Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Audit Siklus Penjualan
dan Penagihan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Kewirausahaan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat
banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Ana Septiani, S.E., M.Si selaku dosen pengampu yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2. Orang Tua penulis yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam
penyelesaian makalah ini.
3. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro, Program Studi Akuntansi
yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan proposal ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 5
2.2 Fungsi-Fungsi Bisnis yang Ada dalam Siklus Penjualan dan Penagihan
serta Dokumen dan Catatan yang Terkait 5
3.1 Kesimpulan 17
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan perusahaan akan dapat
tercapai. Masalah sistem pengendalian internal ini sepenuhnya berada dalam
tanggung jawab dan kendali manajemen sehingga manajemen dituntut untuk
berhati-hati dalam menangani masalah pengendalian pada siklus penjualan
dan penagihan ini. Pihak manajemen harus dapat bertindak cepat jika terjadi
suatu kesalahan ataupun penyimpangan dalam siklus penjualan dan penagihan
ini untuk mengarahkan kembali kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas suatu sistem pengendalian internal perlu ditunjang dengan adanya
suatu divisi dalam perusahaan yang bertugas untuk menilai efektivitas,
efisiensi dan kualitas kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan, divisi
ini disebut audit internal. Tugas auditor internal dalam perusahaan tidak
mudah karena bagian ini dituntut memiliki sikap dinamis, tanggap,
independen, kompeten dan profesional dalam menjalankan tugasnya serta
harus dapat memahami dengan baik setiap prosedur serta kebijakan
perusahaan pada setiap siklus operasi yang ada dalam perusahaan. Pada
dasarnya tujuan audit internal adalah membantu semua tingkatan manajemen
agar tanggung jawab setiap divisi dalam perusahaan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif. Dalam proses pengauditan yang dilakukan,
auditor internal melakukan pengujian pengendalian (Test Of Control) pada
siklus operasi penting dalam perusahaan. Pengujian pengendalian ini
dilakukan untuk menilai apakah sistem pengendalian internal dalam
perusahaan telah berjalan secara efektif dan memadai sehingga dapat
meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan ataupun penyimpangan pada
siklus operasi perusahaan. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh
auditor internal dalam melakukan pengauditan yaitu dimulai dengan
melakukan rapat pembuka audit hingga melakukan verifikasi audit. Dalam
rapat pembuka, auditor akan menjelaskan kepada auditee mengenai tujuan
audit, ruang lingkup audit, jadwal audit, tim audit dan dokumen-dokumen
yang dibutuhkan dalam melakukan proses audit. Langkah selanjutnya,
Auditor akan melakukan peminjaman dokumen-dokumen terkait dan
membuat kertas kerja. Kertas kerja yang telah selesai dibuat akan
menjadi acuan dasar bagi auditor untuk melakukan pengujian pengendalian
2
(Test Of Control). Dalam proses pengauditan tersebut, auditor jug harus
melakukan konfirmasi kepada auditee terkait kesalahan-kesalahan yang
mungkin ditemukan. Pada tahap akhir, auditor akan melaporkan hasil audit
kepada auditee dalam rapat penutup audit dan mendiskusikan rekomendasi
audit yang harus dilakukan atas temuan-temuan yang ada, serta melakukan
verifikasi audit untuk memantau apakah rekomendasi audit telah dilaksanakan
oleh audit
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengidentifikasi akun-akun dan kelompok-kelompok transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan.
1.3.2 Menggambarkan fungsi-fungsi bisnis yang ada dalam siklus penjualan
dan penagihan serta dokumen dan catatan yang terkait.
1.3.3 Menerapkan metodelogi untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substansif transaksi penjualan.
1.3.4 Untuk mengetahui retur penjualan dan pengurangan harga.
1.3.5 Untuk mengetahui metodelogi untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substansif transaksi penerimaan kas.
3
1.3.6 Untuk mengetahui pengujian audit penghapusan piutang tak tertagih.
1.3.7 Untuk mengetahui pengendalian internal tambahan terhadap saldo
akun serta penyajian dan pengungkapan.
1.3.8 Untuk mengetahui dampak akibat pengendalian dan pengujian
substantif transaksi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk
mengevaluasi saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Sifat dari setiap akun dapat
beragam, bergantung pada industri dan klien yang terkait. Terdapat perbedaan
dalam sifat dan arsip-arsip akun untuk industri jasa, perusahaan ritel dan
perusahaan asuransi namun konsep-konsep kuncinya pada dasarnya tetap
sama.
Ada lima kelompok transaksi berikut dalam siklus penjualan dan penagihan:
2.2 Fungsi-Fungsi Bisnis yang Ada dalam Siklus Penjualan dan Penagihan
serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
5
Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan
terkait untuk Siklus Penjualan dan Penagihan
Kelas Dokumen Dan
Akun Fungsi Bisnis
Transaksi Catatan
Pesanan pelanggan
Pesanan penjualan
Pesanan pelanggan
pesanan penjualan
pelanggan
Dokumen pengiriman
Pemberian
Faktur penjualan
kredit
Penjualan piutang
Penjualan File transaksi
usaha Pengiriman
penjualan
barang
Laporan bulanan
Penerimaan Kas di bank ( debet Pemroses dan Remittance advice
Kas dari penerimaan kas ) pencatatan
Prelisting penerimaan
piutang usaha penerimaan
kas
kas
File transaksi
penerimaan kas
6
Jurnal penerimaan kas
atau listing
Retur dan Pemroses dan Memo kredit
Retur Dan pengurangan pencatatan
Pengurangan retur dan Jurnal retur dan
penjualan
Penjualan pengurangan pengurangan
Pitang usaha penjualan penjualan
Piutang Usaha Formulir otorisasi
Penghapusan Penghapusan
piutang tak tertagih
Piutang tak piutang usaha
Penyisihan untuk
Tertagih tak tertagih
piutang tak tertagih Jurnal umum
Beban piutang tak
Beban tertagih Penyediaan
Piutang tak piutang tak Jurnal umum
Tertagih Penyisihan untuk tertagih
piutang tak tertagih
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus
memaham fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Pemroses pesanan pelanggan
a. Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang diajukan
oleh pelanggan.
b. Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan
deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang yang
dipesan oleh pelanggan.
2. Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otoritas yang sah harus
menyetujui permohonan kredit dari seorang pelanggan.
3. Pengiriman barang
7
a. Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang,
yang menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang
dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
b. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan
pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading
dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan
secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta
ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
4. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
a. Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness).
b. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian
= occurrence).
c. Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan =
accuracy) .
d. Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi,
syarat, dan relevan lainnya.
e. File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh
system akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu,
atau sebulan.
f. Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file
transaksi penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama
pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi
seperti divisi atau lini produk.
g. File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan
penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan untuk
mempertahankan saldo akun pelanggan.
8
h. Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat
atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan
saldo awal piutang usahanya.
5. Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
a. Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada
pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta
pembayaran kas.
b. Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas
diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab
untuk mencatat penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak
memiliki akses ke catatan akuntansi.
c. Arsip transaksi penerimaan kas. Merupakan arsip yang
dihasilkan oleh komputer yang mencangkup semua transaksi
penermaan kas yang diproses oleh system akuntansi pada suatu
periode tertentu.
d. Daftar atau jurnal penerimaan kas. Adalah daftar atau laporan
yang dihasilkan dari arsip transaksi penerimaan kas serta
mencakup semua transaksi di suatu periode waktu tertentu.
6. Pemerosesan dan pencatatan retur penjualan dan penguragan harga
a. Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan
dari jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan
harga.
b. Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang
digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan.
7. Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan
dalam lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus
suatu piutang usaha sebagai tak tertagih.
8. Beban piutang tak tertagih. Karena perusahaan tidak dapat berharap
untuk menagih 100% penjualan kredit mereka, prinsip akuntansi
mengharuskan mereka untuk mencatat beban piutang tak tertagih
sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
9
2.3 Metodelogi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substansif Transaksi Penjualan
10
a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak
pernah dilakukan.
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar
karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
1. Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen
sumber kejurnal dan penelusuran dari jurnal kembali ke dokumen
sumber. Pengujian pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan
(tujuan kelengkapan). Sementara yang kedua adalah untuk transaksi
yang tidak ada (tujuan keterjadian).
2. Penjualan dicatat dengan akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan
hal – hal berikut :
a. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan.
b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan
akuntansi.
11
setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur
atau pengurangan penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam
menguji saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan
terlalu rendah pada akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh
diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur
dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan, tidak
dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin
mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika
yang sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan
pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi
jumlahnya.
12
kecurangan. Berikut ini prosedur audit yang khusus dirancang unruk
membongkar kecurangan:
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi auditor adalah ketika
pencurian initerjadi sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas
atau daftar kas lainnya, khususnya jika penjualan dan penerimaan kas
dicatat secara simultan.
2. Penyiapan Bukti Penerimaan Kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua
penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening
bank adalah bukti penerimaan kas (proof of cash receipts). Dalam
pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jumlah
penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan
direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke
bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya
mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos – pos
lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.
3. Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha
Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang
usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan
dilakukan seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian
memasukkannya kedalam system computer. Penggelapan ini
sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan
kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus
memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat
dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggalyang
ditunjukkan pada remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan
kas dan salinan slip setoran terkait.
13
menghapus piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi kejadian). Pengendalian yang penting untuk mencegah
kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak
tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah
melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu
melunasi piutang tersebut. Untuk suatu sampel akun piutang yang dihapus,
juga biasanya penting bagi auditor untuk memeriksa korespondensi di arsip
klien yang mengindikasikan bahwa piutang tersebut memang tidak dapat
ditagih.
14
1. Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan
ditindak lanjuti oleh personel manajemen yang tepat.
2. Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan
besar tidak dapat tertagih.
Hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan jarang menjadi masalah
yang signifikan untuk akun piutang dagang. Sehingga, memiliki personel
akuntansi yang komponen biasanya sudah merupakan pengendalian yang
cukup memadai untuk tujuan tersebut.
15
penagihan adalah pada konfirmasi piutang dagang. Jenis konfirmasi, ukuran
sampel, dan penentuan waktu pengujian semuanyaakan terpengaruhi
BAB III
16
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat
dengan benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas
transaksi juga dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi. Setelah perancangan pengujian pengendalian dan pengujian
substansif atas transkasi bagi setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai,
auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format
kerja.
3.2 Saran
17
3.2.1 Saran untuk masyarakat.
Berdasarkan makalah yang kami tulis, maka kami menyarankan agar
masyarakat dapat memahami tentang materi Audit Siklus Penjualan
dan Penagihan pada makalah ini.
3.2.2 Saran untuk penulis.
Setelah menguraikan permasalahan demi permasalahan, maka kami
menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang terdapat
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun dalam
pembahasannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan
makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
18
Elder, Randal J.dkk;2008;Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia);Jakarta;Salemba Empat.
19