(TEST OF RECORDED
TRANSACTION)
Pembahasan :
• Sifat Bukti Audit (Audit Evidence)
• Compliance Test and Substantive Test
• Cara Pemilihan Sampel
Standar pekerjaan lapangan ketiga IAPI
(2011:326.1) berbunyi:
1. Physical evidence
3. Documentary evidence
4. Mathematical evidence
5. Analytical evidence
6. Hearsay evidence
1. Physical evidence
Terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, di
observasi atau di inspeksi, dan terutama berguna untuk
mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contohnya
adalah bukti-bukti phisik yang diperoleh dari kas opname,
observasi dari perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan
phisik surat berharga dan inventarisasi aset tetap.
2. Confirmation Evidence
Adalah bukti yang diperoleh mengenai eksistensi, kepemilikan
atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien.
Contohnya adalah jawaban konfirmasi piutang, utang, barang
konsinyasi, surat berharga yang disimpan biro administrasi
efek dan konfirmasi dari penasihat hukum klien.
3. Documentary Evidence
Terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan
seluruh dokumen pendukung transaksi.
Contohnya adalah faktur pembelian, copy faktur
penjualan, journal voucher, general ledger, dan
sub ledger. Bukti ini berkaitan dengan asersi
manajemen mengenai completeness dan
eksistensi dan berkaitan dengan audit trail
yang memungkinkan auditor untuk mentrasir
dan melakukan vouching atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian dari dokumen
ke buku besar dan sebaliknya.
4. Mathematical Evidence
Merupakan perhitungan, perhitungan kembali dan
rekonsiliasi yang dilakukan auditor. Misalnya
footing, cross footing dan extension dari rincian
persediaan, perhitungan dan alokasi beban
penyusutan, perhitungan beban bunga, laba rugi
penarikan aset tetap, PPh dan accruals. Untuk
rekonsiliasi misalnya pemeriksaan rekonsiliasi
bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan hutang
menurut buku besar dan sub buku besar,
rekonsiliasi inter company accounts dan lain-lain.
5. Analytical Evidence, bukti yang diperoleh melalui
penelaahan analitis terhadap informasi keuangan
klien. Penelaahan analitis ini harus dilakukan pada
waktu membuat perencanaan audit, sebelum
melakukan substantive test dan pada akhir
pekerjaan lapangan (audit field work).
Pada Exhibit 6-1, diperlihatkan urutan reliabilitas dari keenam tipe bukti
audit.
COMPLIANCE TEST AND SUBSTANTIVE TEST
a. Random/Judgement Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara random dengan menggunakan
judgement si akuntan publik.
Salah satu cara, misalnya: dalam melakukan test transaksi atas
pengeluaran kas auditor menentukan bahwa semua pengeluaran
kas yang lebih besar atau sama dengan Rp.5.000.000,- harus di
vouching, ditambah dua setiap bulan yang berjumlah dibawah Rp.
5.000.000,-.
Cara lainnya auditor bisa menggunakan random sampling table
dalam memilih sample. Pemilihan sample bisa juga dilakukan
dengan menggunakan computer.
b. Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi dibulan-bulan tertentu
sebagai sample, misalnya bulan Januari, Juni dan Desember.
Keberhasilan kedua cara di atas walaupun paling mudah, tetapi
sangat tergantung pada judgement si auditor, semakin banyak
pengalaman auditor, semakin baik hasilnya, dalam arti sample yang
dipilih betul-betul representative. Tetapi jika auditor kurang
pengalaman, sample yang dipilih akan kurang representative.
c. Statistical Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih
sulit namun sample yang terpilih betul-betul representative. Karena
memakan waktu yang lebih banyak, statistical sampling lebih banyak
digunakan dalam audit di perusahaan yang sangat besar dan
mempunyai internal control yang cukup baik.
Reliabilitas dari Bukti Audit
Confirmation
Evidence
Mathematical
Evidence
Analytical
Evidence
Internal Documents
Under Conditions of
Strong Internal Control
Internal Documents
Under Conditions of
Weak Internal Control
Hearsay
Sumber: Konrath, (2002: 126) Evidence