Tujuan dari penetapan IAS 1 yaitu sebagai dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan
laporan keuangan entitas lain.
Pernyataan ini mengatur:
1)
2)
3)
4)
Aset;
Liabilitas;
Ekuitas;
Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik;
6) Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas
masa depan, dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.
Menurut IAS no 1, tujuan dibuat laporan keuangan untuk mencari tiga hal, yaitu :
1) Financial position, yaitu posisi keuangan pada saat tertentu laporan
keuangan dibuat, laporan yang mendukung untuk itu adalah Statement of
Financial Position atau Neraca;
2) Financial Performance, yaitu kondisi kinerja keuangan yang sedang berjalan,
laporan yang mendukung adalah Statement of Comprehensive Income atau
Laporan Laba Rugi dan Statement of Changes in Equity atau Laporan
Perubahan Modal;
3) Cash Flow, yang diketahui dengan laporan arus kas, bertujuan untuk melihat
posisi kas.
Serta didukung oleh Notes to The Financial Statement atau Catatan atas Laporan
Keuangan yang memberikan penjelasan terhadap ketiga laporan sebelumnya.
Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Seperti yang telah disebutkan sebelumya, laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari komponen-komponen berikut ini:
o
a statement of profit or loss and other comprehensive income for the period
(presented as a single statement, or by presenting the profit or loss section in
a separate statement of profit or loss, immediately followed by a statement
presenting comprehensive income beginning with profit or loss)
Entitas dapat menggunakan judul untuk laporan selain yang disebutkan di atas.
Semua laporan keuangan ini harus disajikan dengan keunggulan yang sama. [IAS
1.10]
Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali retrospektif item dalam laporan keuangan, atau ketika
mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, ia juga harus menyajikan laporan
posisi keuangan (neraca) seperti pada awal awal periode komparatif.
Laporan yang disajikan di luar laporan keuangan - termasuk review keuangan oleh
manajemen, laporan lingkungan, dan nilai tambah laporan - berada di luar lingkup
SAK. [IAS 1.14]
Karakteristik Umum
Karakteristik umum laporan keuangan Standar IAS no 1 sama dengan PSAK no 1,
yaitu :
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur
dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan)
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas
laporan keuangan.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat, baik dengan
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.
Dasar akrual
Entitas akan mengakui dan mencatat setiap kejadian atau peristiwa dalam laporan
keuangan jika peristiwa atau kejadian tersebut memenuhi kriteria pengakuan, tanpa
mempertimbangkan apakah peristiwa tersebut akan mengakibatkan kas masuk
atau kas keluar.
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat
digabungkan dengan pos lain sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan
atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh IFRS.
Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan
mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang terjadi maupun untuk menilai arus kas
entitas di masa depan, kecuali saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau
peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian
(misalnya penyisihan keusangan atas persediaan dan penyisihan piutang tak
tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian transaksi sejenis secara neto semisal
keuntungan / kerugian dari foreign exchange, atau instrument trading. Namun
entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika bersifat
material.
Informasi Komparatif
Konsistensi penyajian.
Persediaan
Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan
aset termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual; aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan.
j.
k. Provisi
l.
Liabilitas keuangan
Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan.
Aset Lancar
Aset sebagai aset lancar jika :
Entitas memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan.
Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua
belas bulan setelah periode pelaporan.
Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua
belas bulan
c. jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan
tetapi tidak disetor penuh;
d. nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;
e. rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;
f. hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,
termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;
g. saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak
atau entitas asosiasi; dan
h. saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak
penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;
i. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak,
keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam
satu periode dalam bentuk :
(a)
pendapatan;
b.
biaya keuangan;
c.
bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
d.
beban pajak;
e.
keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok
yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f.
laba rugi;
g.
h.
bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama
yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan
i.
a.
b.
total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda
dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat
diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu pengguna
laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam
membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos pos
tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika
hal ini diperlukan untuk menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas
mempertimbangkan faktor-faktor termasuk materialitas, sifat dan fungsi dari
berbagai komponen pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan
dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan
operasinya.
Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode
dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mnsyaratkan atau memperkenankan lain.
Metode fungsi beban dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban
berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin
membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang.
penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset
tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan
atas penurunan tersebut;
b.
restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap provisi atas
biaya restrukturisasi;
c.
d.
pelepasan investasi;
e.
f.
g.
Penyesuaian Reklasifikasi
Adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode berjalan yang
sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode
berjalan atau periode sebelumnya.
laporan
keuangan
dan
dalam
d. bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama umur
entitas.
Perbedaan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan IAS No. 1 Tahun 2013
PERBEDAAN DENGAN IFRSs
ED PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial
Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup
dengan penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku
untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup
dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik
karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar
akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar
Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal
untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi
dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan
kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk
komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul
komponen laporan keuangan.
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan,
karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung
jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian
entitas.
6. IAS 1 paragraf 1922 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar
Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di
Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 2324 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf
2122 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat but