Anda di halaman 1dari 22

INSTRUMENT KEUANGAN, KAS DAN PIUTANG

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Akuntansi Keuangan 1

Disusun oleh kelompok 5

1. Afifah Nurian Aryanti

2. Dian Setya Lestari

3. Fitrian Anwar

4. Nur fadhila tussa'diah

5. Siti Ruhifa

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

berkat,rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawatserta salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yangsunnahnya selalu hidup dan menyemangati penulis disaat menghadapi

kesulitandan menjaga niat penulis ketika menjalani kemudahan. Akhirnya penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Instrumen Keuangan, kas dan

piutang”, sebagai salah satu tugas mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN 1 .

Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan

yangdihadapi penulis, namun berkat adanya dorongan yang kuat dari berbagai

pihak,akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dapat diatasi. Maka dari itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam

penulisan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini

masih terdapatkekurangan, sehingga segala tanggapan, kritik, maupun saran

sangat diharapkanuntuk proses pengevalusian di masa yang akan datang.

5 november 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. INSTRUMEN KEUANGAN..............................................................................4
1. PENGERTIAN.............................................................................................4
2. BENTUK INSTRUMEN KEUANGAN......................................................4
3. KONSEP PENGAKUAN DAN KEPNGUKURAN INSTRUMEN
KEUANGAN....................................................................................................6
4. MENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN...................................................7
B. ASET KEUANGAN...........................................................................................7
1. Klasifikasi asset keuangan............................................................................7
2. REKLASIFIKASI.......................................................................................10
3. PENURUNAN NILAI................................................................................11
4. PENGHENTIAN PENGAKUAN..............................................................12
C. INSTRUMEN KAS...........................................................................................12
1. PENGERTIAN...........................................................................................12
2. PENGENDALIAN KAS............................................................................12
3. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN...................................................13
D. INSTRUMEN PIUTANG.................................................................................13
1. PENGERTIAN DAN JENIS......................................................................13
2. PENGAKUAN...........................................................................................13
3. PENURUNAN NILAI................................................................................14
4. PENYAJIAN..............................................................................................14
5. ANALISIS PIUTANG................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Simpulan.......................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya

asetkeuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas

bagientitas lainnya (IAS 32). Instrumen keuangan perusahaan akan terlihat di

dalamlaporan keuangan entitas, oleh karena itu diperlukan adanya pengakuan,

pengukuran, penyajian dan pengungkapan terhadap instrumen keuangan

yangdapat memberikan informasi yang menggambarkan kinerja entitas dan

bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan didalam pengambilan

keputusan. Informasiyang terdapat pada nilai-nilai instrumen keuangan yang

disajikan merupakan bagian yang penting sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan ekonomi,sehingga pada proses penyajian dan pengungkapan instrumen

keuangan harussesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK

No.50 (revisi2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60

tentang pengungkapan instrumen keuangan, yang sebelumnya diatur dalam satu

standar pada PSAK No.50 (revisi 2006) tentang penyajian dan pengungkapan

instrumenkeuangan.Seperti yang diketahui, setiap negara memiliki standar-standar

akuntansiyang berbeda yang dapat mempersulit pengguna laporan dalam

memahami isilaporan keuangan. Sehingga International Accounting Standards

Board (IASB) menerbitkan standar-standar akuntansi internasional yang dapat

diterapkan olehsetiap negara yaitu Internasional Financial Reporting Standard

(IFRS).
Oleh karena itu, setiap negara mulai melakukan konvergensi dari standar

akuntansi negara masing-masing dengan IFRS dan telah mulai diterapkan di Uni-

Eropa pada1 januari 2005 dan di Indonesia sudah ada beberapa PSAK yang

diadopsi dengan IFRS yang telah diterapkan pada tahun 2008.Konvergensi

standar akuntansi Indonesia dengan IFRS, memberikan pengaruh terhadap PSAK

No.50 (revisi 2006) yang sebelumnya mengaturmengenai penyajian dan

pengungkapan dalam instrumen keuangan. Pada tahun 2010, Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) melakukan pemisahan antara standarakuntansi yang mengatur

antara penyajian dan pengungkapan atas instrumenkeuangan, yang dipisah

kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) tentang penyajianinstrumen keuangan dan

PSAK No.60 tentang pengungkapan instrumenkeuangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

permasalahandalam makalah ini dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan berikut

1.Apa itu instrumen keuangan, kas dan pitang?

2.Bagaimana bentuk instrumen keuangan?

3.Apa saja penyajian dan pengungkapkan instrumen keuangan, kas dan piutang?

4. Bagaimana penurunan nilai dari instrument keuangan, kas dan piutang?

C. Maksud dan Tujuan

Penulis bermaksud menghimpun data-data informasi sesuai dengan

rumusanmasalah di atas, oleh karena itu tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari instrumen keuangan, kas dan piutang.

2. Mengetahui bentuk instrument keuangan.

3. mengetahui penurunan nilai dari instrument keuangan, kas dan piutang.

4. Mengetahui penurunan nilai dari instrument keuangan, kas dan piutang.


BAB II

PEMBAHASAN

A. INSTRUMEN KEUANGAN

1. PENGERTIAN

Instrument keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai

asset atau liabilitas keuangan, terdiri dari kas dan piutang. Berikut adalah

standar akuntansi yang mengatur instrument keuangan.

a. PSAK 50 instrumen keuangan.

b. PSAK 55 instrumen keuangan.

c. PSAK 60 instrumen keuangan.

Tidak ada pengaturan untuk industry tertentu, karena standar lebih

menekankan pada substansi transaksi dan komponen yang dilaporkan

bukan pada jenis industry entitas. Standar akuntansi IFRS menggunakan

dasar penilaian wajar.

2. BENTUK INSTRUMEN KEUANGAN

Asset keuangan terdiri atas :

a. Kas,

b. Instrument entitas yang diterbitkan oleh entitas lain,

c. Hak kontraktual:

1) Untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain.

2) Untuk mempertukarkan asset keungan dengan entitas lain dengan

kondisi borpetenti untung.


d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan

instrument entitas yang diterbitkan oleh entitas merupakan:

1) Non derivative dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan

untuk menerima sejumlah yang bervariasi dari instrument yang

diterbitkan entitas.

2) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan dengan

mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau asset keuangan

lain dengan jumlah tertentu dengan instrument ebtitas yang

diterbitkan entitas.

Liabilitas keuangan terdiri atas:

a. Liabilitas kontraktual.

1) Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada

entitas lain.

2) Untuk mempertukarkan asset keuangan dengan entitas lain

dengan kondisi berpotensi tidak menguntngkan entitas.

b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan

menggunakan instrument entitas yang diterbitkan entitas dan

merupakan suatu:

1) Non derivative dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan

untuk menyerahkan sejumlah yang bervariasi dari instrument

ekuitas yang diterbitkan entitas.

2) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan

mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau asset


keuangan lain dengan jumlah tertentuatau asset keuangan lain

dengan jumlah tertentu dengan instrument ekuitas yang

diterbitkan entitas.

Instrument ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan

hak residual atas asset suatu entitas setelah dikurangi dengan

seluruh liabilitasnya.

3. KONSEP PENGAKUAN DAN KEPNGUKURAN INSTRUMEN

KEUANGAN

Saat kontrak tersebut mengindikasikan adanya suatu aliran manfaat

ekonomi diterima atau diserahkan dimasa mendatang dan diukur dengan

andal, maka kontrak tersebut akan dicatat sebagai asset atau liabilitas

keuangan.

Pengukuran asset atau liabilitas keuangan:

a. Untuk asset dan liabilitas keuangan yang pengukuran setelah

pengakuan awal menggunakan nilai wajar, biaya transaksinya di

klarifikasikan sebagai beban periode berjalan.

b. Untuk asset dan liabilitas keuangan yang pengukuran setelah

pengakuan awal tidak menggunakan nilai wajar, biaya transaksinya di

kapitalisasi menambah nilai asset atau liabilitas keuangan.

Asset keuangan mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat asset

lebih tinggi dibandingkan nilai yang dapat diperoleh kembali. Jika terjadi

penurunan kembali, maka harus dilakukan netitas nilai yang dapat


diperoleh kembali dan pengakuan kerugian penurunan nilai, HTM dan

AFS dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.

4. MENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PSAK 50 (revisi 2010) instrument keuangan : prinsip penyajian

instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset

keuangan dan liabilitas keuangan. Prisnisp keuangan ini berlaku terhadap

kategori instrument keuangan dari perpektif penerbit dalam asset

keuangan, liabilitas keuangan, dan instrument ekuitas, pengategorian yang

terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, serta

keadaan asset keuangan dan liabilitas akan saling hapus.

PSAK 60 instrumen keuangan : pengungkapan dalam laporan

keuangan yang memungkinkan penggunaan mengevaluasi signifikan

instrument keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis

dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengelola risiko

tersebut.

B. ASET KEUANGAN

1. Klasifikasi asset keuangan

a. Asset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi

Asset keuangan diukur dengan nilai wajar melaui laba rugi (fair

valuie to profit and loss atau FVPL) adalah asset keuangan yang di

maksudkan untuk tujuan dijual dan dibeli kembali dalam waktu dekat

(surat berharga diperdagangkan,).


Asset keuangan diklasifikasikan sebagai FVPL jika memenuhi

salah satu dari kondisi berikut:

1) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

2) Pada saat pengakuan awal telah di ukur pada nilai wajar melalui

laba rugi.

FVOL di nilai pada pengakuan awal sebesar nilai wajar, yaitu nilai

perolehan investasi+biaya transaksi yang dibebankan. Pemisahan biaya

transaksi dalam komponen beban periode berjalan akan membuat

nperbandingan antara nilai wajar saat transaksi dengan nilai wajar pada

pengukuran setelah pengakuan awal lebih mudah dilakukan. Setelah

pengakuan awal, FVPL di ukur dengan nilai wajar pada tanggal

pelaporan. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar pada tanggal

pelaporan akan dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian yang

dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif (sebelum

direalisasikan).

b. Investasi dipegang hingga jatuh tempo

Investasi dipegang hingga jatuh tempo adalah asset non keuangan

non derivative dengan pembayaran tetap atau telah ditetapkan dan

jatuh temponya telah ditetapkan secara entitas memp[unyai entitas

positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga

jatuh tempo.

Entitas harus menghitung tingkat suku bunga efektif untuk

investasi ini.n bunga efektif tidak selalu sama dengan bunga yang
dibayarkan. Jika bunga memiliki nilai rendah dibandingkan nilai

nominalnya, sehingga akan muncul diskon. Jika sebaliknya akan

muncul premium. Setelah pengakuan awal, asset akan diukur sebesar

nilai amortisasi. Amortisasi diskon akan menambah pendapatan bunga

dan amortisasi premuium akan mengurangi pendapatan bunga.

c. Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR)

Adalah asset keuangan nonderivative dengan pembayaran yang

telah ditentukan dan tidak mempunyai koutasi pasar aktif, kecuali yang

termasuk dalam tiga kategori asset keuangan yang lain. Kelompok

asset yang bukan pinjaman yang diberikan atau piutang misalnya

kepemilikan atas reksa dana, tidak dapat diklasifikasikan sebagai

pinjaman.

Pada awalnya pinjaman yang diberikan dan piutang diakui sebagai

harga perolehan+biaya transaksi yang dapat diartribusikan langsung

dengan perolehan piutang dan pinjaman. Setelah itu, pinjamn dan

piutang ini akan diukur pada biaya perolehan diamotrasasi dengan

menggunakan metode suku bunga efektif.

d. Reklasifikasi asset keuangan

Pada saat awal, AFS di akui sebesar nilai wajar. Biaya transaksi

yang dapat di atribusikan secara langsung untuk perolehan investasi

AFS dikapitalisasikan menambah nilai AFS. Setelah pengakuan awal,

AFS dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan diukur pada biaya

perolehan setelah di amortisasi dengan menggunakan metode suku


bunga efektif. Selisih nilai wajar dengan nilai tercatat akan di akui

sebagai keuntungan dan kerugian dalam ekuitas dan dilaporkan

sebagai pendapatkan komprehensif.

2. REKLASIFIKASI

FVPL, dapat di reklasifikasi ke LR dalam situasi yang sangat

langka. Larangan reklasifikasi FVPL di maksud agar entitas tidak

memiliki moral hazard menggunakan reklasifikasi untuk manajemen laba.

Asset keuangan di ukur nilai wajar melalui laba rugi dapat di

reklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang LR. Jika

memenuhi keuntungan LR terdapat intensi dan kemampuang untuk

memiliki sampai jatuh tempo.

Asset keuangan tersedia untuk dijual keuntungan dan kerugian

yang telah di akui dalam laba komprehensif diamortisasikan untuk asset

keuangan yang dimiliki jatuh tempo yang tetap. Untuk asset yang

memiliki jatuh tempo yang tetap, keuntungan atau kerugian dalam laba

komprehensif akan di akui pada laporan laba rugi pada asset tersebut

dijual. Jika terjadi perubahan intensi manajemen mereklasifikasi atau

menjual investasi HTM, maka investasi harus di reklasifikasi dalam AFS.

Suatu entitas tidak boleh memiliki investasi HTM jika dalam tahun

berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya telah menjual atau

mereklasifikasikan investasi HTM dalam jumlah yang lebih dari tidak

signifikan. Pengecualian untuk tainting rule ini terjadi jika:


a. Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya,

kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo)

b. Setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah

pokok asset keuangan sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah

memperoleh pelunasan di pecat.

c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas,

tidak berulang dan tidak dapat di antisipasi secara wajar oleh entitas.

3. PENURUNAN NILAI

Asset keuangan yang di ukur dengan harga perolehan di

amortisasikan secara asset keuangan tersedia untuk dijual dapat

mengalami penurunan nilai. Sedangkan untuk asset keuangan yang dinilai

dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan menurun

nilainya mengikuti harga pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi

penurunan nilai.

Kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai tercatat

atau biaya perolehan di amortisasikan lebih tinggi daripada nilai yang

dapat diperoleh kembali. Bukti objektif penurunan nilai harus dilakukan

pada setiap tanggal laporan keuangan.

Bukti objektif dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut:

a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau peminjam.

b. Pelanggan kontrak.

c. Restrukturisasi atau keringanan akibat pihak peminjam mengalami

kesulitan.
d. Peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi

keuangan lainnya.

e. Hilangnya pasar aktif dari asset keuangan akibat kesulitan keuangan.

f. Kemungkinan besar bangkrut.

Pengaruh penurunan nilai dapat didentifikasikan terhadap asset keuangan

secara individu maupun kelompok asset.

4. PENGHENTIAN PENGAKUAN

Pada saat kontrak berakhir, asset keuangan tidak lagi diakui dalam

laporan keuangan, standar menjelaskan bahwa entitas menghentikan

pengakuan asset keuangan jika hanya jika :

a. Hak kontraktual atau arus kas yang berasal dari asset keuangan

tersebut berakhir.

b. Entitas mentransfer asset keuangan yang memenuhi kriteria pengertian

pengakuan.

C. INSTRUMEN KAS

1. PENGERTIAN

Kas adalah asset keuangan yang digunakan untuk kegiatan

operasioanal perusahaan. Kas merupakan kas yang paling likuid

karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.

2. PENGENDALIAN KAS

Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas, a.l:

a. Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan

otorisasi dengan pembayaran, pihak yang melakukan


pengelolaan kas dan pencatatam, pihak pengguna dan pihak

pembayar.

b. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau

diruang tertutup dengan kases terbatas.

c. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang

berbeda.

d. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan

cek sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.

e. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan

dengan pengendalian pencatatan.

3. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Standar akuntansi tidak mengatur penyajian kas dalam

laporan keuangan. Pengungkapan kas dalam laporan keuangan

meliputi pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi rincin

kas yang dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi kas

menjelaskan secara umum komponen kas dan bagaimana

perusahaan mengklasifikasikan kas.

D. INSTRUMEN PIUTANG

1. PENGERTIAN DAN JENIS

Piutang adalah klaim entitas pada pihak lain. Bentuk klaim

pada pihak lain dapat didasarkan pada perjanjian utang pitang

secara tertulis yaitu wesel tagih (promissory notes), namun dapat


juga didasarkan pada perjanjian atau komitmen tidak tertulis,

disebut piutang dagang atau usaha.

Wesel tagih biasanya berbunga dan memiliki jangka waktu relative

Panjang. Untuk perusahaan perbankan dan jasa keuangan, piutang

berbentuk pinjaman yang diberikan atau kredit.

2. PENGAKUAN

Piutang pada awal pengakuan di ukur dengan menggunakan

nilai wajar, pengukuran setelah pengakuan awal sebesar nilai

diamortisasikan dikurangi kerugian penurunan nilai. Beban

langsung yang berkaitan dengan perolehan piutang atau pinjaman

akan diakui menambah piutang sehingga akan memengaruhi

perhitungan bunga efektif. Amortisasi menggunakan tingkat bunga

efektif. Bunga efektif adalah bunga yang menyamakan nilai wajar

dengan nilai kini arus kas dari pembayaran pitang dan bunganya di

masa depan.

3. PENURUNAN NILAI

Pencatatan penurunan piutang dapat dilakukan dengan

menggunakan metode cadangan maupun metode langsung.

Walaupun standar memperoleh kedua metode tersebut, tetapi

metode cadangan lebih direkomendasikan. Piutang yang

dihapuskan akan mengurangi cadangan piutang, piutang yang

sebelumnya dihapuskan namun diterima kembali akan dicatat

menambah cadangan piutang.


4. PENYAJIAN

Penyajian disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar

nilai diamortisasi dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Catatan atas laporan keuangan menjelaskan kebijakan akuntansi,

rincian piutang menurut jenis, rekonsiliasi cadangan piutang, dan

informasi kusus terkait piutang seperti piutang dijamin dan

penjelasan rinci debitur tertentu.

5. ANALISIS PIUTANG

Analisis piutang dimiliki oleh perusahaan adalah untuk

menekankan pada resiko tidak tertagihnya piutang. Dalam

melakukan analisis hal pertama yang dilakukan adalah mencermati

kebijakan akuntansi yang dilakukan dalam mengukur serta menilai

piutang dan cadangan penurunan nuilai. Analisi piutang diilakukan

dengan melihat perputaran piutang. Semakin lama jangka waktu

piutang mengindikasikan perputarannya rendah, sehingga modal

kerja perusahaan banyak berhenti di investasi piutang.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Informasi akuntansi harus memiliki relevansi nilai yang bermanfaat

bagiinvestor dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi

akuntansiyang akurat oleh pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan

calonkreditor) memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan

apakahinvestasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan keuntungan

dankerugian dari kegiatan investasi. Sehingga pada proses penyajian dan

pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standar-standar

akuntansiyang berlaku yaitu PSAK No.50 tentang penyajian instrumen keuangan,

PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan PSAK

No. 60 tentang pengungkapan instrumen keuangan.Dengan adanya perubahan

standar akuntansi yang mengatur tentang instrumenkeuangan maka terdapat

beberapa perbedaan antara PSAK No. 50 dan PSAK No.55 (revisi 2006) dengan

PSAK No. 50 (revisi 2010), PSAK No. 55 (revisi 2011)dan PSAK No. 60.

Perbedaan tersebut diantara tentang reklasifikasi dari diukur pada nilai

wajar melalui laba rugi ke pinjaman yang diberikan dan piutang danreklasifikasi

dari tersedia untuk dijual ke pinjaman yang diberikan dan piutang.Selain itu juga

terkait dengan pengungkapan aset atau liabilitas keuangan yangdiukur pada nilai
wajar, pengungkapkan jumlah reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan

reklasifikasi serta pengungkapan pengukuran nilai wajar.

B. Saran

Dengan adanya perubahan standar akuntansi yang mengatur tentang

instrumenkeuangan maka terdapat beberapa perbedaan antara PSAK No. 50 dan

PSAK No.55 (revisi 2006) dengan PSAK No. 50 (revisi 2010), PSAK No. 55

(revisi 2011)dan PSAK No. 60 yang dilakukan oleh Dewan standar Akuntansi

Keuangan(DSAK). Perubahan peraturan antara lain tentang pengungkapan aset

atauliabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, pengungkapkan jumlah

reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi serta

pengungkapan pengukuran nilai wajar. Sehingga berdampak

padameningkatkannya relevansi nilai dari informasi nilai wajar instrumen

keuangan.Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

relevansi nilaidari informasi nilai wajar instrumen keuangan meningkat setelah

penerapan revisiPSAK 50, 55 dan 60 tentang instrumen keuangan pada

perusahaan keuangan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Oleh karena itu sebaiknyaregulator atau Dewan standar Akuntansi Keuangan

(DSAK) menerapkan tentang pengungkapan pengukuran nilai wajar pada PSAK

lain selain PSAK yangmengatur tentang instrumen keuangan.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/rieandha/instrumen-keuangankasdan-piutang

https://www.google.co.id/url?q=https://id.scribd.com/doc/266349656/Bab-5-

Instrumen-Keuangan-Kas-Dan-Piutang&sa=U&ved=2ahUKEwj5oqrs-

u3sAhVDOSsKHR4yAKsQFjACegQIBxAB&usg=AOvVaw3T5PjX7Rhl982KX

MKhmV_Q

https://www.academia.edu/37815380/MAKALAH_AKUNTANSI_UNTUK_INS

TRUMEN_KEUANGAN

Anda mungkin juga menyukai