Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

AKUNTANSI KLIRING
By:
NUR ASNI , SE., M.Si
Akuntansi Kliring

Dalam menjalankan
fungsinya, bank komersial Kliring merupakan sarana
menggunakan sarana kliring atau cara perhitungan hutang-
untuk memudahkan sarana piutang dalam bnetuk surat-
transaksi antarbank. surat berharga atau surat
Transaksi antarbank dagang dari suatu bank
tersebut menggunakan alat peserta yang diselenggarakan
baar berupa cek, bilyet giro, oleh Bank Indonesia atau
dan surat dagang lainnya pihak lain yang ditunjuk.
yang lazim diterima oleh
bank.

Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan


secara manual tetapi juga secara otomatis maupun
elektronik.
Oleh karena itu kliring didefinisikan juga sebagai
pertukaran wakat atau data keuangan elektronik
antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
A. Sistem Kliring

a. Sistem Manual, yaitu c.Sistem otomatis, yaitu


sistem penyelenggaraan penyelenggaraan kliring lokal yang
kliring lokal yang dalam dalam pelaksanaan perhitungan,
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan
pembuatan bilyet saldo pemilihan wakat dilakukan oleh
kliring, serta pemilahan penyelenggara secara otomatis.
warkat dilakukan secara d. Sistem elektronik, yaitu
manual oleh setiap peserta penyelenggaraan kliring lokal secara
b. Sistem semi otomatis, elektronik yang selanjutnya disebut
yaitu sistem kliring elektronik adalah
penyelenggaraan kliring penyelenggaraan kliring lokal yang
lokal yang dalam dalam pelaksanaan perhitungan dan
pelaksanaan perhitungan pembuatan bilyet saldo kliring
dan pembuatan bilyet saldo didasarkan pada Data Keuangan
kliring dilakukan secara Elektronik yang selanjutnya disebut
otomatis, sedangkan DKE disertai dengan penyampaian
pemilahan wakat dilakukan warkat peserta kepada
secara manual oleh setiap penyelenggara untuk diteruskan
peserta. kepada peserta penerima.
B. Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia


yang terdaftar pada penyelenggara untuk
mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan
menjadi:

1. Peserta Langsung

Peserta langsung adalah peserta yang turut


serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya
sendiri.
Peserta langsung dapat terdiri dari kantor
pusat, kantor cabang, dana kantor cabang
pembantu yang tidak berada dalam wilayah
kliring dengan kantor induknya.
Untuk menjadi peserta langsung harus
memenuhi syarat:
CONT

a. Kantor bank yang dapat


menjadi peserta langsung
adalah:
Kantor cabang yan telah
memperoleh izin pembukaan b. Kantor bank mempunyai
kantor dari Bank Indonesia kantor lain yang memiliki
Kantor cabang pembantu dari rekening giro di salah satu
bank yang kantor pusatnya kantor Bank Indonesia
berkedudukan di luar negeri, c. Lokasi kantor bank
yang telah memperoleh izin memungkinkan bank
pembukaan kantor dari Bank tersebut untuk mengikuti
Indonesia kliring secara tertib sesuai
Kantor cabang pembantu dari jadwal kliring lokal yang
bank yang kantor pusatnya ditetapkan. Dalam hal ini
berkedudukan di dalam negeri yang perlu dipertimbangkan
yang telah memperoleh izin adalah waktu tempuh dari
dari bank Indonesia untuk lokasi kantor bank ke
beroperasi di wilaah kliring lokasi penyelenggara
yang berbeda dari kantor maksimal 45 (empat puluh
cabang induknya. lima) menit.
CONT

2. Peserta Tidak Langsung

Peserta tidak langsung adalah peserta


yang turut serta dalam pelaksanaan
kliring melalui dan menggunakan
identitas peserta langsung yang menjadi
induknya yang merupakan bank yang
sama.
Peserta tidak langsung bisa terdiri dari
kantor pusat, kantor cabang dan kantor
cabang pembantu.
Untuk menjadi peserta tidak langsung
harus memuhi persyaratan:
CONT

a. Kantor bank yang


Kantor cabang
dapat menjadi peserta
pembantu dari kantor
tidak langsung adalah:
pusatnya berkedudukan
Kantor cabang yang
di dalam negeri yang
telah memperoleh izin
telah dilaporkan
pembukaan kantor dari
kepada Bank Indonesia.
Bank Indonesia
b. Kantor bank
Kantor Cabang
sebagaimana dimaksud
Pembantu dari bank
pada huruf a menginduk
yang kantor pusatnya
kepada kantor lain yang
berkedudukan di luar
merupakan bank yang
negeri yang telah
sama yang telah menjadi
memperoleh izin
peserta langsung di
pembukaan kantor dari
wilayah kliring yang sama.
Bank Indonesia
C. Warkat dan Dokumen Kliring

a. Warkat

Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang


diperhitungkan asat beban atau untuk untung rekening
nasabah atau bank melalui kliring.
Wakat yang dapat diperhitungkan dalam kliring
otomatis adalah:

1. Cek
2. Bilyet Giro
Cek adalah cek
Bilyet Giro adalah surat
sebagaimana diatur dalam
perintah dari nasabah kepada
Kitab Undang-Undang
bank penyimpan dana untuk
Hukum Dagang (KUHD)
memindahbukukan sejumlah
termasuk cek dividen, cek
dana dari rekening yang
perjalanan, cek
bersangkutan kepada rekening
cinderamata dan jenis cek
pemegang yang disebutkan
lainnya yang penggunaannya
namanya, termasuk Bilyet Giro
dalam kliring disetujui oleh
Bank Indonesia (BGBI).
Bank Indonesia.
CONT

4. Surat Bukti Penerimaan


3.Wesel Bank Untuk Transfer Transfer (SBPT)
(WBUT) Surat bukti penerimaan
Wesel bank untuk transfer, transfer adalah surat bukti
adalah wesel sebagaimana penerimaan transfer dari luar
diatur dalam KUHD yang kota yang dapat ditagihkan
diterbitkan oleh bank khusus kapada bank peserta
untuk sarana transfer. penerima dana transfer
melalui kliring lokal.

5. Nota Debet
Nota debet adalah warkat yang 6. Nota Kredit
digunakan untuk menagih dana pada Nota kredit adalah warkat
bank lain untuk untung bank atau yang digunakan untuk
nasabah bank yang menyampaikan menyampaikan dana pada
warkat tersebut. Nota debet yang bank lain untuk untung bank
dikliringkan hendaknya telah atau nasabah bank yang
diperjanjiakn dan dikonfirmasikan menerima warkat tersebut.
terlebih dahulu oleh bank yang
menyampaikan nota debet kepada bank
yang akan menerima nota debet
tersebut.
CONT

b. Dokumen Kliring

Dokumen kliring merupakan dokumen yang


berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring di tempat penyelenggara.
Dokumen kliring yang digunakan dalam
penyelenggaraan kliring lokal dalam sistem
manual berupa daftar warkat kliring penyerahan
(pengambilan) yang berfungsi sebagai bukti
penyerahan (pengembalian) warkat baik pada
kliring penyerahan maupun kliring pengambilan.
Daftar warkat kliring penyerahan/pengambilan
ini disediakan oleh masing-masing peserta.
CONT
c. Formulir Kliring

Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan


kliring lokal dengan sistem manual meliputi:

Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan


formulir ini disediakan oleh penyelenggara dan digunakan
oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca
kliring penyerahan (pengembalian) dari seluruh peserta.
Neraca klirinng penyerahan/pengembalian. Formulir ini
disediakan oleh peserta dan digunakan oleh peserta untuk
menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian atas
dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian
Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh
peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun
bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan
dan neraca kliring pengembalian.
D. Tata Cara penyelenggaraan Kliring
Lokal Manual

Penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap


yaitu kliring penyerahan dan kliring pengembalian
yang merupakan satu kesatuan siklus kliring.
Peserta wajib mengikuti kedua kegiatan tersebut
sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan mengirim wakil peserta
walaupun peserta yang bersangkutan tidak
mempunyai warkat yang akan dikliringkan oleh
kedua tahap kliring tersebut.
Kliring Penyerahan
Langkah penyerahan Kliring
Warkat-warkat dikelompokkan sesuai peserta. Warkat-warkat tersebut dapat
dikelompokkan pada:
Warkat kiliring yang diserahkan masing- masing peserta;
Nota debet keluar; yaitu warkat yang disetorkan nasabah suatu bank untuk rekening nasabah
tersebut
Nota kredit keluar; warkat pembebanan ke rekenaning nasabah nasabah yang menyetorkan
untuk keuntungan nasabah bank lain.
Warkat kliring yang diterima dari peserta lain;
Nota debet masuk; warkat yang diserahkan peserta lain atas beban nasabah yang menerima
warkat.
Nota kredit masuk; warkat yang diserhkan peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang
menerima.
Nilai nominal Warkat debet dan kredit dirinci dalam suatu daftar
Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam kliring dijumlahkan
Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangi oleh wakil peserta.
Bila erjadi silang pendapat mengenai dapat tidaknya suatu warkat diperhitungkan
dalam kliring, maka keputusan akhir diserahkan pada penyeleggara
Penyusunan neraca kliring dgan tanda tangan dan nama jelas peserta.
Wakil peserta kliring kembali ke bank masing-masing untuk menentukan layak
tidaknya warkat-warkat yang diterima dari peseta lain untuk diselesaikan.
Kliring Retur
Setelah dikembalikan, warkat kemudian dikelompokkan
menurut peserta dan dicatat dalam daftar kliring retur
lengkap yang diserahkan kepada wakil peserta.
Setelah dilakukan serah terima warkat dalam kliring retur, lalu
disusun neraca kliring retur
Penyelenggara selanjutnya menyusun neraca gabungan
peserta. Berdasar neraca kliring penyerahan dan kliring retur
dibuat bilyet giro kliring yang memuat saldo akhir kliring.
Apabila penjumlahan hak penerimaan lebih besar daripada
penjumlahan kewajiban pembayaran, maka bank tersebut
meneng kliring, dan sebaliknya.
Jika sebuah bank tidak memiliki dana likuid, ia akan mencari
pinjaman dari bank lain.
E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan
Hasil Kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal


pelimpahan hasil kliring ditetapkan oleh penyelenggara
dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi.
Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang
waktu bagi wakil peserta diperkenankan untuk hadir dan
mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan
kliring penyerahan/pengembalian.

Sebagai contoh:
a. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul
10.30 s/d 11.00
b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul
13.00 s/d 13.30. hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses
pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir
kehadiran wakil peserta pukul 13.30
CONT

Jenis Biaya Kliring

Mengingat dalam penyelenggraaan


kliring lokal baik secara elektronik,
otomatis maupun semi otomatis Biaya kliring ini menjadi
peserta dikenakan biaya oleh beban peserta kliring yang
penyelenggara, maka untuk melakukan kliring saat itu.
mendukung kelancaran pelaksanaan Secara umum biaya kliring
kliring, peserta dapat mengenakan terdiri dari biaya
biaya yang wajar kepada nasabah. administrasi, biaya proses
warkat kliring.
Biaya-biaya ini akan
dikreditkan oleh Bank
Peserta wajib mengumumkan Indonesia dari rekening
besarnya biaya kliring yang giro BI yang dimiliki oleh
ditetapkan oleh Bank Indonesia serta peserta kliring.
besarnya biaya kliring yang
dibebankan oleh peserta kepada
nasabahnya.
4 macam nota atau warkat dalam kliring
Warkat debet keluar : merupakan warkat yang disetorkan nasabah
untuk keuntungan rekeningnya. Bank penarik akan mendebit rekening
giro pada BI. (Bagi Bank BCA cek giro yang diterima Rahmat
nasabahnya, dianggap sebagai Warkat debet keluar, karena bank BCA
akan mendebet rekening giro pada BI dan mengkredit giro Adi)
Warkat debet masuk : merupakan warkat yg diterima oleh bank atas
cek sendiri yg telah ditarik oleh nasabahnya. Bank ini akan mengkredit
rekening giro pada BI. (Bagi bank Mega, setelah menerima tagihan
untuk mencairkan cek dari Bank BCA, warkat yg diterimanya dianggap
sbg warkat debet masuk, krn Bank Mega akan mendebet rek Adi dan
mengkredit rekening giro pada BI)

7/8/2017 20
Warkat kredit keluar : merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk
disetorkan kepada nasabah dari bank lain. Disini akan tercipta hubungan
giro. Bank yang menyerahkan warkat kepada bank lain akan mengkredit
rekening pada BI. (Adi menghendaki agar Bank Mega menyetorkan cek
giro untuk keuntungan Rahmat nasabah bank BCA- dianggap oleh Bank
Mega sebagai warkat kredit keluar, karena akan mengkredit rek.giro
pada BI dan mendebit rek giro Adi).
Warkat kredit masuk, merupakan warkat yg diterima oleh suatu bank
untuk keuntungan nasabah bank tsb. Disini bank penerima warkat ini akan
mendebet rek giro pada BI. (Bagi Bank BCA yang menerima cek untuk
keuntungan rek giro Rahmat, warkat tsb adalah warkat kredit masuk,
karena akan mengkredit rek giro Rahmat dan mendebet rek giro pada BI.

7/8/2017 21
Pertemuan kliring

Hubungan warkat debet keluar-masuk :


1. Warkat debet 2. Warkat debet
keluar masuk

Giro BI Giro nasabah Giro BI Giro nasabah

Debet Kredit Debet Kredit


(+) (+) (-) (-)

7/8/2017 22
Hubungan warkat kredit keluar-masuk :
1. Warkat kredit 2. Warkat kredit
keluar masuk

Giro BI Giro nasabah Giro BI Giro nasabah

Debet Kredit Debet Kredit


(-) (-) (+) (+)

7/8/2017 23
PROSEDUR AKUNTANSI KLIRING

Warkat debet Warkat debet Warkat debet Warkat debet


Dr nasabah Dr nasabah Dr nasabah Dr nasabah

Buku harian Buku harian Buku harian Buku harian

Daftar kliring Daftar kliring


harian harian

Rekap Rekap
pengeluaran pengeluaran

Neraca kliring Neraca kliring


7/8/2017 Saldo D-7134
LILI SYAFITRI bilyet 24
keluar kliring masuk
Pembukuan Transaksi Kliring
Pada saat Bank BCA menerima warkat kliring dari Bank Mega, ke dua bank
akan mencatat transaksi kliring tersebut sbb :

Pada Bank BCA-Plg


Pada saat terima warkat dari Tn. Adi untuk disetorkan bagi
keuntungan rekening giro Rahmat dibukukan sbb:
Kliring Rp.30 jt
Giro rek Rahmat Rp.30 jt

Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring ke dua


akan dinihilkan rekening kliring.
Bank Indonesia giro Rp.30 jt
Kliring Rp.30 jt
Ayat jurnal ini biasanya dilakukan pada akhir hari kliring

7/8/2017 25
Pada Bank Mega Plg
Pada saat menerima warkat nasabahnya
sendiri (warkat giro Adi), Bank Mega akan
membebankan rek giro Adi dengan jurnal
sbb :
Giro - rek Adi Rp.30 jt
BI giro Rp.30 jt
Bank Mega dapat langsung mengkredit rek
giro pada BI, karena cek tsb adalah cek dari
nasabahnya sendiri.

7/8/2017 26
Sifat rekening kliring hampir sama dengan rekening bersyarat (contingent
account) yg hrs dibukukan, karena memiliki nilai moneter yang cukup
material mengingat transaksi giral dalam suatu bank cukup besar.

Rekening sementara ini tidak dimasukkan ke dalam rek administrative,


karena sifatnya yang akan mengakibatkan hutang piutang.
Contoh : Murni, seorang nasabah Bank Mega Plg, menyerahkan giro
senilai Rp.50 jt kepada bank untuk diserahkan kepada Irfan, salah
seorang nasabah Bank Danamon Plg
Bank Mega Plg
Giro rek Murni Rp.50 jt
BI rek giro Rp.50 jt
Bank Danamon Plg
BI giro Rp.50 jt
Giro rek Irfan Rp.50 jt

7/8/2017 27
NERACA KLIRING
Apabila penjumlahan debet neraca lebih besar
dari penjumlahan kredit, berarti bank ybs
menang kliring, artinya, besarnya hasil
penagihan lebih besar daripada besarnya
kewajiban kepada bank lain.

7/8/2017 28
Bank Mega membuat neraca kliring, akan dapat
diketahui kekalahan kliringnya sbb :

PT.Bank Mega
Neraca kliring

Kalah kliringRp.80 jt Warkat debet masukRp.30 jt


Warkat debet keluarRp.50 jt
KeseimbanganRp.80 jt KeseimbanganRp.80 jt

Kliring Rp.80 jt
BI giro Rp.80 jt
7/8/2017 29
Warkat-warkat yang diterima dan diserahkan oleh
bank-bank peserta kliring, dapat dijabarkan sbb :
Warkat kliring yang diserahkan suatu bank
kepada bank peserta lainnya :
1. Warkat debet keluar
2. Warkat kredit keluar
Warkat kliring yang diterima suatu bank dari
bank peserta lainnya :
1. Warkat debet masuk
2. Warkat kredit masuk

7/8/2017 30
Bank Indonesia
Neraca Kliring tanggal

Nama Bank yg kalah kliring Nama bank yang menang


kliring

Bank Mega Rp.80 jt Bank BCA Rp.30 jt


Bank Danamon Rp.50 jt

Jumlah debet Rp.80 jt Jumlah kredit Rp.80 jt

BI akan membukukan sbb :


Giro-Bank Mega Rp.80 jt
Giro-Bank BCA Rp.30 jt
Giro-Bank Danamon Rp.50 jt
7/8/2017 31
Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh Bank Indonesia akan
dipantau saldo minimum dari reserve requirement. Bila suatu
bank reserve requirement nya lebih rendah daripada apa yang
seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh Bank Indonesia.

7/8/2017 32

Anda mungkin juga menyukai