Anda di halaman 1dari 22

Respon Auditor atas risiko

yang dinilai

Kelompok 4:
Silvia Devlin N 192114009
Agustina Hesti W 192114025
Maria Cariensa 192114012
Ignasius Loyola Kristianto P 192114034
Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Ruang
Lingkup

Pendahuluan Tujuan

Pengertian
Ruang Lingkup Tujuan
• SA 330 Standar Audit (“SA”) ini • ISA 330 menyatakan “ Tujuan
berkaitan dengan tanggung auditor adalah untuk
jawab auditor untuk merancang memperoleh bukti audit cukup
dan menerapkan respons dan tepat yang berkaitan dengan
terhadap risiko kesalahan penilaian risiko kesalahan
penyajian material yang penyajian material, melalui
diidentifikasi dan dinilai oleh pendesainan dan penerapan
auditor dalam suatu audit atas respons yang tepat terhadap
laporan keuangan. risiko tersebut”.
PENGERTIAN
A. Jika auditor sudah menentukan bahwa salah saji material
yang dinilai, pada tingkat asersi merupakan risiko C. Prosedur substantif: Suatu prosedur audit yang dirancang
signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur substantif untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat
yang khusus menanggapi risiko tersebut. Dalam hal asersi. Prosedur substantif terdiri dari:
pendekatan terhadap risiko signifikan itu hanya terdiri atas (i) Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo
prosedur substantif, prosedur wajib uji rincian (SA 330.21). akun, dan pengungkapan); dan
B. Jika prosedur substantif dilaksanakan pada suatu tanggal (ii) Prosedur analitis substantif.
interim (tanggal ditengah tahun), auditor wajib meliputi
periode sisanya (antara tanggal interim sampai akhir tahun) D. Pengujian pengendalian: Suatu prosedur audit yang
dengan melaksanakan (SA 330.22): dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi
pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan
 Prosedur substantif yang dikombinasikan dengan uji mengoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat
pengendalian untuk periode sisa; atau asersi.
 Prosedur substantif selanjutnya saja yang memberikan
dasar yang layak untuk memperluas kesimpulan dari
tanggal interim ke akhir tahun, jika auditor menentukan
bahwa itu sudah cukup.
ISTILAH YANG MEMILIKI MAKNA

a) Catatan akuntansi-> Catatan entri akuntansi awal dan catatan


pendukungnya
b) Ketepatan Bukti-> Ukuran tentang kualitas bukti audit
c) Bukti audit->Informasi yang digunakan oleh auditor dalam menarik
kesimpulan basis opini auditor
d) Pakar Manajemen->Individu yang memiliki keahlian di bidang selain
akuntansi atau audit
e) Kecukupan Bukti-> Ukuran Kuantitas bukti audit
INFORMASI YANG DIGUNAKAN
UNTUK BUKTI AUDIT
a) Mempertimbangkan relevansi dan keandalan informasi
b) Memepertimbangkan signifikansi pekerjaan pakar:
a) Mengevaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas
b) Memperoleh pemahaman
c) Mengevaluasi kesesuaian pakar sebagai bukti audit untuk
asersi
c) Auditor harus mengevaluasi informasi:
a) Memperoleh bukti audit tentang akurasi dan kelengkapan
informasi
b) Mengevaluasi informasi apakah sudah tepat dan rinci
Keraguan Bukti audit
a) Bukti audit diperoleh dari suatu sumber yang bertentangan dengan
bukti audit yang diperoleh dari sumber lain
b) Auditor memiliki keraguan atas keandalan informasi yang digunakan
• Auditor harus menetukan tambahan prosedur audit untuk
menyelesaikan masalah tersebut
• Mempertimbangkan dampak terhadap aspek lain audit.
Sumber Bukti audit

a) Diperoleh dengan melaksanakan prosedur audit untuk


menguji catatan akuntansi
• Contoh: melalui analisis dan penelaahan
b) Keyakinan lebih tinggi jika adanya konsistensi antara
bukti audit dari sumber dan sifat berbeda
c) Informasi dari entitas yang digunakan untuk bukti berupa
konfirmasi dari pihak ketiga, laporan analisis dan data
pembanding
Prosedur Memperoleh Bukti audit

 Opini Auditor yang dilaksanakan dengan:


• Prosedur penilaian risiko
• Prosedur audit lanjutan:
o Pengujian pengendalian
o Prosedur memperoleh bukti audit
 Prosedur audit seperti observasi, konfirmasi internal,penghitungan
utang, pelaksanaan kembali, prosedur analitis, dan permintaan
keterangan dapat digunakan sebagai prosedur penilaian risiko,
pengujian pengendalian, atau prosedur substantif, bergantung pada
konteks yang diterapkan oleh auditor.
Prosedur Memperoleh Bukti audit

 Sifat dan saat prosedur audit yang digunakan dapat dipengaruhi


oleh fakta bahwa beberapa data akuntansi dan informasi
lainnya mungkin hanya tersedia dalam bentuk data elektronik atau
hanya tersedia pada waktu atau periode tertentu
 Beberapa informasi elektronik mungkin tidak dapat diperoleh
kembali setelah jangka waktu tertentu, sebagai contoh, jika
dokumen telah diubah dan jika tidak tersedia cadangan
(backup) dokumen.
ARSESI LAPORAN
KEUANGAN
• Asersi untuk Jenis Transaksi: • Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan:
1. Occurance 1.Occurance, rights, and obligations
2. Completeness 2.Completeness
3. Accuracy 3.Clasisification and understandability
4. Cut-off 4.Accuracy and valuation
5. Classification
• Asersi untuk Saldo Akun:
1.Existence
2.Rights and obligations
3.Completeness
4.Valuation and allocation
Pengujian Pengendalian
• Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap
efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika:
• (a) Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi
secara efektif; atau
• (b) Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang
cukup dan tepat pada tingkat asersi.
Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian
• Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus:
• (a) Melaksanakan prosedur audit lain yang dikombinasikan dengan permintaan
keterangan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian,
termasuk:
• (i) Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada waktu yang relevan selama
periode audit;
• (ii) Konsistensi penerapannya;
• (iii) Oleh siapa atau dengan cara apa pengendalian tersebut diterapkan.
• (b) Menentukan apakah pengendalian yang diuji bergantung pada pengendalian lain
(pengendalian tidak langsung) dan, jika demikian, apakah perlu untuk memperoleh bukti
audit yang mendukung efektivitas operasi pengendalian tidak langsung tersebut.
Prosedur Prosedur Substantif
• Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan
penyajian material, auditor harus merancang dan melaksanakan
prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang material.
• Auditor harus mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi
eksternal harus dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif.
Prosedur Substantif yang Berkaitan dengan
Peoses Tutup Buku Laporan Keuangan
• Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur
audit berikut yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan
keuangan:
• (a) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan
catatan akuntansi yang melandasinya; dan
• (b) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya
yang dibuat selama penyusunan laporan keuangan.
Prosedur Substantif Sebagai Respons
terhadap Risiko Signifikan
• Auditor harus melaksanakan prosedur substantif yang secara khusus
untuk merespons risiko tersebut. Ketika pendekatan terhadap risiko
signifikan hanya terdiri dari prosedur substantif, prosedur tersebut
harus mencakup pengujian rinci.
Kecukupan Bukti yang Memadai
Sufficiency of audit evidence (kecukupan bukti
audit) adalah ukuran kuantitas suatu bukti
audit.
Banyaknya bukti audit yang dibutuhkan
tergantung dari:
a.Penilaian auditor terhadap risiko salah saji
material
b.Mutu dari bukti audit tersebut
Kasus Mattel,inc. Pencetus Permainan “bill and
hold” dengan akuntansi

Mattel Inc. merupakan perusahaan mainan besar yang didirikan pada tahun 1945
oleh HaroldMatson dan Elliot Handler di negara bagian California Amerika Serikat.
Mattel mendesain, memproduksi dan memasarkan berbagai macam jenis mainan
keseluruh dunia. Merek Mattel termasuk : boneka barbie , hot wheels, barney, dll.
Hamper sejak didirikannya pada tahun 1945, Mattel terbilang sangat sukses, tetapi
perusahaan mulai mengalami permasalahan serius diawal tahun 1970-an. Mattel
mencoba beberapa skema akuntansi untuk menjaga pertumbuhannya yang tinggi,
termasuk program “bill and hold” cadangan persediaan yang kurang saji, amortisasi
biaya peralatan yang tidak tepat, tidak adanya pembayaran royalty, dan pemesanan
pembaruan asuransi pada periode yang salah (Knapp,2001).
Mattel Menciptakan istilah

Dalam upaya untuk menggelembungkan besarnya laba yang dilaporkan perusahaan, eksekutif
puncak menetapkan program “bill and hold”. Ini adalah contoh pertama dari istilah “ bill and hold”
untuk praktik penagihan kepada para pelanggan atas penjualan masa depan, pencatatan penjualan
dengan segera, dan menangani persediaan – bill and hold, SEC memberikan beberapa alasan
mengapa subjek penjualan tidak harus dicatat pada tahun 1971 (SEC,1981):

 Barang dagangan tidak dikirimkan


 Barang dagangan secara fisik tidak dipisahkan dari persediaan Mattel
 Pelanggan dapat membatalkan order tanpa adanya denda
 Mattel yang menanggung risiko-risiko kepemilikan
 Dalam banyak contoh, sejumlah faktur telah disiapkan tanpa sepengetahuan pelanggan.
Untuk mendukung penjualan bill and hold, Mattel menyiapkan order penjualan, faktur penjualan. dan
tagihan bongkar muat fiktif. Tagihan bongkar muat telah ditandatangani oleh karyawan yang sama, baik
sebagai karyawan perusahaan maupun sebagai karyawan perusahaan jasa angkutan umum dan diberi
tanda “bill and hold” di bagian depan. Ketika barang-barang tersebut benar-benar terjual kemudian,
catatan persediaan Mattel akan penuh dengan kesalahan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
Mattel mencadangkan nilai penjualan yang telah dilakukan, tetapi hal ini menciptakan adanya penjulan
negative untuk periode selanjutnya. Untuk memperbaiki masalah tersebut, Mattel mencatatat penjualan
fiktif sebesar $11 juta dalam buku besarnya , tetapi tidak mencatatanya di buku pembantu piutang usaha,
menciptakan perbedaan yang tidak direkonsiliasikan, Mattel mencadangkan sebesar $7 juta lainnya atas
penjualan bill and hold yang tersisa pada tahun fiskal 1972 (SEC,1981).
hghfgf
Auditor Mattel , Arthur Andersen , mengirim konfirmasi terkait akun piutang usaha. Konfirmasi yang
dikembalikan memiliki ketidaksesuaiaan antara apa yang dinyatakan pelanggan dengan apa yang dicatat
Mattel dalam pembukuannya. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, auditor memperoleh salinan
tagihan bongkar muat agar dapat menentukan apakah barang – barang tersebut benar-benar telah dikirim,
meskipun tagihan bongkar muat tesebut telah diberi tanda “bill and hold”, auditor tidak pernah meminta
mattel untuk menjelaskna frasa tersebut. Selanjutnya, tagihan bongkar muat kurang mensyaratkan rute
atau instruksi pengiriman. Tanda tangan karyawan baik sebgaai karyawan perusahaan maupun sebagai
karyawan perusahaan jasa angkutan umum, luput dari perhatian. (SEC,1981).
Ketika auditor menyimak laporan fiskal tahun 1972, pihaknya menemukan ayat jurnal pembalik
senilai $7 juta yang menyebabkan penjualan bulannan di buku besar menjadi berkurang $7 juta dan
nilai penjualan yang tertera dalam register faktur penjualan. Auditor staf menerima penjelaskan dari
karyawan Mattel saat membandingkan faktur yang disiapkan dengan computer dengan tagihan
bongkar muat. Auditor seniot dari Andersen mereviuw kertas kerja yang ditulis oleh stafnya,
“Membutuhkan penjelasan yang lebih baik. Hal ini terlihat seperti masalah yang besar”, tetapi
permasalahan yang perlu diinvestigasi tidak berlanjut. (Knapp, 2001)

Apakah Arthur Anderson akan memanfaatkan sejumlah prosedur analitis untuk mengevaluasi
seluruh kewajaran penjualan bulanan Mattel. Auditor harus dapat menemukan adanya variasi
penjualan bulanan yang nilainya tiddak biasa sejak tahun 1970 – 1972. Ini merupakan hasil
kesalahan yang berawal dari skema bill and hold dan jurnal pembalik yang dibuat selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai