Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGAUDITAN 2

“Audit Atas Perkiraan Laba Rugi”

OLEH KELOMPOK 9 :

1. RENATA YUNITA TAEK (201020142)


2. ROYMARTHIN NITTI (1910020204)
3. SEPNILIA ARIANI NUBATONIS (2010020145)
4. SESILIA ANGGERENI SILI (2010020146)
5. VENTRI SULASTRI PENLOKI (2010020147)

KELAS : 6 C AKUNTANSI

MATA KULIAH : PENGAUDITAN 2

DOSEN MATA KULIAH :

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbingannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengauditan 2 tentang Audit Atas Perkiraan
Laba Rugi dengan baik.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam pembelajaran serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah dibuat ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun para pembaca.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Kupang, 14 Februari 2023

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................................4


2.1 Rumusan masalah....................................................................................................4
3.1 Tujuan makalah ......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sifat Dan Contoh Laba Rugi......................................................................5


2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Perkiraan Laba Rugi....................6
2.3 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Pertkiraan Laba Rugi..................8

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut PSAK No.23 (IAI, 2002 : 23.1), Penghasilan didefinisikan dalam
kerangka dasar penyusunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribsi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty dan sewa. Keuntungan (gain) biasa
berasal dari penjualan aktiva tetap (gain on sale of fixed assests), tukar tambah
aktiva tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs (foreign
exchange gain).
Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana
tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Sebelumnya, seperti yang dituangkan dalam PSAK No. 1 (revisi 1998), perusahaan
hanya diwajibakan untuk melaporkan/ menyusun laporan laba rugi sebagai bagian
dari laporan keuangan. Sementara menurut PSK No. 1 (revisi 2009), perusahaan
diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi komprehansif. Untuk itu perusahaan
wajib mencantumkan komponen pendapatan komprehansif lain dalam laporan laba
rugi komprehensif yang disusunnya. Hal ini bertujuan supaya didapat laporan laba
rugi yang andal. Melihat sangat pentingnya pemeriksaan atas perkiraan laba rugi suati
instansi atau perusahaan. Maka, perlu dibahas secara lebih mendalam dalam
memahami laporan laba rugi tersebut. baik dari sisi sifatnya, contoh, tujuan maupun
prosedur yang digunakan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sifat dan contoh laba rugi?
2. Apa tujuan audit perkiraan laba rugi?
3. Bagaimana prosedur audit perkiraan laba rugi?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Memahami mengenai sifat dan contoh laba rugi
2. Memahami mengenai tujuan audit perkiraan laba rugi
3. Memahami mengenai prosedur audit perkiraan laba rugi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Dan Contoh Laba Rugi

Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri atas perkiraan: Pendapatan, Harga
Pokok Penjualan, Beban Operasi, Pendapatan, Beban Di luar Operasi, dan Pos Luar Biasa.
A. Menurut SAK ETAP (IAI,2009:114)
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima
atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan
potongan volume. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua
kondisi berikut terpenuhi.
1. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang
kepada pembeli.
2. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai
kepada tingkat biasanya diasosiasikan denghan kepemilikan maupun control efektif atas
barang yang terjual.
3. Jumlah pendapatan dapat di ukur secara andal.
4. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke entitas.
5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.

Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak dengan
menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagian besar pekerjaan yang
dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini:
1. Proposal biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang
dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa
depan, seperti bahan baku atau pembayaran dimuka.
2. Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan.
3. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak jasa.

B. Menurut SAK ETAP (IAI,2009:121)


1. Bunga, Royalti, dan Dividen
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain
yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika:
a. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke entitas; dan
b. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secar andal.
Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar:
a. Bunga harus diakui akrual;
b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari
perjanjian yang relevan; dan
c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah
terjadi

5
C. Menurut PSAK No.23 (Revisi 2015)
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomis selama satu epriode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi
pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga. Dividen, royalti dan sewa.
D. Pengungkapan—Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:122)
Entitas harus mengungkapan:
a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang diterapkan untuk tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan penyediaan
jasa;
b. Jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan yang
toimbul dari: Penjualan barang; Penyadiaan jasa; Bunga; Royalty; Dividen; dan Jenis
pendapatan signifikan lainnya.
Entitas juga harus menyajikan:
a. Jumlah bruto kontrak pekerjaan yang sudah menyajikan hak sebagai suatu aset; dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu kewajiban.

E. Pengungkapan—Menurut PSAK No.23 (Revisi 2010)


Entitas mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Bunga royalty
4. Deviden, dan
c. Jumlah pendapatan yang berasal daripertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip conservatism dalam pengakuan pendapatan dan beban.
a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan pada
periode yang diperiksa, jumlahnya bias diestimasi dan cukup material, dan harus dicatat
sebagai beban.
b. Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum bias dicatat sebagai pendapatan perusahaan.
Pendapatan pada umumnya diakui sebagai pendapatan saat penyerahan barang (untuk
perusahaan dagang dan industri), pada saat penyerahan jasa atau pada saat bias dibuatkan
faktur (untuk perusahaan jasa) kecuali:
a. Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan tunai dan penjualan cicilan.

6
b. Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan pendapatan yaitu metode kontrak
selesai (completed contract method) dan metode presentase penyelesaian (percentage of
completion method).
c. Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barang pasti terjual atau cepat
rusak, pendapatan bias diakui pada saat selesainya produksi.
2. Konsep matching cost against revenue. Menurut ETAP/PSAK/IFRS, pendapatan dan
beban harus dicatat dengan dasar akrual (accrual basis) bukan dasar kas (cash basis). Dalam
memeriksa pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan sampai ada
pergeseran waktu dan pengakuan pendapatan dan beban. Misalnya, auditor memeriksa laba
rugi tahun 2015, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan dan beban tahun 2015
haruslah haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2015.
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa akun pendapatan dan beban (pos-pos laba rugi)
tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk memeriksa pos-pos laporan posisi keuangan,
karena:
a. Pada waktu memeriksa pos laporan posisi keuangan (neraca), sekaligus sudah diperiksa
(dikaitkan dengan) pos laba rugi yang bersangkutan. Menurut standar akuntansi keuangan di
Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata uang asing harus dicatat dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi; aset dan kewajiban moneter yang tercantum
dalam mata uang asing yang tercatat pada neraca, harus dikonversikan kedalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada neraca, selisih kurs yang terjadi
dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Kurs tengah maksudnya kurs beli
ditambah kurs jual dibagi dua.
b. Pada waktu melakukan test transaksi (test of recorded transaction) sekaligus diperiksa pos-
pos laba rugi.
c. Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan adalah:
1. Analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis). Maksudnya harus dibuat
perbandingan antara laba rugi periode yang diperiksa dengan periode sebelumnya, dihitung
kenaikan dan penurunan baik dalam rupiah maupun presentase beserta alasan-alasan
kenaikan dan penurunan. Selain itu dibuat pula perbandingan antara laba rugi yang diperiksa
dengan anggarannya, lalu dibuat analisis variance-nya. Dalam hal ini juga dibuat analisis
rasio untuk mengukur likuiditas, rentabilitas,leverages, dll untuk dibandingkan dengan radio
industry. 2. Menganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada kaitannya
dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiscal), misalnya: Other income, Miscellaneous
expenses, Entertainment expenses, Travelling expenses, Legal fees, Professional fees, dan
Repair & maintenance.
3. Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal neraca)
dan subsequent collection (penagihan sesudah tanggal neraca).

7
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menyajikan informasi pengeluaran,
pendapatan, serta laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan selama periode tertentu.
Melalui laporan laba rugi ini, bisa memperlihatkan kinerja keuangan dari suatu usaha atau
perusahaan. Selain itu, laporan ini juga fungsinya sebagai alat memonitor kemajuan dan
kekurangan keuangan perusahaan. Biasanya para pengusaha membuat laporan laba rugi
untuk menentukan profitabilitas dan juga nilai investasi perusahaan. Laporan ini biasanya
dibuat pada akhir tahun atau akhir periode. Adanya laporan laba rugi pada sebuah
perusahaan juga akan memudahkan para investor dalam membaca juga memahami
kinerja dari sebuah perusahaan. `
 Contoh Laporan Laba Rugi
Terdapat dua jenis income statement yang biasa digunakan oleh perusahaan,
yaitu single-step income statement dan multi-step income statement. Berikut
penjelasan singkat dan contohnya.
1.  Single-step income statement
Single-step income statement adalah laporan yang paling sederhana karena
kalkulasinya yang tidak terlalu rumit. Pelaporan yang sederhana ini memiliki
kelebihan, di antaranya adalah:
 Akuntan tidak perlu membuat laporan keuangan yang terlalu
mendetail
 Investor dapat memahami laporan dengan mudah Selain itu,
pemegang saham juga terbantu karena mereka hanya perlu
berfokus pada laba bersih untuk mendapatkan gambaran
keseluruhan kegiatan perusahaan. Secara sederhana,
perhitungannya menggunakan formula seperti di bawah ini:
Net Income = (Revenue + Gains) – (Expenses + Losses)

2. Multi-step income statement


Kebalikan dari sebelumnya, multi-step income statement memiliki kalkulasi
yang cukup kompleks. Bagi perusahaan yang skalanya sudah luas, mereka
pasti memiliki berbagai jenis produk dan kemitraan dengan
beberapa partner bisnisnya. Maka dari itu, biaya dan pendapatan yang mereka
dapatkan juga pasti ada banyak jenisnya dan biasanya memiliki regulasi
pelaporan yang berbeda.

8
2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Perkiraan Laba Rugi
1. Untuk mengetahui apakah internal control atas pendapatan dan beban,
termasukapakah perusahaan menggunakan accrual basis baik untuk mencata
penpatandan beban.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang mejadi hak perusahaan telahdicatat
dibuku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul-betlmerupakan
hak perusahaan, dengan menggunakan cut-off yang tepat.

Pos Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pos Laba Rugi

Kas Selisih Kas, Selisih Kurs

Bank Selisih Kurs, Biaya Bank, Jasa Giro

Piutang Selisih Kurs, Bad Debt Expenses

Persediaan Selisih Stock Opname, Harga Pokok Penjualan

Prepayment Rent Expense, Insurance Expenses

Marketable Securities Interest Income, Dividend Income, Laba Rugi penjualan surat berharga

Fixed Assets biaya Penyusutan, Gain or Loss on Disposal of Fixed Assets

Intangible Assest Biaya Amortisasi

Accrued Expenses Macam- Macam Biaya

Short Term Loan Biaya Bunga, Selisih Kurs

Long Term Loan Biaya Bunga, Selisih Kurs

Menurut standar akuntansi keuangan di indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata
uang asing harus dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi aset dan kewajiban monetr yang tercantum dalam mata uang asing pada tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), harus dikonversikan dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tenga Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) selisih kurs yang
terjadi dibebankan atau dikereditkan pada laba rugi tahun berjalan.
Kurs tengah maksudnya kurs beli ditambah kurs jual lalu dibagi dua.yang dimaksud aset
moneter adalah kas, bank, piutang, sedangkan liabilitas moneter adalah liabilitas jangka
pendek dan liabilitas jangka panjang.

9
Misalkan PT Irana mempunyai saldo piutang dari PT Dirgantara per 31 Desember 2011
sebesar US$ 100.000 yang berasal dari penjualan barang dagang tanggal 17 Oktober 2011.
Kurs 1 US$ tanggal 7 Oktober 2011 misalnya Rp 2.200 sehingga saldo per 31 Desember
2011 tercataat Rp 220.000.000. Misalkan kurs Bank Indonesia per 31 Desember 2011 adalah
kurs beli 1 US$ = Rp 2.290 dan kurs jual 1US$ = Rp 2.310, berati kurs tengah 1 US$ = Rp
2.300.
Pada tanggal 31 Desember 2011 harus dibuat jurnal koreksi untuk penyesuaian selisih kurs
sebagai berikut.

Di PT Irana:

DR. Piutang Rp 10.000.000


CR. Laba Rugi Kurs Rp.10.000.000

Di PT Dirgantara:

DR. Laba Rugi Selisih Kurs Rp 10.000.000


CR.Utang Rp. 10.000.000

1. pada waktu melakukan test transaksi (test of recorded transactions) sekaligus


di periksa pos-pos laba rugi.

Jenis Test Transaksi Pos Laba Rugi

a. Cash Disbursements Test Macam-macam biaya dan pembelian tunai


b. Cash Receipts Test Macam-macam pendapatan dan penjualan tunai
c. Soles Test Penjualan dan Harga Pokok Penjualan
d. Purchases Test Pembelian
e. Payroll Test Biaya Gaji dan Upah
f. Jurnal Voucher Test Biaya Penyusutan & Amortisasi, Selisih Kurs, Gain on Sale of
Fixed Assets

2. Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan adalah :
a. Analytical review procedures (prosedur penelaahan analitis)
Maksudnya harus dibuat perbandingan antara laba rugi periode yang
diperiksa dengan periode sebelumnya, dihitung kenaikan dan
penurunan baik dalam rupiah maupun persentase beserta alasan-alasan
kenaikan dan penurunan.
Selain itu harus dibuat perbandingan antara laba rugi periode yang
diperiksa dengan anggarannya, lalu dibuat analisis variance-nya.
Dalam analytical review procedures juga dibuat analisis rasio untuk
mengukur likuiditas, rentabilitas, leverages, dan lain-lain untuk
dibandingkan dengan rasio industri.
b. Menganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada
kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiksal), misalnya:
 Other income (exspense)

10
 Miscellaneous expenses
 Entertainment expenses
 Travelling expenses
 Legal fees (ada kaitannya dengan contingent liability)
 Professional fees
 Repair & maintenance (ada kaitannya dengan capital dan
revenue expenditures)
c. Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan subsquent
collection (penagian sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

2.3 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PERTKIRAAN LABA RUGI


1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban, termasuk apakah perusahan menggunakan accrual basis untuk mencatat
pendapatan maupun beban.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dibuku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul-betul
merupakan hak perusahaan, dengan menggunakan cut-off yang tepat
3. Unntuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahab telah
dicatat dibuku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul-betul
merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika
dibandingkan dengan bulan perbulan atau jika dibandingkan dengan anggaran
pendapatan dan beban.
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan ETAB/PSAK/IFRS.

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan


1 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban.
Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berati seluruh pendapatan yang
menjadi hak perusahaan dalam suatu periode telah/akan diterima dan dicatat oleh
perusahaan.
Jika internal control atas beban cukup kuat berati biaya yang menjadi beban
perusahaan dalam suatu periode telah/akan dibayar dan dicatat seluruhnya oleh
perusahaan, selain itu diharapkan efisiensi bisa ditigkatkan.
Beberapa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan beban
a. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered, seperti purchase requisition,
purchase order, receiving report, official receipt, sales order, delivery order, sales
invoice, dan lain-lain.
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara fungsi-fungdi di
dalamperusahaan.

11
c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (budget) dan setiap akhir bulan
dibuat perbandingan antara budget dengan realisasinya dan kemudian di analisis
variance yang terjadi.
d. Adanya sistem otorisasi yang di pegang oleh beberapa orang berdasarkan jenjang
jabatannya.
e. Digunakannya program komputer untuk menghitung gaji PPh 21
f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dan masing-masing
pegawai.
g. Adanya personal file untuk masing-masing pegawai yang antara lain memuat surat
pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang jabatan, status keluarga dan
data penting lainnya untuk masing-masing pegawai.
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk mencheck
keandalan dan keakuratan data akuntansi.
2 Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa:
 Semua pendapatan, dari kegiatan operasi maupun diliuar kegiatan operasi
(misalnya pendapatan bunga, penjualan barang-barang scrap), seluruhnya
sudah dicatat dalam buku perusahaan dan uangnya telah/akan diterima
oleh perusahaan. Jika sampai ada pendapatan yang masuk ke kantong
karyawan, direksi atau pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan.
 Semua pendapatan dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode
terjadinya, dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan
window dressing.
 Tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, misalnya
pendapatan dari bisnis peribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai
pendapatan perusahaan, untuk tujuan window dressing.
3 Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan yang telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa:
 Semua biaya, dari kegiatan operasi, maupun diluar kegiatan operasi
(misalnya biaya bunga, kerugian penarikan aset tetap), seluruhnya sudah
dicatat dalam buku perusahaan baik yang uangnya sudah dibayarkan
maupun baru akan dibayarkan dalam periode berikutnya.
 Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya,
dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window
dressing
 Tidak ada biaya yang menjadi beban perusahaan, misalnya biaya peribadi
pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.
4 Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan
dengan anggaran pendapatan dan beban.
Jika terlihat ada fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa alasan dari
kenaikan atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau tidak. Ada
kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan, misalnya seharusnya masuk
ke buiaya penjualan tetapi dicatat sebagai biaya umum dan administrasi.

12
Kemungkinan lain ada pergeseran waktu pencatatan, misalnya penjualan tahun
2012 dicatat sebagai penjualan tahun 2011.
Bisa juga klien sengaja melakukan pergeseran mata anggaran, karena anggaran
tertentu sudah habis dipakai sedangkan mata anggaran lainnya masi banyak yang
belum terpakai.
5 Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa kebijakan
akuntansi yang penting, misalnya:
 Apakah perusahaan menggunakan metode akurual dalam pencatatan beban
dan pendapatan.
 Bagaimana metode pengakuan pendapatan yang digunakan.
 Pemeliharaan, reparasi perbaikan (repairs), dan penyempurnaan
penambahan (improvement).
 Laba rugi penjualan aset tetap.

AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut:


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya.
(Gunakan internal control questionnaires, flow chart, atau narratife memo)
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures.
Buat analisi rasio dan hitung juga ROI (Return on investment) dan ROE ( Return on
Equity). Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan dengan rasio
tahun lalu dan rasio industri.
Analytical review procedures disebut juga auditing by comparison karena selalu
menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan
budged untuk periode yang sama. Hitunglah variance yang terjadi dalam rupiah
maupun persen.
Variance yang jumlahnya material yang harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari
variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahan melaporkan
angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar tidak terjadi penyimpangan yang
besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window dressing penjualan,
pengeseran mala anggaran atau pengeseran waktu pencatatan.
4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya
yang meencantumkan kuantitas barang yang dijual maupun nilai uangnya selama
setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes
basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.

13
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran waktu
penjualan. Periksa juga cut-off pembelian, untuk mengetahui adanya pergeseran
waktu pencatatan pembelian.
Prosedur ini akan dibahas di Bab 21.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subseques collection untuk mengetahui kemungkinan adanya
unrecorded receivable.
Prosedur ini akan dibahas di Bab 21.
7. Buat analisisterhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan
bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk
membuat koreksi fiksal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
Misalny: biaya komisi penjualan, biaya entertainment,biaya sumbangan,
biayaperjalanan, professional fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan
biaya bunga, pendapatan dan biaya lain-lain, dan sebagiannya.
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan
PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi dengan
SPT PPh 21.
c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel
file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, sehinggastatus keluarga sama atau
tidak.
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahan yang pegawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah ada
pegawai yang fiktif
10. Periksa apakah pospos laba rugi sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkiraan Laba Rugi ( Profit and Loss Accounts) terdiri atas perkiraan: Pendapatan,
Harga Pokok Penjualan, Beban Operasi, Pendapatan, Beban Di luar Operasi, dan Pos
Luar Biasa.

14
Tujuan pemeriksaan perkiraan Laba Rugi adalah:
 Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan accrual basis untuk mencatat
pendapatan atau beban.
 Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang di dapat betul-betul
merupakaan hak perusahaan, dengan menggunakan cut-off yang tepat.
 Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul-betul
merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.
 Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuai yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika
dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran pendapat
dan beban.
 Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan di laporan laba
rugi sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS begitu juga
pengungkapannya di catatan atas laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr Sukrisno Agoes,S.E,M.M,CPA.2015. AUDITING petunjuk praktis pemeriksaan


akuntan oleh akuntan publik edisi 4-buku 2.Jakarta selatan: salemba empat

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/laporan-laba-rugi-pengertian-unsur-dan-
fungsinya

15
https://www.studocu.com/id/document/universitas-trisakti/trisakti/topik-8-audit-rugi-
laba/29093834

16

Anda mungkin juga menyukai