Anda di halaman 1dari 7

Nama:

Ni Luh Putu Trisya Dewi (1515613030/11)


Dewa Ayu Nyoman Yogi Linggasari (1515613034/13)
Kelas: D3.5A

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG (I)


Pada umumnya yang menjadi titik tolak dalam perkembangan perusahaan adalah
perluasan daerah pemasaran. Meluasnya daerah pemasaran ini menimbulkan problema bagi
pimpinan perusahaan untuk mencari cara yang paling efektif dan ekonomis dalam melakukan
penjualan tersebut. Berbagai macam cara dapat ditempuh antara lain dengan mengangkat
pedagang keliling atau petugas bagian penjualan yang langsung mendatangi para langganan.
Tetapi cara tersebut kadang tidak memenuhi harapan pimpinan berhubung sangat besarnya
perkembangan daerah pemasaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat dibentuk pusat-
pusat penjualan di daerah tertentu yang dapat merupakan sarana untuk mencapai tujuan
pemasaran. Adapun beberapa perbedaan pokok di antara kedua macam bentuk organisasi
pemasaran adalah:

AGEN KANTOR CABANG


1. Agen adalah suatu bentuk organisasi 1. Kantor cabang adalah suatu bentuk
yang hanya diberi fungsi untuk menerima organisasi yang menjual barang dari
pesanan barang dan bekerja dibawah persediaan yang dibentuknya dan diberi
pengawasan langsung oleh kantor pusat- wewenang untuk melaksanakan transaksi
sedang transaksi dengan pihak ketiga dengan pihak ke tiga, sehingga berfungsi
dilaksanakan secaralangsung dikantor sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.
pusat.
2. Agen tidak memiliki persediaan untuk 2. Kantor cabang menyediakan persediaan
barang yang akan dijual, tetapi hanya untuk barang dagangannya yang pada
berupa sample. Barang yang dijual akan umumnya dikirim dari kantor pusatnya.
dikirim langsung oleh kantor pusat Namun, kantor cabang tidak membeli
kepada langganan yang bersangkutan. sendiri barang dagangannya.
3. Penjualan terhadap syarat-syarat 3. Kantor cabang memberikan persetujuan
penjualan terletak sepenuhnya pada tentang syarat-syarat penjualan.
kantor pusat.
4. Modal kerja untuk biaya operasi agen 4. Kantor cabang mengelola uang tunai dari
diberikan oleh kantor pusat. hasil penjualan pengumpulan piutangnya
dan melaksanakan transaksi pembayaran
atas inisiatif sendiri.

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN AGEN

1. Usaha dari suatu Agen


Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal (di daerah tertentu)
berada di bawah pengawasan kantor pusat (bagian penjualan) dan biasanya tidak melakukan
persediaan (stock) barang selain dari contoh atau monster (sample) dari pada barang barang
yang akan ditawarkan untuk dijual.
2. Pembukuan untuk suatu Agen
Pembukuan agen cukup melakukan pembukuan kas saja untuk mecatat penerimaan
(dan pengisian kembali) modal kerja dari kantor pusat dan pengeluaran untuk berbagai
macam biaya. Untuk pengeluaran kas biasanya dicatat dalam bentuk rangkap. Untuk
pengisian kembali modal kerja maka agen mengirimkan copy atau tembusan catatan
pengeluaran kas berikut bukti-buktinya, untuk medapatkan penggantian dari kantor pusat
sedangkan bukti pengeluaran kas yang asli diarsipkan di tempat agen yang bersangkutan.
3. Pembukuan pada Kantor Pusat
Pembukuan terhadap transaksi agen yang akan dibukukan oleh kantor pusat,
tergantung pada tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai laba (rugi). Ada dua pilihan untuk
membukukan hal ini :
a. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan dari agen (tiap agen) tidak
ditentukan secara terpisah, yaitu dalam transaksi ini yang didapat dari penjualan
reguler, dan transaksi penjualan dan biaya yang terjadi melalui agen yang
bersangkutan, dicatat dalam rekening pembukuan yang ada seperti halnya pada kantor
Pusat.
b. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melaui agen ditentukan secara
terpisah, yaitu cara ini memerlukan rekening khusus untuk agen, terutama untu
pendapatan dan biaya yang bersangkutan harus diselenggarakan. Rekening
pembukuan khusus untuk agen , dipergunakan untuk mencatat semua transaksi
penjualan melaui agen dan biaya biaya yang terjadi pada agen yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya,diberikan contoh sebagai berikut:


SECARA TERPISAH TIDAK SECARA TERPISAH
1. Pengiriman sample barang:
Persediaan sample agen x xx Persediaan sample agen x xx
Pengiriman barang agen x xx Pengiriman barang agen x xx
2. Pembentukan modal kerja:
Modal kerja agen x xx Modal kerja agen x xx
Kas xx Kas xx
3. Penjualan melalui agen:
Piutang dagang xx Piutang dagang xx
Hasil penjualan xx Hasil penjualan xx
4. Harga pokok penjualan:
HPP agen x xx
Pengiriman barang agen x xx
5. Laporan penggunaan & pengisian kembali
modal kerja:
Macam-macam biaya agen x xx Macam-macam biaya xx
Kas xx Kas xx
6. Gaji dan komisi untuk agen:
Gaji & komisi agen x xx Gaji & komisi xx
Kas xx Kas xx
7. Menutup rekening ke Laba-Rugi
Hasil penjualan agen x xxx
HPP agen x xx
Macam-macam biaya agen x xx
Gaji & komisi agen x xx
Laba-Rugi agen x xx

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG


Garis besar bekerjanya suatu cabang dan sebagai berikut :
1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan maupun
aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintaan barang barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis
3. Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha usaha untuk mendapatkan
pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barnag atua menyerahkan barnag dan jasa
langsung kepada pelanggan, membuat faktur penjualan, menagih atau mengumpulkan
piutang dan menyimpan uangnya didalam rekening bank sendiri.
Sistem Akuntansi untuk Operasi Kantor Cabang
Sistem akuntansi ini ada dua :

1. Sistem Sentralisasi
Dalam sistem ini berlaku sepenuhnya pembukuan dilakukan oleh kantor pusat, kantor
cabang cukup hanya untuk mengumpulkan data data dasar, yang kemudian dikirim ke kantor
pusat untuk dicatat dalam jurnal dan buku besarnya (berupa tembusan ).
Apabila terjadi laba (rugi) dari aktivitas dari kantor cabang maka akan ditentukan secara
terpisah dari kantor pusat. System ini lebih hemat karena dilakukan secara terpusat.

2. Sistem Desentralisasi
Sistem ini melakukan pencatatan tersendiri pada setiap cabang, melakukan buku
jurnal, buku besar, dan buku pembantu yang dianggap perlu. Pembukuan kantor cabang sama
saja dengan pembukuan badan usaha, tetapi kantor cabang tidak memiliki rekening modal
melainkan R/K Kantor Pusat merupakan modal bagi kantor cabang dan dilain pihak
merupakn penanaman atau investasi modal oleh kantor pusat di cabang yang bersangkutan.
Rekening ini merupakan rekening proforma.

Modifikasi tehnik Pencatatan


Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara dengan
rekening Pusat dan Kantor Cabang Yang bersifat permanen
Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara, digunakan untuk
menampung transaksi transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar antara kantor
Pusat dan Kantor Cabang.

Laporan Keuangan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang


Kantor Pusat maupun kantor Cabang membuat sendiri laporan secara individual, akan
tetapi laporan tersebut belum menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor Pusat dan
kantor Cabang sebagai satu kesatuan. Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat dan
Kantor Cabang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonom yang bulat, maka dalam
penyusunannya perlu memperhatikan hal hal berikut :
1. Di dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan
hutang hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak di luar perusahaan.
2. Di dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda pada
pendapatan atau biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari system
desentralisasi.
Penyusunan Neraca gabungan, dilakukan dengan langkah langkah yang terdiri dari :
1. Menghapuskan rekening (megeliminasi) saldo rekening R/K- kantor Pusat dengan
R/K Kantor Cabang dan saldo rekening Hutang dan PIutang Kepada antar kantor
pusat dan Cabang yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun Cabang.
2. Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan rekening
hutang yang terdapat dalam neraca individual dan kantor dan cabangnya sesuai
kelompok masing masing.
Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan langkah langkah sebagai
berikut :
1. Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening pengiriman Barang dari kantor
Pusat dengan pengiriman Barang Ke Kantor cabang berikut biaya biaya dan
pendapatan yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut sebagai akibat dari system
pencatatan desentralisasi.
2. Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan
rugi diluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan
rugi laba individual kantor pusat dan cabang.

Daftar lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan.


Daftar ini dibuat untuk mempermudah penggabungan saldo antara kantor pusat dan
kantor cabang. Daftar ini berisi kolom kolom saldo rekening kantor pusat , cabang cabang ,
debet dan kredit untuk penyesuaian juga eliminasi dan kolom untuk neraca atau rugi laba
gabungan.

Penyesuaian Rekening Timbal Balik (Adjustment Of Reciprocal Accounts)


Data data yang perlu diperimbangan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut,
pada dasarnya dapat digolongkan kedalam 4 golongan sebagai berikut :
1. Debit rekening Kantor Cabang tanpa ada hubungan dengan kredit rekening Kantor
Pusat
2. Kredit rekening Kantor Cabang tanpa ada hubungan dengan debit rekening Kantor
Pusat
3. Debit rekening Kantor Pusat tanpa ada hubungan dengan kredit rekening Kantor
Cabang
4. Kredit rekening Kantor Pusat tanpa ada hubungan dengan debit rekening Kantor
Cabang

CONTOH SOAL
Kantor pusat di kota A mengirimkan barang dagangannya ke kantor cabangnya di
kota B dengan harga pokok Rp. 9.000.000,00 dan ongkos kirimnya sebesar Rp. 50.000,00.
Karena ada permintaan mendadak dari kantor cabang di kota C, kantor pusat memerintahkan
kepada kantor cabang di kota B untuk mengirimkan barang tersebut kepada kantor cabang di
kota C. Kantor cabang B kemudian mengirimkan barang tersebut membayar ongkos kirim
sebesar Rp. 75.000,00. Apabila barang tersebut dikirimkan langsung dari pusat ke cabang C
hanya memerlukan ongkos kirim Rp. 60.000,00 .
Diminta:
Berdasarkan soal tersebut buatlah jurnal pada masing-masing pihak!
Jawab:
1. Buku Kantor pusat di Kota A
a. Pengiriman barang ke cabang B dengan harga pokok sebebasar Rp. 900.000,00 dan
ongkos Rp. 50.000,00
Jurnalnya:
R/K kantor cabang B Rp. 950.000,00
Pengiriman barang ke cabang B Rp. 900.000,00
Kas Rp. 50.000,00
b. Memerintahkan cabang B agar barang yang baru saja diterima dikirim ke cabang C
Jurnalnya:
a) Pengiriman barang
Ke Cabang B Rp. 900.000,00
Pengiriman barang ke Cabang C Rp. 900.000,00
b) R/K kantor
Cabang C Rp. 960.000,00
Selisih ongkos angkut barang antar cabang Rp. 65.000,00
R/K kantor cabang B Rp. 1.025.000,00
2. Buku kantor cabang di Kota B
a. Menerima barang dagangan dari kanotr pusat sebesar harga pokok Rp. 900.000,00
dan ongkos kirim Rp. 50.000,00
Jurnalnya:
Penerima barang dari pusat Rp. 900.000,00
Ongkos kirim Rp. 50.000,00
R/K kantor pusat Rp. 950.000,00
b. Mengirim barang ke gudang C atas perintah pusat. Harga pokok barang yang dikirim
ke cabang C Rp. 900.000,00 dan ongkos kirimnya Rp. 75.000,00 ongkos kirim dari
pusat juga dihapuskan (dikreditkan) yaitu sebesar Rp. 50.000,00
Jurnalnya:
R/K kantor pusat Rp. 1.025.000,00
Penerima barang dari pusat Rp. 900.000,00
Ongkos kirim Rp. 50.000,00
Kas Rp. 75.000,00
3. Buku kantor cabang di Kota C
a. Penerima dagangan dari kantor B atas perintah kantor pusat dengan harga pokok Rp.
900.000,00 dan ongkos kirim dari pusat ke cabang C langsung sebesar Rp. 60.000,00
Jurnal:
Penerima barang dari pusat Rp. 900.000,00
Ongkos Kirim Rp. 60.000,00
R/K kantor Pusat Rp. 960.000,00

Anda mungkin juga menyukai