DOSEN PENGAMPU:
MOCH. DANANG BAHTIAR, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH:
1. IRMA LAILI FAJRIYAH (17080304007)
2. MIA SINFANA CAHYA (17080304023)
3. AKINTA FATMA HOSELA (17080304039)
4. CHANDRA PITALOKA P (17080304055)
5. YUNIA TRI ARGINA (17080304071)
6. FANIA RISKI FELANI (17080304087)
7. INDAH PERMATASARI (18140030)
jika perusahaan mempunyai wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal
jatuh temponya, maka peda tanggal laporan posisi keuangan (neraca) harus
diungkapkan adanya contingent liability yang berasal dari pendiskntoan wesel tagih
tersebut. Karena jika pada tanggal jatuh tempo si penarik wesel tidak sanggup melunasi
wesel tersebut ke bank, maka perusahaan, yang mendiskontokan wesel tersebut ke
bank, yang harus melunasi wesel berikut bunganya ke bank.
6. Penjualan yang terjadi dalam valas harus di catat menggunakan kurs yang terjadi pada
tanggal transaksi saldo piutang per tanggal neraca yang tercantum dalam mata uang
asing harus dikonversi ke rupiah dengan menggunakan kurs rupiahh pada tanggal
neraca.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Laporan posisi keuangan (neraca) sesuai
dengan sandar skuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
1. Proses memahami dan mengevaluasi internal control merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan.karena hasil dari evaluasi internal:
1) Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penerimaan order dari pembeli,
pengiriman barang,pembuatan faktur,pencatatan piutang usaha, dan penagihan
piutang.
2) Ambil sampel suarat jalan ( Delivery Order )
a. Periksa apakah surat jalan tersebut sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang
berwenang dan telah ditanda tangani oleh pelanggan sebagai bujti bahwa
pelanggan telah menerima barang yang telah dikirimkan.
3) Ambil sampel faktur penjualan ( Sales Invoice )
a. Periksa apakah faktur penjualan bernomor urut tercetak.
b. Periksa kelengkapan dokumen pendukungnya ( sales Order, Delvery Order) dan
bandingkan apakah jumlah dalam faktur penjualan sesuai dengan jumlah dokumen
pendukung.
c. Periksa perhitungan matematis dan faktur penjualan dan dokumen pendukung.
d. Periksa apakah harga jual, syarat penjualan dan potongan yang tercantum dalam
faktur penjualan seusai dengan kebijakan perusahaan.
e. Periksa apakah penjualan kredit yang terjadi telah diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang
f. Telusuri faktu penjualan kde dalam buku penjualan dan kartu piutang.
Di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) piutang usaha disajikan sebagai aset lancar
(jika jatuh temponya ≤ 1 tahun) atau aset lain-lain (jika jatuh temponya > 1 tahun)
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Piutang Lain-Lain
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Piutang Direksi
Piutang Pemegang Saham
Piutang Perusahaan Afiliasi
Di Laba Rugi (Komprehensif) piutang tak tertagih disajikan sebagai bad debt expense
(bagian dari biaya umum dan administrasi)
Kebijakan Akuntansi:
Perusahaan menggunakan allowance method dalam mencatat piutang usaha yang
diperkirakan tidak bisa ditagih, yang jumlahnya didasarkan pada persentase tertentu dari
saldo piutang per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Piutang usaha dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), selisih kurs yang terjadi
dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca)
Contoh pernyataan kesimpulan:
Berdasarkan prosedur audit yang dijalankan, sesuai dengan audit program piutang, kami
menemukan beberapa kesalahan yang usulan audit adjusmentnya sudah disetujui klien,
sehingga menurut pendapat kami, saldo piutang per tanggal 31-12-2016 sudah disajikan
secara wajar.
4. KASUS PEMERIKSAAN AUDIT TERHADAP PIUTANG
Pada awalnya, PT XYZ tidak mengakui PT D sebagai salah satu dari pihak berelasi. Pihak
manajemen PT XYZ berargumen bahwa PT D tidak memiliki saham dalam PT XYZ
sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pihak berelasi. Tetapi dengan merujuk pada
PSAK 7 (revisi 2010) mengenai Pihak Berelasi, maka PT D sudah semestinya diakui
sebagai pihak berelasi dari PT XYZ karena kedua perusahaan memiliki manajemen
kunci yang sama sehingga pengungkapan transaksi antara PT XYZ dengan PT D harus dilakukan.
Dari hasil argumentasi yang dilakukan, PT XYZ menyetujui auditor untuk melakukan
pengungkapan transaksi atas PT D sebagai pihak berelasi dari perusahaan
Atas pelaksanaan audit atas laporan keuangan per 30 Juni 2012 pada PT XYZ, KAP AAJ
memberikan opini wajar tanpa pengecualian untuk segala hal yang material, termasuk juga
pada akun piutang usaha.
AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA
Elfreda A lau
Adi Surosos
Fakultas Ekonomi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the fairness of the accounts receivable balance that
presented in the financial report of PT. Agus Suta Line. The analysis tools being used was Audit
Program and Audit Procedures, also Accounts Receivable Audit Working Papers, by examine the
fairness of accounts receivable balance of PT. Agus Suta Line according to audit procedures and
audit programs which has been made then followed by the making of audit working paper. Based
on the results of a study of the financial statement of PT. Agus Suta Line, it had been found that
no material errors in the calculation and recording of accounts receivable balance, but it had
been discovered that PT. Agus Suta Line does not calculate allowance for bad debts so that in the
financial report does not appear the presentation of allowance for bad debts and the one being
presented is the amount of gross accounts receivable, so it is not in accordance with the Financial
Accounting Standards for Non Public Accountable Entities.
** Pembimbing I Skripsi
Jurnal Ilmiah Audit Piutang Usaha Pada PT. Agus Suta Line di Samarinda
I. PENDAHULUAN nantinya akan dilanjutkan dengan proses
penagihan piutang untuk menerima kas. Untuk
A. Latar Belakang memastikan tidak terdapatnya suatu
penyimpangan maupun ketidakwajaran dalam
Semua perusahaan pada umumnya
penyajian piutang usaha pada laporan keuangan
mempunyai tujuan utama yaitu untuk
yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak
memperoleh laba yang maksimal. Untuk
disengaja oleh pihak-pihak yang berwenang
mencapai tujuan tersebut perusahaan
maka diperlukan suatu pemeriksaan (audit)
memerlukan suatu alat khusus yaitu akuntansi
terhadap piutang usaha yang dimiliki oleh PT.
untuk memberikan informasi kepada berbagai
Agus Suta Line.
pihak yang berkepentingan dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dapat Pemeriksaan (audit) atas piutang terutama
dilaksanakan dalam penetapan kebijakan dan diarahkan untuk menentukan keabsahan,
keputusan yang tepat pada setiap masalah kelengkapan dan untuk mengetahui berapakah
perusahaan. Umumnya kebijakan ini diambil jumlah piutang yang dapat ditagih dan tidak
berdasarkan atas data akuntansi dan analisis– dapat ditagih untuk meramalkan kegiatan yang
analisisnya, yang terangkum dalam laporan akan ditanggung pada periode tersebut, serta
keuangan perusahaan. dilakukan untuk keefektifan dan keefisienan
dalam pengendalian piutang usaha.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari
suatu proses akuntansi. Laporan keuangan
memiliki aturan atau standar salah satunya B. Rumusan Masalah
adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas
“Apakah audit piutang usaha menunjukkan
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
saldo piutang usaha telah disajikan secara wajar
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan
dalam laporan keuangan PT. Agus Suta Line per
SAK ETAP untuk menjadi acuan bagi
31 Desember 2013? “
penyusunan laporan keuangan entitas yang
tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan atau entitas yang belum memiliki
II. DASAR TEORI
akuntabilitas publik (belum go public).
Mengingat pentingnya peranan laporan
A. Akuntansi Keuangan
keuangan bagi suatu perusahaan, maka perlu
diperhatikan kriteria dalam penyusunan laporan 1. Pengertian Akuntansi Keuangan
keuangan yaitu laporan keuangan harus
memuat informasi yang benar, akurat, lengkap, Menurut Iman Santoso (2007:9) pengertian
dan tepat waktu. Dengan informasi yang benar akuntansi keuangan adalah proses yang
maka menjamin kredibilitas perusahaan berpuncak pada penyiapan laporan keuangan
tersebut. perusahaan secara menyeluruh untuk digunakan
Neraca merupakan unsur laporan keuangan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan
yang salah satu komponennya menyajikan aset dalam rangka pengambilan keputusan.
di perusahaan. Neraca atau laporan posisi
keuangan adalah bagian dari laporan keuangan 2. Pengertian Piutang
suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode
Menurut Al Haryono Jusup (2005:52),
akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
piutang merupakan hak untuk menagih
entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli
Salah satu aset lancar yang terdapat dalam PT.
yang timbul karena adanya suatu transaksi.
Agus Suta Line adalah piutang usaha. Adanya
piutang usaha dikarenakan PT. Agus Suta Line Menurut Mulyadi (2001:87), piutang
melakukan penjualan secara kredit. Penjualan merupakan klaim kepada pihak lain atas uang,
secara kredit akan menimbulkan piutang bagi
perusahaan yang
- 1-
barang atau jasa yang dapat diterima dalam kondisi keuangan dengan penekanan pada arus
jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kas, kemampuan membayar debitor, dan agunan
kegiatan perusahaan. yang dikuasai”.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka sebagai
masukan bagi pihak perusahaan, saran yang
disampaikan pada penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya melakukan perhitungan
cadangan kerugian piutang kemudian
dicantumkan dalam laporan keuangan
neraca sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntailitas
Publik (SAK ETAP).
2. Untuk piutang yang sudah jatuh tempo
hendaknya segera dilakukan penagihan.
Setiap pelanggan yang terlambat
membayar sebaiknya dikirimi surat
penagihan dan kalau perlu dilakukan
penagihan secara langsung.
3. Diharapkan kepada perusahaan untuk
melakukan suatu usaha atau tindakan
apabila jumlah piutang yang Keuangan Ikatan Akuntan
dihapuskan tersebut sangat material. Indonesia, Jakarta.
4. Bagian pencatatan, bagian penagihan
serta bagian keuangan harus lebih
dipertegas lagi penjelasan tentang Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate
tanggung jawab mereka untuk Accounting, Edisi Kedelapan,
menghindari adanya kesengajaan BPFE, Yogyakarta.
dalam memanipulasi pencatatan
maupun penyelewengan dan Jusup, Al Haryono, 2005, Dasar-dasar
merangkap pekerjaan. Akuntansi, Jilid 1, Edisi Keenam,
Cetakan Kedua, STIE-TKPN,
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Agoes, Sukrisno, 2011, Auditing Petunjuk Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Cetakan
Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Ketiga, Salemba Empat. Jakarta.
Akuntan Publik, Edisi Keempat,
Munawir, S, 2011, Analisa Laporan
Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.
Keuangan, Edisi keempat, Liberty,
Anonim, Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Yogyakarta.
Standar Akuntansi Keuangan
Santoso, Iman, 2007, Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas
Menengah, Refika Aditama,
Publik, Dewan Standar Akuntansi
Bandung.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas bahwa pemeriksaan piutang pada
perusahaan harus dilakukan secara cermat dan teliti dengan memahami kondisi internal perusahaan
dan membuat rancangan atau jadwal audit pemeriksaan piutang. Hal ini, bertujuan untuk
mengetahui keabsahan dan kesesuaian antara penyajian piutang di neraca dengan standar akuntasi
keuangan yang berlaku umum di Indonesia yaitu SAK ETAP.
Contoh kasus audit piutang pada PT XYZ yang menyajikan piutang usahanya dengan
hanya mengelompokkan antara piutang usaha local dengan piutang usaha ekspor. Proses audit
piutang pada PT XYZ dilakukan dengan dua cara yaitu koreksi atas kesalahan pencatatan klien
dan reclass atas transaksi dan saldo akun piutang . koreksi yang dilakukan auditor terhadap
pemeriksaan piutang pada PT XYZ yaitu revaluasi piutang, memerinci piutang dengan saldo
negative, dan transaksi saldo dengan pihak berelasi. Setelah dilakukan pemeriksaan audit,
diperoleh hasil bahwa piutang usaha pada PT XYZ perlu memisahkan antara piutang usaha pihak
berleasi dengan pihak ketiga dikarenakan terdapat transaksi dengan PT D yang memiliki
manajemen yang sama dengan PT XYZ yang berarti dua perusahaan tersebut digolongkan sebagai
pihak berelasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2011. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Edisi Keempat. Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta
Anonim, Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,
Jakarta.
Jusup, Al Haryono, 2005, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid 1, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, STIE-
TKPN, Yogyakarta.