Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM

OLEH : KELOMPOK 11

Kadek Yurika Dwi Safitri 1607531101

Ni Luh Putu Ika Satia Devi 1607531103

Ida Ayu Nabila Meidyna 1607531113

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
PELAPORAN UNTUK SEGMEN
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat dipandang sebagai sebuah
portofolio asset yang beroperasi sebagai divisi atau anak perusahaan, yang sering
kali memiliki cakupan multinasional.Berbagai komponen perusahaan besar dapat
mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda, tingkatan dan jenis resiko berbeda,
dan kesempatan pertumbuhan yang berbeda.
ISU AKUNTNASI PELAPORAN SEGMEN
Pada tahun 1994 DSAK menertibatkan PSAK no. 5 tentang Pelaporan
Informasi Keuangan Segmen yang merekomendasikan pengungkapan informasi
segmen.Pada tahun 2000, DSAK mengadopsi IAS 14 (revisi 1997) dan kemudian
merevisi PSAK 5 serta mengubah namanya menjadi “pelaporan segmen”.Peraturan
ini mewajibkan pengungkapan informasi bersadarkan segmen usaha dan geografis
suatu entitas.
INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI
Tujuan dari laporan segmen adalah untuk memungkinkan pengguna laporan
keuangan melihat di balik angka total konsolidasi ke komponen individu yang
membentuk entitas tersebu. Defisni segmen dilaporkan :Proses penentuan segmen
operasi dilaporkan secara terpisah, yaitu segmen-segmen dimana pengungkapan
tambahan yang terpisah harus dibuat bedasarkan spesifikasi manajemen ataS
segmen operasi yang digunakan secara internal. Ambang batas kuantitatif sepuluh
persen : Psak menetapkan tiga aturan signifikansi 10 persen untuk menetukan
segmen operasi mana yang harus mempunyai informasi terlapor yang terpisah.
Uji pengungkapan komprehensif
Uji komprehensif adalah uji pendapatan konsolidasi 75 persen. Uji
pendapatan konsolidasi 75 persen :Total pendapatan dari sumber eksternal dari
keseluruhan segmen operasi dilaporkan secara terpisah harus paling tidak sama
dengan 75 persen total pendapatan konsolidasi, perusahaan pelaoran harus
mengidentifikasi segmen operasi tambahan sebagai segmen yang dilaporkan
sampai uji terpenuhi. Pertimbangan lainnya :Batas praktis sebanyak 10 persen
segmen digunakan sebagai batas sebanyak dari jumlah segmen yang dilaporkan.
Melaporkan informasi segmen
Laporan interim harus mengungkapkan hal-hal berikut tentang setiap segmen
yang dilaporkan yaitu pendapatan dari pelanggan eskternal, pendapatan
antarsegmen, pengukuran laba atau rugi segmen, aset total untuk hal-hal yang
2
terdapat perubahan material dari laporan tahunan berakhir, setiap perbedaan dari
laporan tahunan terakhir dalam definisi operasi segmen, rekonsiliasi total laba atau
rugi segmen dengan total konsoldasi entitas
IDENTIFIKASI LAPORAN SEGMEN
Struktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti juga sistem
pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang dapat digunakan untuk
menetukan sumber utama dan karakteristik dari resiko dan imbal hasil perusahaan.
Sekaligus juga dapat digunakan untuk menentukan jenis pelaporan segmen primer
dan skunder, kecuali dalam kondisi jika resiko imbal hasil perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dua elemen maupun jika struktur organisasi perusahaan serta
struktur manajemen seperti juga sistem pelaporan keuangan internal kepada pihak
yang berwenang.
INFORMASI SEGMEN SKUNDER
PSAK 5 menyatakan jika perusahaan menggunakan segmenusaha sebagai
pelaporan segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan informasi sebagai
berikut : (a)Pendapatan segmen dan pelanggan ekskternal dan dihubungkan dengan
lokasi pelanggan berdasarkan wilayah; (b)Nilai yang menyertai asset egmen yang
dihubungkan dengan lokasi berdasarkan wilayah; (c)Jumlah penggeluaran pada
periode tertentu untuk memperoleh asset segmen yang diperkirakan akan digunakan
lebih dari 1 periode yag dihubungkan dengan asset secara wilayah.
PELAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan interim adalah laporan yang mencakuo periode waktu kurang dari
satu tahun menyiapkan infromasi tentang kemajuan kegiatan oerasi entitas pada
periode tertentu sepanjang tahun. Tujuan laporan interim adalah ntuk menyediakan
laporan terkini dari kemajuan operasi entitas kepada investor dan pihak yang
berkepentingan
FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan keuangan interim secara untum terdiri sebagai berikut :(a)Laporan
laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun
fiskal sebelumnya; (b)Necara pada akhir tahun berjalan dan neraca utuk periode
yang sama pada akhir tahun fiskal sebelumnya; (c)Laporan arus kas pada akhir
peridoe waktu kumulatif berjalan dan untuk periode yang sama untuk tahun
sebelumnya; (d)Catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan saldo yang
disajikan dalam laporan keuangan.
3
PERMASALAHAN AKUNTANSI
DSAK sendiri telah menerbitkan PSAK 3 tentang laporan keuangan interim
pada tahun 1994 standar ini memcahkan sebagain permaslahan akuntansi yang
terkat dengan laporan interim. Laporan tiga kuartal pertama dari beberapa
perusahaan mengesankan laba yang signifikan untk tahun berjalan.Kemudian
penyesuaian arbitrer dan hal-hal yang diragukan pada kuartal keempat
merekonsiliasi kerugian actual untuk tahun tersebut.
Pandangan Diskrit versus Pandangan Integral dalam laporan interim
:Berdasarkan pandangan ini pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan atau
beban tertentu dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang
diharapkan dari operasi selama setahun. Menurut pandangan integral, satu periode
interim tidak akan menanggung seluruh beban yang memberikan keuntungan lebih
dari satu periode interim.
Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan Interim : Secara khusus perubahan
dalam prinsip akuntansi untuk laporan keuangan interim diberlakukan sama dengan
perubahan prisip dan metode akuntansi sebagaimana yang diatur melalui PSAK 25
tentang Lab Rugi untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan
dalam Kebijakan Akuntansi. Perusahaan harus mengungkapkan peruabahan
tersebut dalam catatan laporan keuangan jika akanada perubahan dalam kebijakan
akuntansi pada periode interim secara wajar.
STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN LABA RUGI INTERIM
Secara umum, standar akuntansi digunakan untuk laporan interim sama
dengan yang digunakan untuk laporan tahunan, walaupun PSAK 3 memberikan
bantuan teknis yang memadai untuk mengukur dan melaporkan atas basis interim.
Pendapatan : Salah satu elemen paling signifikan dari laporan laba rugi interim
adalah pendapatan dari penjualan investor ingin menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan pendapatan, sehingga mereka membandingkan pendapatn dari
periode interim berjalan dengan pendapatan periode interim yang tahun
sebelumnya.
Harga Pokok Penjualan dan Persediaan :Harga pokok penjualan umumnya
merupakan satu beban paling besar dalam laporan laba rugi interim. Aturan
umumnya adalah harga pokok penjualan interim harus dihitung dengan biaya dan
beban teralokasi yang terjkait langsung seperti pada penghitungan harga pokok
penjualan tahunan.PSAK 3 memperbolehkan modifikasi praktis atas aturan umum
4
yang tercantum dalam PSAK 3. Biaya dan Beban yang lain :Pandangan integral
yang diadopsi oleh PSAK 3 terlihat lebih jelas jika terkait dengan biaya periode
prinsip umumnya adalah bahwa biaya dan beban itu harus dibebankan pada laba
rugi interim dalam periode interim dimana keduanya terjadi. Akuntansi Untuk Pajak
Penghasilan dalam Periode Interim :Perhitungan pajak penghasilan interim
menimbulkan suatu permasalahan khusus bagi akuntan karena beban pajak aktual
dihitung berdasarkan penghasilan untuk seluruh tahun fiskal.
Pelepasan Segmen atau Pos Luar Biasa, Tidak Biasa, Jarang Terjadi, dan
Bersyarat :PSAK 3 mengharuskan pengukuran dan pelaporan pos no operasi utama
menggunakan dasar yaitu sama seperti saat mempersiapkan laporan thahunan.
Selain itu, pos tidak biasa, operasi yang dihentikan, dan transaksi yang jarang terjadi
harus dilaporkan pada periode interim dimana hal tersebut terjadi dan tidak
dialokasikan pada periode lain pada tahun tersebut. Tes material untuk pos luar
biasa harus didasarkan pada aestimasi atas pendapatan untuk seluruh periode
tersebut.
PERUBAHAN AKUNTANSI DI PERIODE INTERIM
PSAK 25 tentang “keuntungan dan Kerugian Periode Berjalan, Kesalahan dan
Perubahan Kebijakan Akuntansi”, secara terperinci membagi perubahan akuntansi
dalam tiga bentuk:
Perubahan Prinsip Akuntansi (Penerapan Retrospektif) :Perubahan dalam
prinsip akuntansi dilakukan oleh sebuah entitas biasanya hanya jika karena ada
standar akuntansi baru yang diterapkan, atau perusahaan melihat adanya suatu
prinsip akuntansi baru yang lebih baik untuk diterapkan dibandingkan prinsip
akuntansi yang digunakan selama ini. Perubahan Estimasi Akuntansi (Penerapan
Saat ini dan Prospektif) :Perubahan estimasi akuntansi merupakan informasi baru
yang harus disiapkan oleh entitas. Kesalahan mendasar :Kesalahan biasnaya
merujuk pada angka/nilai tertentu pada periode yang telah dilaporkan. PSAK 25
mewajibkan kesalahan yang telah dikoreksi pada periode yang lalu dinyatakan pada
periode di mana terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E, Valdea, C Lembke dkk. 2014. Akuntansi Keuangan Lanjutan,
Perspektif Indonesia Buku 2. Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai