Makalah
MANAJEMEN STRATEGIS
Dosen Pengampu:
Wawan Sadtyo Nugroho, SE.,M.Si., Ak., C.A
Disusun Oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1. Apa manfaat dari menetapkan tujuan jangka panjang dan Balanced Scorecard ?
2. Bagaimana membandingkan dan membedakan tujuan keuangan dengan tujuan
strategis ?
3. Apa saja 16 jenis strategi bisnis ?
4. Apa saja lima strategi generik Porter ?
5. Apa saja sarana-sarana untuk mencapai strategi dan bagaimana caranya ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
5. Tujuan menyediakan landasan untuk merancang pekerjaan dan mengatur berbagai
aktivitas yang akan dijalankan di suatu organisasi.
6. Tujuan juga mengarahkan serta memungkinkan sinergi organisasional.
5
scorecard yang efektif mencakup gabungan antara tujuan strategis dan tujuan
keuangan yang dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan bisnis yang dijalankan
perusahaan. Tujuan umum balanced scorecard adalah menyeimbangkan tujuan
pemegang saham dengan tujuan konsumen dan operasional.
2I.2. Jenis-Jenis Strategi
b. Integrasi ke Belakang
adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pemasok perusahaan. Tujuh pedoman tentang kapan integrasi
ke belakang dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif :
1. Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal
2. Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak
3. Ketika industry bersaing di sebuah industry yang berkembang pesat
4. Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun SDM
6
5. Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting
6. Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi.
7. Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh SD yang
dibutuhkannya secara cepat.
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau kiendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Lima
pedoman tentang integrasi horizontal dapat menjadi sebuah strategi yang
sangat efektif :
1. Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistic di suatu
wilayah
2. Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif
yang besar
3. Ketika sebuah organisasi bersaing di sebuah industry yang sedang
berkembang
4. Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun SDM
5. Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial.
2. Strategi-Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar adalah strategi yuang mengusahakan peningkatan pangsa
pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar. Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar
dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif :
1. Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu
2. Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara
signifikan
3. Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan
industry meningkat
4. Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan pemasaran euro
secara historis tinggi
5. Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif
b. Pengembangan Pasar
Meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-
wilayah geografis yang baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan
pasar dapat menjadi sebuah strategi yag sangat efektif :
7
1. Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan,
tidak mahal dan berkualitas baik
2. Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya
3. Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul
4. Ketika organisasi mempunyai modal dan SDM yang dibutuhkan untuk
mengelola perluasan operasi
5. Ketika organisasi memiliki kapaitas produksi yang berlebihan
6. Ketika industry dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global
dalam cakupannya.
c. Pengembangan Produk
Adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan
dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat
ini. Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif :
1. Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap
kematangan dari siklus hidup produk
2. Ketika organisasi berkompetisi di industry yang ditandai oleh
perkembangan teknologi yang cepat
3. Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga bagus
4. Ketika organisasi bersaing dalam industry dengan tingkat pertumbuhan
tinggi
5. Ketika organisasi memiliki kapasitas penelitian dan pengembangan yang
sangat kuat
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Terkait
Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah
strategi sangat efektif
1. Ketika organisasi berkompetisi disebuah industry tidak mengalami
pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat.
2. Ketika penambahan produk yang baru namun terkait akan secara
signifikan mendongkrak penjualan saat ini.
3. Ketika produk baru namun terrkait dapat ditawarkan dengan harga yang
bersaing.
8
4. Ketika produk terrbaru memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat
mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini.
5. Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan
dari segi siklus hidup produk.
a. Penciutan
Penciutan terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan
ulang melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan
laba yang menurun, disebut juga pembalikan atau strategi reorganisasional.
9
Penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu
organisasi. Selama penciutan, para penyusun strategi bekerja dengan sumber
daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan,
dan media. Penciutan bisa melibatkan penjualan lahan dan bangunan untuk
mendapatkan kas yang dibutuhkan, memangkas lini produk, menutup bisnis
yang tidak menguntungkan, menutup pabrik yang usang, mengotomatisasi
proses, mengurangi jumlah karyawan, dan membangun sistem pengendalian
beban.
Dalam beberapa kasus, kepailitan/kebangkrutan (bankruptcy) dapat
menjadi jenis strategi penciutan yang efektif. Dengan menyatakan diri
pailit/bangkrut, perusahaan terhindar dari kewajiban utang yang besar dan bisa
mengelak dari kontrak dengan serikat buruh.
Ada lima pedoman tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif, yaitu:
1. Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas namun
gagal untuk secara konsisten memenuhi maksud dan tujuannya dari waktu
ke waktu.
2. Ketika organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu industri
tertentu.
3. Ketika industri ditandai oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah,
semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan dari pemegang saham
untuk memperbaiki kinerja organisasi.
4. Ketika organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan
internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu.
5. Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga
reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan.
b. Divestasi
Menjual satui divisi tau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering
dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi atau investasi strategis yang
lebih jauh. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan
untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang
membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan
aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain. Divestasi juga telah menjadi strategi
10
yang populer bagi perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti mereka dan tidak
terlalu terdiversifikasi.
Ada enam pedoman tentang kapan divestasi dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif, yaitu;
1. Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi
penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan.
2. Ketika suatu divisi membuthkan lebih banyak
sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh
perusahaan.
3. Ketika suatu divisi bertanggung jawab terhadap
kinerja keseluruhan organisasi yang buruk.
4. Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan
diri dengan bagian organisasi yang lain.
5. Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam
waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
6. Ketika tindakan atritrust pemerintah mengancam
sebuah organisasi.
c. Likuidasi
Yaitu menjual seluruh asset perusahaan secara terpisah-pisah untuk
kekayaan berwujudnya. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan
konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional.
Namun demikian, lebih baik menghentikan operasi daripada terus menderita
kerugian uang dalam jumlah yang besar.
Ada tiga pedoman tentang kapan likuidasi dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif, yaitu :
1. Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan
divestasi, namun tak satupun berhasil.
2. Ketika satu-satunya alternatif suatu organisasi adalah menyatakan diri
bangkrut.
3. Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian
mereka dengan menjual aset organisasi.
Sedangkan tingkatan-tingkatan strategi di perusahaan besar, biasanya
terdapat empat tingkatan strategi :
1. Perusahaan
2. Divisional
3. Fungsional
4. Operasional
11
I.
II.
II.1.
II.2.
12
Perusahaan yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya rendah (tipe 1)
atau nilai terbaik (tipe 2) harus meraih keunggulan kompetitif dengan cara-
cara yang sulit ditiru atau disamai oleh pesaing.
Untuk menjalankan strategi kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah
perusahaan harus memastikan bahwa total biaya di seluruh rantai nilainya
lebih rendah dari total biaya pesaing. Terdapat dua cara untuk mencapai hal
tersebut, yakni :
1. Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif daripada
pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang mungkin mendongkrak
biaya aktivitas mata rantai.
2. Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk mengeliminasi
atau memangkas aktivitas-aktivitas yang menambah biaya.
Strategi kepemimpinan biaya type 1 atau type 2 akan sangat efektif dalam
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Ketika persaingan harga antar penjual pesaing sangat ketat.
2. Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia
dari semua penjual.
6. Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan
untuk meminta penurunan harga.
13
besar, kompatibilitas yang lebih luas, biaya yang lebih rendah, layanan yang
lebih baik, pemeliharaan yang lebih mudah kenyamanan yang lebih terjamin,
atau fitur yang lebih banyak. Pengembangan produk adalah sebuah contoh dari
strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi.
Risiko menjalankan strategi diferensiasi adalah bahwa produk yang unik
kurang mendapat penilaian yang baik dari konsumen untuk menjustifikasi
harga yang lebih tinggi; bahwa pesaing bisa jadi dengan cepat mencari cara
untuk meniru fitur-fitur diferensiasi. Landasan diferensiasi yang paling efektif
adalah yang sulit atau mahal untuk diduplikasi oleh para pesaing.
Strategi diferensiasi type 3 akan sangat efektif dalam kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1. Ketika ada banyak cara untuk mendiferensiasi produk atau jasa dan
banyak pembeli memandang perbedaan ini sebagai sesuatu yang bernilai.
2. Ketika kebutuhan dan penggunaan pembeli beragam.
14
Strategi fokus tipe 4 atau type 5 bisa sangat menarik dalam kondisi-
kondisi sebagai berikut:
1. Ketika ceruk pasar target besar, menguntungkan, dan sedang bertumbuh
2. Ketika pemimpin pasar tidak melihat ceruk tersebut penting bagi
keberhasilan mereka
4. Ketika industry memiliki banyak ceruk dan segmen yang berbeda dan
dengan demikian, memungkinkan pelaku strategi nfokus memilih ceruk
yang relative menarik dan sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.
I.
II.
II.1.
II.2.
II.3.
15
Alasan utama mengapa perusahaan-pervsahaan menggunakan kemitraan
sebagai sarana untuk mencapai strategi adalah globalisasi. Teknologi juga
menjadi alasan di balik kebutuhan untuk membentuk aliansi strategis, dengan
internet menjadi penghubung antarmitra yang tersebar luas. Internet membuka
jalan dan melegitimasi kebutuhan akan aliansi untuk menjadi sarana utama bagi
pertumbuhan perusahaan.
Usaha patungan antara perusahaan-perusahaan yang dulunya rival lazim
dipakai untuk menjalankan strategi mulai dari penciutan sampai pengembangan
pasar. Walaupun usahapatungan dan kemitraan lebih disukai daripada merger
sebagai sarana untuk mencapai strategi, tentu saja cara ini tidak selalu berhasil.
Beberapa persoalan yang umumnya menyebabkan usaha patungan gagal adalah:
1. Para manajer yang seharusnya bekerjasama setiap hari dalam menjalankan
usaha tidak dilibatkan dalam penciptaan atau pembentukan usaha tersebut.
2. Usaha tersebut mungkin menguntungkan perusahaan-perusahaan yang
bermitra tetapi tidak buat konsumen, yang kemudian mengeluhkan soal
layanan yang memburuk atau mengkritik perusahaan dengan satu cara lain.
3. Usaha itu mungkin tidak mendapat dukungan yang sama besarnya dari kedua
mitra. Jika demikian, persoalan dipastikan akan muncul.
4. Usaha tersebut mulai bersaing lebih dengan salah satu mitra daripada mitra
yang lain.
Enam pedoman tentang kapan usaha patungan dapat menjadi sebuah strategi
yang sangat efektif.
1. Ketika sebuah organisasi milik swasta membentuk svatu usaha patungan
dengan organisasi milik pemerintah;
2. Ketika sebuah organisasi domestic membentuk suatu usaha patungan dengan
organisasi asing.
3. Ketika kompetensi khusus dari dua atau lebih pervsahaan saling melengkapi
dengan baik.
4. Ketika proyek tertentu berpotensi menghasilkan laba yang sangat besar tetapi
membutuhkan sumber daya dan mengandvng resiko yang luar biasa
2. Merger/ Akuisisi
16
Merger terjadi manakala dua organisasi yang berukuran kurang lebih sama
bersatu untuk membangun satu unit usaha. Akuisisi terjadi ketika sebuah
organisasi yang besar membeli atau mengakuisisi suatu perusahaan yang lebih
kecil atau sebaliknya. Ketika merger atau akuisisi tidak diinginkan oleh kedua
belah pihak, maka dapat disebut pengambilalihan (take over) atau
pengambilalihan secara paksa atau sepihak (Hostile Takeover). Sebaliknya jika
diinginkan oleh kedua pihak, akuisisi diistilahkan sebagai merger yang bersahabat
(friendly merger). Namun demikian, adapula banyak daya penggerak yang kuat
yang membuat perusahaan-perusahaan yang dulunya rival berat untuk melakukan
merger sesungguhnya.
17
2. Menghasilkan keunggulan biaya atas pesaing dalam hal teknologi baru,
komponen baru, saluran distribusi baru, dan seterusnya
5. Namun demikian terdapat resiko yang terkait dengan menjadi pelaku pertama,
seperti munculanya berbagai persoalan dan biaya yang tak terduga dan tak
terantisipasi karena menjadi perusahaan pertama yang menjalankan bisnis
dipasar yang baru.
5. Pengalihkontrakan
18
II.
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
Banyak organisasi nirlaba dan organisasi pemerintah memiliki kinerja yang lebih
baik dibandingkan perusahaan dan koorporasi swasta dalam hal inovasi, motivasi,
produktivitas, dan manajemen startegis. Dibandingkan dengan perusahaan
berorientasi laba,organisasi nirlaba dan organisasi pemerintah mungkin sepenuhnya
bergantung pada pendanaan dari luar.terutama untuk organisasi semacam
ini,manajemen startegis menyediakan sarana yang tepat untuk mengembangkan serta
menjustifikasi permintaan bantuan financial yang dibutuhkan.
1. Lembaga pendidikan
2. Organisasi kesehatan
I.
II.
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
19
kecil.Manajemen strategis di perusahaan kecil lebih informal daripada di perusahaan
besar,tetapi perusahaan-perusahaan kecil yang menjalankan manajemen startegis
memiliki kinerja yang lebih baik daripada yang tidak melakukannya.
Dalam artikel ini penulis (Ronald K. Mitchell, Bradley R. Agle dan Donna J.
Wood mengusukan teori identifikasi stakeholder dan Saliance sebagai tanggapan
terhadap banaknya pihak yang bersaing. Mitchell, et. Al dalam artikel berpendapat
bahwa smua definisi tentang stakeholder mengabaikan “urgensi”, sejauh mana klaim
pemangku kepentingn meminta perhatian. Mereka menusulkan teori informatif baru
tentang identifikasi pemangku kepentingan. Memperkenalkan persepsi manajer untuk
mengembangkan teori arti penting pemangku kepentingan. Mereka mndefinisikan
‘arti-penting’ sebagai ‘tingkat di mana para manajer memberikan prioritas pada klaim
pemangku kepentingan yang bersaing’. Semakin banyak atribut kekuasaan, legitimasi,
dan urgensi pemangku kepentingan dianggap memiliki arti penting yang lebih tinggi.
Dengan kata lain proritas terbesar akan diberikan kepada para pemangku kepentingan
yang memiliki kekuatan, legitimasi dan ugensi.
Identikasi pemangku kepentingan berdasarkan 3 variabel :
1. Power (kekuatan untuk memengaruhi perusahaan).
2. Legitimacy (keabsahan hubungan para pemangku kepentingan dengan
perusahaan).
3. Urgency (urgesi pemangku kepentingan mengklaim perusahaan).
Untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan maka perlu mengevaluasi
hubungan pemangku kepentingan-manajer secara sistematis, baik aktual maupun
potensial, dalam hal ketidakhadiran relatif atau kehadiran semua atau beberapa
atribut: kekuasaan, legitimasi, dan / atau urgensi.
Menurut tiga (3) variable tersebut maka keadaan di lapangan memberikan
peluang bagi teori identifikasi pemangku kepentingan untuk memajukan suatu
perusahaan dengan menunjukkan bagaimana kekuatan dan legitimasi berinteraksi
dan, ketika dikombinasikan dengan urgensi, sehingga diharapkan akan menciptakan
berbagai jenis pemangku kepentingan dengan pola perilaku yang berbeda. Jika
pemangku kepentingan yang sangat kuat, sah dan mendesak maka akan membutuhkan
perhatian utama manajer.
20
Dapat menetapkan kelompok stakeholder yang layak dan memerlukan perhatian
manajer. Teori keagenan, ketergantungan sumber daya, dan biaya transaksi sangat
membantu dalam menjelaskan mengapa kekuasaan memainkan peran penting dan
perhatian yang diberikan manajer kepada para pemangku kepentingan. Manajer
adalah satu-satunya kelompok pemangku kepentingan yang masuk ke dalam
hubungan kontrak dengan semua pemegang saham lainnya. Manajer juga merupakan
satu-satunya kelompok pemangku kepentingan dengan kontrol langsung atas alat
pembuat keputusan perusahaan., (Hill & Jones, 1992: 134).
21
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1. Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai
hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi.
Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun.
2. Tujuan jangka panjang juga merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
strategi tertentu. Strategi merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Kerangka waktu untuk tujuan dan
strategis harus konsisten.
3. Tujuan jangka panjang (long-term objectives) merepresentasikan hasil yang
diharapkan dalam mengikuti strategi tertentu. Strategi merepresentasikan
tindakan yang diambil untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
4. Sifat tujuan jangka panjang sebaiknya kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat
dimengerti, menantang, hierarki, dapat diraih, dan selaras antar-unit organisasi.
5. Tujuan secara umum dinyatakan dalam istilah, seperti pertumbuhan aset,
pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, derajat dan sifat
diversifikasi, derajat dan sifat integrasi vertikal, laba per lembar saham, dan
pertanggungjawaban sosial.
6. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Istilah
strategy generic dikemukakan oleh Porter. Pengertiannya adalah suatu pendekatan
strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis.
Dalam praktek, setelah perusahaan mengetahui strategy genericnya, untuk
implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penentuan strategi yang
lebih operasional.
III.2. Saran
Penulis sadar dalam pembuatan makalah ini tentu dapat kekurangan maupun
kekhilafan baik secara sengaja maupun tanpa sengaja. Oleh sebab itu saran dan kritik
dari pembaca sangat membantu penyempurnaan makalah ini kemudian hari. Semoga
makalah ini akan menamabah ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan terima kasih
segala perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
22
David, Fred R,2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta
Mudrajad Kuncoro. 2010. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.
Erlangga : Jakarta.
23