Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

IAS1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

Disusun Oleh:
Nama : Adji Rizki Nashantyawarman
NIM : 2111070360
Program Studi : S-1 Akuntansi
Dosen : Dr. Reschiwati SE.AK.MM.

PROGRAM S 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii


I. Pendahuluan .................................................................................................................................. 3
II. Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 3
III. Tujuan Laporan Keuangan .......................................................................................................... 4
IV. Laporan Keuangan Lengkap ...................................................................................................... 5
V. Ketentuan Umum ......................................................................................................................... 6
A. Penyajian Secara Wajar ............................................................................................. 6
B. Disusun atas dasar kelangsungan usaha ...................................................................... 7
C. Disusun dengan menggunakan dasar akrual ............................................................... 8
D. Materialitas dan Penggabungan .................................................................................. 8
E. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas ............................. 8
F. Disajikan minimal secara tahunan .............................................................................. 9
G. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya ......................... 9
H. Disajikan secara konsisten pada setiap periode ........................................................ 10
VI. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) .............................................. 10
A. Aset Lancar ............................................................................................................... 12
B. Liabilitas Jangka Pendek ........................................................................................... 12
C. Informasi yang Disajikan baik dalam Laporan Posisi Keuangan atau dalam Catatan
atas Laporan Keuangan .................................................................................................... 13
D. Format Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) ....................... 14
VII. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement of Profit or Loss and
Other Comprehensive Income) ......................................................................................................... 15
Daftar Isi .............................................................................................................................................. 28

ii
I. Pendahuluan
Aspek paling kritis dalam dunia Bisnis terutama pada bidang keuangan yaitu
Laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan rangkuman sistematis dari informasi
keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang mencerminkan kinerja keuangan
dan posisi keuangannya dalam periode tertentu. Pengelolaan keuangan perusahaan dan
penghasilan laba perusahaan dapat terlihat jelas dari Laporan keuangan, pengalokasian
sumber daya dan cara sebuah entitas dalam menghadapi tantangan finansial dapat
terlihat dari laporan keuangan Perusahaan.

Laporan keuangan yang akurat, terpercaya, dan transparan memiliki dampak


yang signifikan bagi berbagai pemangku kepentingan. Para pemegang saham, investor,
kreditor, analis keuangan, dan pihak-pihak terkait lainnya bergantung pada laporan
keuangan untuk mengambil keputusan yang berdasarkan fakta dan data yang sahih.
Laporan keuangan yang baik akan menciptakan kepercayaan dan memberikan
keyakinan kepada para pemangku kepentingan terkait kinerja keuangan perusahaan.
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh berbagai
pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu,
penyajian laporan keuangan yang akurat, relevan, dan konsisten sangatlah krusial.

International Accounting Standards (IAS) telah menjadi acuan utama dalam


penyajian laporan keuangan secara global. Salah satu standar yang menjadi pijakan
utama dalam menyusun laporan keuangan adalah IAS 1, yaitu standar yang mengatur
tentang "Penyajian Laporan Keuangan." IAS 1 diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB) sebagai upaya untuk menciptakan konsistensi dan
transparansi dalam pelaporan keuangan di seluruh dunia.

Keandalan informasi keuangan menjadi hal yang krusial dalam menarik minat
para investor dan pihak terkait lainnya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik
mengenai IAS 1 dan penerapannya akan menjadi kunci bagi entitas bisnis untuk
memenuhi tuntutan pasar dan mencapai kesuksesan jangka Panjang.

II. Ruang Lingkup


Penyusunan laporan keuangan harus menerapkan IAS1 dalam penyajiannya
sehingga menghasilkan laporan keuangan yang bertujuan umum sesuai dengan
International Financial Reporting Standards (IFRSs). IFRS lainnya menetapkan

3
persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan untuk transaksi tertentu dan
peristiwa lainnya.

Standar ini menggunakan terminologi yang sesuai untuk entitas berorientasi


laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan aktivitas nirlaba di sektor
swasta atau sektor publik menerapkan standar ini, maka entitas tersebut mungkin perlu
mengubah deskripsi yang digunakan untuk pos tertentu dalam laporan keuangan dan
untuk laporan keuangan itu sendiri.

Demikian pula, entitas yang tidak memiliki modal sebagaimana didefinisikan


dalam IAS 32 Financial Instruments : Presentation (misalnya mutual funds) dan entitas
yang modal sahamnya bukan modal (misalnya beberapa entitas co-operative) mungkin
perlu menyesuaikan penyajian laporan keuangan anggota. atau kepentingan pemegang
unit.

III. Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah representasi terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil dari kepengurusan manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Untuk memenuhi ini objektif, laporan keuangan
menyediakan informasi tentang entitas:

a) aktiva;
b) liabilitas;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian;
e) kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
dan
f) arus kas.
Informasi di atas bersama dengan informasi lain dalam catatan laporan
keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa
depan entitas dan khususnya pada waktu dan kepastian mereka.

4
IV. Laporan Keuangan Lengkap
Satu set lengkap laporan keuangan terdiri dari:

a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;


b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut;
c) laporan perubahan ekuitas untuk periode tersebut;
d) laporan arus kas untuk periode tersebut;
e) catatan atas laporan keuangan, yang berisi informasi kebijakan akuntansi yang
material dan informasi penjelasan lainnya;
f) informasi komparatif sehubungan dengan periode sebelumnya sebagaimana
ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A; dan
g) laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas
menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangannya, atau
ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai
dengan paragraf 40A– 40D.
Entitas dapat menyajikan satu laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain, dengan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain disajikan dalam dua bagian.
Bagian-bagian tersebut harus disajikan bersama-sama, dengan bagian laba rugi
disajikan terlebih dahulu diikuti langsung oleh bagian penghasilan komprehensif lain.
Entitas dapat menyajikan bagian laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah. Jika
demikian, laporan laba rugi tersendiri harus segera mendahului laporan laba rugi
komprehensif, yang harus diawali dengan laba rugi.

Entitas menyajikan dengan kepentingan yang sama semua laporan keuangan


dalam satu set lengkap laporan keuangan. Banyak entitas menyajikan, di luar laporan
keuangan, tinjauan keuangan oleh manajemen yang menggambarkan dan menjelaskan
fokus utama kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas, serta ketidakpastian utama
yang dihadapinya. Laporan tersebut dapat mencakup tinjauan atas:

a) faktor dan pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk


perubahan lingkungan di mana entitas beroperasi, respons entitas terhadap
perubahan tersebut dan dampaknya, dan kebijakan investasi entitas untuk
mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan, termasuk kebijakan
dividennya;

5
b) sumber pendanaan entitas dan rasio kewajiban terhadap ekuitas yang
ditargetkan; dan

c) sumber daya entitas tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan
IFRS.

d) Banyak entitas juga menyajikan, di luar laporan keuangan, laporan dan


pernyataan seperti laporan lingkungan dan pernyataan nilai tambah, khususnya
dalam industri di mana faktor lingkungan sangat penting dan ketika karyawan
dianggap sebagai kelompok pengguna yang penting. Laporan dan laporan yang
disajikan di luar laporan keuangan berada di luar ruang lingkup IFRS.

V. Ketentuan Umum
A. Penyajian Secara Wajar
Posisi keuangan secara wajar disajikan di Laporan keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian
secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi
dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.

Laporan keuangan yang disusun oleh Entitas yang telah patuh terhadap
SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat
menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan
keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK. Penyajian
secara wajar mensyaratkan entitas untuk:

a) memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8: Kebijakan


Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS 8 mengatur
hirarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal
tidak terdapat pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.

6
b) menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
mudah dipahami.
c) memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan
spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap
posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

B. Disusun atas dasar kelangsungan usaha


Pada proses penyusunan laporan keuangan, manajemen membuat penilaian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain melakukannya.
]ika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama
dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan
mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan
asumsi kelangsungan usaha.

Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat,


manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa
depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir periode
pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika
selama ini entitas menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan,
maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa
melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini
maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran utang dan sumber

7
potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi
kelangsungan usaha telah sesuai.

C. Disusun dengan menggunakan dasar akrual


Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos
sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.

D. Materialitas dan Penggabungan


Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang
material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi
yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material.

Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau


peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya.
Tahap akhir dari proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data
yang telah diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan
keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas laporan
keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan
keuangan mungkin cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas
laporan keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik
yang disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material.

E. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas


Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar. Entitas
melaporkan secara terpisah aset dan liabilitas serta pendapatan dan beban. Saling
hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau laporan
posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk
memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk
menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan
substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi

8
penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.

F. Disajikan minimal secara tahunan


Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang
atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap
periode cakupan laporan keuangan, entitas mengungkapkan:

a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih


pendek; dan

b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan.

Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan


untuk periode satu tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas
lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu.
Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.

G. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya


Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode
berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif
yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya
diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan,


minimal, dua laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya,
dan catatan terkait. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif dalam laporan keuangan atau ketika mereklasifikasi item dalam laporan
keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan catatan terkait. Entitas menyajikan
laporan posisi keuangan pada:

a) akhir periode berjalan,

b) akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan), dan

9
c) awal periode komparatif paling awal.

Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan


keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang
sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir
periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan
keuangan dapat memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan
informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.

H. Disajikan secara konsisten pada setiap periode


Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten kecuali:

a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas


atau kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8

b) perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.

Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang
atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa
laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian, perubahan
penyajian dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan bagi pengguna dan struktur yang baru memiliki
kecenderungan akan digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan tidak
terganggu.

VI. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)


Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

a) Aset tetap

10
b) Properti investasi
c) Aset takberwujud
d) Aset keuangan
e) Portofolio kontrak dalam ruang lingkup IFRS 17 yang merupakan aset,
dipisahkan sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 78 IFRS 17
f) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
g) Aset biologis dalam ruang lingkup IAS 41 Pertanian
h) Persediaan
i) Piutang dagang dan piutang lain
j) Kas dan setara kas
k) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan
l) Utang dagang dan utang lain
m) Provisi
n) Liabilitas keuangan
o) Portofolio kontrak dalam ruang lingkup IFRS 17 yang merupakan kewajiban,
dipisahkan sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 78 IFRS 17
p) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam IAS 12
Pajak Penghasilan
q) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam IAS 12
r) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5
s) Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka
aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas
jangka pendek). Perimbangan entitas yang harus diperhatikan atas pos-pos tambahan
disajikan secara tersendiri didasarkan pada penilaian dari:

11
a) sifat dan likuiditas aset;
b) fungsi aset tersebut dalam entitas; dan
c) jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas.

A. Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset Iancar, jika:

 Entitas mengharapkan untuk merealisasikan aset, atau bermaksud untuk


menjual atau menggunakan aset tersebut, dalam siklus operasi normalnya
 Aset dimiliki untuk tujuan diperdagangkan
 Di perkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan; atau
 Aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam IAS 17),
kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya

Klasifikasi Aset Lancar seperti : Inventories, Receivable , Prepaid


Expenses,Trading Investments, and Cash. Entitas mengklasifikasikan aset yang
tidak termasuk dalam kriteria di atas sebagai aset tidak lancar mencakup aset tetap,
aset tak berwujud dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang.

B. Liabilitas Jangka Pendek


Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika:

 Diperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi


normal
 Liabilitas tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan.
 Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan, atau
 Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menangguhkan penyelesaian Iiabilitas
selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai lancar ketika


jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode
pelaporan, bahkan jika:

a) jangka waktu semula untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan, dan

12
b) persetujuan untuk membiayai kembali, atau untuk menjadwal ulang
pembayaran, dalam jangka panjang diselesaikan setelah periode pelaporan dan
sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk diterbitkan.

Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12
bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek,
jika pembiayaan kembali bukan merupakan diskresi entitas atau kesepakatan
pembiayaan kembali diselesaian setelah periode pelaporan.

C. Informasi yang Disajikan baik dalam Laporan Posisi Keuangan atau dalam
Catatan atas Laporan Keuangan
Entitas mengungkapkan, baik dalam laporan posisi keuangan atau dalam
catatan, subklasifikasi lebih lanjut dari pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan
dengan cara yang sesuai dengan operasi entitas. Pengungkapan bervariasi untuk
setiap item, misalnya:

a) aset tetap dipisahkan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan IAS 16;


b) piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dari pelanggan dagang, piutang
dari pihak berelasi, uang muka dan jumlah lainnya;
c) persediaan dipisahkan, sesuai dengan IAS 2 Persediaan, ke dalam klasifikasi
seperti barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam
proses dan barang jadi;
d) provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan item lainnya;
dan
e) modal ekuitas dan cadangan dipisahkan ke dalam berbagai kelas, seperti
modal disetor, agio saham, dan cadangan.

Entitas juga harus menyajikan dalam laporan posisi keuangan atau dalam
laporan perubahan ekuitas, atau dalam catatan laporan keuangan, pengungkapan
tentang kleasifikasi modal saham serta tentang sifat dan tujuan masing-masing
ekuitas.

13
D. Format Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
Dua format umum yang digunakan dalam penyusunan laporan posisi keuangan

a) Format Akun (account form) : Aset disisi kiri, liabilitas dan ekuitas disisi kanan.

b) Format laporan (report form): Aset dibagian atas, liabilitas dan ekuitas
mengikuti dibawahnya.

14
VII. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement of Profit or
Loss and Other Comprehensive Income)
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan
komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:

a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain

Penyajian laporan keuangan dengan dua pendekatan:

● Laporan laba rugi terpisah dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain, sehingga terdapat dua laporan.
● Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu laporan.

Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan
penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk periode berjalan:

a. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada


1. Kepentingan non-pengendali
2. Pemilik entitas induk
b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
1. Kepentingan non pengendali
2. Pemilik entitas induk

Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

Bagian Laba Rugi

Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk dalam
komponen pendapatan komprehensif lain. Pada bagian ini, entitas setidaknya
menyajikan:

15
1. Pendapatan
2. Keuntungan dan kerugian dari penghentian pengakuan aset keuangan yang
diukur dengan biaya amortisasi
3. Biaya keuangan
4. Bagian penghasilan dari entitas asosiasi dan joint venture yang menggunakan
metode ekuitas
5. Beban pajak
6. Jumlah tersendiri dari total pos dihentikan.

Suatu entitas harus mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu
periode dalam laba rugi kecuali suatu IFRS mensyaratkan atau memperkenankan lain.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan
bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan pendapatan komprehensif.

Bagian Pendapatan Komprehensif Lain

Bagian pendapatan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah


pendapatan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan
sifat (termasuk bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura
bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan
IFRS lainnya:

1. tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan


2. akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-pos penghasilan dan beban


seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain atau
dalam catatan atas laporan keuangan Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan
terkait dengan setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk
penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan
atas laporan keuangan.

Informasi yang disajikan dalam laporan dari laba rugi dan pendapatan
komprehensif lain atau CaLK

16
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang
dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan. Entitas yang
mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan
tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi, dan beban imbalan
kerja.

Format Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Statement of


Profit or Loss and Other Comprehensive Income)

17
18
Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas dengan informasi berikut:

● Total comprehensive income satu periode; kemudian disajikan nilai yang


diatribusikan ke entitas pengendali dan non pengendali.

● Penyesuaian retrospektif atas komponen ekuitas.

● Nilai setiap komponen ekuitas pada awal dan akhir periode, dengan perubahan
akibat:
- laba rugi
- other comprehensive income
- transaksi terkait kepemilikan (kontribusi maupun distribusi) serta
perubahan participating interest yang tidak menghilangkan kontrol
Entitas harus menyajikan dalam LPE dan mengungkapkan dalam CALK atas:

● Analisis comprehensive income


● Jumlah dividen yang diakui dan didistribusikan, serta nilai dividen per saham
Perubahan ekuitas pada awal dan akhir periode merefleksikan kenaikan atau penurunan
net asset. Kecuali perubahan akibat kepemilikan (kontribusi ekuitas, treasury share,
dividen), perubahan ekuitas merepresentasikan pendapatan dan beban dalam satu
periode.

IAS 8 mensyaratkan penyesuaian retrospektif sebagai akibat perubahan kebijakan


akuntansi, kecuali jika disyaratkan khusus pada IFRS lain. Penyajian retrospektif
dilakukan untuk mengoreksi error. Penyesuaian dan penyajian retrospektif bukan
merupakan perubahan ekuitas, namun perubahan saldo awal Retained Earning, kecuali
IFRS lain mensyaratkan untuk menyesuaikannya pada komponen ekuitas yang lain.

19
Berikut merupakan contoh format Laporan Perubahan Ekuitas:

Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas diatur secara tersendiri dalam IAS 7 Statement of Cash Flow.
Struktur laporan arus kas terdiri atas:

● Arus kas dari kegiatan operasi


● Arus kas dari kegiatan investasi
● Arus kas dari kegiatan pendanaan
Berikut contoh penyajian Laporan Arus Kas:

20
Catatan atas Laporan Keuangan

1. Pengungkapan
a. Struktur
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) sebaiknya:

● Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan


akuntansi spesifik yang digunakan;
● Mengungkapkan informasi yang dipersyaratkan dalam standar;
● Menyediakan informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan dan
relevan untuk meningkatkan pemahaman.

Entitas menyajikan CALK secara sistematis memperhatikan understandability


dan comparability. Entitas perlu melakukan cross-reference atas item antar
laporan. Contoh penyajian sistematis:

● Pengelompokan aktivitas yang relevan, misalnya kelompok informasi


mengenai aktivitas operasi tertentu.
● Pengelompokan informasi dengan metode pengukuran yang sama,

21
misalnya aset yang diukur secara fair value.
● Penyajian dengan urut, misalnya
- pernyataan kepatuhan terhadap standar;
- kebijakan akuntansi material;
- informasi pendukung atas item yang tersaji dalam Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Laporan Arus Kas;
- pengungkapan lain (contingent liabilities, unrecognised contractual
commitment, manajemen risiko).

b. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi


Entitas mengungkapkan kebijakan akuntansi material, yaitu informasi yang
diperkirakan akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna
laporan keuangan. Kebijakan akuntansi untuk transaksi yang tidak material
tidak perlu diungkapkan. Jika entitas memilih diungkapkan, diharapkan tidak
mengaburkan informasi yang material.

Kebijakan akuntansi dinilai material jika diperlukan untuk memahami


informasi material lain dalam laporan keuangan, berkaitan dengan transaksi
yang material, atau kondisi tertentu yaitu:

● Entitas mengubah kebijakan akuntansi selama periode pelaporan.


● Entitas memilih kebijakan akuntansi sesuai pilihan yang diberikan oleh
standar, misal pengukuran properti investasi dari historical cost ke fair
value.
● Kebijakan akuntansi yang dikembangkan sesuai IAS 8 saat belum diatur
spesifik dalam IFRS.
● Kebijakan akuntansi yang memerlukan judgement dan asumsi.
● Akuntansi yang kompleks, misalnya entitas menerapkan lebih dari satu
standar untuk sebuah transaksi material.
Entitas mengungkapkan judgement, selain yang memerlukan estimasi, yang
dibuat manajemen dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki

22
dampak signifikan terhadap nilai dalam laporan keuangan. Manajemen
membuat judgement ketika:

● Secara substansi, risiko dan kepemilikan atas aset finansial dan aset lease
yang ditransfer ke pihak lain.
● Secara substansi, penjualan barang merupakan perjanjian pendanaan yang
tidak meningkatkan pendapatan.
● Persyaratan kontrak atas aset finansial yang meningkatkan cash flow
semata-mata merupakan pembayaran atas pokok dan bunga.
IFRS lain yang mengatur pengungkapan atas judgement misalnya:

● IFRS 12 Disclosure of Interest in Other Entities mensyaratkan


pengungkapan judgement apakah kepemilikan PI menimbulkan kontrol
terhadap entitas lain.
● IFRS 40 Investment Property mensyaratkan pengungkapan kriteria untuk
membedakan properti investasi yang dipakai dan properti tersedia untuk
dijual, jika sulit untuk diklasifikasikan.
c. Sumber ketidakpastian estimasi
Entitas harus mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuatnya tentang
masa depan, dan sumber utama ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian
material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan tahun
anggaran berikutnya. Sehubungan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan atas
laporan keuangan harus mencantumkan rincian :

a. sifat mereka, dan


b. nilai tercatatnya pada akhir pelaporan periode.

Penentuan nilai tercatat beberapa aset dan liabilitas memerlukan estimasi dampak
peristiwa masa depan yang tidak pasti terhadap aset dan liabilitas tersebut pada
akhir periode pelaporan. Misalnya ketika tidak adanya harga pasar yang diamati
baru-baru ini, estimasi yang berorientasi masa depan diperlukan untuk mengukur
jumlah terpulihkan dari jenis properti, pabrik dan peralatan, pengaruh keusangan
teknologi pada persediaan, provisi yang tunduk pada hasil litigasi yang sedang
berlangsung di masa depan. , dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang seperti
kewajiban pensiun. Estimasi ini melibatkan asumsi tentang hal-hal seperti

23
penyesuaian risiko terhadap arus kas atau tingkat diskonto, perubahan masa depan
di dalam gaji dan perubahan di dalam harga mempengaruhi biaya lainnya.

Asumsi dan sumber ketidakpastian estimasi lainnya yang diungkapkan


berhubungan dengan estimasi yang membutuhkan pertimbangan manajemen yang
paling sulit, subjektif atau kompleks. Karena jumlah variabel dan asumsi yang
memengaruhi kemungkinan penyelesaian ketidakpastian di masa depan
meningkat, penilaian tersebut menjadi lebih subyektif dan kompleks, dan potensi
penyesuaian material konsekuensial terhadap nilai tercatat jumlah dari aktiva dan
kewajiban biasanya meningkat juga.

Pengungkapan tidak disyaratkan untuk aset dan liabilitas dengan risiko signifikan
yang nilai tercatatnya dapat berubah secara material dalam tahun keuangan
berikutnya jika : pada akhir periode pelaporan, diukur pada nilai wajar berdasarkan
harga yang dikutip dalam pasar aktif untuk yang identik aset atau liabilitas. Seperti
nilai wajar mungkin mengubah secara materi di dalam tahun buku berikutnya ,
tetapi perubahan tersebut tidak akan timbul dari asumsi atau sumber ketidakpastian
estimasi lainnya pada akhir pelaporan periode.

Entitas menyajikan pengungkapan dengan cara yang membantu pengguna laporan


untuk memahami penilaian yang dibuat oleh manajemen tentang masa depan dan
tentang sumber ketidakpastian estimasi lainnya. Sifat dan cakupan informasi yang
diberikan bervariasi sesuai dengan sifat dari asumsi dan keadaan lainnya. Contoh
jenis pengungkapan yang dilakukan entitas adalah:

a. sifat dari asumsi atau ketidakpastian estimasi lainnya;


b. sensitivitas dari nilai tercatat terhadap metode, asumsi , dan estimasi yang
mendasari perhitungannya, termasuk juga alasan kesensitivitasan tersebut ;
c. penyelesaian yang diharapkan dari suatu ketidakpastian dan kisaran hasil yang
mungkin terjadi dalam tahun buku berikutnya sehubungan dengan jumlah
tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh; dasebuah penjelasan dari
perubahan yang dibuat pada asumsi masa lalu tentang aset dan liabilitas
tersebut, jika ketidakpastian tersebut masih belum n
d. terselesaikan.

24
Standar ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi atau
perkiraan anggaran.

Terkadang tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang


mungkin timbul dari suatu asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya
pada akhir periode pelaporan. Dalam kasus seperti itu, entitas mengungkapkan
bahwa adalah mungkin, berdasarkan pengetahuan yang ada, yang dihasilkan
dalam keuangan berikutnya tahun yang berbeda dari asumsi dapat memerlukan
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset atau liabilitas terpengaruh. Di
dalam semua kasus, entitas mengungkapkan sifat dan jumlah tercatat aset atau
liabilitas tertentu yang dipengaruhi oleh asumsi tersebut

Pengungkapan tentang pertimbangan tertentu yang dibuat manajemen dalam


proses penerapan kebijakan akuntansi entitas tidak berhubungan dengan
pengungkapan sumber ketidakpastian estimasi.

IFRS lainnya mensyaratkan pengungkapan beberapa asumsi yang sebaliknya


disyaratkan. Misalnya , IAS 37 mensyaratkan pengungkapan, dalam keadaan
tertentu, asumsi utama tentang peristiwa masa depan yang mempengaruhi kelas
provisi. IFRS 13 Fair Value Measurement mensyaratkan pengungkapan asumsi
signifikan (termasuk teknik penilaian dan input) yang digunakan entitas ketika
mengukur nilai wajar aset dan liabilitas yang dicatat pada nilai wajar.

25
D. Modal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan


untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan entitas modal. Entitas
mengungkapkan hal berikut:

a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan prosesnya untuk mengelola


modal, termasuk :
i. deskripsi tentang apa yang dikelola sebagai modal;
ii. ketika entitas tunduk pada persyaratan permodalan yang dipaksakan secara
eksternal, sifat persyaratan tersebut dan bagaimana persyaratan tersebut
dimasukkan ke dalam manajemen modal; dan
iii. bagaimana hal tersebut memenuhi tujuannya untuk pengelolaan modal.
b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal. Beberapa
entitas menganggap beberapa liabilitas keuangan (misalnya beberapa bentuk utang
subordinasi) sebagai bagian dari modal. Entitas lain menganggap modal tidak
termasuk beberapa komponen ekuitas (misalnya komponen yang timbul dari lindung
nilai arus kas).
c. setiap perubahan dalam (a) dan (b) dari sebelumnya periode.
d. apakah selama periode itu memenuhi persyaratan modal eksternal yang dikenakan
padanya
e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan yang diberlakukan secara
eksternal tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut.
f. Entitas mendasarkan pengungkapan ini pada informasi yang diberikan secara
internal kepada personel manajemen kunci.

Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan tunduk pada sejumlah
persyaratan modal yang berbeda. Misalnya, seorang konglomerat mungkin termasuk
entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan kegiatan perbankan dan entitas tersebut
dapat beroperasi di beberapa yurisdiksi. Ketika pengungkapan agregat persyaratan
permodalan dan bagaimana modal dikelola tidak akan memberikan informasi yang
berguna atau mendistorsi pemahaman pengguna laporan keuangan tentang sumber
modal entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah untuk setiap
persyaratan permodalan yang menjadi subjek entitas .

26
E. Instrumen Keuangan puttable yang Diklasifikasikan Sebagai Ekuitas

Untuk instrumen keuangan puttable yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas,


entitas mengungkapkan (sejauh tidak diungkapkan di tempat lain):

a. ringkasan data kuantitatif tentang jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;


b. tujuan, kebijakan dan proses untuk mengelola kewajibannya untuk membeli kembali
atau menebus instrumen ketika diminta oleh pemegang instrumen, termasuk setiap
perubahan dari periode sebelumnya;
c. arus kas keluar yang diharapkan pada penebusan atau pembelian kembali dari
kelompok instrumen keuangan tersebut ; dan
d. informasi tentang bagaimana arus kas keluar yang diharapkan pada penebusan atau
pembelian kembali tersebut ditentukan.
e.Pengungkapan Lainnya

Entitas mengungkapkan dalam catatan:

a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan


diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode tersebut, dan jumlah per saham terkait; dan
b. jumlah setiap dividen preferensi kumulatif yang tidak dikenali.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut, jika tidak diungkapkan di tempat lain dalam
informasi yang dipublikasikan bersama laporan keuangan:

a. domisili dan bentuk hukum badan, negaranya pendirian dan alamat kantor
terdaftarnya (atau tempat usaha utama, jika berbeda dari kantor yang terdaftar);
b. deskripsi tentang sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
c. nama entitas induk dan entitas induk dari grup; dan
d. jika entitas tersebut adalah entitas hidup terbatas, informasi mengenai panjang
hidupnya.

27
Daftar Isi

Amin, C. (2016). Studi Perbandingan Antara PSAK No. 1 (2009) dengan IAS No. 1 tentang Penyajian
Laporan Keuangan dan PSAK No. 3 (2010) dengan IAS No. 34 tentang Laporan Keuangan
Interim. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Aziz, M., Syafitri, E., Abdul K, M., Panji G, F., & Putra, M. (2022). Analisis Perbedaan PSAK 1 Revisi
2013 dengan IAS 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 3 Revisi 2016 dengan
IAS 34 Tentang Laporan Keuangan Interim. EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen,
Akuntansi.

28

Anda mungkin juga menyukai