DISUSUN OLEH :
NIM : 192114012
FAKULTAS EKONOMI
2020
PERANAN GURU DALAM MENANAMKAN SIKAP DISIPLIN SISWA
Abstrak
Kedisiplinan siswa terbentuk karena peran kepemimpinan guru yang secara tepat
menerapkan disiplin di sekolah. Guru juga memiliki peran sebagai suri teladan dalam
pelaksanaan disiplin. Peran guru dalam menanamkan kedisiplinan siswa adalah sebagai tokoh
teladan dan motivator. Sebagai tokoh teladan guru memberikan teladan kepada siswa dan
sebagai motivator guru selalu memberikan nasihat kepada siswa. Dalam menanamkan
kedisiplinan terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya berupa
pemberian hadiah sebagai apresiasi dan hukuman sebagai sanksi yang sangat berperan guna
mengatur pola maupun tingkah laku siswa agar selalu tertib dalam melaksanakan sebuah
kedisiplinan. Faktor penghambatnya berasal dari faktor internal siswa. Kedisiplinan penting
diterapkan guna menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman dan aman di sekolah.
PENDAHULUAN
Menurut Huda (2010) menjelaskan, “disiplin adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang
dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah
secara keseluruhan.” Doyle (dalam Danim, 2002) mengemukakan pendapat bahwa dua peran
utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan
memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan di sini mencakup hal-hal yang
terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti tata letak tempat
duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta
didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber
belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran,
lingkungan belajar, dan lain-lain.
Guru juga memiliki peran sebagai contoh teladan dalam pelaksanaan disiplin. Teladan
guru sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan siswa karena guru dijadikan teladan dan
panutan oleh para siswanya. Guru harus memberi contoh baik yang sesuai antara kata dengan
perbuatan. Dengan teladan guru yang baik, kedisiplinan siswa pun akan ikut baik. Jika teladan
guru kurang baik (kurang disiplin), para siswa pun akan kurang disiplin. Maka, guru harus
menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani siswanya, hal inilah yang
mengharuskan guru mempunyai kedisiplinan yang baik agar para siswa pun mempunyai disiplin
yang baik pula.
Disiplin sangat penting untuk ditanamkan dalam diri siswa. Disiplin merupakan prasyarat
pembentukan sikap, dengan tertanamnya kedisiplinan maka siswa diantarkan menjadi siswa yang
sukses karena disiplin merupakan dorongan untuk menjadi orang sukses. Disiplin yang dimiliki
oleh siswa akan membantu siswa dalam tingkah laku sehari-hari, baik di rumah maupun di
sekolah. Aturan di sekolah juga dapat dilaksanakan dengan baik apabila siswa sudah
membiasakan untuk bersikap disiplin.
Ada 2 faktor penyebab timbulnya tingkah laku dislipin yaitu kebijaksanaan aturan itu
sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri. Aturan dibuat untuk dilaksanakan
agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat.
Jika aturan dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya, jika
peraturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat.
Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada.
Sebaliknya, aturan yang tegas akan membuat orang mematuhinya.
Sanjaya (2005:9) mengemukakan bahwa disiplin adalah hal yang sangatlah diperlukan
bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah tercapai.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa tujuan disiplin ditanamkan dalam diri siswa adalah
memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemdiknas : 2003).
PEMBAHASAN
Guru adalah orangtua siswa saat di sekolah. Hal itu berhubungan dengan perannya untuk
membentuk karakter siswa maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan perannya
tersebut. Menurut Sinamo (2010:8), guru sebagai teladan dalam pembentukan karakter memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1) Guru harus mengetahui karakter apa saja yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik, 2) Guru harus meneladani teladan seluruh alam yaitu
Allah sang pencipta. Ketika guru mengikut teladan Kristus maka guru tersebut akan mampu
menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya, 3) Guru harus benar-benar mengetahui
prinsip-prinsip keteladanan. Bahwa keteladanan dimulai dari diri sendiri, 4) Guru harus
mengetahui tahapan perkembangan siswa sehingga mampu memilih metode pembelajaran yang
tepat untuk mendidik karakter anak didiknya. Setelah guru benar-benar mempunyai karakteristik
terseubut, barula guru tersebut dapat mendidik dengan baik siswanya untuk belajar disiplin.
Setelah siswa dididik untuk disiplin, ada 2 kemungkinan. Pertama, siswa tersebut menjadi
siswa yang disiplin. Kedua, siswa tersebut belum memiliki sikap disiplin. Dari kedua hasil
tersebut, guru dapat melakukan evaluasi. Slameto (2013: 51-52) mengemukakan bahwa evaluasi
merupakan bagian mutlak dari pengajaran, dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar
yang wajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil-hasil
pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri, serta
orangtuanya. Dapat pula evaluasi dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan
untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa sebagai perseorangan, dan dapat juga
membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik. Jadi, dengan evaluasi dari guru serta didikan
orangtua pendidikan karakter pada siswa dapat lebih baik khususnya kedisiplinan mereka.
Menurut saya, guru adalah orangtua siswa di sekolah. Karakter siswa secara dasar
memang dapat terbentuk karena didikan oragtuanya di rumah. Namun, guru dapat membantu
agar karakter siswa tersebut lebih terbentuk melalui apa yang diajarkan di sekolah. Contohnya,
karakter kedisiplinan. Guru harus bisa menjadi teladan bagi siswanya. Contohnya saja, guru
masuk kelas tepat waktu dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar juga harus tepat waktu.
Dengan begitu, siswa akan menerapkan sikap disiplin di setiap kegiatannya.
PENUTUP
Kedisiplinan merupakan salah satu pendidikan karakter bagi siswa. Siswa dapat disiplin
dengan bantuan dari didikan orangtua serta bimbingan dan evaluasi dari guru. Guru yang
mendidik siswa tersebut pun harus mempunyai karakteristik yang baik terlebih dahulu agar dapat
menjadi teladan bagi siswanya, Dengan begitu maka sikap disiplin siswa dapat terbentuk dengan
baik.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa, yaitu faktor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung dalam kedisiplinan adalah adanya sebuah hadiah kepada siswa
yang berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Pemberian hadiah
dimaksudkan agar siswa lebih terpacu bersemangat di sekolah. Siswa yang berprestasi dan siswa
yang memiliki kedisiplinan dengan baik akan diberikan sebuah hadiah dari sekolah maupun dari
guru kelasnya. Hadiah bisa berupa uang maupun barang seperti alat tulis dan buku sekolah.
Selain adanya pemberian hadiah tentunya adanya sebuah hukuman sebagai sanksi siswa yang
melanggar sebuah peraturan di sekolah. Adanya hukuman tersebut tentunya demi menjaga
tingkah laku siswa agar lebih baik. Hukuman yang diberikan juga sangat adil dan tidak
memberatkan siswa karena sudah disetujui dari beberapa pihak. Faktor penghambat kedisiplinan
siswa adalah faktor internal dari siswa itu sendiri. Dalam menanamkan kedisiplinan, faktor anak
juga perlu diperhatikan, mengingat siswa mempunyai potensi dan kepribadian yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat
akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Kedisiplinan sangatlah penting bagi para siswa, disiplin bukan hanya untuk menjalankan
segala aturan sesuai dengan waktunya melainkan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan yang
tinggi. Contohnya disiplin waktu, seorang siswa yang menjalankan aktivitas dengan disiplin ia
cenderung akan menghargai waktu dan mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
Disiplin dalam belajar, siswa akan membagi jadwal belajar dengan efektif, sehingga dalam
menjalankan aktivitas belajar, siswa bisa membagi mana yang diprioritaskan terlebih dahulu.
Untuk itu siswa dituntut untuk menjadikan kedisiplinan sebagai budaya dalam meraih
keberhasilan. Dalam kebersihan juga terlihat ketika siswa disiplin dalam membuang dan
mengelola sampah agar lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA