Anda di halaman 1dari 11

Strategi Guru Kelas Tinggi Sekolah Dasar Negeri 1 Tiworo Selatan Dalam

Menumbuhkan Disiplin Siswa Melalui Manajemen Kelas

Fatmawati

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Terbuka

fatmawatiamma236@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan pada penelitian menggambarkan teknik atau strategi guru kelas tinggi sekolah dasar
dalam menaikkan jiwa disiplin siswa melalui manajemen kelas. Subjek penelitian kali ini
berada pada tingkat Sekolah Dasar kelas 4. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan termasuk dalam kategori penelitian kualitatif fenomenologi. Subjek penelitian adalah
seorang guru kelas IV sekolah dasar negeri 1 Tiworo Selatan dan data dikumpulkan melalui
observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian yang didapatkan siswa SD telah mencapai
target yang diinginkan yaitu sikap displin dan tanggung jawabnya sangat baik. Hal ini
ditunjukkan melalui hasil penelitian dimana peserta didik mengikuti aturan dan norma-norma
yang ada. Metode seorang guru dalam menaikkan jiwa displin siswa melalui manajemen kelas
telah dilakukan secara maksimal. Hal ini ditunjukkan seorang pendidik dalam pembelajaran
sehari-hari dalam memanajemen dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik.
Keberhasilan manajemen guru dilihat dari cara guru mengolah suasana kelas, mulai dari
pengaturan ruang dan tempat duduk, mampu menumbuhkan sikap dan hubungan baik dengan
peserta didik. Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan bahwa manajemen kelas yang efektif
dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.

Kata kunci: Disiplin, Manajemen kelas, Strategi


PENDAHULUAN
Pendidikan menjadi salah satu dasar terpenting dalam hidup manusia. Sikap pendidik
yang mendidik berdampak pada perkembangan jiwa siswa, sehingga guru harus memiliki
sikap yang sesuai dengan tanggung jawab profesional mereka. Ini berarti bahwa pencapaian
tujuan pendidikan sangat bergantung pada guru dan metode pembelajaran yang dirancang dan
diterapkan secara profesional. Akibatnya, tanggung jawab pendidik adalah membuat proses
pembelajaran menarik. Guru tidak hanya harus mengajarkan dan mentransfer pengetahuan
kepada siswanya, tetapi juga harus dapat membantu siswa menjadi lebih baik (Warif, 2019).
Disipilin belajar adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas dengan bebas dan
tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. ‘’Discipline is positive behaviours,
positive ways to express the feelings, positive ways to play, and family values “(Menurut Janet
Dalam Sari, 2017). Disipilin belajar adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas
dengan bebas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. menggambarkan
berbagai macam disiplin belajar, seperti mengikuti tata tertib sekolah, berperilaku disiplin
dalam kelas, mengikuti jadwal belajar, dan belajar secara teratur (Arikunto dalam Sari, 2017).
Tu’u dalam Sari Mengatakan bahwa kedisiplinan adalah cara untuk mengikuti dan mematuhi
peraturan sekolah, yang mencakup mengatur waktu belajar di rumah, belajar dengan rajin dan
teratur, memberikan perhatian yang baik kepada siswa saat belajar di kelas, dan menjaga
ketertiban di kelas. menyatakan bahwa karakteristik disiplin meliputi ketaatan, partisipasi
yang penuh, kesopanan, dan kesetiaan (Sari dn Hady, 2017).
Semakin baik guru mengelola kelas, semakin disiplin belajar siswa. Ini ditunjukkan
oleh motivasi siswa, tetapi manajemen kelas juga dapat mempengaruhi kesadaran dan
perilaku siswa dalam belajar. Selain itu, manajemen kelas dapat mempengaruhi keberhasilan
akademik siswa. Siswa yang displin diharapkan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dan
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam pembelajaran (Sari dn Hady, 2017). Sangat
penting untuk membahas pengelolaan kelas sekarang dan di masa depan. Semua yang
termasuk dalam pengelolaan kelas, mulai dari hal-hal yang paling dasar seperti masalah ruang
kelas, kursi, meja, lemari, alat tulis, hingga masalah desain tata letak paedagogi dan
penggunaan media sebagai media pembelajaran. Selama proses pembelajaran, guru dengan
pengalaman yang cukup lama tidak menghadapi banyak kesulitan dalam mengelola kelas.
Namun, guru baru tentunya harus melakukan banyak upaya untuk menerapkan metode-
metode pengelolaan kelas (Azman, 2019). Pendidik yang gagal menyampaikan pelajaran
tidak selalu sempurna karena mereka kurang memahami materi yang akan disampaikan, tetapi
karena mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan pelajaran secara efektif dan menarik
sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan menghibur. Pendidik harus
memahami pendekatan dan teknik pembelajaran agar belajar menyenangkan dan
mengasikkan. Mereka juga harus memahami teori dan teknik belajar yang tepat (Kadir, 2014).
Pendidikan moral, akhlak, agama, perasaan dan emosi, kemampuan bermasyarakat,
dan disiplin adalah komponen penting dari pembinaan disiplin dan perilaku yang diharapkan
menjadi kebiasaan yang baik. Pendidikan juga dapat membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri dan kontrol diri yang baik, yang diperlukan untuk memiliki kesadaran diri
dan perasaan yang baik tentang dirinya sendiri, serta perasaan tanggung jawab dan kepedulian
terhadap lingkungan mereka. Pada dasarnya, membentuk disiplin adalah suatu proses
mengajar mereka dan kita sendiri (Rohman, 2018).
Perbaikan adalah cara menaikkan mutu pendidikan dan nilai karakter pendidikan di
Indonesia dapat dilakukan. perbaikan yang dimaksud bertujuan untuk membangun nilai-nilai
karakter siswa dengan tujuan utamanya adalah agar siswa dapat memperlihatkan nilaai
karakter sebenarnya yang ada dalam dirinya dan dapat menuangkan apa yang menjadi cirri
khasnya dalam kehidupan sehari-hari. Di lingkungan sekolah juga tempat yang paling cocok
bagi seorang siswa untuk melihat dan mengaplikasikan karakter yang dimilikinya dan juga
sekaligus dapat menumbuhkan karakter siswa menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya.
Sekolah Dasar menjadi salah satu jenjang agar pendidikan karakter dapat
diaplikasikan. Pendidikan holistik berfokus pada nilai-nilai religius, berpikir logis, kritis,
kreatif, jujur, inovatif, peduli pada lingkungan, kerjasama, disiplin, percaya diri, mandiri, dan
tanggung jawab untuk membangun karakter siswa di sekolah dasar (Sudarsana dalam
Yantoro, 2020). Oleh karena holistik berarti secara menyeluruh, pendidikan karakter dapat
diterapkan secara luas dan terkait dengan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
menumbuhkan sikap disiplin siswa, pengaplikasian ini sangat membantu siswa untuk
mendapatkan karakter yang baik dan menumbuhkan sikap disiplin.
Efektivitas pengelolaan kelas ditentukan oleh kemampuan peserta didik dan daya
serap mereka dalam kegiatan belajar. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas tepat waktu,
aktivitas tidak terhemti, dan belajar secara mandiri. Oleh karena itu, tujuan pengelolaan kelas
terkait erat dengan menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik
meningkatkan kemampuan dan mencapai prestasi akademik yang optimal (Kadir, 2014).
Pembelajaran di kelas membutuhkan manajemen. Ini penting karena fungsi kelas
harus dioptimalkan untuk belajar lebih baik dan lebih efektif. Manajemen kelas adalah
tanggapan terhadap tuntutan yang semakin meningkat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, yang dimulai di kelas. Guru diwajibkan untuk menghasilkan siswa yang sesuai
dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Toharudin, M, 2020).
Belajar adalah proses berpikir dan merasakan atau mental dan emosional. Saat
seseorang belajar, pikiran dan perasaan mereka tetap aktif. Hanya orang yang terlibat yang
dapat merasakan aktivitas ini. Guru tidak dapat menyaksikan bagaimana pikiran dan perasaan
siswa bergerak. Dengan bertanya, menaggapi, menjawab pertanyaan guru, berbicara,
memecahkan masalah, merangkum, dan melaporkan hasil kerja, guru melihat apa yang
dilakukan siswa (Kusumawati & Maruti, 2009).
Karena ada tahapan, terutama dalam kegiatan inti, proses pembelajaran ini dapat
disamakan dengan proses ilmiah. Pendekatan saintifik juga dapat didefinisikan sebagai cara
siswa meningkatkan sikap sosial dan religius, serta pengetahuan dan keterampilan mereka
saat menggunakan materi pelajaran. guru hanya fasilitator dan motivator saja. guru tidak perlu
menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi, melainkan siswa sendiri yang
menggali dan membangun konsep pengetahian (Mariayaningsih & Hidayati, 2018).
Kepala sekolah dalam memimpin harus mampu menghimpun semua warga sekolah,
mengelola fasilitas sekolah, menegakkan displin dan memotivasi semua personal untuk
berprestasi. Untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani dan berwibawa, sekurang-
kurangnya harus jujur, disiplin dan mendisiplinkan orang lain, memiliki emosi yang stabil,
bersikap terbuka dan membela kebenaran. Kepemimpinan seperti ini pasti akan mampu
mendukung atau meningkatkan disiplin guru, tenaga kependidikan dan siswa (Dakhi, 2020).
Keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada seberapa efektif guru mengelola
kelas. Manajemen kelas sangat penting untuk membantu proses pembelajaran. Konsep
manajemen mencakup semua hal, seperti bagaimana guru harus merancang keterlibatan dan
kerja sama siswa dalam aktivitas kelas dan menata lingkungan kerja agar lebih produktif.
Guru yang menggunakan manajemen kelas sebagai cara untuk menciptakan lingkungan
belajar yang baik cenderung lebih sukses daripada guru yang hanya mengawasi disiplin.
(Afriza, 2014).
Sikap disiplin merupakan salah satu karakter yang harus dibentuk pada peserta didik
mulai dari awal tumbuh dan berkembang. Lingkungan, terutama keluarga, siswa hendaknya
dilatih mengenai kebiasaan atau perilaku yang baik yang berhubungan langsung dengan nilai,
norma dan peraturan yang ada. Sikap disiplin secara tidak langsung dapat mengatur
kehidupan siswa karena telah menjadi kebiasaan siswa dan telah melekat dalam diri siswa
tersebut. karena kedisiplinan ini sangat penting bagi siswa, agar kehidupannya menjadi
teratur. Menurut Sudarsana (dalam Yantoro, 2020), dididik dan dimotivasi untuk mencapai
tujuan hidupnya melalui perilaku yang menunjukkan konsistensi dan kepatuhan terhadap
berbagai aturan, aturan, dan norma kehidupan..
Disiplin sangat dibutuhkan oleh peserta didik, dimana manfaat disiplin sangatlah terlihat.
Secara sadar peserta didik akan membentuk perubahan didalam dirinya secara teratur dengan
tertata hingga suatu saat nantinya siswa akan meraih kesuksesaan dan mencapai cita-citanya.
Menurut Narwanti (dalam Yantoro, 2020), disiplin didefinisikan sebagai perilaku yang
menunjukkan konsistensi dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan yang telah ditetapkan,
seperti terhadap peraturan, tata tertib, norma kehidupan yang berlaku karena di dorong adanya
kesadaran dari dalam dirinya untuk melaksanakan tujuan hidupnya.
Salah satu tujuan dalam suatu pembelajaran yaitu mampu menggambarkan Proses dan
hasil belajar siswa harus sesuai dengan tujuan. (Yantoro, dkk, 2020). Pembelajaran kurikulum
2013 harus seimbang antara proses dan hasil akhir belajar, disitulah peran guru sangat
diharapkan. Guru harus mampu mengelola dan mengatur peserta didik dalam hal belajar
untuk kefektifan dalam pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Salah satu tanggung jawab seorang guru adalah meningkatkan jiwa disiplin siswa, yang
tentunya membutuhkan penerapan strategi dalam proses belajar-mengajar. Salah satu cara
guru meningkatkan disiplin adalah dengan mengelola kelas dengan baik (Yantoro, dkk, 2020).
Dalam memanajemen kelas, guru menjadi focus utama dalam perannya sebagi pendidik.
Untuk menjadi guru yang baik, pengalaman dan pengetahuan yang baik diperlukan. Salah
satu komponen penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran adalah
manajemen kelas. Guru yang mampu mengelola kelas dengan baik akan membentuk sikap
disiplin yang baik pada siswa mereka.
Keadaan fisik (kondisi kelas), keadaan non-fisik (emosi guru), dan kondisi organisasional
adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan manajemen kelas. (Yantoro,
dkk, 2020). Tidak selalu pendidik gagal menyampaikan materi karena mereka tidak
memahaminya, tetapi karena mereka tidak tahu cara menyampaikan informasi dengan cara
yang tepat dan menarik sehingga siswa menikmati belajar. Berdasarkan hal yang telah
dijelaskan sebelumnya, Penulis akan membahas metode dan pendekatan yang digunakan guru
kelas tinggi di SD Negeri 1 Tiworo Selatan di Sekolah Dasar Kelas IV untuk meningkatkan
disiplin siswa melalui manajemen kelas..
Keadaan fisik (kondisi kelas), keadaan non-fisik (emosi guru), dan kondisi organisasional
adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan manajemen kelas. (Yantoro,
dkk, 2020). Tidak selalu pendidik gagal menyampaikan materi karena mereka tidak
memahaminya, tetapi karena mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan materi dengan cara
yang tepat dan menarik sehingga siswa menikmati belajar. Berdasarkan hal yang telah
dijelaskan sebelumnya, Penulis akan membahas metode dan pendekatan yang digunakan guru
kelas tinggi di SD Negeri 1 Tiworo Selatan di Sekolah Dasar Kelas IV untuk meningkatkan
disiplin siswa melalui manajemen kelas..

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Februari sampai Sabtu, 6 Mei 2023 dan
bertempat di Sekolah Dasar Negeri 1 Tiworo Selatan. Penelitian ini menggunakan indikator
manajemen kelas dan disiplin. Dalam penelitian ini, beberapa indikator manajemen kelas
digunakan: faktor fisik (kondisi kelas), faktor non-fisik (emosi sosial), dan kondisi
organisasil. Mereka menggunakan indikator ini untuk membuat pengamatan khusus dan
mengajukan pertanyaan wawancara. (Yantoro, dkk., 2020). Penelitian fenomenologi ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti hanya akan melihat cara guru meningkatkan
disiplin siswa di sekolah dasar karena ini adalah pendekatan kualitatif. Namun, fenomenologi
adalah jenis penelitian yang berfokus pada fenomena atau peristiwa. Fenomena yang
dimaksud adalah peristiwa yang benar-benar terjadi di sekolah dasar tersebut.
Guru kelas tinggi menjadi subjek dalam penelitian ini. Peneliti memilih kelas tinggi karena
dianggap memenuhi persyaratan peneliti. Peneliti lebih suka kelas IV. Hanya ada satu
rombongan siswa kelas IV di sana. Di sekolah dasar negeri 1 Tiworo Selatan, subjek berada
di kelas empat. Selama lima pertemuan, observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah
divalidasi oleh validator ahli manajemen kelas Peneliti akan melakukan wawancara langsung
dengan subjek penelitian jika temuan observasi tidak menunjukkan atau tidak sesuai dengan
indikator penelitian. Pendokumentasian yang terdiri dari foto-foto, video, dan rekaman
wawancara juga akan mendukung kedua metode tersebut. Metode analisis data adalah
deskriptif kualitatif. Model kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
digunakan untuk melakukan analisis ini. Berikut ini adalah proses analisis data: (1) reduksi
data, peneliti memilih dan menafsirkan data lapangan, memilih dan kemudian membuat fokus
masalah, (2) penyajian data, data ini akan disajikan dalam teks naratif yang disusun
terstruktur dengan penjelasan tentang masalah yang ditemukan, dan (3) penarikan
kesimpulan, setelah melakukan reduksi dan penyajian data, menarik kesimpulan berarti
mengungkapkan inti dari yang telah ditemukan dan disusun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, beberapa indikator manajemen kelas digunakan: faktor fisik
(kondisi kelas), faktor non-fisik (sosio-emosional), dan kondisi organisasional. Faktor-faktor
ini digunakan untuk membuat pengamatan khusus dan mengajukan pertanyaan wawancara.
Tabel Kisi-Kisi Pedoman dalam Manajemen Kelas
Tabel 1. Kisi-kisi pedoman dalam manajemen kelas
No. Indikator Sub-Indikator
1. Faktor Fisik 1. Ruang tempat berlangsungnya proses
(Kondisi Kelas) pembelajaran

2. Pengaturan Tempat duduk


3. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
4. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Kehadiran di kelas
2. Faktor Non Fisik (Kondisi 1. Tipe Kepemimpinan
Sosio-Emosional) 2. Sikap Guru
3. Suara Guru
4. Pembinaan Hubungan Baik
3. Kondisi Organisasional 1. Guru Berhalangan Hadir
2. Masalah antar Peserta Didik
3. Kegiatan Rutin

Pencapaian indikator manajemen kelas yang dilakukan guru dapat menunjukkan


keberhasilan manajemen kelas mereka. Penggunaan manajemen kelas ternyata dapat
membuat peserta didik berdisiplin. Siswa harus memiliki disiplin belajar yang baik untuk
membuat suasana belajar menjadi kondusif dan optimal. Siswa harus memiliki perhatian yang
baik saat belajar dan mematuhi tata tertib. menepati jadwal dan waktu, dapat berpartisipasi
secara aktif, sopan, dan kehadiran yang baik di kelas. Kehadiran siswa di kelas merupakan
bagian penting dari penerapan disiplin belajar., Bagaimana seorang siswa dapat dianggap
disiplin jika tidak hadir di kelas?
1. Keadaan Fisik (Kondisi Kelas)
Melihat keadaan fisik (kondisi kelas), atau keadaan di kelas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ruangan kelas IV telah diatur dengan baik. Mulai dari posisi tempat
duduk dan jarak antara mereka, semuanya telah diatur dengan baik. Guru kelas IV juga sering
mengubah tempat duduk siswa setiap dua minggu agar seluruh siswa kelas mendapat
kesempatan duduk didepan. Pencahayaan didalam ruangan juga memadai serta sirkulasi udara
sudah bagus karena terdapat enam jendela dan ventilasi sebanyak sepuluh, sehingga
memungkinkan banyak udara yang masuk. Hal ini membuat ruangan dalam kelas tidak sesak
dan tidak panas, sehingga konsentrasi siswa terganggu.
Pengaturan penyimpanan barang-barang dan hiasan dalam ruang kelas sudah bagus
penempatannya sehingga siswa merasa nyaman, selian itu ruangan kelas juga diberikan
beberapa benda untuk bermain sehingga siswa tidak bosan. Guru kelas IV juga mengajarkan
siswa untuk selalu disiplin waktu dan merapikan kembali barang masing-masing. Kebersihan
ruangan juga terjaga, karena guru kelas IV membuatkan jadwal piket kelas agar siswa mampu
menjaga kebersihan agar tetap rapi dan bersih. Petugas piket selalu menyelesaikan tugasnya
dengan baik, yang menunjukkan bahwa siswa lebih disiplin dan ingin menyelesaikan tugas
sesuai aturan. Dari perubahan ini, seorang guru dapat menyimpulkan sementara bahwa
manajemen kelas yang diteliti sudah hamper berhasil.
2. Keadaan Non Fisik (Kondisi Sosio-Emosional)
Melihat keadaan non-fisik (kondisi sosio-ekonomi), yaitu melihat bagaimana guru
menggunakan sikap sosial dan emosinya untuk mengajar atau berinteraksi dengan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah bersikap adil, sabar, ramah, dan menjadi guru
yang baik bagi siswa mereka. Selain itu, siswa ingin mengikuti aturan sekolah. Ada banyak
aturan, termasuk tidak terlambat ke sekolah, mengenakan pakaian yang sesuai dengan
peraturan, membuang sampah di tempatnya, dan tidak merusak fasilitas sekolah yang telah
diadakan. Agar siswa tidak bosan saat dalam proses belajar, Untuk menarik perhatian siswa,
guru menggunakan intonasi suara mereka. Hal ini membuat siswa lebih bergairah dalam
menghadapi pembelajaran. Memainkan intonasi peserta dalam hal ini adalah menaik-turunkan
suara dan juga sedikit nada. Intonasi suara guru dalam menyampaikan materi sudah baik,
hingga pada akhirnya siswa mudah meresapi dan memahami percakapan seorang pendidik. .
Selain itu, guru juga terkadang memberikan pertanyaan langsung kepada peserta
didiksehingga mereka mudah mengingat materi dan tidak takut untuk bertanya kepada guru
mereka. Guru juga telah memiliki hubungan dan ikatan yang baik dengan siswa, Ini dapat
dilihat dari interaksi guru-siswa di dalam dan di luar kelas. Guru memberikan sikap tauladan
dan contoh yang baik terhadap peserta didik, seperti jika berpapasan atau bertemu mereka
saling menyapa. Peserta didik merasa adil, patuh, dan menghormati guru mereka karena hal
ini. Tidak ada rasa canggung tercipta antara guru dengan peserta didik.
3. Kondisi Organisasional
Kondisi organisasi guru dengan peserta didik, dimana saat guru berhalangan untuk hadir
ke sekolah, guru akan meminta izin dan menyuruh guru pengganti untuk mengajar dikelas.
Berdasarkan hal tersebut, guru memberikan contoh perilaku dan tanggungjawab yang baik
peada peserta didik. Hal tersebut mengajarkan kepada peserta didik untuk tetap melaksanakan
tugas-tuganya atau tetap belajar dalam kelas meskipun guru tidak hadir. Selain itu, pendidik
mengajarkan siswa untuk selalu meminta izin jika mereka sakit atau ada kegiatan penting.
Menurut uraian tersebut, peserta didik akan mencontoh perilaku gurunya, sehingga mereka
menjadi taat pada aturan.
Ketika timbul beberapa masalah antara guru dan peserta didik,seorang pendidik harus
selalu ada dalam memberikan solusi dan mendengarkan peserta didiknya. Apabila terjadi
konflik antara peserta didik, Guru akan membantu menyelesaikan masalah di antara
keduanya. Oleh karena itu, Guru akan dipandang sebagai orang yang mampu menyelesaikan
masalah siswa. Selain itu, guru selalu menghadiri upacara dan beberapa kegiatan disekolah
serta menghimbau peserta didik untuk ikut dalam upacara dan beberapa kegiatan wajib yang
dilaksanakan oleh sekolah. Hal tersebut mengajarkan guru kepada peserta didik untuk
menumbuhkan sikap disiplin terhadap aturan-aturan yang berlaku disekolah. Seperti kegiatan
setiap pagi, dimana peserta didik akan berbaris atau melaksanakan apel pagi sehingga peserta
didik akan terbiasa berbaris atau apel pagi tanpa harus disuruh oleh guru.
Hasil dari pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa guru di Sekolah Dasar
Negeri 1 Tiworo Selatan sudah melaksanakan manajemen kelas dengan teratur dan baik. Hal
ini dilihat dari manajemen guru yang dijalankan telah sesuai dengan indikator keberhasilan
pendidikan manajemen. Manajemen yang diterapkan oleh guru mampu membuat peserta
didik bersikap disiplin dan bertanggungjawab. Strategi guru dalam manajemen kelas yang
optimal, ternyata menyebabkan aspek disiplin yang ditunjukkan guru tersebut. Selain daripada
itu, peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Tiworo Selatan juga telah berperilaku
sesuai dengan aturan dan norma-norma yang ada, serta mendengarkan semua perkataan guru
dengan baik. Karena efek positif itulah, peneliti dapat sampai pada kesimpulan bahwa
pendekatan guru untuk menumbuhkan disiplin dapat diatasi dengan memaksimalkan
manajemen kelas.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menemukan bahwa metode yang digunakan guru dalam mengelola kelas
untuk meningkatkan sikap disiplin peserta didik berhasil. Hal ini karena guru mampu
memanajemen dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Keberhasilan guru
dalam menumbuhkan sikap disiplin ditunjukkan oleh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 1 Tiworo Selatan menaati aturan yang ditetapkan, memiliki hubungan yang baik
dengan guru dan juga antar peserta didik, peserta didik mampu bertanggungjawab dan
mendengarkan perkataan guru. Selain itu, guru mampu memberikan suasana yang nyaman
dan teraarah didalam kelas. Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebaiknya guru
memberikan beberapa pelajaran atau dalam bentuk permainan (games) agar peserta didik
lebih bersemangat. Melalui manajemen kelas, guru dan pihak sekolah harus memberikan
perhatian khusus pada peningkatan pembinaan disiplin siswa. Dengan membuat aturan kelas
yang disepakati oleh siswa dan guru, guru dapat membangun hubungan yang lebih dekat
dengan siswa. Sangat bagus bagi guru untuk mencapai kesepakatan ini pada awal pertemuan
di kelas. Aturan harus diimbangi dengan hukuman dan hukuman yang benar-benar diterapkan
untuk mendidik siswa yang kurang disiplin bukan hanya formalitas sehingga ada keadilan dan
perubahan pada siswa yang kurang disiplin. Jika ada hubungan yang baik antara guru dan
siswa, hukuman yang diberikan guru dapat membantu meningkatkan kesadaran mereka.
Selain itu, guru harus menjadi role model dengan menunjukkan contoh perilaku disiplin yang
mudah diikuti oleh siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriza, S.Ag., M.pd, 2014, Manajemen Kelas, Penerbit Deepublish, Pekanbaru, ISBN: 978-
602- 14957-5-9, v 116hal. 140 x 205 mm.

Azman, Z., 2020, Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran, Jurnal Edification, Vol. 2, No. 02.

Dakhi, A. S., 2020, Kiat Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa, Penerbit Deepublish, Sleman,
ISBN: 978-623-02-1537-7.

Kadir, ST. F., 2014, Keterampilan Mengelola Kelas Dan Implementasinya Dalam Proses
Pembelajaran, Jurnal Al-Ta’dib,Vol. 7 No. 2.

Kusumawati, N. dan Endang S. M., 2019, Strategi Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar,
Penerbit Cv. Ae Media Grafika, Magetan, ISBN: 978-602-6637-42-0

Maryaningsih, N. dan Mistina H., 2018, Bukan Kelas Biasa, CV. Kekata Group, Surakarta

Rohman, F., 2018, Peran Pendidik Dalam Pembinaan Disiplin Siswa Di Sekolah / Madrasah,
Provided E-Journal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Sari, B. P., Hady S. H., 2017, Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Melalui Manajemen
Kelas, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2 No. 2, Juli 2017, Hal. 233-
241
Toharudin, M., 2020, Buku Ajar Manajemen Kelas, Penerbit Lakeisha, Jateng, ISBN: 978-
623-7887-53-9,

Warif, M., 2019, Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik Yang Malas Belajar,
Tarbawi Jurnal Pendidikan Agama Islam, V.(4) No.(1).

Yantoro, Issaura S. P., Eka P., Erni I., 2020, Strategi Guru Kelas Tinggi Sekolah Dasar Dalam
Menumbuhkan Disiplin Siswa Melalui Manajemen Kelas, Jurnal Elementary, Vol. 6
No. 1.

Anda mungkin juga menyukai