2111070352
A. Pendahuluan
IAS 1 Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional pada
bulan September 1997. IAS 1 menggantikan Kebijakan Pengungkapan IAS (awalnya disetujui pada
tahun 1974), Informasi IAS 5 akan diungkapkan dalam laporan keuangan (awalnya disetujui pada tahun
1977) dan IAS 13 Penyajian Aset Lancar dan Kewajiban Lancar (awalnya disetujui pada tahun 1979).
Pada bulan April 2001, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) memutuskan bahwa semua
standar dan interpretasi yang dikeluarkan berdasarkan konstitusi sebelumnya tetap berlaku kecuali dan
sampai mereka diamandemen atau ditarik kembali. Pada bulan Desember 2003, IASB mengeluarkan
revisi IAS 1. Sejak tahun 2003, IASB telah mengeluarkan Amandemen untuk IAS 1 — Pengungkapan
Modal (diterbitkan Agustus 2005).
IAS 1 Penyajian Laporan Keuangan menetapkan persyaratan keseluruhan untuk laporan keuangan,
termasuk bagaimana mereka harus disusun, persyaratan minimum untuk konten mereka dan konsep
utama seperti going concern, dasar akrual akuntansi dan perbedaan saat ini atau tidak saat ini. Standar
ini mensyaratkan set lengkap laporan keuangan untuk terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. IAS 1
diterbitkan kembali pada bulan September 2007 dan berlaku untuk periode tahunan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2009. Perubahan tersebut meliputi :
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan keuangan dari
informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama entitas pelaporan, apakah
laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas pelaporan dan periode yang dicakup,
mata uang presentasi dan tingkat pembulatan.
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan keuangan, seperti mengharuskan
kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan rincian tentang kapan harus diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar atau tidak lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan persyaratan mengenai catatan atas
laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi asumsi yang digunakan.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan
6. Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu
dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Ruang Lingkup
Standar ini harus diterapkan untuk semua laporan keuangan tujuan umum yang disiapkan dan
disajikan sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
Laporan keuangan tujuan umum adalah yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
yang tidak dalam posisi untuk meminta laporan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
khusus mereka. Laporan keuangan tujuan umum meliputi yang disajikan secara terpisah atau dalam
dokumen publik lain seperti laporan tahunan atau prospektus. Standar ini tidak berlaku untuk struktur
dan isi laporan keuangan interim kental yang disiapkan sesuai dengan IAS 34 Pelaporan Keuangan
Interim. Namun, paragraf 13–41 berlaku untuk laporan keuangan tersebut. Standar ini berlaku sama
untuk semua entitas dan apakah mereka perlu menyiapkan laporan keuangan konsolidasian atau laporan
keuangan terpisah, sebagaimana didefinisikan dalam IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri.
Standar ini menggunakan terminologi yang cocok untuk entitas yang berorientasi laba, termasuk
entitas bisnis sektor publik. Entitas yang tidak untuk aktivitas laba di sektor swasta, sektor publik, atau
pemerintah yang ingin menerapkan Standar ini mungkin perlu mengubah uraian yang digunakan untuk
item baris tertentu dalam laporan keuangan dan untuk laporan keuangan itu sendiri.
Demikian pula, entitas yang tidak memiliki ekuitas sebagaimana didefinisikan dalam IAS 32
Instrumen Keuangan: Penyajian (misalnya beberapa reksa dana) dan entitas yang modal sahamnya
bukan ekuitas (misalnya beberapa entitas koperasi) mungkin perlu menyesuaikan penyajian dalam
laporan keuangan anggota atau kepentingan pemegang unit bisnis.
C. Perangkat Laporan Keuangan yang Lengkap
1. Neraca;
2. laporan laba rugi;
3. Pernyataan perubahan ekuitas yang menunjukkan: Semua perubahan ekuitas, atau Perubahan
ekuitas selain yang timbul dari transaksi dengan pemegang saham yang bertindak dalam
kapasitasnya sebagai pemegang ekuitas;
4. Laporan arus kas; dan
5. Catatan, yang terdiri dari ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan catatan penjelasan
lainnya.
Banyak entitas hadir di luar laporan keuangan, tinjauan keuangan oleh manajemen yang
menggambarkan dan menjelaskan fitur utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas dan
ketidakpastian utama yang dihadapinya. Laporan semacam itu dapat mencakup tinjauan terhadap:
1. Faktor utama dan pengaruh yang menentukan kinerja keuangan, termasuk perubahan dalam
lingkungan di mana entitas beroperasi, respons entitas terhadap perubahanperubahan tersebut
dan efeknya, dan kebijakan entitas untuk investasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
kinerja keuangan, termasuk kebijakan dividennya,
2. Sumber pendanaan entitas dan rasio yang ditargetkan dari kewajiban terhadap ekuitas;
3. Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam neraca sesuai dengan IFRS.
Banyak entitas juga hadir, di luar laporan keuangan, laporan dan laporan seperti laporan lingkungan
dan laporan pertambahan nilai, terutama di industri di mana faktor lingkungan signifikan dan ketika
karyawan dianggap sebagai kelompok pengguna yang penting. Laporan dan laporan yang disajikan di
luar laporan keuangan berada di luar ruang lingkup IFRS.
Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika
penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas. Ketika entitas menyajikan aset
lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasiftkasi yang
terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak diklasiftkasikan
sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).
Entitas akan mengungkapkan, baik di muka neraca atau dalam catatan, subklasifikasi lebih lanjut
dari item baris yang disajikan, diklasifikasikan dalam cara yang sesuai dengan operasi entitas. Rincian
yang disediakan dalam subklasifikasi tergantung pada persyaratan IFRS dan pada ukuran, sifat dan
fungsi jumlah yang terlibat. Faktor-faktor yang ditetapkan dalam paragraf 72 juga digunakan untuk
memutuskan dasar subklasifikasi. Pengungkapan bervariasi untuk setiap item, misalnya:
a. Item-item properti, pabrik, dan peralatan dipisahkan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan IAS 16;
b. Piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dari pelanggan perdagangan, piutang dari pihak terkait,
pembayaran di muka dan jumlah lainnya;
c. Inventori disubklasifikasikan, sesuai dengan inventori IAS 2, ke dalam klasifikasi seperti barang
dagangan, persediaan produksi, bahan, barang dalam proses dan barang jadi;
d. Ketentuan dipecah menjadi ketentuan untuk imbalan kerja dan barang-barang lainnya; dan
e. Kontribusi ekuitas dan cadangan dipilah menjadi beberapa kelas, seperti modal disetor, premi saham,
dan cadangan.
Entitas akan mengungkapkan hal-hal berikut, baik di muka neraca atau dalam catatan:
Entitas yang tidak memiliki modal saham, seperti kemitraan atau kepercayaan, harus
mengungkapkan informasi yang setara dengan yang dipersyaratkan dalam paragraf 76 (a),
menunjukkan perubahan selama periode tersebut di setiap kategori kepentingan ekuitas, dan hak,
preferensi, dan batasan yang melekat pada setiap kategori kepentingan ekuitas.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi
dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif. Entitas menyajikan pos-pos berikut,
sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas menyajikan (a) dalam
laporan tersebut.
Bentuk analisis pertama adalah sifat metode pengeluaran. Beban dijumlahkan dalam laporan laba
rugi sesuai dengan sifatnya (misalnya, depresiasi, pembelian bahan, biaya transportasi, manfaat
karyawan dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan kembali di antara berbagai fungsi dalam entitas.
Metode ini mungkin sederhana untuk diterapkan karena tidak ada alokasi biaya untuk klasifikasi
fungsional yang diperlukan. Contoh klasifikasi menggunakan metode sifat biaya adalah sebagai berikut:
Bentuk analisis kedua adalah fungsi dari biaya atau metode 'biaya penjualan' dan mengklasifikasikan
pengeluaran berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, misalnya, biaya distribusi
atau kegiatan administrasi. Paling tidak, suatu entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan
metode ini secara terpisah dari pengeluaran lain. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih
relevan kepada pengguna daripada klasifikasi pengeluaran secara alami, tetapi mengalokasikan biaya
untuk fungsi mungkin memerlukan alokasi sewenang-wenang dan melibatkan penilaian yang cukup.
Contoh klasifikasi yang menggunakan fungsi metode biaya adalah sebagai berikut:
3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan IFRS. Laporan
perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut:
1. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan secara terpisah
jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan
nonpengendali.
2. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali
secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan.
3. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
a. Laba rugi
b. Penghasilan komprehensif lain
c. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan
secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau
dalam catatan atas laporan keuangan, analisis penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan,
jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan jumlah dividen per
saham terkait.
Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas
tersebut.
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan
atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode. Laporan arus kas melaporkan arus
kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu transaksi
tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan
bunganya sebagai pendanaan dan operasi. Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus
kas adalah:
1. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau
akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan. Dan lenih
dianjurkan untuk melaporkan dengan metode langsung.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan, Berisi Ringkasan Kebijakan Akuntansi Penting Dan
Informasi Penjelasan Lainnya
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan sesuai dengan IAS 1. Mengungkapkan
informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas
membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi
yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas umumnya menyajikan catatan atas
laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan
membandingkan dengan laporan keuangan entitas lain:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
2. ingkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
3. Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas,
sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
4. Pengungkapan lain
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
D. Ketentuan Umum
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu
entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa
dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban
yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas tidak dapat menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan
keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar
dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
a. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat pernyataan yang secara spesifik
mengatur suatu pos tertentu.
b. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan spesifik dalam SAK
tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak dari transaksi,
peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
2. Disusun Atas Dasar Kelangsungan Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen
menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan
dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian
tersebut. ]ika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat
menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memperhitungkan
seluruh informasi yang tersedia mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua
belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus.
Ketika selama ini entitas menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka dapat
disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus
lain, manajemen mungkin perlu untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi
profitabilitas masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber
potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah
sesuai.
3. Disusun Dengan Menggunakan Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi
berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
4. Materialitas dan Pengagabungan
Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang material. Entitas menyajikan
secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang
digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses pengabungan dan
pengklasifikasian adalah penyajian data yang telah diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-
pos dalam laporan keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas laporan keuangan. Pos yang tidak
cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk
disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan
yang spesifik yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material
5. Tidak Memperkenankan Saling Hapus Antara Aset dan Liabilitas
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali
disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas melaporkan secara terpisah aset dan liabilitas serta
pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau
laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa
depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset
secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas
persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
6. Disajikan Minimal Secara Tahunan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara
tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk
periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, entitas mengungkapkan:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b. Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara
keseluruhan
Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu tahun. Akan
tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk
periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.
7. Informasi Dengan Periode Laporan Keuangan Sebelumnya
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh
SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan, minimal, dua laporan
posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya, dan catatan terkait. Ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif dalam laporan keuangan atau ketika
mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan catatan terkait.
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
a. Akhir periode berjalan,
b. Akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan
c. Awal periode komparatif paling awal.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode
sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam
periode berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada
akhir periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama
periode untuk mengatasi ketidakpastian tersebut
Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang atas penyajian laporan
keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan perlu disajikan secara
berbeda. Namun demikian, perubahan penyajian dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan
informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan
akan digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak terganggu.
E. Laporan Laba Rugi Komprehensif
- Aset tetap
- Properti investasi
- Aset takberwujud
- Aset keuangan
- Portofolio kontrak dalam ruang lingkup IFRS 17 yang merupakan aset, dipisahkan
sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 78 IFRS 17
- Persediaan
- Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang
termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
- Provisi
- Liabilitas keuangan
- Portofolio kontrak dalam ruang lingkup IFRS 17 yang merupakan kewajiban, dipisahkan
sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 78 IFRS 17
- Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam IAS 12 Pajak
Penghasilan
- Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset
(liabilitas) pajak tangguhan tidak diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka pendek).
Aset Lancar
● Entitas mengharapkan untuk merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakan aset tersebut, dalam siklus operasi normalnya
● Aset dimiliki untuk tujuan diperdagangkan
● Di perkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode
pelaporan; atau
● Aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam IAS 17), kecuali
aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya
Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai lancar ketika jatuh tempo untuk
diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, bahkan jika:
a. jangka waktu semula untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan, dan
b. persetujuan untuk membiayai kembali, atau untuk menjadwal ulang pembayaran,
dalam jangka panjang diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum laporan
keuangan diotorisasi untuk diterbitkan.
Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah
periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika pembiayaan kembali
bukan merupakan diskresi entitas atau kesepakatan pembiayaan kembali diselesaian setelah
periode pelaporan.
Informasi yang Disajikan baik dalam Laporan Posisi Keuangan atau dalam Catatan atas
Laporan Keuangan
Entitas mengungkapkan, baik dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan, subklasifikasi
lebih lanjut dari pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang sesuai dengan
operasi entitas. Pengungkapan bervariasi untuk setiap item, misalnya:
Entitas juga harus menyajikan dalam laporan posisi keuangan atau dalam laporan perubahan
ekuitas, atau dalam catatan laporan keuangan, pengungkapan tentang kleasifikasi modal saham
serta tentang sifat dan tujuan masing-masing ekuitas.
Dua format umum yang digunakan dalam penyusunan laporan posisi keuangan
• Format Akun (account form) : Aset disisi kiri, liabilitas dan ekuitas disisi kanan.
• Format laporan (report form) : Aset dibagian atas, liabilitas dan ekuitas mengikuti dibawahnya.
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement of Profit or
Loss and Other Comprehensive Income)
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan komprehensif)
menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain
● Laporan laba rugi terpisah dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
sehingga terdapat dua laporan.
● Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu laporan.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan
penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain untuk periode berjalan:
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk dalam
komponen pendapatan komprehensif lain. Pada bagian ini, entitas setidaknya menyajikan:
1. Pendapatan
2. Keuntungan dan kerugian dari penghentian pengakuan aset keuangan yang diukur
dengan biaya amortisasi
3. Biaya keuangan
4. Bagian penghasilan dari entitas asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode
ekuitas
5. Beban pajak
6. Jumlah tersendiri dari total pos dihentikan.
Suatu entitas harus mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode
dalam laba rugi kecuali suatu IFRS mensyaratkan atau memperkenankan lain. Jika entitas
menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam
laporan yang menyajikan pendapatan komprehensif.
Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-pos penghasilan dan beban seperti
pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain atau dalam catatan
atas laporan keuangan Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan
setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi,
baik dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
Informasi yang disajikan dalam laporan dari laba rugi dan pendapatan komprehensif
lain atau CaLK
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan
sifat dan jumlahnya secara terpisah.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan
informasi yang andal dan lebih relevan. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan
fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan
dan amortisasi, dan beban imbalan kerja.
Format Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement of Profit
or Loss and Other Comprehensive Income)
Laporan Perubahan Ekuitas
● Total comprehensive income satu periode; kemudian disajikan nilai yang diatribusikan
ke entitas pengendali dan non pengendali.
● Nilai setiap komponen ekuitas pada awal dan akhir periode, dengan perubahan akibat:
- laba rugi
- other comprehensive income
- transaksi terkait kepemilikan (kontribusi maupun distribusi) serta perubahan
participating interest yang tidak menghilangkan kontrol
Entitas harus menyajikan dalam LPE dan mengungkapkan dalam CALK atas:
Laporan Arus Kas diatur secara tersendiri dalam IAS 7 Statement of Cash Flow. Struktur
laporan arus kas terdiri atas:
1. Pengungkapan
a. Struktur
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) sebaiknya:
● Secara substansi, risiko dan kepemilikan atas aset finansial dan aset lease yang ditransfer ke
pihak lain.
● Secara substansi, penjualan barang merupakan perjanjian pendanaan yang tidak
meningkatkan pendapatan.
● Persyaratan kontrak atas aset finansial yang meningkatkan cash flow semata-mata
merupakan pembayaran atas pokok dan bunga.
IFRS lain yang mengatur pengungkapan atas judgement misalnya:
Penentuan nilai tercatat beberapa aset dan liabilitas memerlukan estimasi dampak peristiwa
masa depan yang tidak pasti terhadap aset dan liabilitas tersebut pada akhir periode pelaporan.
Misalnya ketika tidak adanya harga pasar yang diamati baru-baru ini, estimasi yang
berorientasi masa depan diperlukan untuk mengukur jumlah terpulihkan dari jenis properti,
pabrik dan peralatan, pengaruh keusangan teknologi pada persediaan, provisi yang tunduk pada
hasil litigasi yang sedang berlangsung di masa depan. , dan liabilitas imbalan kerja jangka
panjang seperti kewajiban pensiun. Estimasi ini melibatkan asumsi tentang hal-hal seperti
penyesuaian risiko terhadap arus kas atau tingkat diskonto, perubahan masa depan di dalam
gaji dan perubahan di dalam harga mempengaruhi biaya lainnya.
Asumsi dan sumber ketidakpastian estimasi lainnya yang diungkapkan berhubungan dengan
estimasi yang membutuhkan pertimbangan manajemen yang paling sulit, subjektif atau
kompleks. Karena jumlah variabel dan asumsi yang memengaruhi kemungkinan penyelesaian
ketidakpastian di masa depan meningkat, penilaian tersebut menjadi lebih subyektif dan
kompleks, dan potensi penyesuaian material konsekuensial terhadap nilai tercatat jumlah dari
aktiva dan kewajiban biasanya meningkat juga.
Pengungkapan tidak disyaratkan untuk aset dan liabilitas dengan risiko signifikan yang nilai
tercatatnya dapat berubah secara material dalam tahun keuangan berikutnya jika : pada akhir
periode pelaporan, diukur pada nilai wajar berdasarkan harga yang dikutip dalam pasar aktif
untuk yang identik aset atau liabilitas. Seperti nilai wajar mungkin mengubah secara materi di
dalam tahun buku berikutnya , tetapi perubahan tersebut tidak akan timbul dari asumsi atau
sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir pelaporan periode.
Entitas menyajikan pengungkapan dengan cara yang membantu pengguna laporan untuk
memahami penilaian yang dibuat oleh manajemen tentang masa depan dan tentang sumber
ketidakpastian estimasi lainnya. Sifat dan cakupan informasi yang diberikan bervariasi sesuai
dengan sifat dari asumsi dan keadaan lainnya. Contoh jenis pengungkapan yang dilakukan
entitas adalah:
Standar ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi atau perkiraan
anggaran.
Terkadang tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin timbul
dari suatu asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan.
Dalam kasus seperti itu, entitas mengungkapkan bahwa adalah mungkin, berdasarkan
pengetahuan yang ada, yang dihasilkan dalam keuangan berikutnya tahun yang berbeda dari
asumsi dapat memerlukan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset atau liabilitas
terpengaruh. Di dalam semua kasus, entitas mengungkapkan sifat dan jumlah tercatat aset atau
liabilitas tertentu yang dipengaruhi oleh asumsi tersebut
a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan prosesnya untuk mengelola modal,
termasuk :
i. deskripsi tentang apa yang dikelola sebagai modal;
ii. ketika entitas tunduk pada persyaratan permodalan yang dipaksakan secara eksternal,
sifat persyaratan tersebut dan bagaimana persyaratan tersebut dimasukkan ke dalam
manajemen modal; dan
iii. bagaimana hal tersebut memenuhi tujuannya untuk pengelolaan modal.
b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal. Beberapa entitas
menganggap beberapa liabilitas keuangan (misalnya beberapa bentuk utang subordinasi)
sebagai bagian dari modal. Entitas lain menganggap modal tidak termasuk beberapa
komponen ekuitas (misalnya komponen yang timbul dari lindung nilai arus kas).
c. setiap perubahan dalam (a) dan (b) dari sebelumnya periode.
d. apakah selama periode itu memenuhi persyaratan modal eksternal yang dikenakan padanya
e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan yang diberlakukan secara eksternal
tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut.
f. Entitas mendasarkan pengungkapan ini pada informasi yang diberikan secara internal
kepada personel manajemen kunci.
Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan tunduk pada sejumlah persyaratan
modal yang berbeda. Misalnya, seorang konglomerat mungkin termasuk entitas yang
melakukan kegiatan asuransi dan kegiatan perbankan dan entitas tersebut dapat beroperasi di
beberapa yurisdiksi. Ketika pengungkapan agregat persyaratan permodalan dan bagaimana
modal dikelola tidak akan memberikan informasi yang berguna atau mendistorsi pemahaman
pengguna laporan keuangan tentang sumber modal entitas, maka entitas mengungkapkan
informasi terpisah untuk setiap persyaratan permodalan yang menjadi subjek entitas .
Pengungkapan Lainnya
a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan diotorisasi
untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode
tersebut, dan jumlah per saham terkait; dan
b. jumlah setiap dividen preferensi kumulatif yang tidak dikenali.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut, jika tidak diungkapkan di tempat lain dalam
informasi yang dipublikasikan bersama laporan keuangan:
a. domisili dan bentuk hukum badan, negaranya pendirian dan alamat kantor terdaftarnya (atau
tempat usaha utama, jika berbeda dari kantor yang terdaftar);
b. deskripsi tentang sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
c. nama entitas induk dan entitas induk dari grup; dan
d. jika entitas tersebut adalah entitas hidup terbatas, informasi mengenai panjang hidupnya.