Anda di halaman 1dari 26

Pengunduran Diri

(Disosiasi)

Pengunduran diri ( Disosiasi ) adalah konsep


hukum mengenai pengunduran diri karena:

1. Sekutu meninggal

2. Sekutu secara sukarela


mengundurkan diri ( misalnya
pensiun)
3. Keputusan pengadilan.
Pembubaran (Dissolution)
Pembubaran (dissolution) merupakan pengakhiran persekutuan. Kejadian – kejadian yang dapat
menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut

1.Dalam persekutuan sewaktu- waktu, seorang sekutu dapat mengeluarkan pemberitahuan pengunduran diri dari
persekutuan. Pemgunduran diri sewaktu – waktu ini dapat terjadi sebagaian besar, hanya dalam bentuk pemahaman
secara lisan diantara para sekutu dan tidak ada ketentuan pasti atau tindakan spesifik yang diambil. Perjanjian
persekutuan dapat menghidari kejadian seperti ini yang dapat menyebabkan bubarnya persekutuan dengan
memasukkan misalnya, sebuah ketentuan untuk membeli kepemilikan sekutu yang keluar dari persekutuan.

2.Pada persekutuan yang didirikan dengan batas waktu dan tujuan tertentu, pembubaran dapat terjaadi karena: (a)
seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri karena melakukan kesalahan, paling tidak setengah sekutu yang
tinggal memutuskan menghentikan bisnis persekutuan, (b) ketika semua sekutu setuju untuk menghentikan
persekutuan, atau (c)ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksudkan telah terpenuhi atau selesai.

3.Suatu peristiwa yang merupakan pelanggaran hokum jika diterapkan pada bagian penting suatu kemitraan bisnis

4. adanya keputusan pengadilan bahwa: (a) tujuan ekonomis persekutuan tampaknya tidak bias tercapai, (b) seorang
sekutu terlibat dalam suatu tindakan yang terkait dengan bisnis yang membuat bisnis persekutuan tidak mungkin
dilanjutkan secara praktik, atau (c) ketika tidak memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik
sejalan dengan perjanjian persekutuan
Terminasi (Winding Up) dan Likuidasi (Liquidation)
Terminasi (Winding Up) dan Likuidasi (Liquidation) dimulai setelah
pembubaran sekutu. Persekutuan tetap beroperasi untuk tujuan khusus yaitu,
penyelesaian proses penghentian bisnis. Proses ini mencangkup transaksi –
transaksi yang diperlukan untuk melikuidasi persekutuan seperti penagihan
piutang termasuk piutang sekutu, konversi asset non kas, pembayaran
kewajiban persekutuan, dan distribusi saldo neto yang tersisa kepada sekutu
dalam bentuk kas sesuai proporsi kepentingan modal

Pinjaman Dari Sekutu


Liabilitas terhadap sekutu atas pinjaman yang
01
dilakukan kepada persekutuan memiliki status
Defisit Akun Modal Sekutu
yang sama dengan liabilitas persekutuan
terhadap kreditur pihak ketiga 02 Dalam proses likuidasi, tiap tiap sekutu yang
memiliki akun modal deficit harus melakukan
kontribusi kepada persekutuan untuk memulihkan
deficit modal tersebut
Laporan Realisasi Dan Likuiditas Persekutuan

Untuk mengarahkan dan meringkas proses likuiditas persekutuan, sebuah laporan relisasi
dan likuiditas persekutuan (statement of partnership realization and liquidation) harus
disiapkan. Laporan ini yang biasa disebut dengan “Laporan Likuidasi” adalah dasar
pembuatan ayat jurnal untuk mencatat likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh likuidasi
terhadap akun – akun laporan posisi keuangan persekutuan dalam bentuk kertas kerja.
LIKUIDASI
Realisasi Aset Beban Likuidasi
Pada umumnya, Proses likuidasi
sebuah persekutuan biasanya dimulai

LUMSUM mengalami kerugian


ketika menjual
asetnya. Persekutuan
dengan menjadwalkan
asset dan liabilitas
persekutuan yang telah
dapat saja melakukan diketahui. Nama dan
“cuci gudang karena alamat kreditor yang
akan tutup” dimana belum terjadwal akan
Likuidasi lumsum (lump-sum liquidation) merupakan persediaan diketahui selama
suatu prose likuidasi dimana seluruh asset diturunkan nilainya proses likuidasi. Proses
dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang sangat sehingga mencapai likuidasi juga
pendek, kreditor dibayar, dan pembayaran tunggal dibawah harga jual melibatkan beberapa
secara lumsum dilakukan kepada para sekutu atas normal dengan beban seperti biaya
kepentingan modalnya maksud untuk hokum dan akuntansi
mendorong penjualan tambahan.
dengan segera.
Ilustasi berikut ini menyajikan likuidasi yang
dilakukan oleh Persekutuan ABC dengan para
IlUSTRASI sekutu yang terdiri dari Aldi Bayu, Citra, pada 1
LIKUIDITAS Mei 20X4, mereka menyesuaikan persentase
distribusi laba rugi berdasarkan besarnya peran
LUMSUM masing-masing sekutu.
Aldi 40%, Bayu 40%, dan Citra 20%
Ringkasan neraca saldo perusahaan pada tanggal
1 Mei 20X5, pada saat para sekutu memutuskan
untuk melikuidas usaha, adala sebagai berikut:
Persamaan dasar akuntansi, Aset – Liabilitas = Ekuitas Pemilik Persekutua ABC
dalam akuntansi persekutuan. Dalam kasus ini, ekuitas adalah Neraca Saldo
jumlah akun modal sekutu sebagai berikut:
1 Mei 20X5

Kas Rp10.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
Liabilitas Rp42.000.000

Modal, Aldi (40%) 34.000.000


Modal, Bayu (40%) 10.000.000
Modal, Citra (20%) 14.000.000

Total RP 100.000.000 Rp 100.000.000


PERSEKUTUAN ABC
Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan Kasus 1. Persekutuan Solven dan Tidak Ada Defisit
Likuidasi Sekaligus
dalam Akun Modal Sekutu
Aset nonkas dijual dengan harga
Saldo Modal Rp80.000.000 pada tanggal 1 Mei 20X5 dengan
Kas Asset Kewajiban Aldi (40%) Bayu (40%) Citra (20%) kerugian Rp10.000.000. kreditor persekutuan dibayar
Nonkas
Rp 42.000.000 pada tanggal 20 Mei dan sisa kas
Saldo kas sebesar Rp48.000.000 didistribusikan kepada para
sebelum likuidasi,
1 Mei 10.000.000 90.000.000 (42.000.000) (34.000.000) (10.000.000) (14.000.000) sekutu pada tanggal 30 Mei 20X5.
Laporan realisasi dan likuidasi, hanya dalam
Penjualan asset Figur 16-1. Perhatikan bahwa tanda kurung digunakan
dan distribusi
kerugian sebesar 80.000.000 (90.000.000) 4.000.000 4.000.000 2.000.000 untuk mengidentikasikan jumlah kredit dalam kertas
Rp 10.000.000 kerja yang digunakan dalam bab ini. Laporan ini hanya
berisi akun laporan posisi keuangan di setiap kolom,
90.000.000 0 (42.000.000) (30.000.000) (6.000.000) (12.000.000) dengan semua aset nonkas disajikan bersamaan dalam
Pembayaran
untuk Kreditor
satu akun.Pada saat unit usaha melakukan likuidasi,
(42.000.000) 42.000.000
eksternal hanya akun laporan posisi keuangan yang merupakan
48.000.000 0 0 (30..000000) (6.000.000) (12.000.000)
akun relevan: sedangkan laporan laba rugi adalah untuk
Pembayaran kelangsungan usaha. Proses likuidasi disajikan
sekaligus kepada (48.000.000) 0 0 30.000.000 6.000.000 12.000.000 bedasarkan urutan kejadian dalam baris – baris kertas
sekutu:
kerja. Jadi, kertas kerja mencangkup seluruh proses
Saldo
pascalikuidasi 0 0 0 0 0 0 realisasi dan likuidasi serta merupakan dasar ayat
jurnal untuk mencatat proses likuidasi.
Observasi penting lainnya sebagai berikut
1. Saldo sebelum likuidasi diperoleh dari neraca pada tanggal 1 Mei 20X5
2. Kerugian sebesar Rp10.000.000 didistribusikan langsung kepada akun modal para sekutu.
3. Kreditor, termasuk sekutu individu yang telah memberikan pinjaman kepada persekutuan,
dibayarkan sebelum kas didistribusikan kepada para sekutu
4. Pembayaran kepada para dilakukan dengan saldo kredit modal
5. Saldo pasca likuidasi sebesar nol, yang menandakan bahwa seluruh akun telah ditutup dan
persekutuan benar-benar telah dilikuidasi dan dihentikan sepenuhnya.
15 Mei 20X5
(1) Kas 80.000.000
Modal, Aldi 4.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Modal, Citra 2.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
Realisasi seluruh asset nonkas persekutuan
ABC dan distribusi kerugian sebesar Rp 10.000.000
laba dan rugi

20 Mei 20X5
(2) Liabilitas 42.000.000
Kas 42.000.000
Pembayaran kepada kreditor
Laporan realisasi dan likuiditas persukutuan merupakan dasar
30 Mei 20X5
untuk ayat jurnal yang mencatat proses likuiditas sebagai berikut
(3) Modal, Aldi 30.000.000
:
Modal, Bayu 6.000.000
Modal, Citra 12.000.000
Kas 48.000.000
Pembayaran lumsum kepada para sekutu
KASUS 2. PERSEKUTUAN SOLVEN DAN TIMBUL DEFISIT DALAM AKUN MODAL SEKUTU

Seorang sekutu yang secara pribadi masih solven


dan memiliki kekayaan bersih untuk mengeliminasi
Defisit dalam akun modal sekutu dapat
defisit modal harus melakukan investasi tambahan
terjadi jika saldo kredit akun modal sekutu
pada persekutuan untuk menutupi defisit tersebut.
terlampau rendah untuk dapat menanggung
Jika sekutu sekutu tersebut secara pribadi tidak
bagian kerugian yang ditentukan. Defisit
solven, yaitu, kewajiban pribadinya melebihi aktiva
tersebut dapat dihilangkan melalui salah satu
pribadinya maka sekutu lain wajib menanggung
dari dua cara berikut :
defisit sekutu yang tidak solven dengan
1. Para sekutu menginvestasikan kas atau
mengalokasikan ke dalam akun modal masing-
asset lain untuk mengeliminasi defisit modal.
masing sesuai dengan rasio pembagian laba dan
2. Defisit modal sekutu didistribusikan kepada
rugi yang berlaku.
sekutu yang ain berdasarkan rasio pembagian
laba dan rugi yang terjadi.
INFOGRAPHIC STYLE
1. Laporan Keuangan Pribadi ketiga sekutu
tersebut adalah sebagai berikut:
2. Asset nonkas persekutuan dijual dengan harga
Rp 35.000.000 pada tanggal 15 Mei 20X5 dan
Aldi Bayu Citra
kerugian sebesar Rp 55.000.000 dialokasi kan
Asset Pribadi Rp Rp Rp
150.000.00 12.000.00 42.000.00 pada akun modal para sekutu.
0 0 0
Kewajiban (86.000.000 (16.000.00 (14.000.00
Pribadi ) 0) 0)
3. Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp
42.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5.
Kekayaan Defisit Rp Rp Rp
Bersih 64.000.000 4.000.000 28.000.00
0 4. Sisa kas sebesar Rp 4.000.000 didistribusikan
kepada para sekutu sebagai pembayaran kepada
Bayu secara pribadi tidak solven; sedangkan Aldi dan sekaligus pada tanggal 30 Mei 20X5.
Citra secara pribadi masih solven.
5. Sisa uang tunai sebesar Rp 4.000.000
didistribusikan kepada para sekutu
Sebagai pembayaran lumsum pada tanggal 30
Mei 20X5
Pengamatan dari ilustrasi ini adalah sebagai berikut :
1.Kerugian sebesar Rp 70.000.000 dialokasikan kepada para sekutu dengan rasio pembagian
kerugian. Alokasi ini menimbulkan defisit akun modal Bayu sebesat Rp 18.000.000
2.Dikarenakan Bayu secara pribadi insolven, maka defisit sebesar Rp 18.000.000 dialokasikan kepada
Aldi dan Citra sesuai dengan rasio pembagian kerugian di antara keduanya, 40:60 untuk Aldi, dan
20:60 untuk Citra. Distribusi defisit Bayu menghasilkan defisit sebesar Rp 60.000.000 untuk Aldi dan
defisit sebesar Rp 6.000.000 untuk Citra
3.Aldi dan Citra melakukan kontribusi modal tambahan untuk memulihkan defisit modal yang
masing-masing nilainya sebesar Rp 6.000.000
4.Uang tunai persekutuan yang sekarang tersedia sebesar Rp 42.000.000 digunakan untuk membayar
kreditor persekutuan.
5.Saldo pascalikuidasi adalah nol, yang menunjukan penyelesaian likuidasi persekutuan
PERSEKUTUAN ABC
Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan
Likuidasi Sekaligus
Saldo Modal
Kas Asset Nonkas Kewajiban Aldi (40%) Bayu (40%) Citra (20%)
Saldo sebelum
Likuidasi,1 Mei 10.000.000 90.000.000 (42.000.000) (34.000.000) (10.000.000) (14.000.000)
Penjualan
aktiva dengan
distribusi
35.000.000 (90.000.000) 22.000.000 22.000.000 11.000.000
kerugian
sebesar Rp
55.000.000
45.000.000 0 (42.000.000) (12.000.000) 12.000.000 (3.000.000)
Pembayaran
kepada kreditur (42.000.000) 42.000.000
