0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
168 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas metodologi audit lapangan kedua dan ketiga yang mencakup pengujian substantif dan pengendalian. Pengujian substantif terdiri dari pengujian detail saldo, transaksi, dan prosedur analitis. Sedangkan pengujian pengendalian meliputi pengujian bersamaan, tambahan, jenis, waktu, dan lingkup pengujian serta kerjasama dengan auditor intern. Dokumen juga membahas penentuan risiko audit dan prosedur pengujian substantif.
Deskripsi Asli:
Resiko pengendalian
Judul Asli
RESIKO PENGENDALIAN DAN UJI SUBSTANTIF PERTEMUAN 12 PPT (HUSNULFIANTI UNUS C30118201)
Dokumen tersebut membahas metodologi audit lapangan kedua dan ketiga yang mencakup pengujian substantif dan pengendalian. Pengujian substantif terdiri dari pengujian detail saldo, transaksi, dan prosedur analitis. Sedangkan pengujian pengendalian meliputi pengujian bersamaan, tambahan, jenis, waktu, dan lingkup pengujian serta kerjasama dengan auditor intern. Dokumen juga membahas penentuan risiko audit dan prosedur pengujian substantif.
Dokumen tersebut membahas metodologi audit lapangan kedua dan ketiga yang mencakup pengujian substantif dan pengendalian. Pengujian substantif terdiri dari pengujian detail saldo, transaksi, dan prosedur analitis. Sedangkan pengujian pengendalian meliputi pengujian bersamaan, tambahan, jenis, waktu, dan lingkup pengujian serta kerjasama dengan auditor intern. Dokumen juga membahas penentuan risiko audit dan prosedur pengujian substantif.
Uji Substansif Metodologi untuk Memenuhi Standar Pekerjaan Lapangan Kedua dan Ketiga
PRIMARILY SUBSTANTIVE LOWER ASSESSED LEVEL OF CONTROL RISK APPROAC APPROACH
Menggunakan asumsi Menggunakan asumsi
bahwa auditor bahwa auditor menganggap menganggap efektivitas efektivitivitas struktur struktur pengendalian pengendalian intern intern dapat diandalkan. kurang dapat diandalkan Auditor lebih ekstensif dan salah saji tidak dapat menerapkan pengujian dicegah atau dideteksi pengendalian, namun oleh struktur auditor tetap harus pengendalian intern klien. melakukan pengujian substantif secara terbatas. Tipe Pengujian Substantif 1. Pengujian detail saldo Meliputi 6 tahapan : menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun, menetapkan risiko pengendalian, merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis, merancang pengujian transaksi dan detail prosedur analitis. 2. Pengujian detail transaksi Dilakukan untuk menentukan : ketepatan autorisasi transaksi akuntansi klien, kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal, kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi ke dalam buku besar dan buku pembantu. 3. Prosedur analitis Kegunaan : Memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri klien, menilai kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan usahanya, mendeteksi ada tidaknya dilakukan pengurangan atas pengajuan audit detail Pengujian Pengendalian Pengujian Pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. a. Pengujian Pengendalian Bersamaan (Concurrent Tests of Controls) b. Pengujian Pengendalian Tambahan atau Pengujian Pengendalian yang Direncanakan c. Jenis Pengujian Pengendalian d. Waktu Pelaksanaan Pengujian Pengendalian e. Lingkup Pengujian Pengendalian f. Program Audit untuk Pengujian Pengendalian g. Kerja Sama Dengan Auditor Intern Dalam Pengujian Pengendalian h. Pengujian dengan tujuan ganda (dual-purpose tests) Penentuan Resiko Audit Menurut studi yang dilakukan oleh COSO, pembahasan tentang penentuan resiko adalah sebagai berikut: “Setiap entitas menghadapi berbagai resiko baik dari lua maupun dari dalam yang harus ditentukan. Persyaratan awal untuk menentukan resiko adalah adanya penetapan tujuan yang dihubungkan pada tingkat-tingkat yang berbeda dan konsisten di dalam organisasi. Penentuan resiko adalah identifikasi dan analisis resiko-resiko yang relevan untuk mencapai tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan resiko. Karena kondisi ekonomi, industri, peraturan, dan operasi akan terus menerus berubah, maka dibutuhkan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menangani resiko- resiko khusus yang berhubungan dengan perubahan.” 3 jenis pengujian substantif 1. Pengujian substantif atas transaksi Tujuan dari pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah semua tujuan audit berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives) telah terpenuhi untuk setiap kelastransaksi. 2. Prosedur analitis Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan dari jumlahjumlah yang dicatat dengan jumlah yang diharapkan yang disusun oleh auditor. tujuan utama prosedur analitis yang dilakukan pada tahap pelaksanaan audit atas saldo akun adalah sebagai berikut : • Mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan • Mengurangi pengujian terinci atas saldo. • Memahami bidang usaha klien. • Menetapkan kelangsungan hidup suatu satuan usaha. 3. Pengujian terinci atas saldo Hampir sama halnya dengan pengujian atas transaksi, pengujian rincian saldo harus dilakukan dengan memenuhi semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo bagi masing-masing akun yang signifikan. Prosedur Pengujian Substantif Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu: • Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka. • Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka. • Menginspeksi dokumen dan catatan. • Melakukan penghitungan kembali • Konfirmasi • Analisis • Tracing atau pengusutan • Vouching atau penelusuran