Anda di halaman 1dari 6

Anisa Rahayu (14520008)

Akuntansi B

Siklus Akuntansi Sektor Publik

Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi


suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan
ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang
dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-
transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi


Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi
periode selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap,
yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi


Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu diklasifikasikan,
diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan
sampai dengan penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai
berikut:
Pencatatan dan
PenggolonganBukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi yang
sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.Peringkasan/
pengikhtisaranTransaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal,
setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku
besar.Penyajian/
PelaporanData akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan
laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi secara
kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam buku pembantu setiap
terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke
akun-akun dalam buku besar. Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan
keuangan. Sistem akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan
laporan keuangan, seperti:

1. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
2. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang
digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya
(kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila
suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas,
dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam
akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar.
Akun-akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal,
dan campuran.

Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos neraca,
sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun
pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit,
sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.

Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil dan
nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis dan dipisahkan
menjadi akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran adalah akun pembantu kantor
yang didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan
pembantu.

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi Sektor Publik


Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran
merupakan duahal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa
yang terjadi diakuiatau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban
apa saja yang akandiakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas
dipilih, maka transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun
kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang
digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu
kas diterima atau dibayarkan.Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan
dalam Neraca tidak sebatas akunkas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang,
dan ekuitas.Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam
Neraca akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang
dimiliki entitas.
Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca
dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan
basis kas.Maka dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang
melibatkan akun riilselain kas bisa tetap disajikan dalam Neraca dan disisi lain komponen
Laporan RealisasiAnggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula
disajikan.
Dalam kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta
proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat digambarkan
dalam bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan antara sistem
pengendalian manajemen entitas pemerintah dengan sistem akuntansinya.

C. Analisis Keuangan Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari
suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu
entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Komponen Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan terdiri dari:

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);


b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Tujuan Dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :

1) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan


ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accontability)
dan pengelolaan (stewardship).
2) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
a. membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
b. menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
c. membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang terkait dengan masalah keuangan lainnya
d. membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Govermental Accounting Standards Board (GASB) dalam Concepts Statement No.
1 tentang Objectives of Finacial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
dari pelaporan keuangan di pemerintah. Akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan
keuangan pemerintah. Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan. Laporan keuangan
merupakan tindakan pragmatis, oleh karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi
dalam hal manfaat laporan tersebut terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah
tidaknya laporankeuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sector public,
jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi
yang bersifat financial saja, sedangkan informasi financial itu sendiri adalah informasi yang
diukur dengan satuan moneter. Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan
organisasi pemerintah adalah :
1. Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi aliran kas,
saldoneraca, dan kebutuhan sumber daya financial jangka pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomisuatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya
denganperaturan perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati, dan ketentuan
lain yangdi syaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksipengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan
operasional.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional.

Perencanaan dan Penganggaran


Anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran
sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah,
sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yang di
setujui legislatif untuk dibelanjakan. Proses penganggaran sector public melibatkan
partisipasi banyak pihak, sehingga informasi financial sangat diperlukan agar public dapat
mengevaluasi anggaran yang diajukan pemerintah. Membuat anggaran membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan teknis akuntansi yang matang. Dalam membuat anggaran,
akuntansi dibutuhkan terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi kondisi
ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat
membantu dalam pemilihan program yang efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi
pemerintah.

Kinerja Manajerial dan Organisasional


Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Mungkin saja pemerintah memiliki
program atau aktivitas yang dari program tersebut dihasilkan pendapatan yang lebih besar
dari biayanya, sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan tetapi,
surplus yang diperoleh tidak berarrti menunjukkan kinerja unit pemerintah yang bagus sebab
harus dilihat juga apakah surplus tersebut
karena tariff yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada public, termasuk tingkat kualitas
pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai. Laba bukan merupakan ukuran yang
relevan bagi unit pemerintah. Akuntansi sector public berfungsi untuk memfasilitasi
terciptanya alat ukur kinerja sector public yang memadai. Ukuran kinerja sector public dapat
berupa biaya program, efisiensi, dan efektivitas program. Akuntan sector public bertanggung
jawab untuk menetapkan biaya program dan menghitung tingkatefisiensi dan efektivitas
program. Pengukuran efisiensi memerlukan informasi biaya, sehingga biaya pelayanan dapat
dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi biaya, pengukuran efisiensi
memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output pada sector public lebih
banyak berupa intangible output , sehingga pengukuran efisiensi sering mengalami kesulitan.
Ukuran kinerja yang kemudian dikembangkan adalah pengukurane fektivitas. Karena
sulitanya mengukur secara tepat kinerja di sector public, maka analisis terakhir adalah dengan
mempertimbangkan seberapa jauh suatu program dan pelayanan memenuhi kebutuhan
masyarakat relative terhadap biaya yang dikeluarkan.
Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik Dan Kepentingannya
Pada bahasan ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan
kebutuhan masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut.
Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan
keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan
keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan
keuangan tersebut adalah:

1.Pembayar pajak (taxpayers)


2.Pemberi dana bantuan (grantors)
3.Investor
4.Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
5.Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)
6.Dewan legislatif
7.Manajemen
8.Pemilih (voters)
9.Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak, pemberi


dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan
organisasi; karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya
material; dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan
aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level
pemerintahan yanglebih tinggi.

Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan


Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :

a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu : suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak untuk diberi
penjelasansecara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi
perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listen to).
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi
konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi
publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship). Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda beda terrhadap informasi keuangan yang diberikan oleh
pemerintah. Bahkan di antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul
konflik kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan untuk memberi informasi
kepada berbagai kelompok pemakai, meskipunsetiap kelompok pemakai memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda beda. Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah
tersebut dapat diringkas sebagai berikut :
1) Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan
informasi atas biaya, harga, dankualitas pelayanan yang diberikan.
2) Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin
mengetahui keberadaan danpenggunaan dana yang telah diberikan.
Publik ingin mengetahui apakah pemerintah melakukan ketaatan fiskal
dan ketaatan pada peraturan perundangan atas
pengeluaran pengeluaran yang dilakukan.
3) Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk
menghiitung tingkat risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4) Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi
keuangan untuk melakukan fungsipengawasan, mencegah terjadinya
laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan
penyelewengan keuangan negara.
5) Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai
komponen sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan
dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan
kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
6) Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen
kompensasi.

Anda mungkin juga menyukai