Eksternal
3.000.000 0 0 (12.000.000) 12.000.000 (3000.000)
Distribusi
defisit sekutu
(12.000.000)
yang tidak
solven :
40/60 x Rp
12.000.000 8.000.000  
20/60 x Rp
12.000.000 4.000.000
3.000.000 0 0 (4.000.000) 0 1.000.000
Kontribusi Citra
untuk menutupi 1.000.000 (1.000.000)
modal defisit
  4.000.000     (4.000.000)    
Pembayaran
Sekaligus (4.000.000) 4.000.000
kepada sekutu
Saldo
pascalikuidasi 0 0 0 0 0 0
KASUS 3. PERSEKUTUAN TIDAK SOLVEN DAN TIMBUL DEFISIT PADA AKUN
MODAL SEKUTU
Pengamatan dari ilustrasi :
Kerugian sebesar Rp 70.000.000 dialokasikan kepada sekutu
menurut rasio pembagian laba dan rugi yang ada. Alokasi ini
menimbulkan defisit akun modal Bayu sebesar Rp 18.000.000.
Karena Bayu secara personal tidak solven ,maka defisit sebesar
Rp 18.000.000 yang ditanggung dialokasikan kepada Aldi dan
Citra sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi antara
Sebuah persekutuan tidak solven jika kas yang ada dan keduanya, yaitu 40:60 untuk Aldi dan 40:20 untuk Citra.
kas yang dihasilkan dari penjualan asset tidak cukup untuk Distribusi defisit Bayu menghasilkan defisit sebesar Rp 6.000.000
membayar kewajiban persekutuan . Sekutu secara individual untuk Aldi dan defisit sebesar Rp 6.000.000 untuk Citra.
bertanggung jawab untuk sisa kewajiban persekutuan yang Aldi dan Citra melakukan kontribusi modal tambahan untuk
belum terbayar. menyelesaikan defisit modal yang masing-masing nilainya Rp
Contoh soal : 6.000.000.
1.Aldi dan Citra secara pribadi masih solven, dan Bayu secara Saldo kas sebesar Rp 42.000.000 yang telah tersedia digunakan
pribadi tidak solven seperti halnya kasus untuk membayar kreditur eksternal.
2.Aktiva nonkas dijual sebesar Rp 20.000.000 pada tanggal Saldo pascalikuidasi seluruhnya adalah nol, yang menunjukan
15 Mei 20X5 bahwa seluruh akun yang telah ditutup dan persekutuan secara
3.Kreditor eksternal dibayar sebesar Rp 40.000.000 pada penuh telah dilikuidasi dan dihentikan.
tanggal 20 Mei 20X5
KASUS 3. PERSEKUTUAN TIDAK SOLVEN DAN TIMBUL DEFISIT PADA AKUN
MODAL SEKUTU
Pengamatan dari ilustrasi :
1. Kerugian sebesar Rp 70.000.000 dialokasikan
Sebuah persekutuan tidak solven jika kas yang kepada sekutu menurut rasio pembagian laba dan
ada dank as yang dihasilkan dari penjualan asset rugi yang ada. Alokasi ini menimbulkan defisit akun
tidak cukup untuk membayar kewajiban modal Bayu sebesar Rp 18.000.000.
persekutuan. Sekutu secara individual 2. Dikarena Bayu secara personal tidak solven
bertanggung jawab untuk sisa kewajiban ,maka defisit sebesar Rp 18.000.000 yang
persekutuan yang belum terbayar. ditanggung dialokasikan kepada Aldi dan Citra
Contoh soal : sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi
1.Aldi dan Citra secara pribadi masih solven, dan antara keduanya, yaitu 40:60 untuk Aldi dan 40:20
Bayu secara pribadi tidak solven seperti halnya untuk Citra. Distribusi defisit Bayu menghasilkan
kasus defisit sebesar Rp 6.000.000 untuk Aldi dan defisit
2.Aktiva nonkas dijual sebesar Rp 20.000.000 sebesar Rp 6.000.000 untuk Citra.
pada tanggal 15 Mei 20X5 3. Aldi dan Citra melakukan kontribusi modal
3.Kreditor eksternal dibayar sebesar tambahan untuk menyelesaikan defisit modal yang
Rp 40.000.000 pada tanggal 20 Mei 20X5 masing-masing nilainya Rp 6.000.000.
4. Uang tunai persekutuan sekarang tersedia
sebesar Rp 42.000.000 yang telah tersedia
digunakan untuk membayar kreditur eksternal.
5. Saldo pascalikuidasi seluruhnya adalah nol, yang
menunjukan bahwa seluruh akun yang telah
ditutup dan persekutuan secara penuh telah
dilikuidasi dan dihentikan.
PERSEKUTUAN ABC
Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan
Likuidasi Sekaligus

Saldo Modal
Kas Asset Nonkas Kewajiban Aldi (40%) Bayu (40%) Citra (20%)

Saldo sebelum Likuidasi,


1 Mei 10.000.000 90.000.000 (42.000.000) (34.000.000) (10.000.000) (14.000.000)

Penjualan aktiva dengan


distribusi kerugian
sebesar Rp70.000.000
20.000.000 (90.000.000) 28.000.000 28.000.000 14.000.000

30.000.000 0 (42.000.000) (6.000.000) 18.000.000 0


Distribusi defisit sekutu
yang tidak solven : (18.000.000)

40/60 x
Rp 18.000.000 12.000.000

40/60 x Rp 12.000.000
6.000.000

30.000.000 0 (42.000.000) 6.000.000 0 6.000.000


Kontribusi oleh Aldi dan
Citra untuk menutupi
modal defisit 12.000.000 (6.000.000) (6.000.000)

42.000.000 0 (42.000.000) 0 0 0
Pembayaran kepada
kreditor eksternal (42.000.000) 42.000.000

Saldo setelah likuidasi


0 0 0 0 0 0
LIKUIDASI BERTAHAP

Likuidasi Bertahap (installment liquidation) merupakan likuidasi yang secara


umum memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaian dan mencakup
pembayara periodik, atau cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama
periode likuidasi.
Panduan praktis ini dapat digunakan untuk membantu para akuntan dalam
menentukan pembayaran angsuran yang aman kepada para sekutu.

Tidak mendistribusikan uang tunai kepada para


sekutu hingga seluruh lialibitas dan beban 01
likuidasi aktual maupun potensial telah
dibayarkan atau telah dicadangkan sepenuhnya. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk
03 yang dapat terjadi, maka sisa saldo kredit pada akun
modal menunjukan distribusi kas yang aman yang
dapat didistribusikan kepada para sekutu dalam
jumlah yang sesuai.

