Anda di halaman 1dari 25

Bab 10

konsep pendapatan
Kelompok 4 :

Yosi Septiana (2122100029)


Ardea Vania Ratri (2022100022)
Suwarto (1822100056)
KARAKTERISTIK
PENDAPATAN
Karakteristik penting dari pendapatan :
1. Sumber pendapatan
2. Kegiatan-kegiatan serta produk yang
dihasilkan perusahaan
3. Jumlah pendapatan dalam rupiah serta
proses penandingannya

2
PENGERTIAN
PENDAPATAN
 Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan

Artinya sesuatu yang dihasilkan dari potensi jasa (cost) yang dimiliki oleh
perusahaan.
 Patton dan Littleton (1940)

Pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan aspek moneter.
 Ditinjau dari aspek fisik
Pendapatan meupakan hasil akhir dari suatu aliran fisik dalam proses
menghasilkan laba. Hasil akhir dari aliran fisik tersebut berupa barang/jasa
yang dihasilkan dari proses produksi.
 Ditunjau dari aspek moneter
Pengertian pendapatan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari seluruh
kegiatan operasi perusahaan. Jadi, atas dasar konsep kesatuan usaha,
pendapatan diartikan sebagai aliran masuk aktiva kedalam perusahaan.
3
Menurut Kam (1990)
Faktor yang dapat
membentuk pendapatan
 Aliran fisik melibatkan :
1. Kegiatan menghasilkan dan menjual output
2. Objek kegiatan yang berupa produk sendiri
 Aliran moneter melibatkan :
1. Peristiwa naiknya nilai perusahaan karena kegiatan produksi atau
penjualan output.
2. Objek peristiwa yang berupa jumlah rupiah aktiva yang dihasilkan dan
dijual.
4
MENURUT
Hendriksen 1982
1. Konsep produk lebih unggul
dibandingkan konsep aliran keluar,
sementara aliran keluar lebih unggul
disbanding aliran masuk.
2. Konsep prosuk bersifat netral dalam hal
pengukuran (jumlah) dan pengakuan
(timing) pendapatan, dan konsep aliran
masuk sering mengacaukan masalah
pengukuran dan pengakuan pendapatan.
Pendapatan

 APB (1970) statement No.4
Pendapatan adalah kenaikan kotor aktiva atau penurunan kotor
hutang yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum yang berasal dari kegiatan perusahaan
beroriaentasi laba yang dapat mengubah ekuitas pemilik.
 FASB (1980) dalam SFAC No.6
Pendapatan aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau
penurunan hutang (atau kombinasi keduaya) dari penyerahan atau
produk barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama yang berlangsung terus menerus dari
entitas tersebut.
 PSAK No. 23
Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal

6
Pendapatan dan untung
⊹ Pendapatan hanya mencangkup hasil-hasil dari
kegiatan penjualan/ output dan tidak memasukan
elemen hutang( gains) yang berasal dari investasi dan
penjualan aktiva tetap.
⊹ Untung (gains) merupakan aliran aktiva yang masuk
kedalam perusahaan yang berasal dari kegiatan yang
secara tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
utama perusahaan.

7
Pengukuran dan
pendapatan
Menurut PSAK No. 23
Pendapatan dapat diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau dapat diterima. Nilai wajar adalah
suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar
atau suatu kewajiban diselesaikan dengan pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar.

8
Pembentukan dan
Realisasi pendapatan
A. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)
Suatu konsep yang menjelaskan proses terjadinya pendapatan.
Dimulai dari kegiatan produksi, penjualan dan pengumpulan
piutang.

B. Realisasi Pendapatan
Realisasi merupakan teknik akuntansi yang dijadikan dasar
untuk menandai pengakuan pendapatan. Proses realisasi
pendapatan ditandai oleh dua kejadian :
- Adanya kepastian perubahan produk menjadi bentuk aktiva
lain (potensi jasa) melalui kegiatan penjualan yang sah.
- Diperolehnya aktiva lain (biasanya aktiva lancar) sebagai
pengesahan terhadap transaksi penjualan tersebut.
Pengakuan pendapatan
A. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Secara umum menurut FASB (1980) dalam SFAC No. 5 ada dua kriteria yang dapat dijadikan
dasar untuk mengakui pendapatan :
1. Telah terealisasi, yaitu bila telah terjadi transaksi pertukaran antara barang yang dihasilkan
perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Atau ada kepastian akan segera
terealisasi dimana barang hasil pertukaran dapat segera diubah menjadi kas atau klaim
untuk menerima kas.
2. Pendapatan telah terbentuk , apabila kegiatan menghasilkan barang dan jasa telah
berjalan dan secara substansial telah selesai.

Kriteria pengakuan pendapatan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Kam (1990) :
3. Keterukuran Nilai Aktiva
4. Terjadinya Transaksi
5. Proses pembentukan pendpatan secara substansial telah selesa i.
10
Saat Pengakuan Pendapatan

1. Pendapatan Diakui Selama


Kegiatan Produksi
• Cara ini umumnya dijumpai pada perusahaan
kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek
yang memekan waktu beberapa periode
akuntansi (perusahaan pembuat kapal,
lokomotif, gedung, jalan raya dan sebagainya).
• Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat
dilakukan bila harga kontrak sudah pasti dan
taksiran cost untuk menyelesaikan proyek serta
kemajuan dalam penyelesaian kontrak dapat
dipertanggung jawabkan.
11
Taksiran tersebut umumnya dapat
dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :
1. Berdasarkan prosentase biaya
Ini membandingkan biaya yang
telah dikeluarkan dengan taksiran
total biaya untuk menyelesaikan
proyek.
2. Berdasarkan Prosentase
Penyelesaian Fisik
Biasanya didasarkan pada tahap
kemajuan proyek.
12
Pendapatan Diakui
Saat Produk Selesai
• Pengakuan ini biasanya dianggap tepat
untuk industri pertambangan dan pertanian
(emas, timah, gandum dan sebagainya).
• Pada jenis usaha ini, umumnya produk yang
dihasilkan memiliki harga yang sudah pasti
dan pemasarannya terjamin.
• Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui
pendapatan saat produksi selesai, yaitu :
1. Harga jual dapat ditentukan dengan cukup tepat
2. Tidak diperlukan kegiatan/biaya pemasaran yang material
untuk menjual produk tersebut
3. Cost produk sulit untuk ditentukan
4. Satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan
(barang tidak terpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran)
• Meskipun pengakuan dengan dasar ini memiliki dasar
penalaran yang logis, namun penggunaannya secara umum
tidak dapat dibenarkan.
• Kegiatan produksi tanpa adanya kegiatan transaksi penjualan,
tidak dapat dijadikan bukti obyektif untuk mengakui pendapatan.
• Oleh karena itu, pengakuan pendapatan ini memerlukan
penjelasan dan alasan yang kuat sesuai dengan keadaan.
Pengakuan Pendapatan Pada
Saat Penjualan
⊹ Pada kebanyakan perusahaan, pengakuan
pendapatan pada saat penjualan merupakan
dasar yang paling jelas dan obyektif dari
pada pengakuan pendapatan yang lain.
⊹ Pengakuan ini didasarkan pada alasan yang
mengarah pada pengertian dan konsep
pendapatan seperti yang diajukan Paton dan
Littleton (1940).
15
Konsep Pendapatan yang diajukan Paton dan Littleton (1940) adalah sebagai
berikut :
1. Pendapatan merupakan jumlah nominal (dollar) yang menyatakan produk
akhir operasional perusahaan. Oleh karena itu harus diakuidan diukur pada
tingkat/titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi
perusahaan.
2. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbuulnya
aktiva baru yang sah (sebaiknya berupa kas atau piutang).
Yang menjadi masalah adalah kapan saat yang tepat untuk dijadikan dasar yang
menandai terjadinya penjualan? Secara Yuridis, penjualan baru dapat dikatakan
terjadi apabila telah peralihan hak milik atas barang yang diperjualbelikan.
Masalah lain yang sering muncul dalam pengakuan pendapatan pada saat penjualan
adalah biaya yang timbul setelah penjualan (after-sale costs), dan penjualan barang
yang pembelinya memiliki hak untuk mengembalikan barang.
16
⊹ A. Biaya Setelah
“ Penjualan
Dalam praktik seringkali terjadi bahwa
beberapa jenis biaya baru muncul setelah
terjadi penjualan (biaya penagihan piutang,
biaya garansi barang dan sebagainya).
Biaya setelah penjualan merupakan bagian
dari proses pengukuran pendapatan.
Oleh karena itu harus diperhitungkan untuk
periode tertentu, karena jumlah rupiah debit
akan menjadi pengurang langsung terhadap
pendapatan.

17
⊹ B. Hak Pengembalian Barang
Dalam transaksi penjualan, seringkali disebutkan bahwa pembeli berhak


mengembalikan barang dalam periode tertentu. Pada kasus ini, FASB
(1981) dalam SFAS No. 48 menyatakan bahwa apabila pembeli berhak
untuk mengembalikan barang, pendapatan dapat diakui apabila syarat
berikut dipenuhi :
1) Harga jual cukup pasti dan dapat ditentukan pada saat penjualan
2) Pembeli sudah membayar kepada penjual atau pembeli
diwajibkan untuk membayar penjualan.
3) Kewajiban membayar kepada penjual tidak berubah apabila
produk dicuri, nilai produk berkurang atau produk mengalami
kerusakan.
4) Pembeli benar-benar ada atau dengan kata lain pembeli
merupakan suatu badan yang secara ekonomi disebut
perusahaan.
5) Penjual secara signifikan tidak memiliki kewajiban atau
bertanggung jawab terhadap hasil penjualan kembali produk
yang dilakukan pembeli.
6) Jumlah nominal (dollar) pengembalian dapat ditaksir secara
cukup pasti. 18
c. Penjualan Jasa
• Masalah yang sering muncul adalah menentukan kejadian yang
menandai apakah penyerahan jasa telah dilaksanakan.
• Menurut AICPA (dikutip oleh Kam, 1990), ada beberapa pedoman
yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan jasa :
1. Apabila pelaksanaan (performance) jasa terdiri dari pengerjaan
satu macam tindakan, pendapatn diakui pada saat pekerjaan
tersebut terlaksana. Misal : biro jual beli rumah akan mengakui
pendapatan komisi pada saat transaksi jual beli rumah telah
terjadi.
2. Apabila pelaksanaan jasa terdiri dari pengerjaan lebih dari
satu macam tindakan, pendapatn diakui selama periode
pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.
Apabila jasa dilaksanakan lebih dari satu macam tindakan, pendapatan harus
diakui pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai seluruhnya, berdasarkan
kondisi berikut ini :
• Proporsi jasa yang dilaksanakan sebagai pekerjaan akir merupakan tinakan
yang sangat penting dari keseluruhan jasa yang dikerjakan, jadi pekerjaan
tindakan dianggap selesai apabila pekerjaan akhir tersebut belum
dilaksanakan.
• Apabila jasa yang diberikan terdiri dari pekerjaan yang tidak dapat ditentukan
dan dilaksanakan pada periode waktu yang tidak dapat ditentukan, maka
tidak ada cara untuk menentukan tingkat penyelesaian pekerjaan.
• Apabila terdapat tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi (significant) dalam
pengumpulan pendapatan jasa (kas), maka pendapatan tidak dapat diakui
sebelum kas diterima.

20
4. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Kas
Diterima
Kondisi ini biasanya ditemui pada penjualan angsuran.
Alasan yang mendukung penggunaan dasar penerimaan kas
untuk pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan
angsuran didasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan
merupakan aktiva yang mempunyai daya beli
murni (dapat dibelanjakan)
2. Semakin lama jangka waktu angsuran, semakin
besar kemungkinan piutang tidak akan tertagih
3. Biaya penjualan, terutama biaya penagihan dan
pengumpulan piutang, biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya sesudah penjualan
untuk jenis penjualan kredit.

21
5. PENJUALAN MENURUT IFRS
A. Penjualan Barang
Paragraf 14 IAS 18 memberikan kriteria pengakuan pendapatan dalam
penjualan barang sebagai berikut :
Pendapatan dari penjualan harus diakui jika kondisi ini terpenuhi :
1. Entitas telah mengalihkan kepada pembeli risiko signifikan
dan kepemilikan barang tersebut.
2. Entitas tidak lagi menahan keterlibatan managerial sampai
pada suatu tingkat dimana diasosiakan dengan kepemilikan
barang ataupun tidak memiliki control terhadap penjualan
barang tersebut.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal (realible).
4. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang dikaitkan
dengan Transaksi akan mengalir ke entitas
5. Biaya yang muncul atau akan muncul dalam transaksi
tersebut Dapat diukur secara handal (realible).

22
B. Penyediaan
Jasa
Paragraf 20 dan 26 IAS 18 memberikan kriteria pengakuan pendapatan dari
penyediaan jasa.
Outcome dari transaksi dapat diestimasi secara handal jika memenuhi kondisi
sebagai berikut :
1. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara handal
2. Adala mungkin bahwa manfaat ekonomis yang berkaitan dengan
transaksi akan mengalir kepada entitas
3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara handal
4. Biaya yang muncul dan biaya untuk menyelesaikan transaksi dapat
diukur secara handal
5. Jika outcome transaksi penyediaan jasa tidak dapat diestimasi
dengan handal, maka pendapatan hanya akan diakui sejauh biaya
yang diakui akan ditutup.
C. Pengakuan Pendapatan
Saat
Produksi
⊹ IAS 41 menyatakan bahwa perusahaan harus mengakui
pendapatan dari produksi pada saat tanggal panen.
⊹ Hal ini juga berlaku pada produksi mineral (tambang)
seperti emas, perak dan baja.
⊹ IAS 18 perusahaan dapat mengakui pendapatan pada
saat produksi dengan cara menjula lewat forword
contract untuk menyerahkan barang di masa datang
dengan harga jual tetap (fixed).
⊹ Dengan cara ini risiko dan kepemilikan mineral telah
beralih ke pembeli sebelum mineral diserahkan secara
fisik. 24
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai