Anda di halaman 1dari 35

AKUNTANSI

SEWA
Presented By :
Syafira Nurul Cholisa
(5552180139)
Nanda Febiana (5552180149)
Morlia Hindriani (5552180156)
KERANGKA BAB
Karakteristik Sewa Akuntansi Sewa untuk
Lessee

Perkembangan Sewa Pembiayaan

Jenis-Jenis Sewa
Sewa Operasi

Kriteria Sewa
Pembiayaan
1
Karakteristik Sewa
.
Dan Jenis-Jenis
Sewa
Karakteristik Sewa

Sewa adalah perjanjian antara lesse


(penyewa) dengan lessor (pemberi sewa) di
mana lesse diberikan hak oleh lessor untuk
menggunakan aset milik lessor pada periode
yang telah disepakati.

Keunggulan
Sewa Tingkat Keuntung
bunga Fleksibe an pajak
tetap l

Pendana Perlindun Bung Pembiay


an 100% gan a aan off-
terhadap lebih balance
keusanga renda sheet
Perkembangan Sewa di Indonesia

 Pada tahun 1974 sewa (leasing) mulai berkembang di Indonesia.


 Pada tahun 1988 Pemerintah membuka luas kegiatan industri
pembiayaan (leasing, anjak piutang, pembiayaan konsumen, modal
ventura, dan kartu kredit).
 Pada tahun 2013 piutang pembiayaan melalui sewa (leasing)
menempati posisi kedua (33%) setelah pembiayaan konsumen
(64%).
 Pada tahun 2014 nilai piutang leasing diperkirakan terus mengalami
peningkatan.
Jenis – Jenis Sewa
Perlu diingat bahwa
Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011) Sewa, sewa dibedakan pengalihan risiko dan
menjadi 2 jenis, yaitu: manfaat tidak harus
1. Sewa Operasi (Operating Lease); dalam bentuk
2. Sewa Pembiayaan (Finance Lease). pengalihan
kepemilikan,
Pada sewa pembiayaan terjadi pengalihan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
suatu aset. Namun, tidak terjadi pengalihan risiko dan S
manfaat padaSewa
Perjanjian sewa operasi.
e
w
a
Tidak Tidak Tidak Tidak
Masa Sewa Aset Sewaan
Pengalihan Opsi Pembelian Mencakup Umur
Pembayaran
Minimum Bersifat Spesifik
O
Tidak
Kepemilikan Ekonomik Mendekati Nilai p
Wajar Aset
e
r
Ya Ya Ya Ya Ya a
Sewa Pembiayaan s
i
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan
kepemilikan kepada lesse pada akhir masa
sewa.
2. Lesse memiliki opsi untuk membeli aset pada
harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat Kriteria Pembiayaan Sewa
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Indikator lain juga mungkin ada pada sewa pembiayaan yang
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur mencakup salah satu atau beberapa situasi berikut.
ekonomis aset meskipun hak milik tidak  sewa pada dasarnya tidak dapat dibatalkan. Jika lesse dapat
dialihkan. membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembatalan ditanggung oleh lessee.
pembayaran sewa minimum secara substansial  Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar atas residu
mendekati nilai wajar aset sewaan. dibebankan kepada lessee.
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lesse  Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
yang dapat menggunakannya tanpa perlu periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih
modifikasi secara material. rendah dari nilai pasar rental.
Contoh 20.1 Transaksi yang mengandung
Sewa
PT. A mengadakan kontrak pembelian BBM yang dihasilkan oleh kilang
milih PT. B. Kilang tersebut dibangun oleh PT. B khusus untuk
menghasilkan BBM dalam rangka kontrak dengan PT. A harga pembelian
BBM yang dibayar oleh PT. A jauh diatas harga pasar yang berlaku. PT. B
harus memenuhi permintaan BBM dari PT. A dan tidak boleh memasok
BBM tersebut dari kilang lain selain kilang yang di maksud dalam
kontrak. PT. B juga tidak dapat menjual BBM dari kilang tersebut kepada
pihak lain. Pada akhir tahun ke-20, kilang akan diserahkan kepada PT. A
Sepintas perjanjian diatas adalah kontrak jual-beli biasa. Namun menurut
ISAK 8 perjanjian tersebut sebenarnya mengandung sewa karena :

1. Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau


aset-aset tertentu. PT. B hanya dapat memasok BBM dari kilang tertentu
yang dimaksudkan dalam kontrak dan tidak menggunakan kilang lain.

2. Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset


tertentu. Pada dasarnya PT. A memiliki hak menggunakan kilang tersebut
walaupun dioperasikan oleh PT. B selama maksa kontrak, karena PT. A
memiliki kendali atas pengoprasian kilang dalam bentuk menentukan
jumlah produksi. Pengendalian juga terjadi ketika PT. B tidak diperkenankan
menjual BBM dari kilang tersebut kepada pihak lain
Selain itu, kondisi – kondisi lain atau tambahan yang
terdapat dalam perjanjian sewa juga harus diperhatikan
karena dapat berpengaruh terhadap susbtansi dari
perjanjian sewa. Untuk itu kita harus memahami
terminologi yang ada didalam PSAK 30 (Revisi 2011) :
Sewa yang tidak dapat . Pembayaran sewa minumum
dibatalkan

Awal sewa Rental kontinjen

Umur manfaat

Awal masa sewa Nilai residu yang dijamin

Masa sewa Umur ekonomis


AKUNTANSI SEWA UNTUK LESSSE
Sewa Pembiayaan
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Pengakuan Aset dan Liabilitas
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan
liabilitas diawal masa sewa sebesar nilai terendah
antara nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa minimum. Nilai aset dan
liabilitas tersebut di akui pada nilai yang sama,
kecuali jika terdapat uang muka atau sewa, maka
liabilitas diakui setelah di kurangi uang muka. Sebagai
contoh, jika nilai wajar aset adalah Rp100.000.000
dan nilai kini pembayaran sewa minimum adalah
Rp97.000.000, maka jurnal yang di catat lessee pada
awal masa sewa adalah sebagai berikut :
Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 97.000.000

• Jika nilai wajar aset adalah Rp97.000.000 dan lessee sudab membayar
uang muka sebesar Rp10.000.000, maka jurnalnya sebagai berikut :

Aset Sewa Pembiayaan 97.000.000


• .
Uang Muka Sewa 10.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan 87.000.000
BIAYA LANGSUNG AWAL
Biaya langsung awal adalah biaya biaya inkremental yang dapat
didistribusikan secara dengan negosiasi dan pengaturan sewa.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee dalam sewa
TINGKAT DISKONTO pembiayaan ditambahkan kedalam jumlah yang diakui sebagai
aset.
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung
menggunakan implisit. Jika lessee tidak mengetahui atau tidak
praktis menghitung bunga implisit maka di gunakan bunga
inkremental.

NILAI RESIDU
Nilai Residu
Aset sewaan bisanya memiliki nilai residu. Nilai residu tersebut
ada yang di jamin ada yang tidak dijamin. Apabila nilai residu
dijamin oleh lessee mengakuin kerugian dan harus membayar
kepada lessor sebesar selisih nilai wajar atas nilai dijamin
tersebut. Jika sebaliknya maka lessee mengakui keuntungan
apabila terdapat kesepakatan atas pembagian keuntungan
tersebut.
Pengukuran Setelah NILAI
Pengakuan Awal R ES I D U
Pemisahan antara Beban
Keuangan dan Pelunasan jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin, maka
beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee , etelah
Pokok memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.
Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin adalah sebaliknya

Setelah mengakui aset dan liabilitas, setelah lessee


membahar sewa minimum secara periodik kepada lessor.
Jumlah pembayaran sewa tersebut ditentukan oleh
lessor setelah memperhitungkan imbal hasil
( pendapatan bunga ) bagi lessor.
PENYUSUTAN
Dengan diakuinya aset sewaan oleh lessee, maka lessor juga
akan memberhentikan atas aset tersebut. Selanjutnya lessee
akan menyusutkan aset tersebut seperti halnya penyusutan
pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 16 (revisi 2011).
Contoh 20.2
Sewa Pembiayaan bagi lessee tanpa Nilai Residu

Pada tanggal 1 jan 2015, PT. lessee menandatangani


kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT.
Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar
Rp150.000.000, tanpa ninalo residu. PT Lessee mulai
menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari
2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke
tahunan awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar
Rp41.933.445. PT Lessee membayar langsung awal
sebesar Rp10.000.000. Diluar pembayaran sewa. Tingkat
bunga implist yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (dik
oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental
bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umir ekonomik
mesin diestimasi 5 tahun. Metode penyusutan yang
digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melalulan analisis atas jenis
sewa, yaitu sebagai berikut.

1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan asec


kepada lessee pada akhir masa sewa. Kriteria ini tisak terpenuhi
karena asec dikembalikan ke FT Lessor pada akhir masa sewa.

2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada ainggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
akan dilaksanakan. Kriteria ini juga ridak tecpenubi karena tidak ada
opsi uncuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam
perjanjian sewa.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur
ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan.
Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun)
meliputi sebagian besar umur ekonomis aset
sewaan (5 tahun).

4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran


sewa minimum secara substansial mendekati nilai
wajar asec sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan
perhitungan sebagai berikut

Pembayaran sewa minimum Rp 41.933.444


Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4, i=8%) 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minumum Rp
150.000.000
Nilai wajar aset Rp. 150.000.000
5 Aset sewaan bersifat khusus dan hanya
lessee yangdapat menggunakannya tanpa
perlu modifikasi secara material Kriteria ini
tidak terpenuhi karena tidak terdapat
informasi terkait.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa


jenis sewa adalah sewa pembiayaan, sehingga PT Lessee
mengakui aset dan liabilitas terkait di awal masa sewa
dengan jurnal sebagai berikut.

2 januari 2015 Aset sewa pembiayaan 160.000.000


Liabilitas sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Tanpa Nilai Residu

Penerimaan Pendapatan Bunga Pengurangan


Tanggal Piutang Sewa
Sewa (8%) Pokok Piutang

2/1/15 150.000.000
2/1/15 41.933.445 - 41.933.445 108.000.000
2/1/16 41.933.445 8.644.324 34.288.121 74.778.000
2/1/17 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.927.264
2/1/18 41.933.445 3.106.181 38.927.264 0
Pada tabel 20.1 dapat dilihat bahwa untuk tanggal 2 Januari
2015 asa dua baris karena pembayaran sewa pertama dilakukan
langsung diawal masa sewa, sehingga seluruh pembayaran
merupakan pelunasan pokok. Beban bunga dihitung dari 8%
dikali liabilitas sewa pada tgl pembayaran sebelumnya, sehingga
tidak ada beban bunga yang diakui tgl 2/1/2015 perlu
diperhatikan bahwa beban bunga belum terjadi jika waktu
belum berjalan dari awal masa sewa. Pengurangan pokok
liabilitas diperoleh dari selisih antara pembayaran sewa dengan
beban bunga atas pembayaran tersebut PT Lessee mencatat
jurnal sbb :

2/1/2015 Liabilitas Sewa Pembayaran 41.933.445


Kas 41.933.445
Pada akhir tahun 2015, PT Lessee mencatat penyusutan atas aset
sewaan sebesar Rp40.000.000 (160.000.000/4 thn). Aset disudutkan
selama 4thn bukan 5thn karena PT Lessee mengembalikan aset ke PT
Lessor pada akhir masa sewa. Jurnalnha adala

31/12/2015 Beban penyusutan 40.000.000


Akumulasi penyusutan 40.000.000

Pembayaran sewa berikutnya adalah 2/1/2016. Namun, sesuai prinsip


akrual pada akhir tahun2010 PT Lesse harus mengakui beban bunga
terkait jumlah yang akan dibayar pada awal tahun 2011 (Rp8.645,39)
dengan jurnal sbb :

31/12/2015 Beban Penyusutan 8.645.324


Utang bunga 8.645.324
Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessee tinggal
menghapus utang bunga uang diakui lada akhir tahun lalu. Jurnal sbb :

2/1/2016 Aset sewa pembiayaan. 33.288.121


Utang 8.645.324
Kas. 41.933.445

Pada akhir masa sewa, PT Lesse mengembalikan aset sewaan kepada PT


Lessor dan menghentikan pengankuannya sbb :

31/12/2018 Akumulasi penyusutan 160.000.000


Aset sewa pembiayaan 160.000.000
Pada saat pembayaran tanggal 2 Januari 2016, PT Lessee tinggal menghapus utang bunga uang
diakui lada akhir tahun lalu. Jurnal sbb :

2/1/2016 Aset sewa pembiayaan. 33.288.121


Utang 8.645.324
Kas. 41.933.445

Pada akhir masa sewa, PT Lesse mengembalikan aset sewaan kepada PT Lessor dan menghentikan
pengankuannya sbb :
31/12/2018 Akumulasi penyusutan 160.000.000
Aset sewa pembiayaan 160.000.000
2
Akuntansi Sewa
Untuk.Lessee
Contoh 20.3
Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan Nilai Residu

Soal
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dengan PT Lessor.

Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp150.000.000, dengan nilai residu Rp30.000.000. PT Lessee mulai

menggunakan mesin tersebut pada tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan kepada PT

Lessor yaitu tangal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara tahunan tiap awal

periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp35.768.978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8%

(diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessor adalah sebesar 10%. Umur ekonomis

diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
Diketahui :
• n = 4 Tahun
• Nilai wajar aset = Rp150.000.000
• Nilai residu = Rp30.000.000
• Harga sewa = Rp35.768.978
• Tingkat bunga implisit = 8%
• Tingkat bunga inkremental = 10%
• Umur ekonomis aset = 5 Tahun
• Dimulai = 2 Januari 2015
• Diakhiri (Pengembalian Aset) = 31 Desember
2018

Ditanya :
 Analisis jenis sewa
 Buat ayat jurnal

ANSWER?
ANALISIS JENIS SEWA
(Lihat modul hal. 326)
1) Aset dikembalikan kepada PT Lessor pada akhir masa sewa
2) Tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessor dalam perjanjian sewa
3) Masa sewa mencakup sebagian umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialaihkan
4) Nilai kini dari jumlah dari pembayaran sewa minimum secara substansial medekati nilai wajar aset sewaan. Berikut
perhitungan Nilai Kini Pembayaran Sewa Minimum :
Pembayaran sewa Rp 35.768.978
Faktor nilai kini anuitas due of l (n=4, i=8%) 3,5770969 x
Nilai kini pembayaran sewa Rp127.949.194
Nilai residu yang dijamin Rp 30.000.000
Faktor nilai kini (n=4, i=8%) 0,7350298 x
Nilai kini residu yang dijamin Rp 22.050.894
Jumlah Nilai Kini Pembayaran Sewa Minimum Rp150.000.000

Nilai Wajar Aset Rp150.000.000

Perhitungan di atas memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena nilai kini pembayaran sewa minimum sama dengan nilai wajar
Jika nilai residu tidak dijamin oleh PT Lessee,maka nilai kini dari
jumlah pembayaran sewa minimum adalah sebagai berikut :

Pembayaran sewa Rp 35.768.978


Faktor nilai kini anuitas due of l (n=4, i=8%) 3,5770969 x
Nilai kini pembayaran sewa Rp 127.949.104
Nilai residu yang dijamin Rp 00
Faktor nilai kini (n=4, i=8%) 0,7350298 x
Nilai kini residu yang dijamin Rp 00
Jumlah Nilai Kini Pembayaran Sewa Minimum
Rp127.949.104

Nilai Wajar Aset Rp150.000.000

Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum masih mendekati nilai


wajarnya sehingga memenuhi kriteria sewa pembiayaan.
Tabel 20.2 Amortisasi Bagi PT Lessee ⸺ Nilai Residu Dijamin
Tanggal Pembiayaan Pendapatan Bunga Pengurangan Piutang Usaha
Sewa (8%) Pokok Piutang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 35.768.978 - 35.768.978 114.231.022* * 150.000.000-35.768.978
2/1/16 35.768.978 9.138.482** 26.630.496*** 87.600.526 ** 114.231.022 x 8%
2/1/17 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.590 *** 35.768.978 - 9.138.482
2/1/18 35.768.978 4.707.167 31.061.811 27.777.779
31/12/18 30.000.000 2.222.222 27.777.779 0

Tabel 20.3 Amortisasi Bagi PT Lessee ⸺ Nilai Residu Tidak Dijamin


Pembiayaan Pendapatan Bunga Pengurangan
Tanggal Sewa (8%) Pokok Piutang Piutang Usaha
2/1/15 127.949.104
* 127.949.104 – 35.768.978 2/1/15 35.768.978 - 35.768.978 92.180.126
** 92.180.126 x 8% 2/1/16 35.768.978 7.374.410 28.394.568 63.785.558
*** 35.768.978 – 7.374.410 2/1/17 35.768.978 5.102.845 30.666.133 33.119.425
2/1/18 35.768.978 2.649.554 33.119.424 0
31/12/18 35.768.978 - - -
AYAT JURNAL Tabel 20.4 Perbandingan Jurnal Bagi PT Lessee antara
Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin
Tanggal Jurnal Nilai Residu Dijamin Nilai residu Tidak Dijamin
2/1/15 Aset sewa pembiayaan 150.000.000 127.949.104
Liabilitas sewa pembiayan 150.000.000 127.949.104
Liabilitas sewa pembiayaan 35.768.978 35.768.978
Kas 35.768.978 35.678.978

31/12/15 Beban penyusutan 30.000.000* 31.987.276**


Akumulasi penyusutan 30.000.000 31.987.276
Beban bunga 9.138.482 7.374.410
Utang bunga 9.138.482 7.374.410

2/1/16 Liabilitas sewa pembiayaan 26.630.497 28.394.568


Utang bunga 9.138.482 7.374.410
Kas 35.768.978 35.768.978
31/12/18 Liabilitas sewa pembiayaan 27.777.779 127.949.104
Beban bunga 2.222.222 150.000.000
Akumulasi Penyusutan 120.000.000
Aset sewa pembiayaan 150.000.000

* (150.000.000-30.000.000)/4
** 127.949.104/4
Jurnal pada Tabel 20.4 mengasumsikan nilai wajar aset ada akhir masa sewa sama dengan nilai residu yang dijamin
yaitu Rp30.000.000. Jika nilai wajar aset pada akhir masa sewa hanya Rp20.000.000, maka PT Lessee harus
membayar sejumlah Rp10.000.000 pada saat mengembalikan aset tersebut, dengan jurnal sebagai berikut:

31/12/18 Liabilitas sewa pembiayaan 27.777.778


Beban bunga 2.222.222
Kerugian 10.000.000
Akumulasi penyusutan 120.000.000
Aset sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000

Jika niai wajar aset lebih besar dari nilai residu yang dijamin, maka PT Lessee
akan mengakui keuntungan sebesar jumlah kas yang diterima dari PT Lessor
(jika perjanjian sewa menyatakan demikian)
OPSI PEMBELIAN

Lessor memberikan opsi untuk membeli aset sewaan pada harga yang relatif lebih rendah dari nilai wajar pada akhir masa sewa.

Perlakuan akuntansinya sama dengan nilai residu yang dijamin.

Nilai opsi pembelian akan diperhitungkan oleh Lessee sama halnya nilai residu yang dijamin dalam nilai kini pembayaran minimum.

Perbedaan perhitungan, pada penyusutan aset. Pada opsi pembelian, aset sewaan disusutkan selama umur manfaat.
Pengakuan Beban
Lessee mengakui beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama
masa sewa. Mengacu pada Contoh 20.2, jika sewa dikategorikan sebagai sewa operasi,
maka PT Lessee membuat jurnal pada tiap tanggal pembayaran sewa sebagai berikut

Beban Sewa
Kas
41.933.445
41.933.445
SEWA

Pengukuran Beban
Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang dilakukan
oleh Lessee. Namun, terkadang Lessee mendapatkan insentif tertentu dari lessor agar
OPERASI bersedia melaksanakan perjajian sewa. Insentif berupa pembayaran tunai di muka
kepada lessee atau potongan pembayaran sewa. Jika lessee mendapatkan insentif
seperti itu, maka lessee mengakui manfaat agregat dari insentif sebagai pengurang
beban rental selama masa sewa (ISAK 23 : Sewa Operasi⸺Insentif).
Sebagai ilustrasi, pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4 tahun
kepada PT Lessor dengan pembayaran sewa Rp10.000.000 perbulan. Sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi. PT Lessor membebaskan PT Lessee atas
pembayaran sewa selama 6 bulan pertama, sehingga PT Lessee mengakui dan
membayar beban sewa pada tahun 2015 sebesar Rp60.000.000 sekalipun gedung telah
digunakan selama 1 tahun. Berdasarkan ISAK 23 PT Lessee mengakui beban sewa
tahun 2015 sebesar Rp105.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut :
CONTOH 20.4
Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp10.000.000 x 42 bulan*) Rp420.000.000
Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulan SEWA
Beban sewa perbulan (Rp420.000.000/48 bulan) Rp 8.750.000
Beban sewa pertahun berdasarkan ISAK 23 (Rp8.750.000 x 12 bulan) Rp105.000.000 OPERASI
Berdasarkan perhitungan di atas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih tinggi INSENTIF
(Rp60.000.000 dikoreksi menjadi Rp105.000.000), namun pada tahun-tahun
selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp120.000.000 menjadi Rp105.000.000).

* Masa sewa 4 Tahun (48 bulan) dikurangi pembebasan 6 bulan


Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai