I. Pendahuluan
Tujuan dari penetapan IAS 1 yaitu sebagai dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan
laporan keuangan entitas lain.
IAS 1 berlaku untuk semua laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun
dan disajikan sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). [IAS
1.2]. Laporan keuangan bertujuan umum yang dimaksudkan untuk melayani
pengguna yang tidak membutuhkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan informasi khusus mereka. [IAS 1.7]
1) Aset;
2) Liabilitas;
3) Ekuitas;
4) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
5) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik;
6) Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi
arus kas masa depan, dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya
kas dan setara kas.
Menurut IAS no 1, tujuan dibuat laporan keuangan untuk mencari tiga hal, yaitu :
Serta didukung oleh Notes to The Financial Statement atau Catatan atas Laporan
Keuangan yang memberikan penjelasan terhadap ketiga laporan sebelumnya.
Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Entitas dapat menggunakan judul untuk laporan selain yang disebutkan di atas.
Semua laporan keuangan ini harus disajikan dengan keunggulan yang sama. [IAS
1.10]
Karakteristik Umum
Dasar akrual
Entitas akan mengakui dan mencatat setiap kejadian atau peristiwa dalam
laporan keuangan jika peristiwa atau kejadian tersebut memenuhi kriteria
pengakuan, tanpa mempertimbangkan apakah peristiwa tersebut akan
mengakibatkan kas masuk atau kas keluar.
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat
digabungkan dengan pos lain sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan
atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh IFRS.
Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan
mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang terjadi maupun untuk menilai arus kas
entitas di masa depan, kecuali saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau
peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian
(misalnya penyisihan keusangan atas persediaan dan penyisihan piutang tak
tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
Informasi Komparatif
Konsistensi penyajian.
1. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian
atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi.
2. Perubahan tersebut diperkenankan oleh IFRS
a. Aset tetap
b. Properti investasi
c. Aset tak berwujud
d. Aset keuangan
e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. Persediaan
g. Piutang dagang dan piutang lainnya.
h. Kas dan setara kas
i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan
aset termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual; aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan.
j. Utang dagang dan terutang lain.
k. Provisi
l. Liabilitas keuangan
m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini; Pajak Penghasilan
n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan
o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual
p. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Perbedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang
Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan.
Jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih
relevan dan dapat diandalkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan
liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.
Aset Lancar
*Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk pada kategori tsb sebagai
liabilitas jangka panjang
Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan
dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat, dan
fungsi jumlah yang terkait. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diatur di
paragraf untuk menentukan dasar subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk
setiap pos, misalnya:
a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset
Tetap;
b. piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lain;
c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan
menjadi kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi;
d. provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain; dan
e. ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal
disetor, tambahan modal disetor, dan cadangan.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak,
keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
PSAK 1 IFRS 1
Aset Liabilitas Aset Ekuitas
Aset Tidak
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek Lancar Hak Non Pengendali
Ekuitas yang dapat
Aset Tidak diatribusikan ke pemilik
Lancar Liabilitas Jangka Panjang Aset Lancar entitas induk
Ekuitas Liabilitas
Hak Non Pengendali Liabilitas Jangka Pendek
Ekuitas yang dapat
diatribusikan ke pemilik
entitas induk Liabilitas Jangka Panjang
a. pendapatan;
b. biaya keuangan;
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
d. beban pajak;
keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok
yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f. laba rugi;
h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama
yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan
Sehingga, total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu
periode yang dihasilkan dari transasksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan
yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Total laba rugi komprehensif terdiri dari komponen laba rugi dan pendapatan
komprehensif lain. Sedangkan laba rugi (profit or loss) atau laba bersih (net
income) adalah total pendapatan (income) dan beban (expenses), tidak termasuk
komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.
b. total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas
berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk
dapat diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu
pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan
dalam membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos
pos tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos
jika hal ini diperlukan untuk menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas
mempertimbangkan faktor-faktor termasuk materialitas, sifat dan fungsi dari
berbagai komponen pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan
dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan
operasinya.
Pada tahun 2002, IASB memutuskan untuk menghilangkan konsep pos luar biasa
dari IAS 8 dan untuk melarang penyajian item pendapatan dan beban sebagai 'pos
luar biasa' dalam laporan laba rugi dan pencatatannya. Oleh karena itu, sesuai
dengan IAS 1, tidak ada item pendapatan dan beban yang harus disajikan yang
timbul diluar aktivitas normal entitas.
Dewan (IASB) memutuskan bahwa item yang diperlakukan sebagai hasil yang
luar biasa dari risiko bisnis normal yang dihadapi oleh entitas dan tidak menjamin
presentasi dalam komponen terpisah dari laporan laba rugi. Sifat atau fungsi dari
suatu transaksi atau peristiwa lainnya, daripada frekuensinya, harus menentukan
presentasinya dalam laporan laba rugi. Item tersebut saat ini diklasifikasikan
sebagai 'luar biasa' hanya subset dari item pendapatan dan beban yang dapat
menjamin pengungkapan untuk membantu pengguna dalam memprediksi kinerja
entitas di masa depan.
Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode
dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mnsyaratkan atau memperkenankan lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yg
dapat menyediakan informasi yg andal dan lebih relevan.
Metode fungsi beban dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban
berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin
membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang.
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset
tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan
atas penurunan tersebut;
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap provisi atas
biaya restrukturisasi;
d. pelepasan investasi;
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana
yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan. Penyajian
dilakukan dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah.
Bentuk pertama analisis ini adalah metode sifat beban. Entitas menggabungkan
beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian
bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak
merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah
diterapkan karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi
fungsional. Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah
sebagai berikut:
Laba Rugi Sifat beban
Pendapatan xxxx
Bentuk kedua analisis ini adalah metode fungsi beban atau biaya penjualan
dan mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya
penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-
kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini secara
terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang
lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode
klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi
mungkin membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang
matang. Contoh klasifikasi berdasarkan metode fungsi beban adalah sebagai
berikut:
Laba Rugi Fungsi beban
Pendapatan xxxx
Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban tergantung pada faktor
historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi
tentang biaya-biaya tersebut yang mungkin berbeda, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena tiap metode
penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini
mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan.
Namun demikian, karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi
arus kas masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode
fungsi beban digunakan.
Menunjukan :
Penerapan retrospektif
Penyesuaian Reklasifikasi
Laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan aliran kas dari tiga
aktivitas utama, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Ada dua metode
dalam penyusunan laporan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung. Perbedaan dalam kedua metode ini terletak pada aktivitas operasi.
Secara sederhana, metode langsung menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas
langsung kepada pos-pos utamanya, seperti penerimaan kas dari pelanggan dan
pengeluaran kas kepada pemasok dan karyawan, sedangkan metode tidak langsung
diawali dari laba bersih yang disesuaikan dengan pos-pos dalam laporan laba rugi.
Untuk arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pendanaan tidak
ada perbedaan antara menggunakan metode langsung maupun tidak langsung.
Contoh arus kas dari kegiatan operasi dengan metode langsung dan tidak
langsung:
a. Metode Langsung
PT JAYA TERUS
(dalam Rupiah)
Dikurangi :
858.000
PT JAYA TERUS
Ditambah :
18.00
Biaya depresiasi 0
16.80
Kenaikan hutang jangka pendek 0
44.000
Dikurangi :
30.00
Laba penjualan aktiva tetap 0
41.500
93.00
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 0
Struktur
c. Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian mana pun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
IAS 1,114 menunjukkan bahwa catatan biasanya harus disajikan dalam urutan
sebagai berikut:
a. sifat; dan
Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam
mengelola permodalannya.
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat
entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha;
dan
d. bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama umur
entitas.
Contoh Transaksi yang Berpengaruh pada Penyajian Laporan
Keuangan
Laporan Pengar
Akun Contoh Transaksi
Keuangan uh
Penjualan tunai (cash)/kredit (piutang),
pembelian barang dagang, pembelian
aset tetap (gedung, kendaraan,
Naik peralatan, dll), Investasi, dll.
Aset Pelunasan hutang, pembayaran beban,
pelunasan piutang,
penjualan/penghapusan aset tetap,
penjualan (pengurangan persediaan
Laporan Turun barang dagang),dll.
Posisi Penerbitan obligasi, penerimaan dana
Keuangan pinjaman dari bank, pembelian secara
Liabilitas Naik kredit, dll
Pelunasan hutang, penyelesaian obligasi
Turun jatuh tempo, dll
Penerbitan saham biasa atau preferen,
penambahan laba dari setiap periode,
Ekuitas Naik dll.
Penarikan kembali saham, pembagian
Turun deviden, dll.
Penjualan tunai maupun kredit,
Laporan pendapatan lain-lain seperti pendapatan
Pendapatan Naik bunga, dll.
Laba Rugi
Komprehen Turun Potongan penjualan, retur penjualan.
sif HPP, pembayaran gaji dan beban
Beban Naik lainnya.
Akan disajikan Naik Profit dalam satu periode
Laporan pada laba
Perubahan ditahan dalam
Ekuitas Laporan Posisi
Keuangan Turun pembagian deviden
Laporan ini hanya penyajian dari transaksi yang beruhubungan
dengan kas masuk atau kas keluar
Penerimaan kas dari pelanggan,
Aktivitas
Naik penerimaan bunga, dll
operasi (Metode
Pembayaran kepada pemasok,
Langsung)
Laporan Turun pembayaran bunga, dll
Arus Kas Penerbitan saham, penerbitan obligasi,
Aktivitas Naik penerimaan dana pinjaman, dll.
Pendanaan Pembayaran hutang pinjaman,
Turun pelunasan obligasi, dll.
Aktivitas Naik Perolehan aset tetap, dll.
Investasi Turun Penjualan aset tetap, dll.
Catatan Memberikan informasi secara terperinci atas laporan keuangan yang
Atas disajikan.
Laporan
Keuangan
Perbedaan
Laporan Keuangan IFRS (Coca-Cola,
PSAK (PT ANTAM, Annual Report
Annual Report 2015) 2015)
Laporan Posisi Keuangan -Aset Lancar -Aset tidak lancar
(Perbedaan Urutan Penyajian -Aset tidak lancar -Aset Lancar