Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN STRATEGIS DILUAR AMERIKA SERIKAT

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi

Dosen Pengampu : Kuncoro Budi Riyanto

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanya patut di haturkan keharibaan ilahi rabbi yang telah memberikan kasih &
sayang-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami tulis dan di susun berdasarkan sumber refrensi dari buku yang masih ada
sangkut pautnya dengan masalah PERENCANAAN STRATEGIS DILUAR AMERIKA
SERIKAT. Dengan keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan kemampuan kami sebagai punulis,
makalah ini masih jauh dengan kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya dari berbagai
sisi. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang
budiman demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 22 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk


menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat dgunakan dalam proses ini,
termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-
cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Globalisasi merupakan batas negara atau jarak antar negara  bukanlah hambatan lagi bagi
masyarakat global, Sehingga hasil-hasil produksi dapat dijual diberbagai negara.
Orientasi pasar juga sudah memperhatikan konsumen secara global atau mendunia
sehingga keuntungan bisa didapatkan bukan hanya didalam negeri saja melainkan skala
internasional. Perkembangan dunia teknologi dan informasi juga menjadi faktor
pendorong terciptanya bisnis global, dimana mempermudah mendapatkan informasi-
informasi pasar yang sangat dibutuhkan bagi para produsen atau konsumen.

Seperti yang kita ketahui bersama bisnis global tercipta karena faktor-faktor alami yang
dimana masing-masing negara tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan dalam negerinya
dengan usaha sendiri, meskipun suasembada sebuah negara membutuhkan teknologi, dan
umumnya bagi negara-negara berkembang yang minim akan teknologi akan
membutuhkan bantuan dari negara-negara maju, begitu pula sebaliknya negara maju juga
membutuhkan supply bahan baku dari negara kaya akan sumber daya alam yang
umumnya adalah negara-negara berkembang. Jadi bisnis global merupakan langkah atau
usaha yang harus dilakukan bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Perdagangan bebas atau pasar bebas sudah menjadi kesepakantan dunia, beberapa negara
sudah melakukan infansi-infansi bisnis menyerang pasar-pasar global yang umumnya
adalah negara-negara berkembang. Dewasa ini arus perdagangan bebas sudah bisa
dirasakan hampir diseluruh negara, sekarang dengan mudah kita menemukan barang-
barang produk luar yang dijual di beberapa toko di Indonesia. Hal ini justru berbahaya
terhadap perekonomian Indonesia karena jika dibiarkan maka produk-produk lokal justru
bisa terancam eksistensinya akibat maraknya produk-produk luar di pasar Indonesia.
Perlu ada strategi-strategi kompetitif dalam menghadapi perdagangan bebas ini. 

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi berbisnis global ?

2. Apa saja dampak dari berbisnis secara global ?


3. Apa tantangan global yang saat ini sedang di hadapi ?

4. Bagaimana budaya bisnis Amerika versus Asing ?

5. Bagaimana budaya bisnis lintas negara ?

6. Bagaimana iklim bisnis lintas negara ?

7. Berapa tarif pajak dan pembalikan pajak ?

C. TUJUAN

Tujuan ditulisnya makalah yang berjudul “Perencanaan Strategis di luar Amerika


Serikat” ini adalah sebagai bentuk pemahaman terkait berbisnis secara global dan budaya
berbisnis lintas negara. Dan juga sebagai bahan diskusi mengenai studi kelayakan bisnis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. BISNIS GLOBAL

a. Pengertian Bisnis Global

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainya untuk mendapatkan laba. Kata bisnis berasal dari bahasa
inggris businees dari kata “busy” yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang
atau kelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Sedangkan global secara historis berasal dari bahasa Inggris globe yakni dunia,


yang dapat di artikan mendunia. Globalisasi adalah program lama yang dianjurkan oleh
negara-negara ekonomi maju untuk membebaskan perdagangan internasional di seluruh
dunia melalui perjanjian. Hal ini juga datang berarti relokasi kegiatan produksi atau jasa
ke tempat-tempat yang memiliki biaya tenaga kerja jauh lebih rendah.

Jadi bisnis global adalah kegiatan ekspor impor barang dan jasa oleh dua negara
atau lebih. Bisnis global terdiri dari transaksi yang dirancang dan dilaksanakan di
perbatasan nasional untuk memuaskan tujuan individu, perusahaan, dan organisasi.
Transaksi ini mengambil berbagai bentuk, yang sering saling terkait.

Perdagangan internasional selalu memiliki karakter campuran di mana organisasi


nasional dan perusahaan swasta memiliki keduanya berpartisipasi, di mana monopoli
telah diberlakukan, sering dibela oleh angkatan bersenjata, di mana segala macam
hambatan dan tarif telah umum dan peserta telah membuat segala macam upaya untuk
melawan gangguan tersebut atau untuk keuntungan dari itu.

b. Sifat Bisnis Global

Aktivitas bisnis internasional dilakukan dengan melewati batas-batas suatu


Negara. Biasanya pihak yang melakukan aktivitas ini adalah perusahaan pemerintah,
perusahaan swasta, atau kombinasi diantara kedua pihak tersebut. Bisnis internasional
dapat dibedakan menjadi 4 tipe (Ajami, Cool, Goddard, dan Khambata) yakni:

1) Foreign Trade

Merupakan kegiatan bisnis internasional yang paling sering digunakan oleh


sebagian besar negara. Jenis aktivitas bisnis internasional ini cenderung
identic dengan aktivitas ekspor impor. Dalam aktivitas ekspor impor, objek
barang yang serng digunakan adalah visible physical goods dan komoditas.
2) Trade in Service

Merupakan kegiatan bisnis internasional yang objek barangnya berupa


tangible goods. Objek tersebut dapat berupa: asuransi, perbankan, hotel, biro
perjalanan, dan transportasi.

3) Portfolio Invesments

Merupakan kegiatan bisnis internasional dalam bentuk investasi keunagan di


negara lain. Biasanya investor memberikannya dalam bentuk hutang atau
modal.

4) Direct Invesments

Merupakan kegiatan bisnis internasional yang dibedakan dari tingkat


pengawasan suatu proyek antara perusahaan dengan investor. Biasanya
tingkat pengawasannya dapat bervariasi, mulai dari tingkat pengawasan penuh
dan sebagian.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Bisnis Global

Globalisasi mengharuskan perusahaan untuk berkompetisi dan beroperasi secara


efisienm efektif dan ekonomis di pasar global. Untuk menghadapi persaingan pasar
global, salah satu contoh pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) 1992, yang
mengakibatkan Eropa menjadi satu pasar yang luas dengan pendapatan per kapita yang
tinggi. Selain itu muncul pula masyarakat ekonomi di belahan dunia lainnya seperti;
ASEAN block trade, NAFTA di Amerika Utara, Blok Perdagangan Asia Selatan, dll.

KELEBIHAN KEKURANGAN

a) Meningkatkan penjualan dan a) Volatile lingkungan, mulai dari politik,


keuntungan dengan memanfaatkan ekonomi, hokum, social, budaya. Jadi
peluang pasar baru dan sedang tumbuh tujuan perusahaan tidak tercapai.
b) Meningkatkan ketersediaan bahan baku b) Interaksi dengan berbagai kompleks
murah bangsa dengan beragam ekonomi,
c) Untuk meningkatkan daya saing social, budaya, dsb
(kualitas tinggi dari produk dan biaya c) Komunikasi menjadi sulit karena
rendah) perbedaan bahasa, geografi, perbedaan
budaya dsb
d) Informasi penting untuk perencanaan
dalam hal ketersediaan, kedalaman dan
akurasi sangat bervariai
e) Sulit untuk menganalisis persaingan
masa kini dan masa depan di banyak
negara, karena perbedaan dalam
struktur industry dan praktek bisnis.

B. TANTANGAN BISNIS GLOBAL

Saat ini kita masuk di era dimana kita bisa bertransaksi dengan penduduk bumi dibagian
manapun secara langsung, kita dapat ikut berkontribusi untuk menjadi konsumen ataupun
produsen pada pasar global saat ini. Keterbukaan system antar negara – negara saat ini
memungkinkan kita untuk bertransaksi dengan warga negara lain.

Namun di samping itu, persaingan global makin lama tentu akan semakin meningkat.
Setiap negara pasti akan dengan maksimal mempersiapkan era ini, mulai dari kualitas
SDA maupun SDM.

Oleh sebab itu, setiap negara harus memastikan bahwa semua factor produksi yang
dimilikinya terutama SDM yang mengelolanya harus diberikan pelatihan yang baik agar
produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan dapat ikut bersaing pada pasar global
ini.

Menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam bukunya “Pengantar Bisnis” ada beberapa
aspek tantangan bisnis global ini, yaitu:

 The Demographic and Cultural Challenge, ini menyangkut pertambahan


penduduk, dan struktur usia penduduk saat ini dan masa yang akan datang. Dunia
bisnis harus memperhitungkan masalah ini, melakukan antisipasi secermat
mungkin, terutama bagi perusahaan yang produknya berhubungan langsung
dengan perubahan tersebut. Begitu juga dengan budaya negara setempat, sebab
kebudayaan menjadi factor yang mempengaruhi suatu produk dipilih atau tidak
pada suatu daerah tertentu.
 The Environmental Challenge, tantangan lingkungan terutama menyangkut
masalah polusi, air, udara yang mempunyai efek pada penyakit. Semua
perusahaan harus dapat mengendalikan permasalahan lingkingan ini sebaik
mungkin, karena dengan begitu dimanapun perusahaan itu berada dan mereka
peduli dengan masalah lingkungan, maka produknya lebih mudah diterima.
 The Social Responsibility and Ethics Challenge, dunia bisnis dihadapkan pada
tanggung jawab terhadap masyarakat. Proses produksi harus selalu menjaga
kelestarian lingkungan. Kemudian produk yang dihasilkan harus sangat
bermanfaat bagi konsumen. Pelaku bisnis juga harus punya etika, baik didalam
maupun diluar perusahaan.
 The Technology Challenge, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan,
maka sangat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi. Dan dengan semakin
berkembangnya teknologi terutama yang digunakan oleh perusahaan, maka proses
produksi dapat dilakukan seefisien mungkin.
 Dynamic, lingkungan bisnis global yang cepat berubah membuat perusahaan
harus selalu menyesuaikan stategi – strateginya untuk mencapai tujuannya.
Bahkan perusahaan harus membuat strateginya dalam jangka pendek untuk selalu
menyesuaikan perubahan tersebut.
 Interdependent, saling mempengaruhi dan membutuhkan. Dalam bisnis global,
setiap negara mempunyai peran tertentu terhadap negara lain. Dengan adanya
peran tersebut, maka setiap negara dapat mempengaruhi negara lain. Kerja sama
perdagangan dan bisnis yang dilakukan setiap negara tentunya saling
mempengaruhi dan tentunya dilakukan karena adanya kebutuhan masing –
masing negara yang melakukan perdagangan tersebut.

NEGARA NEGARA

 Complex, tantangan bisnis global yang cenderung terus meningkat. Karena bisnis
yang dilakukan telah memasuki tingkat global, maka tantangan pun tentu berbeda
dengan bisnis yang beroperasi secara domestic. Hal ini tentunya disebabkan oleh
beberapa perbedaan dalam hal budaya dan kebutuhan yang ada di setiap negara.
Perbedaan peraturan dan politik tiap negara pun mempengaruhi kompleksitas
bisnis global.

C. TARIF PAJAK DAN PENGEMBALIAN PAJAK

Perpajakan internasional adalah aspek internasional dalam undang – undang perpajakan


suatu negara. Bagaimana ketentuan memajaki penghasilan luar negeri, dan penghasilan
dari dalam negeri yang diterima Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN).

Ketentuan pajak internasional dibagi dua, yaitu:

a) Ketentuan domestic
b) Tax Treaty, termasuk MLI (Multilateral Instrument)

Ketentuan pajak internasional di ketentuan domestik diatur di Undang-Undang PPh. Berikut


pasal-pasal di Undang-Undang PPh terkait pajak ternasional:

 Pasal 2 tentang Subjek Pajak Dalam Negeri (ayat 3),


Subjek Pajak Luar Negeri (ayat 4), dan Bentuk Usaha Tetap (ayat 5).
 Pasal 3 mengatur yang dinyatakan bukan subjek pajak.
 Pasal 5 mengatur objek pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT).
 Pasal 15 mengatur norma penghitungan khusus untuk
menghitung penghasilan neto pelayaran, atau penerbangan internasional, dan kantor
perwakilan dagang asing (KPDA).
 Pasal 18 mengatur perbandingan utang terhadap modal
(ayat 1), Controlled Foreign Company (ayat 2), Hubungan Istimewa (ayat 3, 3D, dan 4),
Prosedur Persetujuan Bersama dan Kesepakatan Harga Transfer (ayat 3A), Special Purpose
Company (ayat 3B, dan 3C).
 Pasal 24 tentang kredit pajak luar negeri
 Pasal 26 tentang objek pajak dari subjek pajak luar negeri
 Pasal 32A tentang kewenangan melakukan tax treaty.
D. BUDAYA BISNIS AMERIKA

Berkaitan dengan bisnis antar negara, hal yang pertama kali perlu disadari
adalah memahami institusi bisnis yang berasal dari sistem dan format budaya lain
dimana pemahaman ini akan memberikan wawasan kultural yang sangat berharga.
Kesalahan pemahaman dapat menyebabkan masalah. Kenyataan menunjukkan,
diperkirakan 30%-50% manajer internasional gagal karena kelemahan mereka untuk
menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda.

1) Perkembangan Etika Bisnis


Menurut Bertens (2000) di situasi terdahulu para filsuf Yunani
menyelidiki bagaimana mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara
serta kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga. Pada masa peralihan di tahun
1960-an Amerika Serikat ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan
otoritas penolakan demoralisasi baik dalam bidang politik, sosial, lingkungan
dan ekonomi menyebabkan munculnya mata kuliah Business Society and
Coorporate Social Responsibility.
Pada masa kelahiran etika bisnis di tahun 1970-an, sejumlah filsuf
mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah sekitar bisnis dan etika
bisnis sebagai suatu tanggapan atas krisis moral yang sedang meliputi dunia
bisnis di Amerika Serikat. Di Eropa Barat, etika bisnis mulai berkembang kira-
kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari
universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics
Network (EBEN)
Etika bisnis menjadi fenomena global di tahun 1990-an, tidak terbatas
lagi pada dunia barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah
didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE)
pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo

2) Budaya, Adat Istiadat dan Etika


 Informal dan Ramah, cenderung tidak menunggu untuk diperkenalkan.
 Pertemuan dan Ucapan, Jabatan tangan (biasanya disertai tepukan ekstra
di punggung), senyum dan ‘halo’. Gunakan nama pertama, dan pastikan
untuk memperkenalkan setiap orang satu sama lain.
 Etiket Memberi Hadiah, memberikan kejutan kecil untuk tuan rumah.
 Etika Berpakaian, untuk pertemuan awal berpakaian konservatif selalu
dalam rasa yang baik. Wanita bisa memakai setelan bisnis, gaun, atau
pantsuits. Laki-laki harus memakai setelan bisnis kecuali anda tahu
perusahaan cukup santai.
 Sapaan, jabat tangan dengan tegas dan percaya diri. Pertahankan kontak
mata saat bersalaman, dan kartu nama dipertukarkan tanpa ritual formal.
 Gaya komunikasi, langsung dan tidak menuntut melakukan bisnis
dengan orang yang sudah dikenal baik sebelumnya.
 Pertemuan bisnis, tiba tepat waktu, sajikan data secara to the point,
penekanan rapat pada kontrak yang ditandatangani daripada
membangun hubungan.
Sangat Struktural
dan Terorganisasi

Team-work
Feodal
Oriented

Practical
Menghargai Waktu
Personal

Demokratis

3) Membaca Orang Amerika


 Memukul meja atau berdiri tiba-tiba untuk menekankan komitmen
kepercayaan
 Menaikkan alis atau menarik kepala tiba-tiba menunjukkan terkejut,
tidak percaya atau heran
 Ketika tidak sabar, mereka mengetuk-ngetukkan jari diatas meja
 Mengangkat bahu atau berpaling berarti tidak pasti atau tidak setuju
 Ketika cape atau bosan akan merasa gelisah
 Ketika siap pergi, mereka melihat jam tangan
 Jabat tangan yang semakin kuat semakin baik
 Kontak mata dianggap sebagai kejujuran dan ketulusan
 Suara meninggi kadang bukan marah tetapi antusias
4) Negosiasi Bisnis
 Konsep Muka
Kehilangan muka sungguh-sungguh berarti kegagalan ‘pribadi’ dan dibatasi oleh
individu
 Penyelesaian Konflik
Budaya individual yang menggunakan konfrontasi langsung karena yakin bahwa
itu merupakan rute tercepat dalam menyelesaikan masalah. Berorientasi tugas
sehingga tingkat menghindari resiko rendah.
 Pengambilan Keputusan
Kekuasaan terdesentralisasi, keputusan diambil dengan cepat dan seringkali oleh
1 orang saja. Dan sasarannya pada keuntungan yang maksimal dan efisiensi
operasi.
 Pandangan terhadap Kontrak
Kontrak-kontrak panjang dan mencakup setiap peristiwa yang dipercaya mungkin
terjadi.

5) Motto
Time is Money. Di Amerika, waktu adalah komoditi yang sangat penting. Mereka
‘menggunakan’ dan ‘menghabiskan’ waktu seperti jika menyimpan uang di bank.
Amerika menganggap karakteristik kepribadian dan nilai-nilai didasarkan pada
bagaimana orang menggunakan waktu. Misalnya, orang yang selalu tepat waktu yang
dianggap orang baik dan dapat diandalkan.
Budaya organisasi orang Amerika terkait dengan inovasi. Jadi mereka akan menciptakan
berbagai inovasi dalam meningkatkan kemajuan perusahaan mereka. Orang Amerika juga
menganut prinsip kapitalisme yaitu memupuk kekayaan sendiri serta menganut prinsip
kepimpinan dan budaya feodal yang mengutamakan perbedaan harkat dan martabat antar
petinggi dan bawahan, atasan dan karyawan

E. BUDAYA BISNIS LINTAS NEGARA

Setiap negara memiliki budaya yang berbeda-beda. Kebudayaan-kebudayaan


tersebut akan berpengaruh terhadap budaya bisnis yang dimiliki perusahaan atau biasa
disebut budaya perusahaan. Maka dari itu dalam menjalin hubungan bisnis antar negara
harus memperhatikan perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Beberapa perbedaan
budaya bisnis antar negara yang akan dibahas berikut mencakup nilai social, bahasa
tubuh, konsep ruang pribadi, konteks budaya, dan tingkah laku social.
a) Nilai – Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.

China dalam penerapan nilai-nilai social diantaranya mereka tidak mau menggunakan
cara-cara kotor dalam berbisnis terlebih jika untuk menjatuhkan orang lain. China juga
menganggap penting adanya etika dalam menjalankan bisnis untuk meraih sebuah
kesuksesan. Maka dari itu orang China akan lebih memilih untuk bekerja keras dalam
mengerjakan target yang telah ditetapkan ketimbang menggunakan cara kotor agar target
tersebut segera terpenuhi

Jerman sangat menghargai aturan yang telah ditetapkan dan bagi mereka melakukan
sebuah pengawasan terhadap aturan tersebut merupakan kewajiban. Orang Jerman
cenderung frontal dalam mengemukakan pendapat mereka namun mereka tetap
memperhatikan kesopanan dalam berpendapat

Amerika dalam hal nilai social memiliki konsep individualism, dimana mereka
menganggap bahwa diri mereka adalah individu yang bebas dan merdeka. Dalam
hubungan social dan bisnis orang Amerika cenderung bersifat informal. Mereka
senantiasa memanggil rekan maupun atasan dengan nama panggilan

Singapura sebagai negara maju memiliki nilai social yang unggur. Orang Singapura
sangatlah menghargai waktu dan taat terhadap hokum. Mereka juga menganggap penting
kebersihan lingkungan. Sebagai negara dengan komposisi penduduk yang beragama,
masyarakat Singapura dapat menyikapi perbedaan yang ada dengan baik

b) Bahasa Tubuh

Dalam berkomunikasi setiap budaya tentu memiliki perbedaan dalam bahasa tubuh yang
mereka gunakan

Orang China menundukkan badan atau hanya sekedar kepala ketika mengatakan maaf
dan terimakasih sebagai bentuk rasa hormat mereka

Orang Jerman mengacungkan jempol untuk mengisyaratkan satu, biasanya untuk


memesan minuman. Dalam berinteraksi dengan orang lain mereka biasanya berdiri
dengan jarak yang tidak terlalu dekat
Orang Amerika menunjukkan kata “semoga berhasil” mereka melilitkan jari tengah ke
jari telunjuk. Mereka membentuk lingkaran dengan jari telunjuk dan jempol untuk
menyatakan bahwa mereka setuju

Orang Jepang memiliki bahasa tubuh yang hampir sama dengan China. Orang Jepang
mengarahkan jari telunjuknya kea rah hidung untuk menunjuk kepada orang lain
sedangkan mengarahkan telunjuk ke dada berarti mereka menerima dengan lapang dada

c) Konsep Ruang Pribadi

Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda

Orang China senantiasa bekerja bersama, sehingga bagi mereka ruang pribadi tidaklah
terlalu penting. Hal ini juga didukung dengan kepadatan populasi di China yang sangat
padat akan penduduk

Orang Jerman terbiasa berjarak ketika berinteraksi karena bagi mereka jarak yang terlalu
dekat akan mengganggu. Orang Jerman juga tidak terlalu dekat dengan rekan-rekan
kerjanya dan mereka cendering lebih memilih tempat kerja yang dekat dengan tempat
tinggal mereka

Orang Amerika pada saat ini cenderung lebih memilih pekerjaan yang dapat mereka
kerjakan di rumah mereka sendiri sehingga mereka tidak perlu pergi ke tempat kerja.
Mereka beranggapan bahwa dengan bekerja di ruang sendiri dapat meningkatkan
produktivitas mereka

Orang Singapura memiliki ruang kerja yang terbatas. Pemerintah Singapura mengatur
tempat tinggal penduduk berupa apartemen-apartemen dan rumah-rumah susun

d) Konteks Budaya

Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan
adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi

Orang China sangatlah erat dengan budaya nenek moyang mereka. Susunan masyarakat
China cenderung homogen dan memiliki budaya yang sama. Sehingga mereka tidak
memiliki perbedaan budaya yang signifikan antar masyarakatnya
Orang Jerman memiliki sejarah yang sangat panjang yang membuat mereka cenderung
tidak bersikap nasionalis karena kekalahan dalam perang dunia dan pertempuran antara
Jerman Barat dan Jerman Timur

Orang Amerika terdiri dari berbagai macam suku dan ras. Budaya yang merekat pada
Orang Amerika terkait dengan informalitas berupa panggilan dengan nama sapaan dan
berorientasi pada kerja tim

Orang Singapura juga terdiri dari berbagai budaya masyarakat. Namun, bagi masyarakat
Singapura perbedaan bukanlah hal yang berarti. Orang Singapura menjadikan taat
terhadap peraturan dan selalu menjaga kebersihan sebagai budaya yang mereka anut

e) Tingah Laku Sosial dan Sopan Santun

Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya
lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara
yang lain

Orang China sangat menjaga sopan santun dan tingkah laku mereka dalam berinteraksi.
Mereka terbiasa berbicara dengan nada yang tinggi.

Orang Jerman dalam melakukan interaksi cenderung bersikap formal. Mereka juga
cenderung frontal dalam menyampaikan pendapat namun tetap memperhatikan
kesopanan mereka dalam berpendapat

Orang Amerika cenderung bersifat infornal dalam tingkah laku sosialnya. Orang
Amerika sangat jarang memanggil dengan kata bapak, tuan, nyonya, dsb. Mereka terbiasa
memanggil dengan nama sapaan semata. Baik anak pada orangtua pun begitu. Ini
merupakan hal yang biasa di Amerika namun tidak sopan di negara lain.

Orang Singapura juga memiliki kesopanan yang cukup baik. Hal ini merupakan pengaruh
dari budaya melayu dan tionghoa. Orang Singapura terbiasa dengan memanggil paman
dan bibi pada orang lain yang lebih tua.
F. IKLIM BISNIS LINTAS NEGARA

Iklim bisnis adalah semua kebijakan, kelembagaan, dan lingkungan, baik yang sedang
berlangsung maupun yang diharapkan terjadi di masa depan, yang dapat mempengaruhi
kegiatan bisnis.

Dalam menjalankan bisnis, tentu banyak sekali faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti
biaya produksi, riset pasar, modal, bahan baku, dan lain sebagainya. Namun, terdapat satu
faktor yang perlu digarisbawahi, yaitu global warming. Sebagai lingkungan tempat kita
hidup, perubahan iklim tentu berperan besar bagi kegiatan manusia, termasuk dalam
menjalankan bisnis.

Sebagai contoh, bisnis yang akan sangat terdampak adalah perusahaan minyak bumi dan gas.
Bayangkan saja, penggunaan bahan bakar fosil adalah 80% dari total penggunaan energi
secara global. Meningkatnya populasi manusia diikuti pula dengan meningkatnya
penggunaan fosil sebagai bahan bakar. Hal itu pun berlanjut dengan memperparah
pemanasan global. 

Keadaan iklim dari tahun ke tahun selalu berubah. Berdasarkan laporan pemanasan global
PBB mengungkapkan kalau 2019 ini menjadi tahun terpanas dalam periode lima tahun
terakhir. Cuaca menjadi 0,2 Celcius lebih hangat sejak 2011-2015. 

Perubahan iklim dapat berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi dalam satu
dekade ke depan. Contoh lain dampak perubahan iklim ketika kekeringan melanda Great
Plains di Amerika Serikat pada tahun 2011, hal itu memaksa para pegiat industri daging
ternak harus menutup atau memindahkan usahanya ketempat yang lebih banyak air. 

Saat ini, banyak perusahaan memfokuskan usahanya pada keberlangsungan sumber daya. Hal
ini sangat bagus di era sekarang ini dipenuhi cuaca tak menentu. Sebuah perubahan dalam
mengelola sumber daya sangat diperlukan karena banyak industri bisnis sangat bergantung
padanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.nataconnexindo.com/blog/apa-pengaruh-global-warming-pada-dunia-bisnis

http://blog.ub.ac.id/perbedaanbudayaatarnegara/

http://marketeers.com/memahami-dua-filosofi-budaya-bisnis-china/

http://www.academia.edu/24675857/Etika_Bisnis_di_Dunia

https://www.scribd.com/doc/126332723/Budaya-Bisnis-Amerika-Serikat-by-Eka-Sari-II-1-
pptx

http://moneyplusss.blogspot.com/2011/05/keuntungan-kelemahan-pada-pasar-global.html

https://www.hestanto.web.id/bisnis-internasional/

Anda mungkin juga menyukai