Anda di halaman 1dari 11

Makalah Materi Pembelajaran dari Petemuan 1 sampai

Pertemuan Terakhir

Makalah Ini Dibuat dan Diajukan Untuk


Memenuhi Tugas Evaluasi Akhir Semester (EAS) Pada
Standar Akuntansi Keuangan

Oleh:

Indah Siti Aulya 10220041

Dosen:

Rola Manjaleni, S.E., M.SI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan
tugas makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi Tugas Evaluasi Akhir
Semester pada mata kuliah Standar Akuntansi Keuangan, Program Studi Akuntasi
di Universitas Teknologi Digital Bandung.
Dalam makalah ini saya menyusun materi mengenai pembelajaran dari
pertemuan 1 hingga pertemuan terakhir berdasarkan sumber data dari berbagai
studi literatur yang dapat di pertanggungjawabkan keasliannya.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rola Manjaleni, S.E., M.SI. selaku
dosen pada mata kuliah Standar Akuntansi Keuangan dan kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini
dan saya juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk kita semua.

Bandung, 04 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................I

BAB II Pembahasan ........................................................................................ 3

PSAK 5, PSAK 8 dan PSAK 10.................................................................. 3


Laporan Keuangan Konsolidasi .................................................................... 4

BAB III Kesimpulan ........................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua
pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, penyusunan standar akuntansi harus
diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak
yang berkepentingan. Standar akuntansi memuat definisi, pengukuran atau
penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen laporan keuangan.
Di Indonesia terdapat sebuah organisasi yang memiliki wewenang untuk
membuat aturan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), organisasi ini adalah Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Indonesia juga memiliki empat pilar standar akuntansi
yaitu, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi
Syari’ah dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). PSAK dan SAK ETAP
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
sedangkan PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syari’ah dan
SAP diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Salah satu standar akuntansi adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik adalah standar akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan kecil menengah yang belum mengajukan pernyataan pendaftaran pada
otoritas pasar modal untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PSAK 5, PSAK 8 dan PSAK 10
2.1.1 PSAK 5 SEGMEN OPERASI
Dalam PSAK 5, Segmen perusahaan yang didasrkan kepada jenis atau
kelompok produk/jasa dinamakan segmen usaha (business segment).
Segmentasi didasarkan pada pendekatan manajemen, yaitu jika pelaporan dan
evaluasi kinerja manajerial didasrkan secara geografis, maka pelaporan
segmen juga harus didasarkan secara geografis (wilayah). Dan jika pelaporan
dan evaluasi kinerja didasarkan kepada produk, pelaporan segmen juga harus
didasarkan kepada produk.
1. Tujuan
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas
(proses) bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana entitas beroperasi.
2. Kriteria
Segmen operasi didefinisikan sebagai komponen suatu perusahaan yang
memiliki kriteria:
a. Menyelenggarakan aktivitas usaha, yang dari aktivitas tersebut
menghasilkan pendapatan (revenue) dan menimbulkan beban
(expense).
b. Hasil operasinya (laba atau rugi) secara rutin di riview oleh
manajemen puncak perusahaan.
c. Laporan keuangan terpisah untuk segmen itu tersedia.
3. Syarat Kualitatif dan Kuantitatif
1) Syarat Kualitatif: Telah teridentifikasi sebagai segmen operasi atau
hasil dari agregasi dua atau lebih.
2) Syarat Kuantitatif: Melebihi ambang batas (salah satu)
 Pendapatan lebih dari 10% dari pendapatan eksternal dan internal
 Laba rugi absolut lebih dari 10% dari laba rugi gabungan segmen
yang laba atau yang rugi
 Aset lebih dari 10% dari asset gabungan segmen operasi
2.1.2 PSAK 8 PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
1. Definisi
Peristiwa setelah periode pelaporan yaitu peristiwa yang terjadi
antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun yan tidak.
Peristiwa setelah periode pelaporan terbagi menjadi 2 yakni Peristiwa
penyesuai setelah periode pelaporan dan Peristiwa non-penyesuai setelah
periode pelaporan.
Tanggal yang lebih awal antara tanggal manajemen telah
memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan
tanggal manajeman menyatakan bertanggungjawab atas laporan
keuangan tersebut.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa
setelah periode pelaporan.
2) Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.
Peristiwa ini diterapkan dalam akuntansi untuk pengungkapan atas
peristiwa setelah periode pelaporan.
3. Peristiwa Penyesuai dan Peristiwa NonPenyesuai
a. Peristiwa Penyesuai (adjusting events)
Peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang memberikan
bukti atas adanya kondisi yang benar-benar ada pada akhir periode
pelaporan, meskipun tidak diketahui pada saat ini.
1. Keputusan pengadilan yang menyatakan perusahaan memiliki
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan
2. Diperolehnya informasi indikasi penurunan nilai suatu asset pada
akhir periode pelaporan, atau penyesuaian jumlah rugi penurunan
nilai yang telah diakui (missal:pelanggan bangkrut, harga jual
persediaan)
3. Penentuan harga perolehan asset atau hasil penjualan asset sebelum
akhir periode pelaporan
4. Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus (See PSAK
24)
5. Penemuan kecurangan atau kesalahan
b. Peristiwa NonPenyesuai
Peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menghasilkan
timbulnya kondisi setelah periode pelaporan.
1. Penurunan nilai wajar suatu investasi diantara tanggal pelaporan
dan tanggal otorisasi laporan keuangan
2. Kombinasi bisnis yang signifikan setelah periode pelaporan
3. Pengumuman penghentian operasi
4. Pembelian dan pelepasan asset yang signifikan, pengambil-alihan
asset oleh pemerintah
5. Kerusakan asset akibat kebakaran setelah periode pelaporan
6. Pengumuman atau mulai implementasi restrukturisasi yang besar
2.1.3 PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING
A. Tujuan
1. Bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan
menggabungkan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan.
2. Menjabarkan laporan keuangan kedalam mata uang penyajian.
B. Ruang Lingkup
1. Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing
2. Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
3. Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas dalam mata uang
penyajian
C. Definisi
a. Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri: jumlah kegiatan
entitas pelapor dalam asset neto dari kegiatan usaha luar negeri
tersebut
b. Kegiatan usaha luar negeri: entitas anak, asosiasi, pengaturan bersama
atau cabang dari entitas pelapor yang aktivitasnya dilaksanakan
dinegara yang mata uangnya menggunakan mata uang selain mata
uang pelapor
c. Kelompok usaha: suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya

2.2 PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN


Secara umum ada beberapa jenis instrumen keuangan yang tersaji
di laporan posisi keuangan dari perusahaan yang ada di Indonesia.
Hal ini berarti bahwa PSAK 71 dapat memberi dampak cukup luas
bagi beragam entitas.
PSAK 71 pada dasarnya menggantikan PSAK 55 yang mencakup
tiga hal utama: (1) Klasifikasi dan pengukuran, (2) Penurunan nilai, dan
(3) Akuntansi lindung nilai (Witjaksono, 2017). Dua hal pertama dapat
dipastikan akan mempengaruhi seluruh perusahaan karena bersifat
wajib (mandatory) diterapkan untuk instrumen keuangan yang
dikuasai, sedangkan akuntansi lindung nilai hanya berdampak bagi
mereka yang memiliki intensi untuk menggunakannya (Kalajanti
dalam (Brilianto & Efendi, 2020).
1. Klasifikasi dan Pengukuran
Salah satu perubahan mendasar pada klasifikasi aset
keuangan dalam PSAK 71 ini adalah pergeseran
berdasarkan business model. Klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan nantinya tidak lagi berdasarkan intensi
manajemen, namun pengaturan klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan selanjutnya berdasarkan karakteristik
kontraktual arus kas dan bisnis model dari entitas. Untuk
selanjutnya, klasifikasi dan pengukuran terdiri dari fair
value through profit or loss (FVTPL), fair value through
other comprehensive income (FVOCI) dan amortized cost
(Suroso).
Klasifikasi berdasarkan PSAK 71:
Entitas mengklasifikasikan asset keuangan sehingga
setelah pengakuan awal asset keuangan diukur pada biaya
perolehan yang diamortisasi (amortized cost), FVOCI dan
FVTPL dengan menggunakan dua dasar yaitu model bisnis
dan arus kas kontraktual.
a. Aset Keuangan
 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi (Financial asset Fair Asset at Value
Through Profit and Loss-FVTPL)
 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
Penghasilan Komprehensif Lain (Financial asset
Fair value through other comprehensive income-
FVOCI)
b. Liabilitas Keuangan
 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi (Financial Liabilities Fair Asset at
Value Through Profit and Loss-FVTPL)
 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui Penghasilan Komprehensif Lain (Financial
liabilities Fair value through other comprehensive
income-FVOCI)
2. Penurunan Nilai
Perubahan mendasar dari PSAK 71 ini adalah
peningkatan kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan
penurunan nilai instrumen keuangan yang diharapkan
informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan dan
dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan. Jika pada
PSAK 55 konsep penurunan nilai yang dipakai adalah
incurred loss model yaitu penurunan nilai pada instrumen
keuangan dilakukan jika dan hanya terdapat bukti obyektif
penurunan nilai, namun dalam PSAK 71 konsep yang
digunakan adalah expected loss model yaitu penurunan
nilai pada instrumen keuangan dilakukan berdasarkan
kerugian kredit yang diharapkan (expected credit loss).
Oleh karena itu, dalam PSAK 71 ini, setiap tanggal
pelaporan entitas perlu menilai apakah risiko kredit atas
instrumen keuangan telah meningkat secara signifikan sejak
pengakuan awal dengan menggunakan informasi forward-
looking yang wajar dan terdukung (reasonable and
supportable information).
3. Akuntansi Lindung Nilai
Perubahan signifikan dalam PSAK 71 ini
dibandingkan dengan PSAK 55 adalah terkait dengan
persyaratan akuntansi lindung nilai, dimana laporan
keuangan nantinya akan mencerminkan manajemen risiko
entitas. Jika dalam PSAK 55, lindung nilai dapat dianggap
efektif jika memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%,
namun di PSAK 71 persyaratan tes efektivitas tersebut
tidak diperlukan lagi dan selanjutnya didasarkan
persyaratan yang lebih umum berdasarkan pertimbangan
manajemen.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulam
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai