Anda di halaman 1dari 2

JUDUL PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI TERHADAP PRAKTIK

KECURANGAN AKADEMIK PADA UPN “VETERAN” JAWA


TIMUR (STUDI PADA PROGDI AKUNTANSI)
JURNAL BAJ (Behavioral Accounting Journal)
VOLUME Vol. 01 (1) Pp 97-110
TAHUN 2018
PENULIS Invony Dwi Aprilisanda, Indrawati Yuhertiana, Hero Priono
TANGGAL 01 Februari 2020
REVIEWER Arsy Nurulita Mustafa

FENOMENA : Perguruan tinggi diharapkan menghasilkan tenaga ahli berkompeten, berakhlak


mulia, bermoral dan bertanggung jawab. Namun saat ini, tindakan kecurangan
terjadi di dalam lingkup pendidikan termasuk perguruan tinggi secara sadar
maupun tidak sadar. Banyak penelitian terhadap kecurangan akademik, tetapi
hanya menyoroti mahasiswa sebagai pelaku tanpa disertai dosen sebagai pelaku
pendidik perguruan tinggi adalah salah satu tempat yang mempunyai peran dan
tanggung jawab besar dalam membimbing putra / putri bangsa menjadi manusia
yang berintelektual, bermoral, dan bertanggung jawab, sehingga pengetahuan
mengenai tindakan kecurangan (fraud) harus ditanamkan sedini mungkin agar
pola pikir mahasiswa terhadap tindakan kecurangan semakin kritis.

DEFINISI OP :

a. Variable Dependen
persepsi Dosen Akuntansi dalam memahami Praktik-Praktik Kecuranagan Akademik
(Y). Persepsi Dosen Akuntansi dalam memahami Praktik-Praktik kecurangan
akademik baik bagi mahasiswa maupun bagi diri sendiri dari perspektif implementasi
kode etik dosen di UPN ‘”Veteran” Jawa Timur.
b. Variabel Independen
Dalam variable ini terdiri tiga variable independen, yaitu :
1. Perilaku menyimpang (Dysfunctional Behaviour) (X1)
suatu tindakan dimana dilakukan usaha yang kurang maksimal dengan memanipulasi
elemen-elemen sistem pengendalian dengan tujuan yang dikehendaki sedangkan dalam
perilaku disfungsional merupakan perilaku individu yang memiliki konflik dasar dengan
tujuan organisasi.
2. Kecurangan Akademik
Secara umum fraud merupakan suatu bentuk penipuan ataupun kecurangan yang
dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Fraud telah merambah banyak
bidang.Salah satunya adalah academic fraud atau bentuk kecurangan yang terjadi di
dalam lingkungan akademik/pendidikan. Kecurangan akademik dibagi (academik fraud)
menjadi dua pengertian yaitu kecurangan (cheating) dan plagiarisme.
1. Kategori-kategori kecurangan akademik ( Academic Fraud)
(Colby, 2006) dalam (muslimah, 2013) menyatakan bahwa di Arizona State University
kategori kecurangan akademik dibagi menjadi lima kategori seperti yang dipublikasikan
oleh Arizuna State University Integrity Advocates. Kategori tersebut adalah :
 Plagiat
 Pemalsuan data, misalnya membuat data ilmiah yang merupakan data fiktif
 Penggandaan tugas, yakni mengajukan dua karya tulis yang sama paa dua kelas
yang berbeda tanpa izin dosen/guru
 Menyontek pada saat ujian

KESIMPULAN :

 Persepsi dosen akuntansi melalui tahap-tahap perkembangan moral


prakonvensional, konvensional dan pasca konvensional dalam memahami praktik-
praktik kecurangan akadameik baik terhadap dosen maupun mahasiswa yang
sudah memiliki persepsi yang baik sesuai kode etik profesi dosen, parmendikna
No. 17 Tahun 2010 ditinjau menurut publikasi Arizuna state university integrity
mengenai menyontek pada saat ujian dengan melakukan kerjasama yang salah
dalam bentuk apapun untuk mendapatkan keuntungan maka tindakan tersebut
tergolong kecurangan akademik dan harus mendapat sanksi tegas agar timbul efek
jera bagi pelaku.
 Kecurangan dalam dunia akademik terjadi karena kurangnya etika moral dan
hanya berfokus pada hasil dibandingkan proses.
 Susah untuk menghentikan plagiarisme, karena apapun hukuman baik ringan
maupun berat tidak mampu memberikan efek jera. Jadi, dapat diasumsikan bahwa
kecenderungan plagiarisme adalah sifat dari diri pribadi.

MASUKKAN :

 Seharusnya para tenaga pendidik memberikan pemahaman dan pengarahan


mengenai kategori-kategori kecurangan akademik kepada mahasiswanya saat
pengenalan mahasiswa baru sebelu proses belajar-mengajar dimuali dan
seharusnya sanksi apapun tindak kecurangan akademik harus tegas sehingga ada
efek jera yang dirasakan pelaku.
 Mahasiswa diharapkan untuk meningkatkan moral, agar dapa menghindari
plagiarism di wilayah kampus maupun dikehidupan sehari-hari.
 Tenaga pendidik seharusnya membuat sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi
apakah terdapat plagiarism atau tidak, agar dapat mengetahui apakah mahasiswa
tersebut melakukan kecurangan atau tidak.
 Mahasiswa diharuskan untuk dilatih di bidang soft skill maupun hard skill
semakin ahli mahasiswa di bidang tersebut, maka akan lebih mudah terhindar dari
plagiarism

Anda mungkin juga menyukai