02
Antisipasi kemungkinan yang terburuk, atau lebih
membatasi sebelum menentukan jumlah
angsuran tunai yang diterima oleh masing-
masing sekutu.
Persekutuan ABC

Neraca Saldo

Ringkasan neraca saldo perusahaan per 1 Mei 20X5


tanggal 1 Mei 20X5, pada saat para sekutu
Kas  
memutuskan untuk melikuidasi usaha adalah Rp.10.000000
sebagai berikut. Persentase pembagian laba Aset Nonkas
90.000000
 
dan rugi masing masing sekutu juga
Kewajiban Rp.42.000.000
ditentukan.  
Modal Aldi (40%) 34.000.000
 
Modal Bayu (40%) 10.000000
 
Modal Citra (20%) 14.000.000
 
Total Rp.100.000.000
Rp.100.000.000
PENJELASAN MENGENAI KASUS TERSEBUT.
Kreditur eksternal Para sekutu bersepakat untuk
3 mendistribusikan kas yang 5
dibayar sebesar Rp. tersedia pada akhir setiap bulan
42.000.000 pada tanggal
20 Mei.

Aset nonkas persekutuan 2   Nilai Buku Nilai Kerugian


4
Wajar Para sekutu bersepakat untuk mrnyimpan
dijual sebagai berikut. 5/15/X5 Rp.55.000. Rp.45.000. Rp.10.000. cadangan tunai sebesar Rp.10.000.000
000 000 000 selama proses likuidasi yang digunakan
6/15/X5 30.000.000 15.000.000 15.000.000 untuk mrmbayar beban likuidasi yang
7/15/X5 5.000.000 5.000.000  
mungkin timbul.

1   Aldi Bayu Citra


Aset Rp.150.00 Rp.12.000. Rp.
Laporan keuangan pribadi Pribadi 0.000 000 42.000.000
ketiga sekutu tersebut Kewajiba (86.000.00 (16.000.00 (14.000.00
pada tanggal 1 Mei 20X5 n Pribadi 0) 0) 0)
adalah sebagai berikut.. Kekayaan Rp.64.000. Rp.4.000.0 Rp.28.000.
(defisit) 000 00 000
neto
Transaksi Selama Bulan Mei 20X5
Peristiwa yang terjadi selama bulan Mei 20X5 menghasilkan distribusi
sebesar Rp. 5.000.000 kepada setiap sekutu.Prosedur yang digunakan untk
menghasilkan jumlah ini adalah sebagai berikut :
1. Penjualan asset yang bernilai Rp.55.000.000 menghasilkan kerugian sebesar
Rp.10.000.000 yang didistribusikan kepada ketiga sekutu berdasarkan rasio
pembagian laba dan rugi.
2. Pembayaran sebesar Rp.42.000.000 dilakukan kepada kreditur eksternal atas
kewajiban yang diketahui.
3. Kas yang tersedia didistribusikan pada tanggal 31 Mei 20X5.

Aldi,Citra dan Bayu bersepakat untuk menahan uang tunai sebesar Rp.10.000.000
untuk menutupi beban likuidasi yang mungkin timbul. Sebagai tambahan, asset
nonkas memiliki sisa saldo sebesar Rp.35.000.000 pada tanggal 31 Mei. Asumsi
kasus terburuk berupa kerugian total atas asset nonkas dan beban likuidasi sebesar
Rp.10.000.000 menimbulkan total pembebanan sebesar Rp.45.000.000 yang harus
didistribusikan terhadap akun modal para sekutu. Akun modal Aldi,Bayu dan Citra
dikenakan beban masing masing sebesar Rp.18.000.000 , Rp.18.000.000 ,
Rp.9.000.000 untuk bagian dari kekurangan sebesar Rp.45.000.000 tadi. Asumsi ini
menghasilkan perkiraan defisit dalam akun modal bayu.
Aset - Kewajiban = Ekuitas Pemilik
Rp.45.000.000 - Rp.0 = Rp.45.000.000
Transaksi Selama Bulan Juni 20X5

Skedul pembayaran aman kepada para sekutu per tanggal 30 Juni 20X5 dengan figur
16-5 menunjukkan bagaimana jumlah distribusi dihitung. Rencana kasus terburuk
mengasumsikan bahwa asey nonkas tersisa yang bernilai Rp.5.000.000 harus
dihapuskan menjadi kerugian dan bahwa kas dalam cadangan sebesar Rp.10.000.000
sepenuhnya akan digunakan untuk beban likuidasi. Perkiraan kerugian sebesar
Rp.15.000.000 ini dialokasikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio pembagian
laba dan rugi, sehingga menimbulkan defisit sebesar Rp.6.000.000 dalam akun modal
Bayu. Dengan melanjutkan scenario kasus terburuk ini, diasumsikan bahwa Bayu
tidak dapat menghilangkan saldo debit dalam modal ini. Oleh karena itu, potensi
defisit sebesar Rp.6.000.000 ini dialokasikan kepada Aldi dan Citra menurut rasio
pembagian laba dan rugi yang terjadi yaitu 40:60 untuk Aldi dan 20:60 untuk Citra.
Saldo kredit yang terjadi dalam akun modal para sekutu menunjukkan jumlah aman
kas yang akan didistribusikan. Hanya kas sebesar Rp.15.000.000 dari saldo kas yang
tersedia yang akan didistribusikan kepada Aldi dan Citra pada tanggal 30 Juni.
TRANSAKSI
SELAMA BULAN TABEL DI SAMPING MENUNJUKKAN

JULI 20X5 PENYELESAIAN TRANSAKSI LIKUIDASI


SELAMA BULAN JULI 20X5:

1.ASET YANG TERSISA DIJUAL SEBSAR


NILAI BUKUNYA RP5.000.000.

2.BIAYA LIKUIDASI AKTUAL SEBESAR


RP7.500.000 DIBAYARKAN DAN
DIALOKASIKAN KEPADA PARA SEKUTU
SESUAI DENGAN RASIO PEMBAGIAN LABA
DAN RUGI, SEHINGGA MENIMBULKAN
DEFISIT SEBESAR RP3.000.000 DALAM AKUN
MODAL BAYU. SISA SEBESAR RP2.500.000
DARI CADANGAN RP10.000.000 UNTUK
BEBAN DIKELUARKAN AGAR DAPAT
DIDISTRIBUSIKAN KEPADA PARA SEKUTU.
3. OLEH KARENA BAYU SECARA
PRIBADI TIDAK SOLVEN DAN TIDAK
DAPAT MEMBERIKAN KONTRIBUSI
KEPADA PERSEKUTUAN, MAKA
DEFISIT SEBESAR RP3.000.000
TERSEBUT DIDISTRIBUSIKAN
KEPADA ALDI DAN CITRA SESUAI
DENGAN RASIO PEMBAGIAN LABA
DAN RUGI. PERHATIKAN BAHWA INI
MERUPAKAN DEFISIT AKTUA,
BUKAN PERKIRAAN DEFISIT.

4. SISA KAS SEBESAR RP7.500.000


DIBAYARKAN KEPADA ALDI DAN
CITRA MENURUT SALDO MODAL
MASING-MASING. SETELAH
DISTRIBUSI AKHIR INI, SELURUH
SALDO AKUN AKAN MENJADI NOL,
YANG MENGINDIKASIKAN
PENYELESAIAN PROSES LIKUIDASI.
RENCANA DISTRIBUSI KAS
Pada awal proses likuidasi, adalah umum bagi para akuntan untuk menyusun reencana distribusi
kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas bertahap yang akan
diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam persekutuan .

Daya Serap Kerugian


Konsep dasar dari rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah daya serap kerugian
(loss absorption power – LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang dapat
terjadi dalam persekutuan sebelum saldo modal sekutu dilunasi.
ILUSTRASI RENCANA
DISTRIBUSI KAS
Ilustrasi berikut ini didasarkan pada contoh persekutuan ABC. Neraca saldo akun laporan posisi keuangan
persekutuan ABC pada tanggal 1 Mei 20X5, hari saat para sekutu memutuskan melikuidasi usaha, disajikan
sebagai berikut:
Para sekutu meminta rencana distribusi kas pada tanggal 1 Mei 20X5, untuk menentukan distribusi atas kas
setelah tersedia selama proses likuidasi. Rencana semacam itu selalu memberikan pembayaran kepada kreditor
persekutuan sebelum distribusi dapat dilakukan kepada para sekutu. Tabel di samping menyajikan rencana distribusi
kas pada tanggal 1 Mei, tanggal awal proses likuidasi.
PERTIMBANGAN
TAMBAHAN

Inkoporasi Persekutuan
Seiring dengan persekutuan yang
terus berkembang, maka para
sekutu dapat memutuskan untuk
menginkorporasikan/meleburkan
usaha untuk memiliki akses
pendanaan ekuitas tambahan

Anda mungkin juga menyukai