Pertemuan Terakhir
Oleh:
Dosen:
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan
tugas makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi Tugas Evaluasi Akhir
Semester pada mata kuliah Standar Akuntansi Keuangan, Program Studi Akuntasi
di Universitas Teknologi Digital Bandung.
Dalam makalah ini saya menyusun materi mengenai pembelajaran dari
pertemuan 1 hingga pertemuan terakhir berdasarkan sumber data dari berbagai
studi literatur yang dapat di pertanggungjawabkan keasliannya.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rola Manjaleni, S.E., M.SI. selaku
dosen pada mata kuliah Standar Akuntansi Keuangan dan kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini
dan saya juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua
pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, penyusunan standar akuntansi harus
diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak
yang berkepentingan. Standar akuntansi memuat definisi, pengukuran atau
penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen laporan keuangan.
Di Indonesia terdapat sebuah organisasi yang memiliki wewenang untuk
membuat aturan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), organisasi ini adalah Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Indonesia juga memiliki empat pilar standar akuntansi
yaitu, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi
Syari’ah dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). PSAK dan SAK ETAP
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
sedangkan PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syari’ah dan
SAP diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Salah satu standar akuntansi adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik adalah standar akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan kecil menengah yang belum mengajukan pernyataan pendaftaran pada
otoritas pasar modal untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PSAK 5, PSAK 8 dan PSAK 10
2.1.1 PSAK 5 SEGMEN OPERASI
Dalam PSAK 5, Segmen perusahaan yang didasrkan kepada jenis atau
kelompok produk/jasa dinamakan segmen usaha (business segment).
Segmentasi didasarkan pada pendekatan manajemen, yaitu jika pelaporan dan
evaluasi kinerja manajerial didasrkan secara geografis, maka pelaporan
segmen juga harus didasarkan secara geografis (wilayah). Dan jika pelaporan
dan evaluasi kinerja didasarkan kepada produk, pelaporan segmen juga harus
didasarkan kepada produk.
1. Tujuan
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas
(proses) bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana entitas beroperasi.
2. Kriteria
Segmen operasi didefinisikan sebagai komponen suatu perusahaan yang
memiliki kriteria:
a. Menyelenggarakan aktivitas usaha, yang dari aktivitas tersebut
menghasilkan pendapatan (revenue) dan menimbulkan beban
(expense).
b. Hasil operasinya (laba atau rugi) secara rutin di riview oleh
manajemen puncak perusahaan.
c. Laporan keuangan terpisah untuk segmen itu tersedia.
3. Syarat Kualitatif dan Kuantitatif
1) Syarat Kualitatif: Telah teridentifikasi sebagai segmen operasi atau
hasil dari agregasi dua atau lebih.
2) Syarat Kuantitatif: Melebihi ambang batas (salah satu)
Pendapatan lebih dari 10% dari pendapatan eksternal dan internal
Laba rugi absolut lebih dari 10% dari laba rugi gabungan segmen
yang laba atau yang rugi
Aset lebih dari 10% dari asset gabungan segmen operasi
2.1.2 PSAK 8 PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
1. Definisi
Peristiwa setelah periode pelaporan yaitu peristiwa yang terjadi
antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun yan tidak.
Peristiwa setelah periode pelaporan terbagi menjadi 2 yakni Peristiwa
penyesuai setelah periode pelaporan dan Peristiwa non-penyesuai setelah
periode pelaporan.
Tanggal yang lebih awal antara tanggal manajemen telah
memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan
tanggal manajeman menyatakan bertanggungjawab atas laporan
keuangan tersebut.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa
setelah periode pelaporan.
2) Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.
Peristiwa ini diterapkan dalam akuntansi untuk pengungkapan atas
peristiwa setelah periode pelaporan.
3. Peristiwa Penyesuai dan Peristiwa NonPenyesuai
a. Peristiwa Penyesuai (adjusting events)
Peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang memberikan
bukti atas adanya kondisi yang benar-benar ada pada akhir periode
pelaporan, meskipun tidak diketahui pada saat ini.
1. Keputusan pengadilan yang menyatakan perusahaan memiliki
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan
2. Diperolehnya informasi indikasi penurunan nilai suatu asset pada
akhir periode pelaporan, atau penyesuaian jumlah rugi penurunan
nilai yang telah diakui (missal:pelanggan bangkrut, harga jual
persediaan)
3. Penentuan harga perolehan asset atau hasil penjualan asset sebelum
akhir periode pelaporan
4. Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus (See PSAK
24)
5. Penemuan kecurangan atau kesalahan
b. Peristiwa NonPenyesuai
Peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menghasilkan
timbulnya kondisi setelah periode pelaporan.
1. Penurunan nilai wajar suatu investasi diantara tanggal pelaporan
dan tanggal otorisasi laporan keuangan
2. Kombinasi bisnis yang signifikan setelah periode pelaporan
3. Pengumuman penghentian operasi
4. Pembelian dan pelepasan asset yang signifikan, pengambil-alihan
asset oleh pemerintah
5. Kerusakan asset akibat kebakaran setelah periode pelaporan
6. Pengumuman atau mulai implementasi restrukturisasi yang besar
2.1.3 PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING
A. Tujuan
1. Bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan
menggabungkan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan.
2. Menjabarkan laporan keuangan kedalam mata uang penyajian.
B. Ruang Lingkup
1. Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing
2. Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
3. Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas dalam mata uang
penyajian
C. Definisi
a. Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri: jumlah kegiatan
entitas pelapor dalam asset neto dari kegiatan usaha luar negeri
tersebut
b. Kegiatan usaha luar negeri: entitas anak, asosiasi, pengaturan bersama
atau cabang dari entitas pelapor yang aktivitasnya dilaksanakan
dinegara yang mata uangnya menggunakan mata uang selain mata
uang pelapor
c. Kelompok usaha: suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya
Kesimpulam
DAFTAR PUSTAKA