

PSAK No. 1 (2013): “Penyajian Laporan PSAK No. 1 (2013): “Presentation of Financial
Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku Statements”, adopted from IAS 1, effective
efektif 1 Januari 2015. January 1, 2015.

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos- This PSAK changes the grouping of items
pos dalam “Penghasilan Komprehensif Lain”. presented in “Other Comprehensive Income”.
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Items that could be reclassified to profit or loss
disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan would be presented separately from items that
direklasifikasi ke laba rugi. will never be reclassified.

PSAK No. 15 (2013): “Investasi pada Entitas PSAK No. 15 (2013): “Investments in Associates
Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi and Joint Ventures”, adopted from IAS 28,
dari IAS 28, berlaku efektif 1 Januari 2015. effective January 1, 2015.

PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas This PSAK describes the application of the equity
pada investasi ventura bersama dan juga method to investments in joint ventures in
entitas asosiasi. addition to associates.

32

Anda mungkin juga menyukai