Kelompok 4 :
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2020
MENGEVALUASI BUKTI AUDIT
SELAYANG PANDANG
Setelah semua prosedur audit yang direncanakan tuntas dilaksanakan, auditor mengevaluasi
hasilnya. Kegiatan ini meliputi review atas dokumentasi audit dan pembahasan dengan tim
audit. Auditor harus puas bahwa bukti audit yang cukup dan tepat berhasil diperoleh
sepanjang audit berlangsung. Bukti audit yang cukup dan kaget diperlukan untuk
mendukung kesimpulan yang akan digunakan dalam merumuskan pendapat auditor.
Langkah pertama yang harus dilakukannya ialah menilai kembali ketepatan angka
materialitas yang ditetapkan pada awal audit. Penliaian kembali sangat penting karena
penetapan awal angka materialitas sering kali didasarkan pada estimasi hasil keuangan.
Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan perubahan angka materialitas adalah sebagai
berikut :
Angka materialitas pada awal audit tidak lagi tepat karena hasil keuangan entitas
yang sesungguhnya berbeda estimasi yang dipergunakan.
Ada informasi baru, yang membuat auditor memutuskan untuk menggunakan angka
materialitas yang berbeda dari apa yang ditetapkan pada awal audit.
Salah saji yang tidak terduga yang menyebabkan angka material untuk jenis
transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu terlampaui.
Jika angka materialitas harus direvisi, auditor wajib melihat lebih dalam dampak terhadap
risiko yang dinilai dan sifat, waktu, serta luasnya prosedur audit lanjutan yang diperlukan
dan mendokumentasikan proses ini. Jika angka materialitas harus diturunkan untuk laporan
keuangan secara keseluruhan, menentukan juga performance materiality harus direvisi atau
tidak.
BUTIR PERTIMBANGAN
Jika materialitas harus direvisi, jangan tunda sampai akhir audit. Jika angka materialitas
harus diturunkan, revisi ini sangat mungkin memerlukan perubahan dalam penilaian risiko
dan pelaksanaan prosedur audit tambahan.
ISA 330.25 membahas kewajiban auditor untuk memastikan apakah perlu ada perubahan
terhadap penilaian risiko semula. Berdasarkan prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti
audit yang diperoleh, auditor wajib mengevaluasi, sebelum berakhirnya audit.
Penilaian risiko pada tingkat asersi sering kali didasarkan atas bukti audit yang tersedia
sebelum pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
Jika penilaian risiko semula sudah berubah, rincian perubahan harus didokumentasi. Hasil
dari penilaian risiko yang sudah direvisi. Juga harus ada rincian mengenai detailed audit
plan diubah. Perubahan ini berupa modifikasi terhadap sifat, waktu, atau luasnya proedur
audit yang direncanakan atau dimodifikasi dalam pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
EVALUASI DAMPAK SALAH SAJI
Auditor wajib mengumpulkan salah saji yang ditemukan dalam auditnya, kecuali salah saji
yang jelas sepele.
Auditor wajib menentukan strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit yang perlu
direvisi, jika :
1. Sifat salah saji yang ditemukan dan situasi di mana salah saji itu terjadi
mengindikasikan bahwa salah saji lainnya mungkin masih ada, yang jika
digabungkan dengan salah saji yang ditemukan selama audit, bisa material
2. Gabungan salah saji yang ditemukan selama audit mendekati angka materialitas
yang ditentukan sesuai ISA 320.
Auditor wajib mengomunikasikan dengan tepat salah saji yang ditemukan selama audit
dengan tingkat manajemen yang tepat kecuali jika dilarang oleh ketentuan perundang –
undangan. Auditor wajib meminta manajemen mengoreksi salah saji. Auditor wajib
memperoleh pemahaman mengenai alasan penolakan manajemen. Auditor akan
mempertimbangkan pemahaman tersebut ketika mengevaluasi apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas salah saji yang material.
Auditor wajib menentukan salah saji yang tidak dikoreksi adalah material, baik sendiri -
sendiri atau jika digabungkan. Dalam menentukan hal ini, auditor wajib
mempertimbangkan :
a) Besar dan sifat salah saji, dalam hubungannya dengan jenis transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan tertentu, maupun dalam hubungan dengan laporan keuangan
secara keeluruhan serta situasi di mana salah saji itu terjadi
b) Dampak salah saji yang tidak dikoreksi dalam hubungannya dengan jenis transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan terkait, serta laporan keuangan secara keseluruhan
tahun lalu.
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak dikoreksi
dan dampaknya. Komunikasi auditor wajib mengidentifikasi masing – masing salah saji
yang material dan yang tidak dikoreksi. Tujuan mengevaluasi salah saji untuk menentukan
dampaknya terhadap audit dan auditor perlu melaksanakan prosedur audit tambahan.
Revisi terhadap strategi audit dan rencana audit terinci diperlukan jika sifat atau situasi dari
salah saji yang ditemukan mengindikasikan kemungkinan masih adanya salah saji yang
lain, yang jika digabungkan dengan salah saji yang sudah diketahui akan melampaui
performance materiality atau gabungan salah saji yang diketahui / ditemukan dan salah saji
yang tidak dikoreksi mendekati atau melampaui performance materiality.
Salah saji yang teridentifikasi dalam audit, diluar salah saji yang jelas-jelas sepele,
harus digabungkan untuk menentukan jumlah keseluruhan salah saji (aggregated
misstatement). Salah saji dapat dikelompokkan ke dalam saji yang fuktual, salah saji karena
pertimbangan atau pendapat, dan salah saji berdasarkan hasil ekstrapolasi. Untuk
memudahkan penggabungan atau agresi, salah saji yang tidak dikoreksi didokumentasikan
dalam satu kertas kerja khusus. Kertas kerja ini memudahkan auditor membuat ringkasan
salah saji yang sepele (summary of all non-trivial uncorrected misstatement) yang
ditemukan auditor.
Proses penggabungan (aggregation ptocess) dapat dilakukan dalam beberapa tahapan. Pada
masing-masing tahap auditor dapat menilai dampak dari salah saji yang digabungkan,
misalnya, terhadap:
Dalam memutuskan apakah salah saji yang tidak dikoreksi manajemen berdampak pada
laporan keuangan yang disalahsajikan secara material, auditor mendalami factor-faktor
yang disajikan dalam table berikut:
Bebrapa salah saji bisa dievaluasi sebagai material (sendiri-sendiri atau angka
gabungan), meskipun salah saji ini lebih rendah dan materialitas secara keseluruhan
Tujuan umum dan menyeluruh dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, ialah
untuk menurunkan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan, ke tingkat
rendah yang dapat diterima.
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal menjelang akhir audit.
Prosedur ini membantu auditor ketika ia merumuskan kesimpulan menyeluruh mengenai
apakah laporan keuangan sejalan dengan pemahaman auditor mengenai entitas tersebut
Auditor melaksanakan prosedur analitikal untuk:
Dan terakhir menjelang berakhirnya audit, yakni ketika ia merumuskan kesimpulan umum
(ISA 520). Dan auditor:
1. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material, yang sebelumnya tidak diketahui
2. Memastikan bahwa kesimpulan mengenai unsur-unsur laporan keuangan dapat
didukung dengan bukti-bukti yang diperoleh.
3. Membantu menyusun kesimpulan umum mengenai kewajaran laporan keuangan
Langkah terakhir dalam proses evaluasi adalah mencatat atau merekam temuan dan
masalah yang signifikan dalam dokumen penyelesaian tugas. Dokumen ini berisi:
1. Semua informasi yang diperlukan untuk memahami temuan dan masalah yang
signifikan.
2. Referensi silang ke dokumentasi audit pendukung lain.
Dokumen ini juga berisi kesimpulan mengenai informasi yang diperoleh auditor mengenai
masalah penting yang tidak sejalan atau bertentangan dengan kesimpulan akhir auditor.
Namun, kewajiban ini tidak berlaku untuk menyimpan dokumen yang salah atau telah
dicabut/diganti, seperti draft laporan keuangan yang belum lengkap.
Tabel 37-11 Contoh salah saji yang bisa dievaluasi sebagai material
1. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material, yang sebelumnya tidak diketahui
2. Memastikan bahwa kesiimpulan mengenai unsur-unsur laporan keuangan dapat
didukungg dengan bukti-bukti yang diperoleh,
3. Mambatu menyusun kesimpulan umum menegenai kewajiban laporan keauangan.
Langkah terakhir dalam proses evaluasi adalah mencatat temuan yang signifikan
dalam dokumen penyelesaian yang berisi:
1. Semua informasi yang diperlukan untuk memahami temuan dan masalah yang
signifikan.
2. Refrensi silang ke dokumen audit pendukung lainnya.