Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI PAJAK ATAS UTANG PIUTANG

Dosen Pengampu :

1. Sondang Aida Silalahi, SE., M.Si

2. Haryani Pratiwi Sitompul, SE., M.Si

Disusun Oleh :

Balandina Batubara (7182142002)

Desy Sipayung (7183342005)

Rumondang Rumasingap (7183342003)

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Akuntansi Pajak Atas Utang
Piutang. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Akuntansi
Perpajakan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kelimuan kita
sebagai mahasiswa Pendidikan Akuntansi mengenai cara perhitungan Akuntansi Pajak Atas
Utang Piutang.
Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Tentunya dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun, penulis butuhkan demi kesempurnaan karya
ke depan. Sekian, dan terima kasih.
                                                                                               

Medan, Oktober 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu akun yang sering dicatat dalam akuntansi,ialah piutang.Ketika
perusahaan memperoleh piutang dari customer , maka piutang tersebut dapat ditagih
sehingga memperoleh pendapatan dan pendapatan itulah yang akan dikenakan
perhitungan pajak.
Piutang ialah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam
bentukkas. Piutang usaha terjadi karena penjualan barang atau penyerahan jasa secara
kredit.Piutang yang dapat ditagih dalam 1 tahun dapat digolongkan ke dalam aset
lancar,sedangkan piutang yang tidak dapat ditagih dalam 1 periode dapat digolongkan
pada assetlain-lain. Dalam SAK- ETAP yang di atur dalam IAI (2009:52).
Piutang dagang adalaha perkiraan aktiva lancar yang terbesar selain
persediaan.Secara bersama-sama dengan persediaan jenis aktiva ini mencakup hampir
80% dari aktiva lancar dan lebih dari 30% total aktiva untuk semua industri manufaktur.
Manajemen dan kebijakan kredit yaitu dasar untuk pengambilan keputusan pemberian
kredit. Keputusan itu melibatkan standar kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa
yang akan menerima kredit. Dari pembahasan di atas, maka dari itu kami membuat
makalah mengenai Piutang Dagang dan Persediaan Barang Dagang.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Metode penghapusan piutang?
2. Bagaimana Pembentukan cadangan piutang tidak tertagih ?
3. Bagaimana Akuntansi Pajak atas utang-piutang?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Metode penghapusan piutang


2. Untuk mengetahui Pembentukan cadangan piutang tidak tertagih
3. Untuk mengetahui Akuntansi Pajak atas utang-piutang

1
BAB II

PEMBAHASAN

AKUNTANSI PAJAK ATAS UTANG PIUTANG

Piutang pajak merupakan piutang yang muncul karena adanya pendapatan pajak
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perpajakan yang belum dilunasi sampai dengan akhir
periode laporan keuangan. Piutang pajak diakui pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak
atau Surat Tagihan Pajak dan telah dilaksanakan proses penagihannya. Pengakuan piutang pajak
ini disebabkan adanya potensi pendapatan negara yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan sesuai dengan UU KUP No. 29 tahun 2007. 

Piutang pajak merupakan hal yang wajib dilunasi oleh wajib pajak dalam periode berjalan
tahun berikutnya, sehingga tidak ada piutang pajak yang melampaui satu periode berikutnya.
Maka dari itu piutang pajak disajikan dalam neraca Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai
aset lancar. 

Kegiatan penagihan piutang pajak secara umum meliputi:

 Surat Teguran
 Surat Paksa 
 Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan 
 Lelang 
A. METODE PENGHAPUSAN PIUTANG

Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut
UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut :

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;


2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan

2
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan
dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan; 

Metode penghapusan piutang yang digunakan :

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

Penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode langsung,


penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang sudah benar-benar
dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil atau
perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan piutang atau piutang tak tertagih
dengan tepat.

Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian


piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan. Namun
kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak dapat ditagih. Piutang
tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang. Dalam
pencatatannya, kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di bagian debet. Dan piutang
di bagian kredit. Seperti  ini bentuk pencatatannya.

Beban penghapusan piutang                 xxxxx

Piutang                                                         xxxxx

Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut,


catatan pun diperbahrui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan dilakukan

3
dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian piutang
atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Piutang                                                 xxxxx

Beban penghapusan piutang              xxxxx

Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas
perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Dengan
begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjadi kas perusahaan. Seperti ini bentuk
pencatatannya.

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah
dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini, maka
pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-lain di
bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Piutang                                        xxxxx

Pendapatan lain-lain              xxxxx

Jika sudah dilakukan pembayaran atas piutang tersebut, maka posisi piutang pun berubah
pada pencatatan. Piutang berada di bagian kredit, sementara di bagian debet masuk kas. Seperti
ini bentuk pencatatannya.

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

4
Contoh Metode Langsung

Kasus 1 : Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. Jaya tidak bisa menagih utang sebesar Rp 10.000.000
yang sudah jatuh tempo kepada PT. Kai karena pemiliknya terlilit pailit dan mengalami
kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi ditagih, PT. Jaya mencatat di
pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.

Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. Kai mengabari kalau mereka dapat melunasi
hutang terhadap PT. Jaya. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. Kai pada tanggal 27 Desember
2016.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. Jaya:

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)

Beban penghapusan piutang                 Rp 10.000.000

Piutang                                                         Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (10 Desember 2016)

Piutang                                                       Rp 10.000.000

Pendapatan lain-lain                                Rp 10.000.000

Pelunasan piutang (20 Februari 2017)

Kas                          Rp 10.000.000

Piutang                   Rp 10.000.000

Kasus 2 : Sama seperti kasus sebelumnya, PT. Jaya tidak dapat menagih piutang kepada PT.
Rifa. Piutang sudah ditutup dan dibebankan pada beban penghapusan piutang. PT. Jaya pun
melakukan  tutup buku pada akhir tahun.

5
Namun PT. Rifa pada 2 Februari 2017 menyatakan hendak membayar hutang mereka. Piutang
tersebut dibayar lunas pada tanggal 20 Februari 2017. Berikut pencatatan yang dilakukan PT.
Jaya.

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)

Beban penghapusan piutang                 Rp 10.000.000

Piutang                                                         Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (2 Februari 2017)

Piutang                                                       Rp 10.000.000

Beban penghapusan piutang                   Rp 10.000.000

Pelunasan piutang (27 Desember 2016)

Kas                          Rp 10.000.000

Piutang                   Rp 10.000.000

2. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)

Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode


cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada tiap akhir
periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki skala besar
yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih.

Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih.
Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap sebagai
cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di bagian debet.
Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

6
Beban kerugian piutang                       xxxxx

Cadangan kerugian piutang                 xxxxx

Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka
perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka pencatatannya
adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Seperti ini
bentuk pencatatannya.

Cadangan kerugian piutang                       xxxxx

Piutang                                                             xxxxx

Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat


mengembalikan hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan kerugian
piutang pun dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan kerugian piutang di
bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.

Piutang                                                       xxxxx

Cadangan kerugian piutang                 xxxxx

Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan. Kas
berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

Contoh Metode Cadangan

Kasus: Pada tanggal 29 November 2015, PT. karya memiliki estimasi bahwa PT. Putra yang
sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang sebesar Rp
20.000.000 dari PT. Putra diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada akhir periode
pembukuan,  31 Desember 2015, PT. Putra menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa mereka

7
bayar. Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2016, PT. Putra menyampaikan bahwa mereka hendak
membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2016.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. Karya.

Perkiraan kerugian piutang tak tertagih (29 November 2015)

Beban kerugian piutang                       Rp 20.000.000

Cadangan kerugian piutang                 Rp 20.000.000

Penghapusan piutang tak tertagih (31 Desember 2015)

Cadangan kerugian piutang                       Rp 20.000.000

Piutang                                                             Rp 20.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (5 Agustus 2016)

Piutang                                                       Rp 20.000.000

Cadangan kerugian piutang                 Rp 20.000.000

Pelunasan piutang (15 Agustus 2016)

Kas                          Rp 20.000.000

Piutang                   Rp 20.000.000

B. AKUNTANSI PAJAK ATAS UTANG PIUTANG

Di dalam sistem self assessment di Indonesia, selain menghitung dan menyetor pajaknya


sendiri, dikenal juga istilah withholding system  atau hybrid system (Irianto dan Rosdiana, 2012),
yaitu dimana pajak dipotong atau dipungut pihak lain pada saat transaksi. Untuk pemotongan

8
maupun pemungutan ini ada yang bersifat final dan ada yang bersifat tidak final. Bersifat final
apabila pemotongan tersebut tidak dapat diperhitungkan lagi sebagai kredit pajak, baik pada
masa tersebut maupun di akhir tahun. Sedangkan bersifat tidak final apabila dapat
diperhitungkan lagi dengan pajak yang akan terutang di akhir masa atau akhir tahun pajak.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka pencatatan atas transaksi-transaksi di atas adalah:

1. Pajak-pajak yang dipotong/dipungut oleh sendiri : dicatat sebagai utang pajak

2. Pajak-pajak yang dipotong/dipungut pihak lain: dicatat sebagai piutang pajak

3. Pajak-pajak yang dilunasi sendiri: bersifat sebagai pelunasan pajak

Utang Pajak

Utang pajak timbul ketika perusahaan diharuskan memotong/memungut pajak orang lain,
seperti:

a) PPN atas penjualan (PPN Keluaran)


b) PPh Pasal 21 atas gaji karyawan
c) PPh Pasal 22, jika perusahaan ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22
d) PPh Pasal 23
e) PPh Pasal 26
f) PPh Pasal 15
g) PPh Pasal 4 ayat (2)

Piutang Pajak

Piutang pajak atau bisa disebut juga uang muka pajak merupakan pajak-pajak yang dipotong atau
dipungut pihak lain atau yang dibayar sendiri oleh perusahaan yang dapat diperhitungkan dengan
pajak yang terutang pada saat pengisian SPT Tahunan. Pajak-pajak untuk jenis ini misalnya
adalah

9
a. PPh Pasal 22
b. PPh Pasal 23
c. PPh Pasal 24
d. PPh Pasal 25
e. PPN Masukan

Pelunasan Pajak

Pajak-pajak ini bersifat sebagai pelunasan pada tahun berjalan. Caranya dapat melalui
penyetoran sendiri maupun pemotongan oleh pihak lain. Misalnya:

a. PPh Pasal 4 ayat (2)


b. PBB
c. Bea Materai
d. BPHTB
e. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi perpajakan merupakan suatu seni dalam mencatat,
menggolongkan,mengikhtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi financial yang
dilakukan olehperusahaan dan bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena
pajak ( penghasilanyang di gunakan sebagai dasar penetapan beban dan pajak
penghasilan yang terutang)yang diperoleh atau diterima dalam satu tahun pajak untuk
dipakai sebagai dasarpenetapan beban/pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan
sebagai wajib pajak.
Salah satu akun yang sering dicatat dalam akuntansi,ialah
piutang.Ketikaperusahaan memperoleh piutang dari customer, maka piutang tersebut
dapat ditagihsehingga memperoleh pendapatan.Dan pendapatan itulah yang akan
dikenakanperhitungan pajak. Piutang ialah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan
diterima dalam bentukkas.
Piutang usaha terjadi karena penjualan barang atau penyerahan jasa secara
kredit.Piutang yang dapat ditagih dalam 1 tahun dapat digolongkan ke dalam aset
lancar,sedangkan piutang yang tidak dapat ditagih dalam 1 periode dapat digolongkan
pada assetlain-lain. Dalam SAK- ETAP yang di atur dalam IAI (2009:52).
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa pemaparan pada laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis meminta maaf jika ada penulisan kata baik perupa
pertanyaan maupun pernyataan. Penulis juga sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat membangun semangat penulis dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan
penulis pada penulisan Makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://sevenaccounting.net/metode-penghapusan-piutang-usaha/

https://nasikhudinisme.com/2014/10/08/timbulnya-utang-pajak-dan-piutang-pajak/

https://www.gurupendidikan.co.id/akuntansi_pajak

https://www.akseleran.co.id/blog/Piutang tak tertagih/

12

Anda mungkin juga menyukai