Anda di halaman 1dari 14

Tugas Mandiri Individu Seminar Akuntansi Keuangan

Disusun oleh:
Thoriq Al Ghifari (2111070243)

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN S1 AKUNTANSI

PERBANAS INSTITUTE

2023/2024
A. Pendahuluan
IAS 1 merupakan standard akuntansi internasional mengenai penyajian laporan keuangan. IAS
1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1997,
menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian persyaratan, dan merupakan standar
akuntansi komprehensif pertama untuk menangani penyajian standar keuangan. Pada tahun
2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar terakhir diubah pada bulan Juni
2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1 Juli 2012.
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan sendiri
adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan dan
menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk
semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyediaan i
penyediaan informasi nformasi yang berguna yang berguna tentang tentang posisi keuangan,
kinerja keuangan, kinerja keuangan dan keuangan dan arus kas dari suatu entitas, dan
mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban, pendapatan dan
pengeluaran, kon pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan di tribusi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dan aru stribusi kepada pemilik, dan arus kas.
IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan keuangan
untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan mendasari
persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan keuangan adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan Kepatuhan terhadap terhadap SAK;
2. Disusun Disusun atas dasar kelangsungan kelangsungan usaha;
3. Disusun Disusun dengan menggunakan menggunakan dasar akrual; akrual;
4. Materialitas Materialitas dan Penggabungan; Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas Liabilitas
6. Disajikan Disajikan minimal minimal secara tahunan tahunan
7. Infomasi Infomasi komparatif komparatif dengan periode periode laporan laporan keuangan
keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara konsisten pada setiap periode IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan
keuangan dan membedakan laporan keuangan dari informasi lainnya.
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti
mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan
persyaratan persyaratan mengenai mengenai catatan catatan atas laporan laporan keuangan,
keuangan, termasuk termasuk pengungkapan pengungkapan kebijakan kebijakan akuntansi
dan informasi asumsi yang digunakan.
IAS 1 merupakan standard akuntansi internasional mengenai penyajian laporan
keuangan. IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun
1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian persyaratan, dan merupakan
standar akuntansi komprehensif pertama untuk menangani penyajian standar keuangan. Pada
tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar terakhir diubah pada bulan
Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1 Juli 2012.
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan
sendiri adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan dan
menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk
semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
Di Indonesia pengaturan mengenai penyajian laporan keunagan di atur dalam PSAK 1
yang mengadopsi dari IAS 1. IAS 1 menjadi penting karena untuk dipelajari karena laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan informasi mengenai posisi keuangan
perusahaan, perubahan posisi keuangan, kinerja perusahaan. Informasi ini bermanfaat untuk
para pengguna laporan keuangan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyediaan
informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu
entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban, pendapatan
dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan arus kas.
IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan
keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan
mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomis.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan
keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama
entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas
pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang presentasi dan tingkat pembulatan.
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti
mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan
persyaratan mengenai catatan atas laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi dan informasi asumsi yang digunakan.

B. TUJUAN
Standar ini menetapkan dasar bagi penyajian Iaporan keuangan untuk memastikan
Iaporan keuangan dapat dibandingkan dengan Iaporan keuangan entitas periode sebeIumnya
dan dengan entitas Iain. DaIam standar ini ditetapkan persyaratan keseIuruhan untuk penyajian
Iaporan keuangan, pedoman untuk struktur dan persyaratan minimum atas konten dari Iaporan
keuangan tersebut.
Laporan keuangan adaIah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan Iaporan keuangan adaIah untuk memberikan informasi yang
bermanfaat daIam pengambiIan keputusan ekonomis. Tujuan lAS 1 adaIah untuk memastikan
penyajian informasi yang dapat diperbandingkan dengan Iaporan keuangan entitas pada
periode sebeIumnya dan dengan menyajikan Iaporan keuangan entitas Iainnya. Laporan
keuangan disusun atas dasar keIangsungan hidup usaha (going concern), jika tidak maka
manajemen bermaksud untuk meIikuidasi atau menghentikan perdagangan. Suatu entitas
menyusun Iaporan keuangannya kecuaIi untuk informasi arus kas menurut dasar akuntansi
akruaI.
Secara tradisionaI, seperangkat Iaporan keuangan yang Iengkap terdiri atas : Iaporan
posisi keuangan, Iaporan Iaba-rugi, Iaporan perubahan ekuitas, Iaporan arus kas, dan catatan
penjeIasan (termasuk daIam kebijakan akuntansi). Akan tetapi, dengan perubahan terbaru
terhadap lAS 1, beberapa komponen Iaporan keuangan teIah diubah. Sebagai contoh, neraca
mungkin kini disebut Iaporan posisi keuangan.
Revisi lAS 1 ini juga memperkenaIkan suatu Iaporan baru, Iaporan Iaba-rugi
komprehensif. Laporan Iaba-rugi komprehensif ini menggabungkan pos Iaporan Iaba- rugi
dengan pos yang sebeIumnya disajikan daIam Iaporan Iaba-rugi yang diakui. Tidak ada
keharusan entitas harus menggunakan juduI baru didaIam Iaporan keuangannya.
Revisi lAS 1 efektif untuk periode awaI tahunan atau seteIah tanggaI 1 lanuari 2009
(adopsi awaI teIah diijinkan). Dasar — dasar bagi penyajian Iaporan keuangan bertujuan umum
(generaI purpose finansiaI statement) agar dapat dibandingkan baik dengan Iaporan keuangan
periode sebeIumnya maupun dengan Iaporan keuangan entitas Iain. Pernyataan ini mengatur :
• Persyaratan bagi penyajian Iaporan keuangan
• Struktur Iaporan keuangan
• Persyaratan minimum isi Iaporan keuangan
C. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP
Laporan keuangan menunjukkan hasiI pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menyajikan informasi :
• aset
• IiabiIitas
• ekuitas
• pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
• kontribusi dari dan distribusi kepada pemiIik daIam kapasitasnya sebagai pemiIik
• arus kas
Komponen seperangkat Iaporan keuangan yang Iengkap adaIah:
• Laporan posisi keuangan pada akhir periode yang bersangkutan
• Laporan Iaba-rugi komprehensif untuk periode (yang disajikan sebagai Iaporan tunggaI
atau Iaporan Iaba-rugi dengan pengakuan keuntungan atau kerugian)
• Laporan perubahan ekuitas untuk periode yang bersangkutan
• Catatan, termasuk suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dan penjeIasan
informasi Iainnya
• Laporan posisi keuangan pada awaI periode komparatif yang terawaI biIamana suatu
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi berIaku surut atau penyajian kembaIi
yang berIaku surut, mengenai pos — pos di daIam Iaporan keuangannya.
Entitas menyajikan semua komponen Iaporan keuangan Iengkap dengan keutamaan yang
sama. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Iaporan
keuangan.
lika lAS 1 mengkIarifikasikan bahwa suatu entitas dapat menggunakan juduI untuk
Iaporannya seIain dari yang digunakan standar ini, yang menekan bahwa suatu entitas akan
menyajikan dengan peranan yang sama dari semua komponen Iaporan keuangan didaIam
seperangkat Iaporan keuangan yang Iengkap.
Karakteristik Umum:
• Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK menyebutkan secara ekspIisit
kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang saIah (kondisi yang jarang
terjadi)
• KeIangsungan Usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi keIangsungan
usaha, mengungkapkan fakta jika terjadi peIanggaran asumsi
• Dasar akruaI
• MateriaI dan agregasi
• SaIing hapus, tidak boIeh kecuaIi disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK
• Frekuensi peIaporan, tahunan
• lnformasi komparatif, periode sebeIumnya
• Konsistensi penyajian, penyajian dan kIasifikasi
A. Laporan Posisi Keuangan
Iaporan posisi keuangan (neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan reguIasi di
lndonesia. Perubahan definisi — definisi seperti kewajiban menjadi LiabiIitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan non pengendaIi (non-controIIing interest). Penyajian
kepentingan non pengendaIi sebagai bagian ekuitas dan bagian Iaba bukan sebagai pengurang
Iaba (LK konsoIidasian).
• Laporan keuangan awaI periode (dari periode sajian) untuk penyajian retroaktif
• Minimum Iine item penyajian neraca
• Properti investasi
• Provisi
• lnvestasi dengan menggunakan metode ekuitas
• Aset yang dimiIiki untuk dijuaI
Urutan penyajian Iaporan keuangan daIam iIustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan lAS 1
(aset tidak Iancar di atas)
• lnformasi minimaI yang disajikan daIam Iaporan keuangan dapat ditambahkan jika
penambahan tersebut reIevan
• Pembedaan aset Iancar dan tidak Iancar serta IiabiIitas jangka pendek dan jangka
panjang
• Pajak tangguhan tidak boIeh dikIasifikasikan sebagai jangka pendek
ldentifikasi Laporan Keuangan
Suatu entitas harus jeIas mengidentifikasi Iaporan keuangan dan membedakannya dengan
informasi daIam dokumen yang sama diterbitkan. Pos-pos Iini berikut, sebagai suatu yang
minimum, yang harus disajikan di daIam Iaporan posisi keuangan :
Aset
• Properti, pabrik, dan peraIatan; investasi properti; aset tidak berwujud; aset keuangan;
investasi yang dicatat dengan metode ekuitas; aset pertanian; aset pajak yang
ditangguhkan; aset pajak kini; persediaan; piutang dagang dan piutang Iain — Iain; kas
dan setara kas.
Aset Lancar
• KIasifikasi aset Iancar, jika mengharapkan akan mereaIisasikan aset, atau bermaksud
untuk menjuaI atau menggunakannya daIam sikIus operasi normaI
• MemiIiki aset untuk tujuan diperdagangkan, mengharapkan atau mereaIisasi aset daIam
jangka waktu 12 buIan seteIah peIaporan
• Kas atau setara kas (PSAK 2 : Laporan Arus Kas) kecuaIi aset tersebut dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk menyeIesaikan IiabiIitas sekurang —
• kurangnya 12 buIan seteIah periode peIaporan.
• Entitas mengkIasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset
tidak Iancar
Aset dan LiabiIitas yang dimiIiki Untuk DijuaI
TotaI aset yang dikIasifikasikan sebagai dimiIiki untuk dijuaI termasuk di daIamnya keIompok
yang dihentikan yang dikIasifikasikan sebagai yang dimiIiki untuk dijuaI; dan IiabiIitas
termasuk di daIam keIompok yang dihentikan yang dikIasifikasikan sebagai yang dimiIiki
untuk dijuaI sesuai dengan Standar PeIaporan Keuangan lnternasionaI. (lFRS) 5 mengenai Aset
Tidak Lancar Yang DimiIiki untuk DijuaI dan Penghentian Operasi.
Ekuitas
ModaI dan Cadangan ModaI yang diterbitkan yang didistribusikan kepada
pemegang ekuitas entitas induk; dan pemiIik minoritas.
LiabiIitas
• Hutang pajak yang ditangguhkan; hutang pajak kini; hutang keuangan; provisi; dan
hutang usaha dan hutang Iainnya.
• LiabiIitas yang dibiayai kembaIi yang akan jatuh tempo daIam 12 buIan seteIah periode
peIaporan dikIasifikasikan sebagai IiabiIitas jangka pendek, jika entitas tidak memiIiki
hak tanpa syarat untuk membiayai kembaIi.
• PeIanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan
pembayaran, maka IiabiIitas tersebut disajikan sebagai IiabiIitas jangka pendek,
meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran
LiabiIitas Iancar, kIasifikasi IiabiIitas Iancar, jika:
• Mengharapkan akan menyeIesaikan IiabiIitas tersebut daIam sikIus operasi normaInya
• MemiIiki IiabiIitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
• LiabiIitas tersebut jatuh tempo untuk diseIesaikan daIam jangka waktu 12 buIan seteIah
periode peIaporan
• Tidak memiIiki hak tanpa syarat untuk menunda penyeIesaian IiabiIitas seIama
sekurang — kurangnya 12 buIan seteIah periode peIaporan
• Entitas mengkIasifikasi IiabiIitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
IiabiIitas jangka panjang seIama 12 buIan seteIah tanggaI peIaporan tetapi persetujuan
tersebut diperoIeh seteIah tanggaI peIaporan.
Perbedaan Lancar Dan Tidak Lancar
Entitas biasanya menyajikan suatu Iaporan posisi keuangan yang memisahkan aset Iancar dan
IiabiIitas Iancar dari aset tidak Iancar dan IiabiIitas tidak Iancar. Suatu Iaporan posisi keuangan
biasanya merujuk kepada Iaporan posisi keuangan yang dikIasifikasikan. DaIam praktek,
entitas biasanya menyajikan aset Iancar dan aset tidak Iancar serta IiabiIitas Iancar dan
IiabiIitas tidak Iancar sebagai kIasifikasi terpisah di daIam Iaporan keuangannya. Akan tetapi,
jika suatu penyajian yang didasarkan pada Iikuiditas menyajikan informasi Iebih baik (dapat
diandaIkan dan reIevan), entitas disyaratkan oIeh lAS 1 untuk menyajikan semua aset dan
IiabiIitas sesuai dengan Iikuiditasnya.
Pos DaIam Laporan
• Penyajian aset Iancar dan tidak Iancar serta IiabiIitas jangka pendek dan jangka panjang
dikIasifikasi secara terpisah, kecuaIi penyajian berdasarkan Iikuiditas yang
memberikasn informasi yang Iebih reIevan dan dapat diandaIkan maka digunakan
urutan Iikuiditas.
• Pemisahan jumIah yang diharapkan dapat dipuIihkan atau diseIesaikan seteIah Iebih
dari dua beIas buIan untuk setiap pos aset dan IiabiIitas, jika niIainya digabung.
B. Laporan Laba Rugi Komprehensif
• Penyajian Iaporan Iaba rugi dengan memasukkan unsur Iaba komprehensif
• Laba diaIokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimun item daIam Iaporan Iaba rugi
• KIasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada
pengungkapan berdasarkan sifat
Penyajian “pos Iuar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan Iagi Laporan Iaba
komprehensif merupakan perubahan aset atau IiabiIitas yang tidak mempengaruhi Iaba pada
periode rugi
• SeIisih revaIuasi aset tetap
• Perubahan niIai investasi avaiIabIe for saIes
Dampak transIasi Iaporan keuangan daIam 2 Iaporan :
• Laba sebeIum Iaba komprehensif
• Laporan Iaba komprehensif dimuIai dari Iaba / rugi bersih
Minimum item daIam L/R komprehensif
• Pendapatan
• Biaya keuangan
• Bagian Iaba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
• Beban pajak
• Suatu jumIah tunggaI yang mencakup totaI dari :
- Laba rugi seteIah pajak dari operasi yang dihentikan
- Keuntungan atau kerugian seteIah pajak yang diakui dengan pengukuran
niIai wajar dikurangi biaya untuk menjuaI atau dari peIepasan aset atau
• keIompok yang diIepaskan daIam rangka operasi yang dihentikan
• Laba rugi
• Setiap komponen dari pendapatan komprehensif Iain yang dikIasifikasikan sesuai
dengan sifat
• Bagian pendapatan komprehensif Iain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
• lnformasi DaIam Laporan Laba Rugi Komprehensif
• Ketika pos — pos pendapatan atau beban berniIai materiaI, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumIahnya secara terpisah, karena :
a.Penurunan niIai persediaan / aset tetap dan pemuIihannya
b.Restrukturisasi atas aktivitas — aktivitas suatu entitas dan untuk setiap IiabiIitas
diestimasi atas biaya restrukturisasi
c.PeIepasan aset tetap
d.PeIepasan investasi
e.Operasi yang dihentikan
f.PenyeIesaian Iitigasi
g.PengembaIian IiabiIitas diestimasi Iain
• Entitas menyajikan anaIisis beban yang diakui daIam Iaba rugi dengan menggunakan
kIasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya daIam entitas, mana yang dapat
menyediakan informasi yang Iebih andaI dan reIevan.
KIasifikasi Beban Berdasarkan Sifat
• PemiIihan kIasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri
• KIasifikasi berdasarkan sifat Iebih mudah karena tidak perIu aIokasi beban menurut
fungsi
KIasifikasi Beban Berdasarkan Fungsi
• MinimaI biaya penjuaIan berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari beban Iain
• lika kIasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan informasi tambahan
tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi dan imbaIan kerja
C. Laporan Perubahan Ekuitas
• Menunjukkan totaI Iaba rugi komprehensif seIama suatu periodeyang
didistribusikan kepada pemiIik entitas induk dan pihak non pengendaIi
• RekonsiIiasi antara saIdo awaI dan akhir periode yang timbuI dari Iaba, pos pendapatan
komprehensif dan transaksi dengan pemiIik
• lumIah dividen yang didistribusikan kepada pemiIik dan niIai dividen per saham,
diungkapkan daIam catatan atas Iaporan keuangan
D. Laporan Arus Kas
• lAS 7 tentang Laporan Arus Kas, berkaitan dengan ketentuan untuk penyajian Iaporan
arus kas
E. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan merupakan suatu bagian yang sangat penting dan bagian yang integraI dari Iaporan
keuangan karena memberikan rincian tentang pos-pos yang disajikan di daIam
komponen Iain dari Iaporan keuangan sebagai tambahan daIam penyediaan informasi
mengenai dasar penyusunan Iaporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan di daIam penyusunan Iaporan keuangan tersebut.
• Menyajikan informasi dasar penyusunan Iaporan keuangan dan kebijakan akuntansi
atas dasar pengukuran, kebijakan yang reIevan, asumsi dan estimasi.
• Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun daIam Iaporan keuangan.
• Memberikan informasi yang tidak disajikan dibagian manapun daIam Iaporan
keuangan, tetapi informasi tersebut reIevan untuk memahami Iaporan keuangan
(pengeIoIaan modaI)
• Sepanjang praktis, penyajian catatan atas Iaporan keuangan diIakukan secara sistematis
• Membuat referensi siIang atas setiap pos untuk informasi yang berhubungan daIam
catatan atas Iaporan keuangan

D. KETENTUAN UMUM
Laporan keuangan memiliki 8 (delapan) karakteristik umum, yaitu:
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,
dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas tidak dapat menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK
kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara
wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
a. memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan
otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat pernyataan yang
secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan spesifik
dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak dari
transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
entitas.
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk
melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang
realistis selain melakukannya. ]ika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya)
mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang
dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut.
]ika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai
entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen
memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa depan, paling sedikit
(namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat
pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas menghasilkan
laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi
kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen
mungkin perlu untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas
masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber
potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan
usaha telah sesuai.
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika
akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos - pos tersebut
memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
4. Materialitas dan Penggabungan
Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa kecuali pos
tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa
lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses
pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data yang telah diringkas dan
diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan keuangan. Jika suatu pos secara
individual tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain di dalam laporan keuangan
atau di dalam catatan atas laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk disajikan terpisah dalam
catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik
yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material.
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban,
kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan secara terpisah aset
dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan
pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang
telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah
dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
6. Disajikan minimal secara tahunan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada
periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,
entitas mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan
secara keseluruhan.
Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu
tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan,
sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan
atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan, minimal, dua
laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya, dan catatan terkait. Ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif dalam laporan keuangan atau
ketika mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan
catatan terkait. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan,
b. akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan
c. awal periode komparatif paling awal.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Sebagai contoh, entitas
mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya
belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam proses
penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh manfaat atas pengungkapan
informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari
pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau kajian ulang
atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain
akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8
b. perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.
Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan
keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan penyajian dapat
dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi
pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan akan digunakan seterusnya,
sehingga keterbandingan tidak terganggu.

E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


lAS 1 memberikan piIihan penyajian terhadap semua pendapatan dan beban yang diakui di
daIam suatu periode, daIam suatu peIaporan tunggaI, atau daIam dua Iaporan, yaitu suatu
Iaporan yang menggambarkan komponen Iaba atau rugi, bersamaan dengan Iaporan yang
berawaI dengan Iaba atau rugi dan menggambarkan komponen pendapatan atau rugi
komprehensif Iain.
Menurut standar ditetapkan seminimum-minimumnya pos-pos Iini berikut harus disajikan
didaIam suatu Iaporan Iaba rugi komprehensif : Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari Iaba
atau rugi dari entitas asosiasi dan entitas ventura bersama (joint venture) yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, beban pajak, jumIah yang diharuskan untuk diungkapkan
menurut Standar PeIaporan Keuangan lnternasionaI (lFRS) 5 terkait dengan penghentian
operasi, Laba atau rugi periode peIaporan ,Setiap komponen Iaba-rugi komprehensif Iainnya
dikIasifikasikan berdasarkan sifatnya, Setiap bagian dari Iaba-rugi komprehensif Iainnya dari
entitas asosiasi dan entitas ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
TotaI Iaba-rugi komprehensif
Laba atau rugi periode peIaporan sama dengan totaI Iaba-rugi komprehensif untuk periode
yang diatribusikan kepada pemiIik non-pengendaIi dan pemiIik entitas induk diharuskan untuk
diungkapkan secara terpisah. Karena lAS 1 menguraikan pengungkapan minimum pos Iini,
maka suatu entitas diizinkan untuk menyajikan tambahan pos Iini, juduI, dan subtotaI di daIam
Iaporan Iaba-rugi komprehensif dan Iaporan Iaba-rugi terpisah.
Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan jika penyajian semacam ini reIevan
dengan suatu pemahaman mengenai kinerja keuangan entitas.

F. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Suatu entirtas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntani yang signifikan :
1. Dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan,
dan kebijkan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan bagi suatu pemahaman laporan
keuangan.
2. Pertimbangan. Bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen melaksanakan
proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang paling signifikan atas jumlah yang diakui di
dalam laporan keuangan.
3. Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang, dan sumber utama lainnya
mengenai ketidakpastian padaa khir periode pelaporan.
Suatu entitas harus mengungkapkan didalam catatan :
1. Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada pemilik selama
periode yang bersangkutan, dan terkait jumlah per lembar sham.
2. Jumlah akumulasi dividen saham preferan yang tidak diakui.
3. Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangnya untuk mengevaluasi tujuan,
kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal.

Anda mungkin juga menyukai