Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana kliring untuk


memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Bank dapat saling memperhitungkanhutang-
piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-masing nasabahnya.
Transaksi antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, dan
surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank. enyelesaianhutang-piutang bisa saja
dilakkan di luar cara ini, namun dengan kliring akan dapat dilakukan secara cepat, aman,
efektif, dan efisien. Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam
bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak
hanyadilakukan secara manual tapi juga secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu
kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran Warkat atau data keuangan elektronik antar
bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada
Waktu tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu Akuntansi Warkat Kliring Manual


2. Untuk mengetahui apa itu kliring
3. Untuk mengetahui apa itu Akuntansi Warkat Kliring Otomatis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Kliring Manual


Semakin banyaknya transaksi dagang yang melibatkan pembayaran dengan bank
mengakibatkan semakin banyaknya transas=ksi giral antar bank. Kelancaran transaksi
yang timbul dari pembayaran menuntut semakin mudah dan rapih transaksi giral.
Kliring merupakan sarana untuk menyelesaikan transaksi giral. Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang peling lazim ditemukan dalam setiap bank, karena dalam kegiatan ini akan
diselesaikan hutang dan piutang antar bank yang berasal dari transaksi giral para nasabah.

2.2 Pengertian Kliring

Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat
berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia
atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan secara
manual tapi juga secara otomatis maupun elektronik. Oleh karena itu kliring didefinisikan
juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama bank
maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring adalah suatu tata cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat surat
dagang dan surat surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan maksud agar
penyelesaiannya dapat terselenggarakan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas
dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

Lalu lintas pembayaran giral ini adalah suatu proses kegiatan bayar-membayar dengan
warkat kliring, yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara bank-bank,
baik atas beban maupun untuk keuntungan nasabah yang bersangkutan.

2.3 Warkat Kliring

Warkat kliring adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas pembayaran giral
yang diperhitungkan dalam kliring dan biasanya terdiri atas cek, bilyet giro, surat bukti
penerimaan transfer dari luar kota (kiriman uang), wesel bank untuk transfer atau wesel
unjuk, nota debet atau kredit dan jenis-jenis warkat lain yang telah disetujui penyelenggara.

Warkat kliring yang dapat dikliringkan adalah harus dinyatakan dalam mata uang Rupiah
dan bernilai nominal penuh (seratus persen nilai nominal) serta telah jatuh tempo pada saat
dikliringkan. Nota atau warkat yang diikutsertakan dalam kliring dapat dikelompokan
menjadi empat macam nota atau warkat kliring.

1. Nota debet keluar

Merupakan warkat yang disetorkan oleh nasabah untuk keuntungan rekeningnya. Bank
penarik akan mendebit rekening giro pada Bank Indonesia.

2. Nota kredit masuk


Merupakan warkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah Bank
tersebut. Disini bank penerima warkat ini akan mendebit rekening giro pada Bank Indonesia.

3. Nota debit masuk

Merupakan warkat yang diterima oleh suatu bank atas cek sendiri yang telah ditarik oleh
nasabahnya. Bank ini akan mengkredit rekening giro pada Bank Indonesia.

4. Nota kredit keluar

Merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah pada bank lain.
Disini akan tercipta perhubungan giro. Bank yang menyerahkan warkat kepada bank lain
akan mengkredit rekening giro pada Bank Indonesia.

2.4 Jenis-Jenis Kliring

Ada tiga jenis kliring yang dapat dilakukan, antara lain kliring umum, kliring lokal dan
kliring antar cabang.

1. Kliring Umum

Kliring umum adalah sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang pelaksaannya diatur
oleh Bank Indonesia.

2. Kliring Lokal

Kliring lokal adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang berbeda dalam suatu wilayah
kliring (telah ditentukan).

3. Kliring antar cabang

Kliring antar cabang adalah sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank
peserta yang biasanya berbeda dalam suatu wilayah kota. Kliring ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya
yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.

2.5 Penyelenggaraan Kliring

Kliring di Indonesia hanya dapat dilakukan oleh Bank Sentral, dalam hal ini adalah Bank
Indonesia. Namun demikian, apabila suatu daerah belum terdapat Bank Indonesia maka akan
diatur lain pelaksanaan kliring oleh Bank Indonesia. Dengan demikian penyelenggaraan
kliring dapat dilakukan sebagi berikut.

1. Langsung dilaksanaan oleh Bank Indonesia

Dalam hal kliring yang diselenggarakan langsung oleh Bank Indonesia, segala kegiatan
dalam penyelenggaran kliring ditangani langsung oleh Bank Indonesia, baik sebagai
rekapitulator, penghubung, pelaksana penyusunan statistik atau laporan, maupun sebagai
koordintor.
Bila peserta kliring cukup banyak, maka pelaksanaan kliring dapat dibagi-bagi kedalam
beberapa kelompok yang dikoordinasikan oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok ini
bertugas untuk :

 Menggabungkan angka-angka bank peserta kelompok.


 Mengawasi dan menjaga ketertiban untuk kelanacaran pelaksanaan perhitungan
kliring dalam kelompok yang bersangkutan.
2. Ditunjuk oleh Bank Indonesia

Dalam hal ini kegiatan yang menyangkut kegiatan kliring ditangani oleh bank operasional
(kantor cabang) milik pemerintah yang ditunjuk oleh Bank Indonesia selaku koordinator di
suatu daerah yang tidak ada atau belum ada kantor cabang Bank Indonesia.

3. Peserata keliring

Ada dua macam peserta keliring yaitu :

a. Peserta keliring langsung yang merupakan bank-bank yang sudah tercatat sebagai
peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkatnya secara langsung dalam
pertemuan kliring.
b. Peserta kliring tidak langsung yang merupakan bank-bank yang belum tercatat
sebagai peserta dan yang memperhitungkan warkatnya dengan kantor pusat atau
kantor cabang lainnya yang sudah tercatat menjadi peserta kliring.
2.6 Mekanisme Kliring

Mekanisme kliring dapat diilustrikan sebagai berikut ini.

PROSES PERPINDAHAN DANA

Penarikan Cek
Mendebet Rekening
Penarik Cek (Pembayar)
Penyerahan Cek

Penerima

Cek
Bank
Menyetorkan Cek
Tertarik Untuk dikirim

Otorisasi Bank
Pendebetan
Penarik

Pengkreditan

BANK INDONESIA
Dalam transaksi kliring akan melibatkan pihak tertarik (yang menarik cek), pihak penarik
(yang meerima cek), dan Bank Indonesia. Kegiatan kliring diatas masih berjalan secara
manual, artinya belum adanya otomatisasi kliring.

2.7 Pertemuan Kliring

Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House pertemuan kliring
biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam
transaksi kliring akan saling menyerahkan warkat. Pada pertemuan kedua, bank peserta
kliring akan saling mengembalikan warkat apabila terjadi penolakan.

Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagi berikut :

Senin sampai jumat :

Kliring I : Pukul 10.30 – 11.30

Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00

Sabtu :

Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00

Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00

Peserta yang karena satu atau lain hal tidak dapat ikut serta dalam pertemuan kliring,
diharuskan mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia melalui penyelenggara 10 hari
sebelumnya, untuk kemudian diumumkan kepada semua peserta sekurang-kurangnya 2 hari
kerja. Hal ini dikecualikan apabila terjadi force majeur, seperti bencana alam, kebakaran,
pemogokan, sabotase, dan lain sebagainya.

Dalam pertemuan kliring pertama, setiap peserta kliring akan berkumpul di tempat kliring
untuk menyerahkan warkat-warkat kliring kepada bank peserta lainnya. Warkat-warkay yang
diterima dan diserahkan oleh bank peserta kliring, sebagaimana telah disinggung diatas, dapat
dijabarkan sebagai berikut:

Warkat kliring yang diserahkan suatu bank kepada bank peserta lainnya.

a. Warkat (nota) debet keluar


b. Warkat (nota) kredit keluar

Warkat yang diterima suatu bank kepada bank peserta lainnya

a. Warkat (nota) debet masuk


b. Warkat (nota) kredit masuk

Hubungan antara warkat debet keluar dan warkat debet masuk dapat dijabarkan sebagi
berikut :
1.Debet Keluar 2. Warkat Debet Masuk

Giro BI Giro Nasabah Giro BI Giro Nasabah

Debet Kredit Debet Kredit


(+) (+) (-) (-)

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar, atau warkat debet keluar akan menikmati
penambahan giro pada Bank Indonesia. Sedangkan bank yang menerima warkatnya sendiri,
atau warkat debet masuk, saldo gironya pada Bank Indonesia akan berkurang sebesar nilai
nominal warkat tersebut.

Hubungan antara warkat kredit keluar dan warkat kredit masuk dapat dijabarkan sebagai
berikut :

3.Warkat Kredit Keluar 4.. Warkat Kredit Masuk

Giro BI Giro Nasabah Giro BI Giro Nasabah

Debet Kredit Debet Kredit


(-) (-) (+) (+)

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar, dalam hal ini warkat kredit keluar, akan
menyebabkan pengurangan dalam rekening giro pada Bank Indonesia. Sedangkan bank yang
menerima warkat tersebut, atau warkat kredit masuk, saldo gironya pada Bank Indonesia
akan bertambah sebesar nilai nominal warkat tersebut.

2.8 Prosedur Akuntansi Kliring

Setiap bank peserta kliring akan menyelenggaran akuntansi atas transaksi kliring sesuai
dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada bank masing-masing. Arus warkat, apakah
warkat debet atau warkat kredit, akan dicatat dalam buku harian kliring yang akan dibuat oleh
setiap bank. Atas dasar buku harian kliring ini akan dibuatkan daftar kliring keluar untuk
kemudian dijadikan dasar pembuatan neraca kliring. Dari neraca kliring inilah pada akhir hari
akan diketahui apakah suatu bank menang atau kalah dalam kliring.

Prosedur akuntansi kliring dapat dijabarkan sebagai berikut


Nota/Warkat Nota/Warkat Nota/Warkat Nota/Warkat
Debet dari Debet dari Debet dari Debet dari
Nasabah Nasabah Nasabah Nasabah

Buku Harian Buku Harian Buku Harian Buku Harian

Daftar kliring Daftar kliring


Harian Harian

Rekapitulasi Rekapitulasi
Pengeluaran Pengeluaran

Neraca Kliring Neraca Kliring

Keluar Masuk
Saldo Bilyet

2.9 Akuntansi Kliring Otomatis

Yang dimaksud dengan kliring otomatis adalah terjadinya pertukaran data secara elektronik
melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu.
Dipergunakan elektronik artinya setiap media yang dapat dibaca dan diproses dengan mesian.
Hal ini mencakup transmisi langsung atas data dari komputer satu ke komputer lainnnya
melalui saluran atau jaringan komunikasi swasta atau umum. Selain itu, pemrosesan
elektronik ini juga melibatkan pengiriman media penyimpanan data komputer seperti pita
rekam, disket, atau media lainnya.

Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan otomatis, atau lazimnya
dikenal dengan Automated Clearing House.

2.10 Maksud Dari Kliring Otomatis

Maksud dari pemrosesan transaksi kliring secra aotomatis melalui pertukaran data secara
elektronik adalah untuk mengganti proses dengan kertas yang mahal biayanya dan adanya
keterbatasan-keterbatasan. Namun demikian bukan berarti dokumen kertas harus ditiadakan.
Dokumen asal dari kertas tersebut harus tetap ada dan merupaka sumber data yang penting
dalam transaksi ini.
Dengan demikian kliring otomatis dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
pegolahan dan komunikasi komputer, sehinggan mengakibatkan mekanisme penyelesaian
hutang piutang menjadi lebih murah. Disamping itu mekanisme kliring otomatis juga akan
memberikan manejemen akan informasi yang up-to-date dengan tingkat akurasi yang lebih
tinggi.

Stone menguraikan keuntungan kliring secara otomatis dengan memperhatikan beberpa


karakteristik berikut ini :

Karakteristik Keuntungan
Biaya Rendah, bahkan dapat menjadi sangat rendah
Notofikasi Tidak ada
Konfirmasi Tidak perlu
Pelaksanaan Pemindahan dana hari berikutnya
Jenis transaksi Batch
Terbatas
Kemampuan
Luas
Biaya tetap tinggi tetapi tidak ada masalag dengan
Nilai ekonomis
volume yang tinggi
Keamanan Penting

Pemrosesan dengan kliring otomatis akan menyebabkan lebih murah biaya pengolahan
perlembar cek dibanding dengan proses manual. Biaya tetap sangat tinggi sebenarnya
merupakan payoff dari pemrosesan yang sangat canggih dan cepat.

2.11 Pemrosesan Dengan Kliring Otomatis

Kliring otomatis merupakan pemrosesan transaksi kliring atas seluruh cek dengan
mempergunakan komputer. Cek-cek yang dalam transaksi disortir dengan komputer dengan
image elektronik dan mentransfer catatan dalam bentuk elektronik. Kliring otomasi
memproses seluruh pemindahan data dari satu bank ke bank lainnya secara elektronik.

Logika pemrosesan dalam kliring otomatis dimulai oleh bank penarik atau bank yang
menyertakan warkat kliring untuk memindahkan dana atau menarik sejumlah uang pada bank
tertarik. Transaksi kliring otomatis ini dapat dipecah menjadi dua jenis transaksi, yaitu
transaksi local (intraregional) dan transaksi antar daerah (interregional). Gambar berikut
menjabarkan kedua jenis kliring tersebut.
Transaksi kliring otomasi lokal

Nasabah
Penarik
Short/Marge Arsip Transaksi
Processing Lokal
Bank
Penarik

Bank Tertarik

Nasabah tertarik

Dalam transaksi kliring otomatis lokal, bank penarik mempersiapakn seluruh warkat untuk
dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri, kemudian
menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.

Dalam transaksi kliring otomatis antar daerah, pengolahan kliring otomatis menjadi lebih
kompleks. Disini bank penarik akan menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan
data di lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi
yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip
untuk setiap lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses
lebih lanjut. Berikut disajikan diagram kliring otomatis untuk antar daerah.

Kliring otomatis antar daerah

Pengo;ahan Lokal
Nasabah
Penarik
Sort/Marge Arsip Transaksi Lokal
Processing

Bank Penarik Pemindahan arsip gabungan untuk kliring luar daerah

Pengolahan Luar Daerah


Ringkasan Arsip
Sort/Marge
Transaksi untuk Tiap
Processing
Bank Tertarik

Nasabah
Bank Tertarik
Tetarik
2.12 Organisasi Pengolahan Data

Setiap daerah atau lokasi memiliki satu pusat pengolahan data yang melayani bank-bank yang
berada pada lokasi tersebut dalam transaksi kliring otomatis untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut.

1. Menangani transaksi-transaksi dalam lokasi yang bersangkutan.


2. Menerima, mensortir, dan memindahkan transaksi antar daerah yang berasal dari bank
yang berlokasi dalam daerah tersebut.
3. Menerima transaksi-transaksi anatar daerah yang berasal dari bank-bank diluar daerah
tersebut.

Dalam mewujudakan transaksi kliring otomatis ini sebenarnya melibatkan beberapa badan
atau organisasi seperti Bank Indonesia selaku bank sentral, bank pelaksana, perusahaan yang
menyediakan fasilitas jaringan atau network, dan penjual hardware atau software bila
diperlukan.

2.13 Biaya Kliring Otomatis

Efisiensi dari pengolahan dalam mensortir dan menggabungkan serta data komunikasi
merupakan kunci dari biaya kliring otomatis. Biaya tetap sendiri fasilitas, peralatan, dan
karyawan jauh melampaui komponen biaya variabel seperti pita magnetic, disk, unit
penyimpanan data, dan biaya-biaya pengiriman data secara pisik kepada bank tertarik.
Ketidakseimbangan struktur biaya ini memberikan arti bahwa volume akan menentukan rata-
rata biaya tansaksi suatu kliring otomatis, dan dengan demikian sistem elektronik ini
merupakan faktor persaingan dengan sistem kliring manual dari segi biaya.

Biaya untuk transaksi kliring dapat ditekan jauh kebawah hinggal lebih rendah dari transaksi
kliring manual apabila volune transaksi kliring otomatis sangat besar.

2.14 Mekanisme Akuntansi Kliring Otomatis

Akuntansi untuk transaksi kliring otomatis ini pada prinsipnya sama dengan kliring akuntansi
kliring manual. Ayat jurnal yang dibuat merupakan hasil transaksi secara berumpun yang
akan langsung mendebet atau mengkredit rekening giro Bank Indonesia dan nasabah
bersangkutan. Proses ini semua dilakukan secara elektronik pada akhir hari baru dapat
diketahui hasil kliringnya.

Bagi bank peserta kliring, dapat memeprgunakan aplikasi khusus untuk dapat saling
berhubungan (on-line) dengan pusat pengolahan data kliring otomatis. Fasilitas perpindahan
data secara elektronik ini akan sangat mendukung terciptanya kliring otomatis.
Aplikasi – Aplikasi Bank
Aplikasi kliring
Online
Otomatis Dana Jasa Kredit Jasa Valas
Dan D.N L.N

Compatible

Buku Besar

Aplikasi keliring otomatis yang terpasang pada bank peserta kliring dapat saja berhubungan
langsung dengan buku besar dan rekening nasabah yang dapat mengubah data secara up-to-
date. Hubungan aplikasi program otomatis kliring ini dengan aplikasi lainnya dapat
dijabarkan ditas.

Bila aplikasi untuk kliring otomatis dihubungan secara on-line dengan aplikasi-aplikasi yang
dipergunakan dalam bank yang bersangktan maka buku-buku besar data nasabah dapat
berubah secara langsung.

Contoh 1:

1. Tanggal 1 Mei 2012 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah Bank BAP senilai Rp10.000.000. Sdr A membayarnya dengan cek Bank
ABC Semarang.
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabanh Bank BAP Semarang sebesar Rp 20.000.000 sebagai pelunasan hutang.

Pencatatan di Bank ABC Semarang adalah :


Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 2 01-Mei-12 Dr. Giro A Rp 30.000.000  
    Cr. Giro B   Rp 30.000.000

Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet masuk
karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI. Di samping itu Bank ABC Semarang juga menerima amanat
dari A untuk membebani rekening gironya melalui bilyet Giro sebesar Rp20.000.000. Warkat
ini merupakat warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A untuk mengkredit
giro rekening Bank BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana, baik memnuhi atau
ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek (sdr A) mencukupi,
sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. dengan demikian pencatatannya secara
langsung pada rekening rill.
Pencatatan di Bank BAP Semarang :
Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 1 01-Mei-12 Dr. RAR Kliring Rp 10.000.000  
         
Kliring 2 01-Mei-12 Dr. Giro BI Rp 20.000.000  
    Cr. Giro B   Rp 20.000.000

Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa Cek Bank ABC Semarang
sebesar Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan bank Bank BAP terhadap Bank
ABC sehinggan perlu di kliringkan melalui Bank Indonesia Semarang. Bank BAP yang
melakukan penagihan terhadap Bank ABC Semarang mengelompokan warkat ini sebagai
warkat debet keluar. Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan menunggu
hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu pada saat kliring pertama (penyerahan), Bank
BAP harus mencatat penagihan kliring ini dlam rekening administratif sampai dengan kliring
kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro dari Bank ABC
sebesar Rp20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung dibukukan dalam
rekening rill.

Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur) ? Bila pada kliring kedua terjadi penolakan
warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan dengan cara
membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini misalnya warkat debet keluar senilai
Rp10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat langsung mengkredit rekening RAR warkat
kliring Rp10.000.000 sehinggan rekening administratif ini menjadi nihil.

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 1 01-Mei-12 Cr. RAR Kliring   Rp 10.000.000

Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka pencatatannya di samping
menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring tersebut pada
rekening rill.

Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 2 01-Mei-12 Cr. RAR Kliring   Rp 10.000.000
         
    Dr. Giro BI Rp 10.000.000  
    Cr. Giro B   Rp 10.000.000

Contoh 2:
Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang diselesikan melalui kliring. Peserta
kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Ceraka Incestama Sejati
(Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.

a. Kirana Nastiti nasabah Bank CAS Semarang telah menarik cek no. 011.000.4 sebesar
Rp25.000.000 dan Cek no. 011.000.5 sebesar Rp20.000.000 untuk memebayar hutang
kepada Anggi Waskita nasabah Giro Bank CIS Semarang.
b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet Giro dari Rudi Kempot (nasabah
Giro) untuk keuntungan Sdr. Dalimin nasabah Giro Bank CUS Semarang sebesar
Rp15.000.000.
c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada
Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp20.000.000.
d. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro Sdr.
Dewi Rahayu sebesar Rp30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang
melalui lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk keuntungan Giro Sdr.
Andika.

Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka
diminta:

a. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring.


b. Neraca kliring pada masing0masing bank peserta kliring.
c. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga Kliring.

Jawaban :

Pencatatan Jurnal di Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) :


Transaksi Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
a Kliring 1   Dr. RAR Kliring Rp 45.000.000  
           
a Kliring 2   Cr. RAR Kliring   Rp 45.000.000
           
      Dr. Giro BI Rp 45.000.000  
      Cr. Giro Anggi Waskita   Rp 45.000.000
           
b Kliring 1   Dr. Giro Rudi Kempot Rp 15.000.000  
      Cr. Giro BI   Rp 15.000.000
           
c Kliring 1   Dr. RAR Kliring Rp 20.000.000  
           
c Kliring 2   Cr. RAR Kliring   Rp 20.000.000
      Dr.Giro BI Rp 20.000.000  
      Cr. Giro Abdullah   Rp 20.000.000

Pencatatan di Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS) Semarang :


Transaksi Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
a Kliring 2   Dr. Giro Kirana Nastiti Rp 45.000.000  
      Cr. Giro BI   Rp 45.000.000
           
d Kliring 2   Dr. Giro Dwi Rahayu Rp 30.000.000  
      Cr. Giro BI   Rp 30.000.000

Pencatatan Jurnal di Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) :


Transaksi Keterangan Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
b Kliring 2   Dr. Giro BI Rp 15.000.000  
      Cr. Giro Dalimin   Rp 15.000.000
           
c Kliring 2   Dr. Giro Astuti Rp 20.000.000  
      Cr. Giro BI   Rp 20.000.000
           
d Kliring 1   Dr. RAR Kliring Rp 20.000.000  
           
d Kliring 2   Cr. RAR Kliring   Rp 20.000.000
      Dr. Giro BI Rp 30.000.000  
      Cr. Giro Andika   Rp 30.000.000

Dengan memperhatikan transaksi dan jurnal di masing-masing bank peserta, maka dapat
disusun neraca kliring untuk masing-masing bank sebagai berikut :

Bank CIS
Neraca Kliring
Tangga Tangga
l Keterangan Saldo (Rp) l Keterangan Saldo (Rp)
  a). WDK Rp 45.000.000   b). WKK Rp 15.000.000
  c). WDK Rp 20.000.000      
        Menang Kliring Rp 50.000.000
  Jumlah Rp 65.000.000   Jumlah Rp 65.000.000

Bank CAS
Neraca Kliring
Tangga Tangga
l Keterangan Saldo (Rp) l Keterangan Saldo (Rp)
        a). WDM Rp 45.000.000
        d). WDM Rp 30.000.000
  Kalah Kliring Rp 75.000.000      
  Jumlah Rp 75.000.000   Jumlah Rp 75.000.000

Bank CUS
Neraca Kliring
Tangga Keterangan Saldo (Rp) Tangga Keterangan Saldo (Rp)
l l
  b). WKM Rp 15.000.000   c). WDM Rp 20.000.000
  d). WDK Rp 30.000.000      
        Menang Kliring Rp 25.000.000
  Jumlah Rp 45.000.000   Jumlah Rp 45.000.000

Bank Indonesia
Neraca Kliring
Tangga Tangga
l Keterangan Saldo (Rp) l Keterangan Saldo (Rp)
  Bank CAS Rp 75.000.000   Bank CIS Rp 50.000.000
        Bank CUS Rp 25.000.000
           
  Jumlah Rp 75.000.000   Jumlah Rp 75.000.000

Anda mungkin juga menyukai