Anda di halaman 1dari 19

A.

PENDAHULUAN
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan
Keuangan adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman
penyajian laporan keuangan dan menetapkan persyaratan minimum dalam
menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk semua laporan keuangan secara
umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional
pada tahun 1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian
persyaratan, dan merupakan standar akuntansi komprehensif pertama untuk
menangani penyajian standar keuangan.
Pada tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar
terakhir diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1
Juli 2012.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai
penyediaan informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan
menjadi aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dan arus kas.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode

IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan


laporan keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan
harus memuat nama entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau
kelompok, tanggal entitas pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang
presentasi dan tingkat pembulatan (ribu, jutaan, ........).

1
IAS 1 merincikan isi minimum yang harus disajikan dalam laporan
keuangan, seperti mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan
rincian tentang kapan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar atau tidak
lancar. Di dalam IAS 1 juga menetapkan persyaratan mengenai catatan atas
laporan keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi
asumsi yang digunakan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam
istilah yang berdampak pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut
meliputi :

Di Indonesia sendiri, IAS 1 dikonvergensi kedalam PSAK 1. Namun di


dalam konfergensi itu sendiri, tidak semua hal di dalam IAS di masukkan kedalam
PSAK. Berikut adalah yang menjadi pembeda antara IAS 1 dan PSAK 1:
1. IAS 1 paragraf 1 yang menjadi PSAK 1 par. 01 tentang tujuan dengan
menambahkan kalimat... yang selanjutnya disebut Laporan Keuangan.
2. IAS 1 par. 02 yang menjadi PSAK 1 par. 02 tentang ruang lingkup
dengan penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak
berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah
diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar
Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar
modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk
sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.

2
4. IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan
kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk
komponen laporan keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk
judul komponen laporan keuangan.
5. Tambaha par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena
peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung
jawab atas laporan keuangan untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk
sebagian entitas.
6. Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
7. IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar
Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks
di Indonesia. Pengaturan IAS par. 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1
paragraf 23-24 mengenai pegungkapannya, tetapi dengan menghilangkan
kalimat but the relevant regulatory framework prohibits departure from
the requirement dalam IAS 1 par. 23
8. Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena
belum di revisi.
9. IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41
Agriculture belum diadopsi
10. IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif
dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya
akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS
diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
11. IAS 1 par. 139A 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
tidak relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1
yang telah mengakomodir amandemen tersebut.
12. IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.

3
13. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan
posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan
yang selama ini berlaku di Indonesia. Pedoman Implementasi tersebut
menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:

Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan


posisi keuangan sebagai berikut:

B. TUJUAN

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan


dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

4
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, dan
6. arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat
dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

C. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP


1. laporan posisi keuangan pada akhir periode
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-
pos berikut:

a. aset tetap
b. properti investasi
c. aset takberwujud
d. aset keuangan
e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. persediaan
g. piutang dagang dan piutang lain
h. kas dan setara kas
i. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang
j. termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual
k. utang dagang dan utang lain
l. provisi

5
m. liabilitas keuangan
n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46: Pajak
o. Penghasilan
p. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46
q. liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai
r. dimiliki untuk dijual
s. kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam


laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk
pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasiftkasi yang
terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak
tangguhan tidak diklasiftkasikan sebagai aset lancar (liabilitas
jangka pendek).
2. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan
penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a. laba rugi
b. total penghasilan komprehensif lain
c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu totallaba
rugi dan penghasilan komprehensif lain
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas
tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan
penghasilan komprehensif.

6
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian
laba rugi dan penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:
a. laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
1) kepentingan non-pengendali
2) pemilik entitas induk
b. penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan
kepada
1) kepentingan non pengendali
2) pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah,
maka entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

3. laporan perubahan ekuitas selama periode


Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana
disyaratkan IFRS. Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai
berikut:
a. total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang
menunjukkan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan
nonpengendali.
b. untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang timbul dari:
1) laba rugi
2) penghasilan komprehensif lain
3) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas
anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam
laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan,
analisis penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos.

7
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau
catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama periode, dan jumlah dividen per saham
terkait.

4. laporan arus kas selama periode


Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai
kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai
kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas
dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama satu periode
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan
bisnisnya. Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih
dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya sebagai
pendanaan dan operasi.
Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas
adalah:
a. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan;
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.

