2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanya patut di haturkan keharibaan ilahi rabbi yang telah memberikan kasih &
sayang-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami tulis dan di susun berdasarkan sumber refrensi dari buku yang masih ada
sangkut pautnya dengan masalah PERENCANAAN STRATEGIS DILUAR AMERIKA
SERIKAT. Dengan keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan kemampuan kami sebagai punulis,
makalah ini masih jauh dengan kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya dari berbagai
sisi. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang
budiman demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi merupakan batas negara atau jarak antar negara bukanlah hambatan lagi bagi
masyarakat global, Sehingga hasil-hasil produksi dapat dijual diberbagai negara.
Orientasi pasar juga sudah memperhatikan konsumen secara global atau mendunia
sehingga keuntungan bisa didapatkan bukan hanya didalam negeri saja melainkan skala
internasional. Perkembangan dunia teknologi dan informasi juga menjadi faktor
pendorong terciptanya bisnis global, dimana mempermudah mendapatkan informasi-
informasi pasar yang sangat dibutuhkan bagi para produsen atau konsumen.
Seperti yang kita ketahui bersama bisnis global tercipta karena faktor-faktor alami yang
dimana masing-masing negara tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan dalam negerinya
dengan usaha sendiri, meskipun suasembada sebuah negara membutuhkan teknologi, dan
umumnya bagi negara-negara berkembang yang minim akan teknologi akan
membutuhkan bantuan dari negara-negara maju, begitu pula sebaliknya negara maju juga
membutuhkan supply bahan baku dari negara kaya akan sumber daya alam yang
umumnya adalah negara-negara berkembang. Jadi bisnis global merupakan langkah atau
usaha yang harus dilakukan bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Perdagangan bebas atau pasar bebas sudah menjadi kesepakantan dunia, beberapa negara
sudah melakukan infansi-infansi bisnis menyerang pasar-pasar global yang umumnya
adalah negara-negara berkembang. Dewasa ini arus perdagangan bebas sudah bisa
dirasakan hampir diseluruh negara, sekarang dengan mudah kita menemukan barang-
barang produk luar yang dijual di beberapa toko di Indonesia. Hal ini justru berbahaya
terhadap perekonomian Indonesia karena jika dibiarkan maka produk-produk lokal justru
bisa terancam eksistensinya akibat maraknya produk-produk luar di pasar Indonesia.
Perlu ada strategi-strategi kompetitif dalam menghadapi perdagangan bebas ini.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. BISNIS GLOBAL
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainya untuk mendapatkan laba. Kata bisnis berasal dari bahasa
inggris businees dari kata “busy” yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang
atau kelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Jadi bisnis global adalah kegiatan ekspor impor barang dan jasa oleh dua negara
atau lebih. Bisnis global terdiri dari transaksi yang dirancang dan dilaksanakan di
perbatasan nasional untuk memuaskan tujuan individu, perusahaan, dan organisasi.
Transaksi ini mengambil berbagai bentuk, yang sering saling terkait.
1) Foreign Trade
3) Portfolio Invesments
4) Direct Invesments
KELEBIHAN KEKURANGAN
Saat ini kita masuk di era dimana kita bisa bertransaksi dengan penduduk bumi dibagian
manapun secara langsung, kita dapat ikut berkontribusi untuk menjadi konsumen ataupun
produsen pada pasar global saat ini. Keterbukaan system antar negara – negara saat ini
memungkinkan kita untuk bertransaksi dengan warga negara lain.
Namun di samping itu, persaingan global makin lama tentu akan semakin meningkat.
Setiap negara pasti akan dengan maksimal mempersiapkan era ini, mulai dari kualitas
SDA maupun SDM.
Oleh sebab itu, setiap negara harus memastikan bahwa semua factor produksi yang
dimilikinya terutama SDM yang mengelolanya harus diberikan pelatihan yang baik agar
produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan dapat ikut bersaing pada pasar global
ini.
Menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam bukunya “Pengantar Bisnis” ada beberapa
aspek tantangan bisnis global ini, yaitu:
NEGARA NEGARA
Complex, tantangan bisnis global yang cenderung terus meningkat. Karena bisnis
yang dilakukan telah memasuki tingkat global, maka tantangan pun tentu berbeda
dengan bisnis yang beroperasi secara domestic. Hal ini tentunya disebabkan oleh
beberapa perbedaan dalam hal budaya dan kebutuhan yang ada di setiap negara.
Perbedaan peraturan dan politik tiap negara pun mempengaruhi kompleksitas
bisnis global.
a) Ketentuan domestic
b) Tax Treaty, termasuk MLI (Multilateral Instrument)
Berkaitan dengan bisnis antar negara, hal yang pertama kali perlu disadari
adalah memahami institusi bisnis yang berasal dari sistem dan format budaya lain
dimana pemahaman ini akan memberikan wawasan kultural yang sangat berharga.
Kesalahan pemahaman dapat menyebabkan masalah. Kenyataan menunjukkan,
diperkirakan 30%-50% manajer internasional gagal karena kelemahan mereka untuk
menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda.
Team-work
Feodal
Oriented
Practical
Menghargai Waktu
Personal
Demokratis
5) Motto
Time is Money. Di Amerika, waktu adalah komoditi yang sangat penting. Mereka
‘menggunakan’ dan ‘menghabiskan’ waktu seperti jika menyimpan uang di bank.
Amerika menganggap karakteristik kepribadian dan nilai-nilai didasarkan pada
bagaimana orang menggunakan waktu. Misalnya, orang yang selalu tepat waktu yang
dianggap orang baik dan dapat diandalkan.
Budaya organisasi orang Amerika terkait dengan inovasi. Jadi mereka akan menciptakan
berbagai inovasi dalam meningkatkan kemajuan perusahaan mereka. Orang Amerika juga
menganut prinsip kapitalisme yaitu memupuk kekayaan sendiri serta menganut prinsip
kepimpinan dan budaya feodal yang mengutamakan perbedaan harkat dan martabat antar
petinggi dan bawahan, atasan dan karyawan
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
China dalam penerapan nilai-nilai social diantaranya mereka tidak mau menggunakan
cara-cara kotor dalam berbisnis terlebih jika untuk menjatuhkan orang lain. China juga
menganggap penting adanya etika dalam menjalankan bisnis untuk meraih sebuah
kesuksesan. Maka dari itu orang China akan lebih memilih untuk bekerja keras dalam
mengerjakan target yang telah ditetapkan ketimbang menggunakan cara kotor agar target
tersebut segera terpenuhi
Jerman sangat menghargai aturan yang telah ditetapkan dan bagi mereka melakukan
sebuah pengawasan terhadap aturan tersebut merupakan kewajiban. Orang Jerman
cenderung frontal dalam mengemukakan pendapat mereka namun mereka tetap
memperhatikan kesopanan dalam berpendapat
Amerika dalam hal nilai social memiliki konsep individualism, dimana mereka
menganggap bahwa diri mereka adalah individu yang bebas dan merdeka. Dalam
hubungan social dan bisnis orang Amerika cenderung bersifat informal. Mereka
senantiasa memanggil rekan maupun atasan dengan nama panggilan
Singapura sebagai negara maju memiliki nilai social yang unggur. Orang Singapura
sangatlah menghargai waktu dan taat terhadap hokum. Mereka juga menganggap penting
kebersihan lingkungan. Sebagai negara dengan komposisi penduduk yang beragama,
masyarakat Singapura dapat menyikapi perbedaan yang ada dengan baik
b) Bahasa Tubuh
Dalam berkomunikasi setiap budaya tentu memiliki perbedaan dalam bahasa tubuh yang
mereka gunakan
Orang China menundukkan badan atau hanya sekedar kepala ketika mengatakan maaf
dan terimakasih sebagai bentuk rasa hormat mereka
Orang Jepang memiliki bahasa tubuh yang hampir sama dengan China. Orang Jepang
mengarahkan jari telunjuknya kea rah hidung untuk menunjuk kepada orang lain
sedangkan mengarahkan telunjuk ke dada berarti mereka menerima dengan lapang dada
Orang China senantiasa bekerja bersama, sehingga bagi mereka ruang pribadi tidaklah
terlalu penting. Hal ini juga didukung dengan kepadatan populasi di China yang sangat
padat akan penduduk
Orang Jerman terbiasa berjarak ketika berinteraksi karena bagi mereka jarak yang terlalu
dekat akan mengganggu. Orang Jerman juga tidak terlalu dekat dengan rekan-rekan
kerjanya dan mereka cendering lebih memilih tempat kerja yang dekat dengan tempat
tinggal mereka
Orang Amerika pada saat ini cenderung lebih memilih pekerjaan yang dapat mereka
kerjakan di rumah mereka sendiri sehingga mereka tidak perlu pergi ke tempat kerja.
Mereka beranggapan bahwa dengan bekerja di ruang sendiri dapat meningkatkan
produktivitas mereka
Orang Singapura memiliki ruang kerja yang terbatas. Pemerintah Singapura mengatur
tempat tinggal penduduk berupa apartemen-apartemen dan rumah-rumah susun
d) Konteks Budaya
Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan
adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi
Orang China sangatlah erat dengan budaya nenek moyang mereka. Susunan masyarakat
China cenderung homogen dan memiliki budaya yang sama. Sehingga mereka tidak
memiliki perbedaan budaya yang signifikan antar masyarakatnya
Orang Jerman memiliki sejarah yang sangat panjang yang membuat mereka cenderung
tidak bersikap nasionalis karena kekalahan dalam perang dunia dan pertempuran antara
Jerman Barat dan Jerman Timur
Orang Amerika terdiri dari berbagai macam suku dan ras. Budaya yang merekat pada
Orang Amerika terkait dengan informalitas berupa panggilan dengan nama sapaan dan
berorientasi pada kerja tim
Orang Singapura juga terdiri dari berbagai budaya masyarakat. Namun, bagi masyarakat
Singapura perbedaan bukanlah hal yang berarti. Orang Singapura menjadikan taat
terhadap peraturan dan selalu menjaga kebersihan sebagai budaya yang mereka anut
Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya
lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara
yang lain
Orang China sangat menjaga sopan santun dan tingkah laku mereka dalam berinteraksi.
Mereka terbiasa berbicara dengan nada yang tinggi.
Orang Jerman dalam melakukan interaksi cenderung bersikap formal. Mereka juga
cenderung frontal dalam menyampaikan pendapat namun tetap memperhatikan
kesopanan mereka dalam berpendapat
Orang Amerika cenderung bersifat infornal dalam tingkah laku sosialnya. Orang
Amerika sangat jarang memanggil dengan kata bapak, tuan, nyonya, dsb. Mereka terbiasa
memanggil dengan nama sapaan semata. Baik anak pada orangtua pun begitu. Ini
merupakan hal yang biasa di Amerika namun tidak sopan di negara lain.
Orang Singapura juga memiliki kesopanan yang cukup baik. Hal ini merupakan pengaruh
dari budaya melayu dan tionghoa. Orang Singapura terbiasa dengan memanggil paman
dan bibi pada orang lain yang lebih tua.
F. IKLIM BISNIS LINTAS NEGARA
Iklim bisnis adalah semua kebijakan, kelembagaan, dan lingkungan, baik yang sedang
berlangsung maupun yang diharapkan terjadi di masa depan, yang dapat mempengaruhi
kegiatan bisnis.
Dalam menjalankan bisnis, tentu banyak sekali faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti
biaya produksi, riset pasar, modal, bahan baku, dan lain sebagainya. Namun, terdapat satu
faktor yang perlu digarisbawahi, yaitu global warming. Sebagai lingkungan tempat kita
hidup, perubahan iklim tentu berperan besar bagi kegiatan manusia, termasuk dalam
menjalankan bisnis.
Sebagai contoh, bisnis yang akan sangat terdampak adalah perusahaan minyak bumi dan gas.
Bayangkan saja, penggunaan bahan bakar fosil adalah 80% dari total penggunaan energi
secara global. Meningkatnya populasi manusia diikuti pula dengan meningkatnya
penggunaan fosil sebagai bahan bakar. Hal itu pun berlanjut dengan memperparah
pemanasan global.
Keadaan iklim dari tahun ke tahun selalu berubah. Berdasarkan laporan pemanasan global
PBB mengungkapkan kalau 2019 ini menjadi tahun terpanas dalam periode lima tahun
terakhir. Cuaca menjadi 0,2 Celcius lebih hangat sejak 2011-2015.
Perubahan iklim dapat berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi dalam satu
dekade ke depan. Contoh lain dampak perubahan iklim ketika kekeringan melanda Great
Plains di Amerika Serikat pada tahun 2011, hal itu memaksa para pegiat industri daging
ternak harus menutup atau memindahkan usahanya ketempat yang lebih banyak air.
Saat ini, banyak perusahaan memfokuskan usahanya pada keberlangsungan sumber daya. Hal
ini sangat bagus di era sekarang ini dipenuhi cuaca tak menentu. Sebuah perubahan dalam
mengelola sumber daya sangat diperlukan karena banyak industri bisnis sangat bergantung
padanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.nataconnexindo.com/blog/apa-pengaruh-global-warming-pada-dunia-bisnis
http://blog.ub.ac.id/perbedaanbudayaatarnegara/
http://marketeers.com/memahami-dua-filosofi-budaya-bisnis-china/
http://www.academia.edu/24675857/Etika_Bisnis_di_Dunia
https://www.scribd.com/doc/126332723/Budaya-Bisnis-Amerika-Serikat-by-Eka-Sari-II-1-
pptx
http://moneyplusss.blogspot.com/2011/05/keuntungan-kelemahan-pada-pasar-global.html
https://www.hestanto.web.id/bisnis-internasional/