Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Penyajian Laporan
Keuangan (PSAK). Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan
dengan berbagai pemahaman dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada
bapak Imam Wahyudi selaku dosen atas bimbingannya dalam mata perkuliahan Seminar
Akuntansi Keuangan yang banyak membantu penulis dalam proses perkuliahan. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami berharap para pembaca untuk memberikan saran serta kritik untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat.
Penulis
1
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................................................4
1. Latar Belakang..........................................................................................................................................................4
2. Rumusan masalah.....................................................................................................................................................4
3. Tujuan.......................................................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................................5
2.1 Tujuan Laporan Keuangan...................................................................................................................................5
2.2 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1..................................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................................................20
3.2 Saran.........................................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu sistem dengan input data/ informasi dan output berupa
informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal. Input akuntansi
merupakan transaksi transaksi atau bukti. Proses akuntansi merupakan kegiatan identifikasi,
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran sehingga menghasilkan laporan keuangan.
Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk mengatur
standar akuntansi keuangan Indonesia dan untuk menyetujui interpretasi standar tersebut. PSAK
dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas yang berorientasi profit. Laporan keuangan entitas
memberikan informasi tentang kinerja, posisi keuangan, perubahan entitas, arus kas, catatan atas
laporan keuangan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan keuangan.
Pengguna ini adalah investor dan calon investor, bank dan kreditur, pemasok, pelanggan,
pemerintah, dan masyarakat umum. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.
Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK adalah standar yang digunakan untuk
pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut PSAK No. 1 laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4
c. tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan;
d. mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;
e. pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset
(liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka
pendek).
5
Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat
diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka
pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang
bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal
kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifikasian
tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan
dan Liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.
Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas
berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan
dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka
panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus
operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.
Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
a. entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal
b. entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan
d. kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali
aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan Liabilitas
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya
karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam
siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas-liabilitas tersebut sebagai liabilitas
jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12
bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan
liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normalentitas
diasumsikan 12 bulan.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan
Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan,
sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai
dengan operasi entitas. Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan
SAK serta ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan.
Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 PSAK 1 untuk
menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:
a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;
b. piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya
c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang
dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
d. Liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan
Liabilitas diestimasi lainnya
7
e. ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor,
tambahan modal disetor dan cadangan.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:
a. untuk setiap jenis saham:
(i) jumlah saham modal dasar;
(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak
disetor penuh;
(iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;
(iv) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;
(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;
(vi) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau
entitas asosiasi; dan
(vii)saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan
saham, termasuk jumlah dan persyaratan;
b. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust,
mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 PSAK 1, yang memperlihatkan
perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan
yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
8
Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk
periode berjalan:
(a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
(b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas menyajikan (a) dalam
laporan tersebut.
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian laba rugi atau
laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan
jumlah berikut untuk periode:
a. pendapatan
b. biaya keuangan
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan
metodeekuitas
d. beban pajak
e. jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan
9
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas dapat menyajikan
komponen pendapatan komprehensif lain:
a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait
dengan pos tersebut.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain atau
Catatan atas Laporan Keuangan
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan
sifat dan jumlahnya secara terpisah. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah
atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi
atas biaya restrukturisasi
c. pelepasan aset tetap
d. pelepasan investasi
e. operasi yang dihentikan
f. penyelesaian litigasi
g. pembalikan laibilitas diestimasi lain.
11
Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;
(b) kebijakan akuntansi lainnya yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar
pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan
kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan memengaruhi analisis
pengguna secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam
laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah
memadai dengan memberikan suatu indikasi unrtuk setiap kelompok aset dan liabilitas yang
mana setiap dasar pengukuran diterapkan.
Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.
dengan mengungkapkan hal-hal berikut:
a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya, termasuk:
(i) deskripsi tentang apa yang dikelola sebagai modal;
12
(ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat
persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan ke dalam
pengelolaan permodalan; dan
(iii) bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalannya.
b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang diaturnya sebagai modal.
c. setiap perubahan (a) dan (b) dari periode sebelumnya
d. apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal .
e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi
dari ketidakpatuhan tersebut.
f.
Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas
Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen
itu kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya (puttable
financial instrument) yang diklasifikasi sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak
diungkapkan dimanapun):
a. ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;
b. tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk membeli kembali atau
menarik instrumen tersebut jika dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk
setiap perubahan dari periode sebelumnya;
c. prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen tersebut;
dan
d. informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian
kembali atau penarikan instrumen.
Pengungkapan Lain
Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan:
a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta
jumlah dividen per lembar sahamnya; dan
b. jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun dalam
informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
13
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau
lokasi utama\ kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.
2.3 Perbedaan pada PSAK 1 (2013) dengan PSAK 1 (2009) dan PSAK 1 (2013) dengan IFRS
14
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan penambahan kalimat
yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan
keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan
kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik
diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan
dengan menambahkan per-aturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya
menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan perundang-
undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas,
tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan tidak
diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24
diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan
kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from the requirement”dalam
IAS 1 paragraf 23.
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi.
8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan meniadakan
penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf
tersebut tidak relevan.
10.IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.
15
Contoh penerapan PSAK 1
Dampak Penerapan PSAK 1 Revisi 2013
16
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah
untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari
periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.
3.2 Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Dalam mencari bahan sebaiknya tidak dari internet saja, diperlukannya buku pegangan
yang sesuai dengan materi
2. Bagi kelompok yang selanjutnya tampil pada seminar akuntansi bisa menampilkan
contoh langsung dengan laporan keuangannya
3. Pembagiaan waktu dalam menyelasaikan makalah seefektif dan efisien mungkin agar bisa
mendapatkan makalah yang lebih baik kedepannya
19
DAFTAR PUSTAKA
http://accounting.binus.ac.id/2014/07/11/perbedaan-antara-psak-no-1-tahun-2013-degnan-psak-
no-1-tahun-2009/ diakses pada tanggal 21 Agustus 2015
20