5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan


akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang
digunakan sesuai dengan IAS 1. Mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan. Dan memberikan informasi yang tidak disajikan di

8
bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan
keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap
pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk
informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan
dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami
dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lain:
a. pernyataan kepatuhan terhadap SAK
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan dan laporan !aha rugi dan penghasilan komprehensif
lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan
urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
d. pengungkapan lain

6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang


disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.

D. KETENTUAN UMUM
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.

9
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK
membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat
menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali
laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan
dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara
wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
a. memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat
pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan
keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan
kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
entitas.
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat
penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk
melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki
alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen
menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi
yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan

10
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi
kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah
tepat, manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia
mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua
belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan
bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas
menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa
melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas
masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran
utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat
menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.

3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual


Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali
laporan arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas
mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban
(unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi
definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

4. Materialitas dan Penggabungan


Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa
yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat
atau fungsi yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material.

11
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah
transaksi atau peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas
sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses pengabungan dan
pengklasifikasian adalah penyajian data yang telah diringkas dan
diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan keuangan. Jika
suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas
laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan terpisah
dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk disajikan
terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu
menyediakan pengungkapan yang spesifik yang disyaratkan oleh suatu
standar jika informasi tersebut tidak material.

5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas


Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu
standar. Entitas melaporkan secara terpisah aset dan liabilitas serta
pendapatan dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain atau laporan posisi keuangan mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk
menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara
neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan
keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan
termasuk kategori saling hapus.

6. Disajikan minimal secara tahunan


Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan
entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode

12
yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka
sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, entitas
mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih
pendek; dan
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
dapat dibandingkan secara keseluruhan.

Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan


untuk periode satu tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa
entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode
52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.

7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya


Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh
SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk
pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan
keuangan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan
keuangan lainnya, dan catatan terkait. Ketika entitas menerapkan suatu
kebijakan akuntansi secara retrospektif dalam laporan keuangan atau
ketika mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, dua dari setiap
laporan lainnya, dan catatan terkait. Entitas menyajikan laporan posisi
keuangan pada:
a. akhir periode berjalan,
b. akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan),
dan
c. awal periode komparatif paling awal.

13
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam
laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada
periode berjalan. Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode
berjalan rincian tentang sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum
diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam
proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh
manfaat atas pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir
periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang
langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk mengatasi
ketidakpastian tersebut.

8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode


Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar
periode dilakukan secara konsisten kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi
entitas atau kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas
bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat
untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk
penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8
b. perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi
keuangan.

Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian


ulang atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan
kesimpulan bahwa laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda.
Namun demikian, perubahan penyajian dapat dilakukan jika perubahan
tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi
pengguna dan struktur yang baru memiliki kecenderungan akan
digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak terganggu.

14
E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain
yang berisipos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba
rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan
dari entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan
tersedia untuk dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas

Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan


beban dalam bentuk:
1. Dua laporan yang terpisah antara:
a. Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah
dan;
b. Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi
dan pendapatan komprehensif lain.
2. Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di
atas)

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan


ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos
berikut sebagai alokasi laba rugi dalam periode:
1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik
entitas induk.

15
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik
entitas induk.

Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif
atau catatan atas laporan keuangan.

F. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan
akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat
penilaian, dan keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat
membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan
jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam penyusunan laporan
keuangan. Keanekaragaman kebijakan akuntansi dan pengungkapan tugas
interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai
kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-
lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara,
kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal
kebijakan akuntansi yang dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai
dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan
berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut
adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu
diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut :
1. Kebijakan konsolidasi
2. Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan
keuntungan dan kerugian pertukaran
3. Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli
umum, nilai penggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna
usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga Pajak Kontrak jangka
panjang Franchise atau waralaba Aktiva Piutang Persediaan (persediaan
dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya Aktiva dapat

16
disusutkan dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan Tanah yang
dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada
anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain
Penelitian dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill
Kewajiban dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya
pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon dan uang penggantian
Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan Pemeliharaan,
reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan penambahan
(improvement) Untung-rugi penjualan aktiva Akuntansi Dana, wajib atau
tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan
surplus.
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh
diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi
dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu
negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam
sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah
diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan.
Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan
akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman
metode pengungkapan.
Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi
keuangan internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan
keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan
hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan
akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak
perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi
yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus
diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan
datang. Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus
merupakan bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan
tersebut lazimnya diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan
Keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang

17
atau dapat berpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan
bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara
kuantitatif.

CONTOH LAPORAN KEUANGAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai