Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Akuntansi Pajak Atas Utang
Piutang. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Akuntansi
Perpajakan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kelimuan kita
sebagai mahasiswa Pendidikan Akuntansi mengenai cara perhitungan Akuntansi Pajak Atas
Utang Piutang.
Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Tentunya dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun, penulis butuhkan demi kesempurnaan karya
ke depan. Sekian, dan terima kasih.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Piutang pajak merupakan piutang yang muncul karena adanya pendapatan pajak
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perpajakan yang belum dilunasi sampai dengan akhir
periode laporan keuangan. Piutang pajak diakui pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak
atau Surat Tagihan Pajak dan telah dilaksanakan proses penagihannya. Pengakuan piutang pajak
ini disebabkan adanya potensi pendapatan negara yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan sesuai dengan UU KUP No. 29 tahun 2007.
Piutang pajak merupakan hal yang wajib dilunasi oleh wajib pajak dalam periode berjalan
tahun berikutnya, sehingga tidak ada piutang pajak yang melampaui satu periode berikutnya.
Maka dari itu piutang pajak disajikan dalam neraca Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai
aset lancar.
Surat Teguran
Surat Paksa
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Lelang
A. METODE PENGHAPUSAN PIUTANG
Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut
UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut :
2
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
Piutang xxxxx
3
dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian piutang
atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas
perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Dengan
begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjadi kas perusahaan. Seperti ini bentuk
pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah
dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini, maka
pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-lain di
bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Jika sudah dilakukan pembayaran atas piutang tersebut, maka posisi piutang pun berubah
pada pencatatan. Piutang berada di bagian kredit, sementara di bagian debet masuk kas. Seperti
ini bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
4
Contoh Metode Langsung
Kasus 1 : Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. Jaya tidak bisa menagih utang sebesar Rp 10.000.000
yang sudah jatuh tempo kepada PT. Kai karena pemiliknya terlilit pailit dan mengalami
kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi ditagih, PT. Jaya mencatat di
pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.
Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. Kai mengabari kalau mereka dapat melunasi
hutang terhadap PT. Jaya. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. Kai pada tanggal 27 Desember
2016.
Piutang Rp 10.000.000
Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Kasus 2 : Sama seperti kasus sebelumnya, PT. Jaya tidak dapat menagih piutang kepada PT.
Rifa. Piutang sudah ditutup dan dibebankan pada beban penghapusan piutang. PT. Jaya pun
melakukan tutup buku pada akhir tahun.
5
Namun PT. Rifa pada 2 Februari 2017 menyatakan hendak membayar hutang mereka. Piutang
tersebut dibayar lunas pada tanggal 20 Februari 2017. Berikut pencatatan yang dilakukan PT.
Jaya.
Piutang Rp 10.000.000
Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000
Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih.
Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap sebagai
cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di bagian debet.
Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
6
Beban kerugian piutang xxxxx
Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka
perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka pencatatannya
adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Seperti ini
bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Piutang xxxxx
Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan. Kas
berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Contoh Metode Cadangan
Kasus: Pada tanggal 29 November 2015, PT. karya memiliki estimasi bahwa PT. Putra yang
sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang sebesar Rp
20.000.000 dari PT. Putra diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada akhir periode
pembukuan, 31 Desember 2015, PT. Putra menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa mereka
7
bayar. Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2016, PT. Putra menyampaikan bahwa mereka hendak
membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2016.
Piutang Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000
Kas Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000
8
maupun pemungutan ini ada yang bersifat final dan ada yang bersifat tidak final. Bersifat final
apabila pemotongan tersebut tidak dapat diperhitungkan lagi sebagai kredit pajak, baik pada
masa tersebut maupun di akhir tahun. Sedangkan bersifat tidak final apabila dapat
diperhitungkan lagi dengan pajak yang akan terutang di akhir masa atau akhir tahun pajak.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pencatatan atas transaksi-transaksi di atas adalah:
Utang Pajak
Utang pajak timbul ketika perusahaan diharuskan memotong/memungut pajak orang lain,
seperti:
Piutang Pajak
Piutang pajak atau bisa disebut juga uang muka pajak merupakan pajak-pajak yang dipotong atau
dipungut pihak lain atau yang dibayar sendiri oleh perusahaan yang dapat diperhitungkan dengan
pajak yang terutang pada saat pengisian SPT Tahunan. Pajak-pajak untuk jenis ini misalnya
adalah
9
a. PPh Pasal 22
b. PPh Pasal 23
c. PPh Pasal 24
d. PPh Pasal 25
e. PPN Masukan
Pelunasan Pajak
Pajak-pajak ini bersifat sebagai pelunasan pada tahun berjalan. Caranya dapat melalui
penyetoran sendiri maupun pemotongan oleh pihak lain. Misalnya:
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akuntansi perpajakan merupakan suatu seni dalam mencatat,
menggolongkan,mengikhtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi financial yang
dilakukan olehperusahaan dan bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena
pajak ( penghasilanyang di gunakan sebagai dasar penetapan beban dan pajak
penghasilan yang terutang)yang diperoleh atau diterima dalam satu tahun pajak untuk
dipakai sebagai dasarpenetapan beban/pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan
sebagai wajib pajak.
Salah satu akun yang sering dicatat dalam akuntansi,ialah
piutang.Ketikaperusahaan memperoleh piutang dari customer, maka piutang tersebut
dapat ditagihsehingga memperoleh pendapatan.Dan pendapatan itulah yang akan
dikenakanperhitungan pajak. Piutang ialah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan
diterima dalam bentukkas.
Piutang usaha terjadi karena penjualan barang atau penyerahan jasa secara
kredit.Piutang yang dapat ditagih dalam 1 tahun dapat digolongkan ke dalam aset
lancar,sedangkan piutang yang tidak dapat ditagih dalam 1 periode dapat digolongkan
pada assetlain-lain. Dalam SAK- ETAP yang di atur dalam IAI (2009:52).
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa pemaparan pada laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf jika ada penulisan kata baik perupa
pertanyaan maupun pernyataan. Penulis juga sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat membangun semangat penulis dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan
penulis pada penulisan Makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://sevenaccounting.net/metode-penghapusan-piutang-usaha/
https://nasikhudinisme.com/2014/10/08/timbulnya-utang-pajak-dan-piutang-pajak/
https://www.gurupendidikan.co.id/akuntansi_pajak
12